13 research outputs found

    Two of Ten Elderly Have Dementia When Entering Age of 70 Years Old

    Full text link
    Life expectancy of Indonesia has increased in the few decades; it has now reached the age of 70 years. As age increases, the risk of degenerative diseases, like dementia is also increasing. As many as 60-70% of dementia cases are Alzheimer\u27s disease. However, there is only limited information on the prevalence rate of dementia in Indonesia. Early detection of dementia and knowing its prevalence rate is very important especially, since in most progressive case of dementia, including the Alzheimer\u27s disease, there is no known cure

    Angka Prevalensi Demensia, Perlu Perhatian Kita Semua

    Full text link
    Kurang dari empat tahun Indonesia akan memiliki struktur penduduk yang tua, yaitu persentase penduduk yang berusia 60 tahun atau lebih paling tidak 10%. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia terjadi juga peningkatan jumlah penduduk dengan penyakit degeneratif seperti demensia. Sebanyak 60-70 % demensia, merupakan demensia Alzheimer. Demensia Alzheimer (pikun) merupakan penyakit degeneratif dimana terjadinya penurunan fungsi otak yang mempengaruhi emosi, daya ingat, pengambilan keputusan, perilaku dan fungsi otak lainnya hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada saat ini belum diketahui secara pasti berapa banyak lanjut usia di Indonesia yang mengalaminya. Pengetahuan masyarakat tentang demensia Alzheimer (pikun) sebagai sebuah penyakit juga masih kecil. Sebagian besar masyarakat menganggap demensia Alzheimer (Pikun) sebagai bagian dari proses penuaan yang sifatnya alami. Di sisi lain penyakit demensia alzheimer belum ada obatnya sehingga deteksi dini sangat perlu dilakukan, termasuk angka prevalensi pada masyarakat perlu diketahui untuk mengetahui beban dari komunitas dan pelayanan kesehatan. Salah satu tujuan dari survei demensia di D I Yogyakarta yang dilakukan oleh SurveyMETER pada tahun 2016 dengan support dari Knowledge Sector Initiative DFAT adalah untuk mendapatkan prevalensi demensia. Survey ini dibangun dari hasil studi Demensia di Jakarta dan juga dari Survei Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI) atau Indonesia Family Life Survey (IFLS). DI Yogyakarta merupakan provinsi dengan persentase jumlah lanjut usia terbanyak di Indonesia. Persentase lanjut usia Indonesia 15 tahun lagi terlihat di D I Yogyakarta sekarang. Angka prevalensi demensia dari survei demensia di D I Yogyakarta menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan angka prevalensi pada tingkat internasional. Seberapa besar lebih tingginya tingkat prevalensi demensia pada setiap kelompok umur, tempat tinggal dan implikasinya dipaparkan dalam policy brief ini

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Surakarta

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Surakarta termasuk kualiikasi kota kecil di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Kota Surakarta cukup tinggi. Menurut data Sensus 2010, jumlah lanjut usia 60+ Kota Surakarta mencapai 9%. Persentase tersebut lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya 7%. Hal ini dapat terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi oleh semakin meningkatnya usia harapan hidup di kota ini. Usia harapan hidup Kota Surakarta sudah mencapai 72 tahun dibanding usia harapan hidup nasional yang hanya mencapai 70,7. Disamping itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia termasuk di Kota Bandung. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun tersebut provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Payakumbuh

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Payakumbuh masuk kualifikasi kota kecil di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Kota Payakumbuh cukup tinggi. Menurut Sensus 2010, jumlah lanjut usia 60+ kota Payakumbuh mencapai 7.9% Persentase tersebut lebih tinggi dari persentase nasional yang mencapai 7.6%. Hal ini dapat terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi oleh semakin meningkatnya usia harapan hidup. Usia harapan hidup Kota Payakumbuh 78 tahun, lebih tinggi dari usia harapan hidup Provinsi Sumatera Barat yang hanya mencapai 70 tahun atau usia harapan hidup nasional hanya mencapai 70,7. Disamping itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia termasuk di Kota Payakumbuh. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tig hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan k perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pad tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaa sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksika mencapai 67,5%

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Medan

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Medan masuk kualifikasi kota besar di antara 14 kota sampel. Seperti kota sampel lainnya, populasi lanjut usia Kota Medan cukup tinggi. Menurut Sensus 2010 jumlah lanjut usia umur 60+ Kota Medan mencapai 6%. Hal ini bisa terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi oleh semakin meningkatnya angka harapan hidup, di mana angka harapan hidup Kota Medan sudah mencapai 71 tahun. Disamping itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia, termasuk di Kota Medan. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Denpasar

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Denpasar termasuk kategori kota menengah atau sedang di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Kota Denpasar cukup tinggi. Menurut Sensus 2010, jumlah lanjut usia 60+ Kota Denpasar mencapai 9,8%. Angka tersebut secara persentase lebih tinggi dari persentase nasional yang hanya mencapai 7,6%. Hal tersebut juga terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup. Usia harapan hidup Kota Denpasar sendiri sudah mencapai 72,1 sedangkan untuk usia harapan hidup nasional hanya mencapai 70,7. Urbanisasi dan persentase penduduk kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia, termasuk di Kota Denpasar. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertum-buhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun tersebut provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Depok

    Full text link
    Studi asesmen kota ramah lanjut usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Depok masuk kualifikasi kota kecil di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Kota Depok termasuk tidak terlalu tinggi. Menurut data Sensus 2010 jumlah lanjut usia 60+ kota Depok mencapai 4,9%. Tetapi yang perlu diperhatikan dari kota ini adalah cukup tingginya usia harapan hidup yang mencapai 73 tahun, lebih tinggi dari usia harapan hidup nasional yang mencapai hanya 70,7 tahun. Urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia termasuk di lokal Kota Depok. Urbanisasi ini terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertum- buhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan telah hanya 42,1%, tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun 2025 provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum, bahkan Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta persentase penduduk yang tinggal di perkotaan melebihi 80%. Kedua masalah demografi tersebut, di antaranya, yang mendorong dilakukannya Studi Asesmen Kota Ramah Lansia di Kota Depok

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Balikpapan

    Full text link
    Studi asesmen kota ramah lanjut usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Balikpapan merupakan kota industri minyak dengan jumlah penduduk cukup padat sehingga masuk kualifikasi kota besar di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Balikpapan cukup tinggi. Menurut sensus 2010, jumlah lanjut usia 60+ kota ini mencapai 4,18%. Angka tersebut, secara persentase lebih tinggi dibandingkan persentase Provinsi Kalimantan Timur yang hanya 4.02%. Hal ini dapat terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, di mana angka harapan hidup Kota Balikpapan mencapai 67.9 tahun Selain itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota, juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia pada umumnya dan di Balikpapan khususnya. Urbanisasi ini terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan hanya 42,1%, di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Kedua masalah demografi tersebut, di antaranya, yang melatarbelakangi dilakukannya Studi Asesmen Kota Ramah Lansia di Kota Balikpapan

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Malang

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Malang masuk kualifikasi kota kecil di antara 14 kota sampel. Populasi lanjut usia Kota Malang termasuk cukup tinggi. Menurut hasil Sensus 2010, jumlah lanjut usia umur 60+ Kota Malang mencapai 8.5%. Persentase tersebut lebih tinggi dibanding persentase nasional yang hanya mencapai 7.6%. Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi, di antaranya, dengan semakin mening-katnya usia harapan hidup, di mana usia harapan hidup Kota Malang sudah mencapai 65 tahun. Disamping itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia termasuk di Kota Malang. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun tersebut provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum, bahkan di provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta persentase penduduk yang tinggal di perkotaan melebihi 80%
    corecore