1,937 research outputs found

    Strategi Pengembangan Program Literasi Peserta Didik SMP di Kota Palopo

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan strategi pengembangan program literasi peserta didik SMP di Kota Palopo. Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh SMP di Kota Palopo, yang meliputi kepala sekolah, guru mata pelajaran IPS, serta peserta didik. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Secara umum program literasi telah mulai dilaksanakan di seluruh SMP di kota Palopo dengan berbagai strategi yang diterapkan oleh sekolah. (2) Strategi pengembangan program literasi peserta didik SMP di Kota Palopo terdiri dari tahap pembiasaan, pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi. (3) Kendala yang dihadapi dalam pengembangan program literasi peserta didik SMP di Kota Palopo di antaranya kurangnya minat baca peserta didik, keterbatasan fasilitas penunjang literasi, masih ada peserta didik yang belum lancar membaca, peserta didik belum memahami literasi numerasi dengan baik, serta kurangnya motivasi guru. Adapun solusi yang ditempuh guru dalam mengatasi kendala dalam program literasi yakni berupaya meningkatkan minat baca peserta didik, memberikan bentuk kegiatan literasi yang lebih bervariasi, memberikan pemahaman tentang pentingnya literasi, serta memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan langsung

    Reproducibility of scientific workflows execution using cloud-aware provenance (ReCAP)

    Get PDF
    © 2018, Springer-Verlag GmbH Austria, part of Springer Nature. Provenance of scientific workflows has been considered a mean to provide workflow reproducibility. However, the provenance approaches adopted so far are not applicable in the context of Cloud because the provenance trace lacks the Cloud information. This paper presents a novel approach that collects the Cloud-aware provenance and represents it as a graph. The workflow execution reproducibility on the Cloud is determined by comparing the workflow provenance at three levels i.e., workflow structure, execution infrastructure and workflow outputs. The experimental evaluation shows that the implemented approach can detect changes in the provenance traces and the outputs produced by the workflow

    Analisis Keragaman Genetik Isolat Corynespora Cassiicola (Berk & Curt) Wei. Di Indonesia Menggunakan Marker Issr (Inter Simple Sequence Repeat)

    Full text link
    Penyakit Gugur Daun Corynespora (PGDC) yang disebabkan oleh patogen Corynespora cassiicola (Berk & Curt) Wei., merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman karet (Hevea Brasiliensis). Klon-klon karet yang semula bersifat moderat terhadap serangan jamur ini, setelah beberapa tahun menjadi rentan dan terserang hebat. Hal tersebut diduga karena evolusi patogen menghasilkan ras baru yang lebih merusak. Oleh karena itu, informasi yang berkaitan dengan variabilitas patogen sangat diperlukan. Bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah isolat Corynespora cassiicola dari 7 daerah sentra perkebunan karet Indoneia yaitu Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Jawa Tengah. Prosedur kerja dalam penelitian ini meliputi penyiapan kultur isolat, ekstraksi DNA Corynespora cassiicola menggunakan metode modifikasi CTAB berdasarkan Situmorang (2002), analisis PCR dengan Inter Simple Sequence Repeat (ISSR), analisis data menggunakan UPGMA dalam program NTSYS, dan uji kelayuan daun menggunakan metode Nghia et al. (2007). Hasil analisis keragaman genetik isolat Corynespora cassiicola asal 7 wilayah sentra karet di Indonesia menggunakan marker ISSR menghasilkan 4 kelompok (4 ras) C. cassiicola, kelompok A (Ras 1) yaitu isolat asal Bengkulu, kelompok B (Ras 2) meliputi isolat asal Lampung dan Sumatera Utara, kelompok C (Ras 3) meliputi isolat asal Kalimantan Barat, Sumatera Selatan dan Jambi, dan kelompok D (Ras 4) yaitu isolat asal Jawa Tengah. Hasil uji kelayuan daun menunjukkan bahwa isolat-isolat Corynespora yang berada pada kelompok yang sama berdasarkan hasil analisis genetik, juga mempunyai tingkat infeksi (patogenitas) yang sama terhadap beberapa daun karet yang diuji. Isolat asal Jawa tengah (CJT) mempunyai rata-rata tingkat infeksi (patogenitas) tertinggi dibandingkan isolat yang lainnya. Tingkat infeksi terendah dari 7 isolat adalah pada klon RRIM 712 dan IRR 5, sedangkan tingkat infeksi 7 isolat Corynespora tertinggi terdapat pada klon BPM 24 dan PR 255. Diterima : 9 Juli 2012; Disetujui : 20 September 2012 How to Cite : Munir, M., Suryaningtyas, H., & Kuswanhadi. (2012). Analisis keragaman genetik isolat corynespora cassiicola (berk & curt) wei. Di Indonesia menggunakan marker ISSR (inter simple sequence repeat). Jurnal Penelitian Karet, 30(2), 86-99. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/12

    A declarative model of clinical information systems integration in intensive care

    Get PDF
    The findings of this multi-site study emphasise the importance of Organisational Culture for integrating clinical information systems into intensive care units. A novel model, the Iterative Systems Integration Model, has two principle components, these being Organisational Culture and the Actual Usefulness of the clinical information system. The model is derived from empirical data collected in four intensive care sites in England and Denmark, with one site being used to validate the model. The model highlights clinical information systems as directly affecting the work processes of the sites investigated, which in turn affect the Organisational Culture and Actual Usefulness of the clinical information system used, and these features affect clinical information system integration. This forms an iterative process of change as clinical information systems are introduced and integrated. Intensive care units are complex organisations, with complex needs and work processes. The impact of clinical information systems on these work processes is investigated in this thesis using Role Activity Diagrams. These diagrams are analysed to show that although clinical work processes are consistent at each site, the information processes differ. Intensive care information processes are found to have the potential to be much simplified with the introduction of seamless clinical information systems. Qualitative data collectio n methods were deployed, i. e., observations, interviews, and shadowing of clinical staff, together with a questionnaire at each site for further validation. Data were analysed using grounded theory to extract salient variables, which informed the development of the model. These factors were indicative of the Organisational Culture of the sites investigated and the Actual Useftilness of the clinical information systems being used. It was posited that clinical information systems that reconcile expectations of both hospital management and clinical staff - and that have the potential to adapt to their organisational environment - have a greater chance of surviving in complex environments such as intensive care. Despite decades of Health Infon-flatics, no such systems exist in their entirety; this research shows that 'ancient problems' of clinical information systems integration are still prevalent, and presents the Iterative Systems Integration Model, the application of which may assist with the integration of clinical information systems in intensive care.EThOS - Electronic Theses Online ServiceGBUnited Kingdo
    corecore