6 research outputs found

    Pengelolaan dan Pemberdayaan Harta Benda Wakaf Berdasarkan Prinsip Maqashid Asy-Syariah (Studi Kasus Desa Pakatto Kabupaten Gowa)

    Get PDF
    Masyarakat Desa Pakatto cenderung memberikan wakaf hanya berupa tanah dan peruntukkannya hanya untuk membangun sebuah masjid. Peran nazhir dalam mengelola dan memberdayakan harta benda wakaf berdasarkan prinsip Maqashid Asy-Syariah. Masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan dan pemberdayaan harta benda wakaf di desa Pakatto, bagaimana pengelolaan dan pemberdayaan harta benda wakaf berdasarkan prinsip Maqashid Asy-Syariah di desa Pakatto dan bagaimana pengelolaan dan pemberdayaan harta benda wakaf berdasarkan prinsip Maqashid As-Syariah menyangkut kesejahteraan umat di desa Pakatto. Adapun tujuan untuk mengetahui pengelolaan dan pemberdayaan harta benda wakaf di desa Pakatto berdasarkan prinsip Maqashid Asy-Syariah di desa Pakatto dan pengelolaan dan pemberdayaan harta benda wakaf berdasarkan prinsip Maqashid As-Syariah menyangkut kesejahteraan umat di desa Pakatto. penelitian ini merupakan jenis penelitian Kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dengan sumber data primer (informan penelitian) dan sumber data sekunder. Pengumpulan data dalam penelitian kali ini dilakukan melalui kegiatan observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian adalah nadzir wakaf dari beberapa masjid di desa Pakkato. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, Reduksi Data (Data Reduction), Penyajian Data (Data Display), Penarikan kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan dan pemberdayaan harta benda wakaf di Desa Pakatto belum mampu memenuhi lima prinsip  Maqashid Syariah dalam kaitannya dengan peran nazir dalam mengelola dan memberdayakan harta benda wakaf yang produktif. Pengelolaan wakaf di Desa Pakatto telah mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang cukup baik karena masyarakat mampu berinteraksi sosial dengan baik

    Dampak Hukum Keputusan Menteri Atr/Bpn Nomor 1589/Sk-Hk.02.01/Xii/2021 Tentang Lahan Sawah Dilindungi Terhadap Hak Milik Atas Tanah.

    No full text
    ABSTRAK         Hak milik atas tanah adalah hak yang terkuat, terpenuh dan dapat dipertahankan kepada siapa saja. Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria negara memiliki hak menguasai. Berdasarkan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa bumi, air, udara dikuasai oleh negara dengan sebesar-besarnya demi kesejahteraan rakyat. Pemerintah mengeluarkan aturan mengenai lahan sawah dilindungi yang hanya menetapkan luas tanah sawah setiap daerah yang ditetapkan dengan aturan Keputusan Menteri Atr/Bpn Nomor 1589/Sk-Hk.02.01/Xii/2021 Tentang Lahan Sawah Dilindungi tanpa menjelaskan lebih rinci tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat yang tanahnya termasuk ditetapkan sebagai lahan sawah dilindungi. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah 1. Apa dampak yang ditimbulkan Keputusan Menteri Atr/Bpn Nomor 1589/Sk-Hk.02.01/Xii/2021 terhadap hak milik atas tanah? 2. Bagaimanakah kekuatan hukum Keputusan Menteri Atr/Bpn Nomor 1589/Sk-Hk.02.01/Xii/2021 terhadap hak milik atas tanah? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan Keputusan Menteri Atr/Bpn Nomor 1589/Sk-Hk.02.01/Xii/2021 terhadap hak milik atas tanah dan untuk mengetahui kekuatan hukum Keputusan Menteri Atr/Bpn Nomor 1589/Sk-Hk.02.01/Xii/2021 terhadap hak milik atas tanah. Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif, yaitu mengkaji dari regulasi dan juga doktrin hukum para ahli hukum. Hasil dari penelitian ini dengan adanya Keputusan Menteri Atr/Bpn Nomor 1589/Sk-Hk.02.01/Xii/2021 tentang lahan sawah dilindungi mengakibatkan hak masyarakat terhadap hak milik atas tanahnya menjadi tidak penuh lagi. Kemudian kekuatan hukum Keputusan Menteri Atr/Bpn Nomor 1589/Sk-Hk.02.01/Xii/2021 tentang lahan sawah dilindungi menjadi kurang kuat dan tidak relevan karena ketidakjelasan aturan dan bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi

    Clustering ferry ports class-I based on the ferry ro-ro tonnages and main dimensions

    No full text
    Capacity constraint of port for Ferry Port Class I is not clearly stated in the Indonesian National Order of Port Affairs. It only said that ferry ship to be serviced is ships with more than 1000 gross tonnages (GTs). The word more than 1000 GTs is unclear as there are ships with up to 12500 GTs to be serviced in this port. This research introduces cluster of Ferry Port Class I. Ship main dimension and tonnage of sample ships is being used as a basis for the port clustering. The result shows that Ferry Port Class I should be divided into three main Ferry Port Classes I (Class IA, Class IB and Class IC). This new cluster of Ferry Port Class I can be used as a reference in updating the rules regarding ferry port class and as a reference in the design of ferry port main facilities

    Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja pegawai di Bappeda dan Statistik Kabupaten Bone

    Get PDF
    A pleasant work culture makes employees' attitudes positive and encourages them to work more diligently and better. The purpose of this study is to determine the effect of organizational culture on organizational commitment at Bappeda and Statistics of Bone Regency. This type of research uses an explanatory quantitative approach (positivism). Explanatory research explains the causal relationship between variables that affect the hypothesis. The results show that organizational culture has a significant positive effect on employee performance. This organizational culture can be seen from employee empowerment, team orientation, clarity of vision, direction and organizational goals. The stronger the organizational culture, the higher the performance.Budaya kerja yang menyenangkan membuat sikap pegawai positif dan memberi dorongan untuk bekerja lebih tekun dan lebih baik.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi di Bappeda dan Statistik Kabupaten Bone.Jenis penelitian ini menggunakan eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif (positivism). penelitian eksplanatori menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel yang mempengaruhi hipotesis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Budaya organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai.  Budaya organisasi ini dapat terlihat dari   pemberdayaan pegawai, orientasi tim, kejelasan visi, arah dan tujuan organisasi.  Semakin menguat budaya organisasi, semakin meningkat pula kinerja

    PEMBERDAYAAN NELAYAN KABUPATEN BONE MELALUI PELATIHAN PERBAIKAN PERAHU FIBERGLASS REINFORCED PLASTIC (FRP)

    Get PDF
    Abstract. Bone Regency has a coastline of 138 km with a total of 9,397 fishermen who are generally classified as small fishermen. Angkue Village, Kajuara Subdistrict, is one of the development areas of marine and fisheries potential in Bone Regency, where for the last 3 years, fishermen have started using fiberglass boats in fishing activities. Based on field observations, there are several fiberglass boats owned by fishermen that are not used because they have some damage that they cannot repair and are left alone. Empowerment activities for fishing communities in Angkue Village are important, where fishermen's knowledge, skills and quality really need to be improved. The Community Partnership Program (PKM) aims to improve the knowledge and skills of Angkue Village fishermen in fiberglass boat repair through counseling and training in fiberglass boat repair. Evaluation of the increase in participant knowledge is done by pre-test and post-test after counseling. Evaluation of participant skills is carried out during direct training. The results of PKM activities in Angkue Village showed that 83% of participants who attended counseling had good knowledge about fiberglass materials and fiberglass boat repair techniques, and 75% of trainees were able to properly repair fiberglass boat damage. Abstrak. Kabupaten Bone memiliki garis pantai sepanjang 138 km dengan jumlah nelayan sebanyak 9.397 orang yang umumnya tergolong nelayan kecil. Desa Angkue Kecamatan Kajuara merupakan salah satu daerah pengembangan potensi kelautan dan perikanan di Kabupaten Bone dimana sejak 3 tahun terakhir ini nelayannya sudah mulai menggunakan perahu fiberglass dalam kegiatan penangkapan ikan. Berdasarkan hasil observasi lapangan terdapat beberapa perahu fiberglass milik nelayan yang tidak digunakan karena mengalami beberapa kerusakan yang tidak bisa mereka perbaiki dan dibiarkan begitu saja. Kegiatan pemberdayaan untuk masyarakat nelayan di Desa Angkue penting dilakukan, dimana pengetahuan, keterampilan dan kualitas nelayan sangat perlu ditingkatkan. Program Kemitraaan Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan nelayan Desa Angkue dalam perbaikan perahu fiberglass melalui penyuluhan dan pelatihan perbaikan perahu fiberglass. Evaluasi peningkatan pengetahuan peserta dilakukan dengan pre test dan post test setelah dilakukan penyuluhan. Evaluasi ketrampilan peserta dilakukan pada saat pelatihan langsung. Hasil kegiatan PKM di Desa Angkue ini menunjukkan bahwa 83% peserta yang mengikuti penyuluhan telah memiliki pengetahuan yang baik tentang bahan fiberglass dan teknik perbaikan perahu fiberglass, dan 75% peserta pelatihan telah mampu melakukan perbaikan kerusakan perahu fiberglass secara benar.
    corecore