13 research outputs found

    A Gray-Level Dynamic Range Modification Technique for Image Feature Extraction Using Fuzzy Membership Function

    Full text link
    The features of an image must be unique so it is necessary to use certain techniques to ensure them. One of the common techniques is to modify the gray dynamic range of an image. In principle, the gray level dynamic range modification maps the gray level ranges from the input image to the new gray level range as an output image using a specific function. Fuzzy Membership Function (MF) is one kind of membership function that applies the Fuzzy Logic concept. This study uses Trapezoidal MF to map the gray dynamic range of each RGB component to produce a feature of an RGB image. The aim of this study is how to ensure the uniqueness of image features through the setting of Trapezoidal MF parameters to obtain the new dynamic range of gray levels that minimize the possibility of other features other than the selected feature. To test the performance of the proposed method, it also tries to be applied to the signature image. Mean Absolute Error (MAE) calculations between feature labels are performed to test authentication between signatures. The results obtained are for comparison of samples of signature images derived from the same source having a much smaller MAE than the comparison of samples of signature images originating from different sources

    Hubungan Ketinggian dan Diameter Lubang Udara Tungku Pembakaran Biomassa dan Efisiensi Tungku

    Full text link
    Energi alternatif, misalnya biomassa, dapat dimanfaatkan dengan menggunakan proses pembakaran di dalam tungku. Kendati demikian, tungku tradisional yang tersedia di pasaran atau yang sudah dimanfaatkan masyarakat selama bertahun-tahun efisiensinya masih rendah. Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi efisiensi adalah jarak antara ruang bakar dengan lubang masuk udara dan diameter lubang udara. Oleh karena itu, penelitian ini meneliti pengaruh jarak lubang udara dan dan diameter lubang udara terhadap efisiensi tungku. Pengujian dilakukan menggunakan jarak antara ruang bakar dengan lubang udara 30 cm, 40 cm dan 50 cm dan diameter lubang udara 5 cm dan 10 cm. Diameter ruang bakar adalah 13 cm dan diameter bagian atas dari tungku 19 cm. Bahan bakar yang digunakan adalah tempurung kelapa dengan ukuran bervariasi antara 2 cm sampai dengan 4 cm. Pengujian dilakukan dengan memanaskan air dalam panci berdiameter 22 cm dari suhu lingkungan sampai mendidih (100°C). Parameter yang diteliti adalah kinerja tungku yang terdiri dari lama waktu mendidih, FCR, input daya, output daya, kehilangan daya dan efisiensi. Hasilnya menunjukkan bahwa waktu pendinginan tercepat adalah 337 detik dan FCR tertinggi adalah 1,61 kg /jam yaitu yang dihasilkan dengan tungku dengan diameter lubang 10 cm dan jarak lubang udara dari ruang bakar 50 cm. Efisiensi tertinggi 13,92% dicapai oleh tungku dengan jarak lubang udara 30 cm dan diameter lubang udara 5 cm

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Depok

    Full text link
    Studi asesmen kota ramah lanjut usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Depok masuk kualifikasi kota kecil di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Kota Depok termasuk tidak terlalu tinggi. Menurut data Sensus 2010 jumlah lanjut usia 60+ kota Depok mencapai 4,9%. Tetapi yang perlu diperhatikan dari kota ini adalah cukup tingginya usia harapan hidup yang mencapai 73 tahun, lebih tinggi dari usia harapan hidup nasional yang mencapai hanya 70,7 tahun. Urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia termasuk di lokal Kota Depok. Urbanisasi ini terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertum- buhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan telah hanya 42,1%, tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun 2025 provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum, bahkan Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta persentase penduduk yang tinggal di perkotaan melebihi 80%. Kedua masalah demografi tersebut, di antaranya, yang mendorong dilakukannya Studi Asesmen Kota Ramah Lansia di Kota Depok

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Balikpapan

    Full text link
    Studi asesmen kota ramah lanjut usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Balikpapan merupakan kota industri minyak dengan jumlah penduduk cukup padat sehingga masuk kualifikasi kota besar di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Balikpapan cukup tinggi. Menurut sensus 2010, jumlah lanjut usia 60+ kota ini mencapai 4,18%. Angka tersebut, secara persentase lebih tinggi dibandingkan persentase Provinsi Kalimantan Timur yang hanya 4.02%. Hal ini dapat terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, di mana angka harapan hidup Kota Balikpapan mencapai 67.9 tahun Selain itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota, juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia pada umumnya dan di Balikpapan khususnya. Urbanisasi ini terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan hanya 42,1%, di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Kedua masalah demografi tersebut, di antaranya, yang melatarbelakangi dilakukannya Studi Asesmen Kota Ramah Lansia di Kota Balikpapan

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Malang

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Malang masuk kualifikasi kota kecil di antara 14 kota sampel. Populasi lanjut usia Kota Malang termasuk cukup tinggi. Menurut hasil Sensus 2010, jumlah lanjut usia umur 60+ Kota Malang mencapai 8.5%. Persentase tersebut lebih tinggi dibanding persentase nasional yang hanya mencapai 7.6%. Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi, di antaranya, dengan semakin mening-katnya usia harapan hidup, di mana usia harapan hidup Kota Malang sudah mencapai 65 tahun. Disamping itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia termasuk di Kota Malang. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun tersebut provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum, bahkan di provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta persentase penduduk yang tinggal di perkotaan melebihi 80%

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Surakarta

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Surakarta termasuk kualiikasi kota kecil di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Kota Surakarta cukup tinggi. Menurut data Sensus 2010, jumlah lanjut usia 60+ Kota Surakarta mencapai 9%. Persentase tersebut lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya 7%. Hal ini dapat terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi oleh semakin meningkatnya usia harapan hidup di kota ini. Usia harapan hidup Kota Surakarta sudah mencapai 72 tahun dibanding usia harapan hidup nasional yang hanya mencapai 70,7. Disamping itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia termasuk di Kota Bandung. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun tersebut provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Denpasar

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Denpasar termasuk kategori kota menengah atau sedang di antara 14 kota wilayah studi. Populasi lanjut usia Kota Denpasar cukup tinggi. Menurut Sensus 2010, jumlah lanjut usia 60+ Kota Denpasar mencapai 9,8%. Angka tersebut secara persentase lebih tinggi dari persentase nasional yang hanya mencapai 7,6%. Hal tersebut juga terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup. Usia harapan hidup Kota Denpasar sendiri sudah mencapai 72,1 sedangkan untuk usia harapan hidup nasional hanya mencapai 70,7. Urbanisasi dan persentase penduduk kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia, termasuk di Kota Denpasar. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertum-buhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun tersebut provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Surabaya

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Surabaya termasuk kualiikasi kota besar di antara 14 kota wilayah studi. Kota Surabaya termasuk kota yang memiliki persentase pertumbuhan lanjut usia cukup tinggi. Menurut data Sensus 2010, jumlah lanjut usia 60+ Kota Surabaya mencapai 7%. Hal ini dapat terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi oleh semakin meningkatnya usia harapan hidup, di mana usia harapan hidup kota Surabaya mencapai 71 tahun. Disamping itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia termasuk di Kota Surabaya. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%. Di tahun tersebut provinsi di Jawa dan Bali memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Indonesia secara umum

    Satu Langkah Menuju Impian Lanjut Usia Kota Ramah Lanjut Usia 2030: Kota Medan

    Full text link
    Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia 2013 dilakukan di 14 kota di Indonesia yaitu Jakarta Pusat, Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Denpasar, Balikpapan, Payakumbuh, Depok, Surakarta, dan Malang. Kota Medan masuk kualifikasi kota besar di antara 14 kota sampel. Seperti kota sampel lainnya, populasi lanjut usia Kota Medan cukup tinggi. Menurut Sensus 2010 jumlah lanjut usia umur 60+ Kota Medan mencapai 6%. Hal ini bisa terjadi karena, salah satunya, dipengaruhi oleh semakin meningkatnya angka harapan hidup, di mana angka harapan hidup Kota Medan sudah mencapai 71 tahun. Disamping itu, urbanisasi dan persentase penduduk di kota juga mengalami peningkatan pesat di Indonesia, termasuk di Kota Medan. Urbanisasi terjadi sebagai pengaruh dari tiga hal yaitu pertumbuhan alami, perpindahan dari perdesaan ke perkotaan, dan Perubahan klasifikasi pedesaan ke perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan sudah menyentuh angka 42,1%, dan di tahun 2025 diproyeksikan mencapai 67,5%
    corecore