5 research outputs found
Kajian Pengelolaan Kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa dengan Program Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat di Sulawesi Tenggara
Objectives to be achieved in this study (1). Forms of PHBM program that has been implemented in the Nipa-Nipa Grand Forest Park Region on the utilization block. (2). The success level of PHBM program implementation at the Nipa-Nipa Grand Forest Park Region on the utilization block. (3). Level of conservation area Tahura Nipa-Nipa on the block utilization. Based on the results of studies that (1). Community-Based Forest Management Program that has been implemented in the Nipa-Nipa Grand Forest Park Region on the KTPH utilization block is divided into several areas i.e: biological enrichment area, plantation management area and other areas. The park pattern applied by KTPH is the agroforestry systems. That combine forestry, plantation and Livestock. (2). Implementation of PHBM program in the Nipa-Nipa Grand Forest Park Region on the utilization block has reduced the encroachment. based on the analysis of land use transformation is seen that land use before the PHBM program enter in the Nipa-Nipa Grand Forest Park Region consists of forest, open land, settlements, and shrubs. While the land use after the PHBM program implementation consists of forests, farms, settlements and shrubs. so the PHBM program implementation in the Nipa-Nipa Grand Forest Park Region on the land use that previously was an open land by shifting agriculture turned into a mixed farms managed by farmers' groups of forest conservation. For communities income with an average change of 7.34% this is addressing the changes of people's income level by ≥ 1 so that these changes are positive for all KTPH in the District of Western Kendari. (3). How is the conservation level of the Nipa-Nipa Grand Forest Park Region on the utilization block. The conservation level of Nipa-Nipa Grand Forest Park Region shows that the implications of forest product management in the Grand Forest Park Region to the region conservation is good that the use and the management of forest products have met the minimum requirements of the forest conservation achievement, which is obtained based on the results of each indicator by 75%, This showed a balance in all three conservation principles: the conservation of social function, the conservation of product function, and the conservation of ecological function that is generated by the performance of forest management in the Nipa-Nipa Grand Forest Park Region especially that is implemented by KTPH members. The Management of the Nipa-Nipa Grand Forest Park Region cannot be separated from the role of all relevant stakeholders. For that the management of this Grand Forest Park Region can be made as a pilot unit of a sustainable and consistent forestry development. The results of this study is expected to be a reference to the relevant agencies in order to preserve the Nipa-Nipa Grand Forest Park Region
Analisis Potensi Pengembangan Ekowisata di Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) merupakan salah satu kawasan konservasi di Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata alam dan sebagai tujuan ekowisata. Dalam pemanfaatannya kawasan TNRAW dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi alam. Kawasan TNRAW memiliki 4 (empat) tipe ekosistem, terdiri dari : (1) ekosistem savana, (2) ekosistem mangrove, (3) ekosistem rawa, dan (4) ekosistem hutan hujan dataran rendah dan pegunungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (a) mengkaji kelayakan pengembangan ekowisata di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. (b) mengetahui permintaan pengunjung terhadap kegiatan ekowisata di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Penelitian dilaksanakan pada zona pemanfaatan untuk kegiatan pariwisata alam dan rekreasi di hutan pendidikan Tatangge dan safari savana Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, abupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Populasi penelitian terkait dengan kelayakan pengembangan ekowisata di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai yaitu wisatawan, pelaku USAha dan masyarakat local. Kelayakan pengembangan ekowisata di kawasan TNRAW digolongkan hutan pendidikan Tatangge dan safari savana di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai layak untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata. Disisi lain permintaan pengunjung terhadap kegiatan ekowisata di kawasan TNRAW adalah kesediaan membayar pengunjung terhadap kegiatan ekowisata hutan pendidikan Tatangge dan safari savana rata-rata jangkauan kesediaan membayar sebesar Rp. 1.250, dengan persentase responden sebesar 47,46 % dengan populasi pengunjung sebanyak 171 oran
Tingkat Perubahan Tutupan Lahan (Deforestasi) di DAS Tiworo Kabupaten Muna Barat
Penelitian menganalisis Perubahan tutupan lahan (deforestasi) di DAS Tiworo dalam sepuluh (10) tahun yakni tutupan lahan 2010, 2015 dan 2020. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan desain survei. Instrument yang digunakan adalah komputer PC/laptop, software ArcGIS versi 10.4, GPS (global positioning sistem), peta DAS dan peta administrasi, kamera, alat tulis serta foto citra landsat ETM+ dan citra sentinel. Data dianalisis secara spasial (aplikasi GIS) dan deskriptif. Hasil analisis diketahui bahwa DAS Tiworo dalam periode tahun 2010-2020 mengalami deforestasi sekitar 1.107,62 ha atau sekitar 110 ha/tahun. Deforestasi yang ditandai dengan penurunan luas terjadi pada hutan sekunder dan hutan mangrove berubah menjadi kebun campuran, pertanian lahan kering dan tambak. Akibat dari penurunan luasan tersebut, maka berkonsekuensi pada peningkatan luas tutupan lahan bukan hutan/bervegetasi yakni permukiman, pertanian lahan kering, dan tambak