247 research outputs found

    Pengaruh Penyimpanan Kacang Tanah Di Rumahtangga Terhadap Kandungan Aflatoxin

    Full text link
    Pengaruh penjimpanan katjang tanah dirumah tangga terhadap kandungan aflatoxin. (The aflatoxin contents of home-stored peanuts). To determine the limit of storage time of peanut at homes to prevent contamination by aflatoxin, samples of peanut were stored at homes in urban and rural communities. It was found that peanut started to contain aflatoxin in the tenth week, and by the 14th week the content had exceeded the safe level of 30 ppb. Drying peanut to eight per cent water content then storing them in tins with waxed covers may prevent aflatoxin contami­nation for 20 weeks. Aflatoxin ialah racun yang dihasilkan oleh cendawan Aspergillus flavus (1) yang banyak terdapat pada bahan makanan yang bercendawan. Bahaya toxin ini ialah dapat mengakibatkan kerusakan hati yang biasanya disusul oleh kematian dalam waktu singkat. Bila racun ini terkonsumsi dalam jumlah sedikit tetapi dalam waktu lama, akibat yang khas ialah kanker hati primer (2)

    Ketelitian Hasil Penentuan Hemoglobin Dengan Cara Sianmethemoglobin, Cara Sahli Dan Sianmethemoglobin-tidak-langsung

    Full text link
    Ketelitian penentuan hemoglobin (Hb) dengan cara Sahli dan cara sianmethemoglobin-tidak-langsung telah dibandingkan dengan cara sianmethemoglobin (cara yang paling teliti yang dianjurkan WHO). Cara Sahli dan cara sianmethemoglobin-tidak-langsung menghasilkan nilai Hb yang masing-masing lebih rendah 10-13 persen dan 14-16 persen dari cara sianmethemoglobin. Hasil penentuan Hb dengan cara Sahli bila dikalikan faktor 1,10 maupun 1,13 menghasilkan nilai Hb yang penyebarannya tidak berbeda bermakna dengan cara sianmethomoglobin. Bila hasil penentuan Hb dengan cara sianmethemoglobin-tidak-langsung dikalikan faktor 1,16 menghasilkan nilai Hb yang penyebarannya berbeda bermakna dengan cara sianmethemoglobin. Bila sarana penentuan Hb dengan cara sianmethemoglobin tidak tersedia penentuan Hb dapat dilakukan dengan cara Sahli dan hasilnya dikalikan faktor 1,1

    Impact of a Social Marketing Campaign Promoting Dark-green Leafy Vegetables and Eggs in Central Java,Indonesia

    Get PDF
    In order to work towards further reduction of vitamin A deficiency in central Java, Indonesia, a social marketing campaign promoting eggs and dark-green leafy vegetables was initiated in March 1996. The nutritional surveillance system (December 1995- December 1996) found the following. The campaign's messages were well noticed. Consumption of at least one egg in the past week increased from 80% to 92% in mothers and from 78% to 92% in children 1236 months old. It increased in all socio-economic groups and was independent of ownership of chickens. Most eggs had been purchased. The quantity of vegetables prepared increased from 93 to 111 g/person daily and most was purchased. Vitamin A intake increased from 335 to 371 RE/d for mothers and from 130 to 160 RE/d for children. Serum retinol levels increased after the start of the campaign, and were related to egg consumption and vitamin A intake. Because 1. data were collected in such a way that respondents were not aware of the link between data collected and the campaign, and 2. vitamin A status increased and was related to increased consumption of eggs and vitamin A intake, we conclude that the social marketing campaign was successful

    Status Anemia Dan Status Besi Anak Sekolah Dasar Di Kabupaten Bogor

    Full text link
    STATUS ANEMIA DAN STATUS BESI ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BOGO

    Pengaruh Berbagai Faktor Terhadap Timbulnya Cemaran Aflatoksin Jagung Di Tingkat Rumah Tangga Dan Tingkat Pemasaran

    Full text link
    Telah diteliti cemaran aflatoksin jagung konsumsi di daerah Wonosobo yang merupakan daerah dataran tinggi dan di daerah Grobongan yang merupakan daerah dataran rendah. Sampel jagung diambil di tingkat rumah tangga dan pemasaran setempat, dalam bentuk pipilan dan jonggolan yang mengalami masa penyimpanan 0-1, 3-4, 6-8 dan 10-12 bulan. Analisis aflatoksin dilakukan dengan metoda BF-AOAC. Hasil survei cemaran aflatoksin ini menunjukkan bahwa letak geografis (dataran rendah), bentuk penyimpanan (pipilan) serta lama penyimpanan berpengaruh pada tingginya cemaran aflatoksin jagung. Cemaran aflatoksin jagung yang disimpan di rumah tangga sampai 1 tahun di daerah Wonosobo dan 8 bulan di daerah Grobogan masih di bawah 30 ppb-suatu kadar yang dianggap dapat membahayakan kesehatan. Rendahnya cemaran aflatoksin ini karena masyarakat mempunyai cara tradisional menyimpan jagung pada para-para di atas tungku yang mengurangi peluang tumbuhnya jamur Aspergillus flavus yang memproduksi aflatoksin. Jagung yang dipasarkan di pasar setempat dan telah mengalami penyimpanan sampai 4 bulan, cemaran aflatoksinnya masih di bawah 30 ppb. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pemmantauan cemaran aflatoksin yang diperlukan hanya untuk jagung yang ada di tingkat pasar dengan lama penyimpanan lebih dari 4 bulan
    corecore