7 research outputs found

    PRESERVASI DAN REVITALISASI BAHASA DAN SASTRA NAFRI, PAPUA: SEBUAH BAHASA HAMPIR PUNAH

    Get PDF
    Indonesia adalah bangsa yang beragam. Keberagaman  itu terlihat dari kekayaan bahasa dan sastra. Kekayaan bahasa mencapai 700-an bahasa dan satu di antara bahasa dan sastra suku Nafri, di Papua. Bahasa Nafri diklasifikasi sebagai bahasa hampir punah. Bahasa ini hanya dikuasai beberapa penduduk di atas 50 tahun. Tahun 2015 bahasa ini belum diajarkan kepada generasi muda. Padahal dalam bahasa itu terdapat beragam pengetahuan yang menjadi identitas lokal. Kekayaan suku Nafri ini jika tidak dipreservasi daya hidupnya akan menurun. Masalah yang dibahas dalam tulisan ini bagaimana cara meningkatkan daya hidup bahasa Nafri. Tujuannya menemukan cara dalam meningkatkan daya hidup bahasa dan sastra Nafri. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dan studi lapangan melalui survei, observasi, wawancara, dokumentasi, dan pembelajaran. Hasilnya untuk meningkatkan daya hidup bahasa dan sastra Nafr, bahasa dan sastra itu harus diteliti, didokumentasi,  dan direvitalisasi. Penelitian sistem bahasa Nafri sudah dilakukan oleh pakar bahasa. Perekaman dalam berbagai ranah kehidupan perlu didokumentasi. Pembelajaran bahasa dan sastra dirancang dalam bentuk revitalisasi yang berbasis komunitas atau keluarga. Ketiga kegiatan itu mendapat dukungan dari masyarakat suku Nafri dan para pemangku kepentingan. Dengan dukungan itu bahasa dan sastra Nafri dapat meningkat daya hidupnya, apalagi masyarakat menggunakannya dalam ranah kehidupan. Kesimpulannya preservasi dalam bentuk penelitian, dokumentasi dan revitalisasi bahasa dan sastra Nafri dapat meningkatan daya hidup bahasa dan sastra.Program itu dapat menjadi salah satu model dalam penyelamatan bahasa dari kepunahan

    NASKAH USADA SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT BALI

    Get PDF
    Abstract: Bali has a long tradition of usada, also known as Balinese traditional healing. This practice continues until today. Since ago, usada is very famous and popular in Balinese life. It is proved by a number of manuscripts which written in palmleaf using Balinese language and script, called lontar usada. This article aimed at researching the usada treatment and knowing the type and system of Balinese medical knowledge as expressed in usada Bali. To support the understanding about the topic, data gathered through observation and qualitative method with inventarisation, description, and study of contents. In this article, we will discuss primary data of usada, especially collections of lontar usada in the Faculty of Letters of Universitas Udayana, Bali and Gedong Kirtya. From the result of this study obtained some important items. First, the Balinese as the owner of tradition continues to maintain Bali usada, both the manuscripts and science, as prosperity of local knowledge. Second, there are many types of usada treatment depending on the kind of sickness involved. Thus highlighting our belief that the knowledge of traditional medicines and herbal cures in Bali preserved very well. Third, usada treatment was done for diseases suffered by children and adults, including the treatment for pregnant women and childbirth. There are also usada to treat the mental illnesses, leprosy, and black magic. In sum, usada becomes the reference system for the people of Bali in maintaining health and the local wisdom of traditional medicines and cures because the medicine were mostly using flora, fauna, and spells.Abstrak: Masyarakat Bali memiliki tradisi usada sebagai tradisi pengobatan. Praktik pengobatan ini berlanjut hingga kini. Sejak dahulu usada sangat terkenal dan populer di dalam kehidupan masyarakat Bali. Hal itu dibuktikan oleh banyaknya manuskrip yang ditulis di atas lontar dalam bahasa dan aksara Bali yang disebut dengan lontar usada. Tujuan artikel ini mengungkap perobatan dalam usada, mengetahui jenis, dan sistem pengetahuan perobatan masyarakat Bali. Untuk mendukung pemahaman dalam kajian ini digunakan metode kualitatif dengan inventarisasi, deskripsi, dan kajian isi. Dalam artikel ini dibahas data primer usada, terutama koleksi lontar Fakultas Sastra Universitas Udayana dengan tambahan data dari Gedong Kirtya. Dari hasil kajian ini diperoleh beberapa hal penting. Pertama, usada Bali sebagai kekayaan pengetahuan lokal dipelihara masyarakat Bali sebagai pemilik tradisi, baik lontarnya maupun pengetahuannya. Kedua, khazanah usada merupakan sistem pengobatan yang sangat beragam. Oleh sebab itu, masyarakat Bali memelihara kekayaan pengetahuan lokal ini dengan baik. Usada ini sangat beragam jenisnya tergantung jenis penyakitnya. Ketiga, pengobatan penyakit diperuntukkan bagi anak-anak dan orang dewasa, termasuk pengobatan perempuan hamil dan melahirkan. Ada juga usada untuk penyakit jiwa, penyakit lepra, dan penyakit orang yang terkena black magic. Kesimpulannya bahwa usada menjadi sistem acuan bagi masyarakat Bali dalam menjaga kesehatan dan menjadi kearifan lokal dalam pengobatan penyakit yang sebagian besar menggunakan flora, fauna, dan mantra.Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/dialektika.v3i2.518

    Tinjauan Faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu Pelayanan Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Di RS DKT Sidoarjo

    Get PDF
    One form of administrative service at the hospital is the medical record service. The problem in the medical record installation at DKT Sidoarjo Hospital is the waiting time for outpatient medical record services. Based on Permenkes RI No.129/Menkes/SK/II/2008 for patient medical record services at outpatient registration, namely > 10 minutes. This study aims to determine the factors that influence the waiting time for medical record services at outpatient registration at DKT Sidoarjo Hospital. The research method is descriptive with instruments in the form of observations and interviews conducted with the head of medical records and medical records officers in the registration section. The results of this study indicate that the factor that greatly influences the waiting time for medical record services at TPPRJ DKT Sidoarjo Hospital is medical record activities, namely the provision of medical records in the storage section. On the Man Factor, namely the number of officers and educational qualifications of officers who are not from medical records. On the Money Factor there are no funds for the education and training of registration officers and no rewards for officers who are disciplined and friendly in service. In the Methode Factor the use of Registration SOP is not optimal. In Material Factors there is no use of tracers on storage racks. On the Machine Factor, namely frequent errors on SIMRS when performing services

    Motif kecerdikan dalam sastera lisan di Indonesia : suatu pemahaman budaya dalam upaya harmonisasi antara etnik

    Get PDF
    Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya dengan budaya. Kekayaan itu ditandai dengan banyaknya kelompok etnik dan beragamnya bahasa. Dari sekitar 500-an kelompok etnik terdapat sekitar 746 bahasa daerah yang dipakai sebagai sarana ekspresi untuk menyampaikan pemikiran dan cita-cita mereka dalam bentuk sastera, khususnya sastera lisan. Karya sastera ini dapat dipakai untuk pemahaman pemikiran dan budaya mereka. Salah satu sastera lisan yang sangat beragam yang dapat dikaji adalah cerita motif kecerdikan dan di lndonesia cerita motif kecerdikan ini yang paling terkenal adalah “Pak Belalang”. Di Pulau Jawa, Madura, cerita ini berjudul “Modin Karo, di Jawa Tengah “Pak Banjir”, dan di Pulau Bangka “Selimut Sakti”. Cerita ini juga dikenal di Batak, Minangkabau, Bengkulu, dan Banjar. Dalam makalah ini dibahas kesamaan dan keberagaman motif yang ada dalam lima cerita. Dalam cerita-cerita itu terdapat delapan motif yang sama; sebagai contoh motif kecerdikan, orang-orang yang cerdik, pura-pura menjadi ahli nujum, pura-pura menjadi jagoan, tes panjang akal, dan kejadian yang menguntungkan

    Kamus Filologi

    No full text
    Buku ini menjelaskan mengenai daftar-daftar kata dan pengertiannya tentang filologi.ix, 127 hlm.; 21 c

    Kamus Filologi

    No full text
    Buku ini menjelaskan mengenai daftar-daftar kata dan pengertiannya tentang filologi.ix, 127 hlm.; 21 c
    corecore