23 research outputs found

    Karakteristik Kimia Lahan Gambut Dangkal dan Potensinya untuk Pertanaman Cabai dan Tomat

    Full text link
    Experiment was conducted on shallow peat with depth (50 - 75 cm) and C/D flooding type at Purwodadi village, Maliku District, Pulang Pisau Regency, Central Kalimantan in wet season 2003. Ten samples were taken from areal of 2 ha for studying characteristics of shallow peat. Nutrient absorption of crops and soil nutrient after harvesting were also analyzed. This experiment used split plot design with three replications. As a main plot was input application (M1) : manure (5.000 kg/ha), lime (2.000 kg/ha), urea (150 kg/ha), SP36 (312.5 kg/ha) and KCl (200 kg/ha) for tomato and SP36 (187.5 kg/ha) and KCl (125 kg/ha) for red pepper and without application (M0). Five varities of red pepper (Tombak 1, Tanjung 1, Tanjung 2, Prabu and Hot Chilli) and, five varities of tomato (Oval, Ratna, Mirah, Berlian and Permata) were as subplots. The results showed that soil chemical characteristics were : peat depth 50 - 75 cm, phyrite depth 75 - 100 cm, soil pH 3.5 - 4.0, C-organic content 12 - 24 %; range of nutrient availability : N (0.4 - 0.6 %), P (30 - 50 ppm P), K (0.1 - 0.3 me/100 g), Ca (1 - 6 me/100 g), Mg (0 - 1 me/100 g), Fe (20 - 120 ppm Fe) and Al (1 - 7 me/100 g). Availability of nutrients N, P, K, Ca, and Mg was low, and it could be increased by application of some inputs such as manure, lime, urea, SP36 and KCl. Low nutrient availability and crop absorption especially K, Ca, and Mg was a main factor that retarded crop growth. Red pepper and tomato yields ranged 0.59 - 4.02 and 4.77 - 10.99 t/ha for control treatments and 3.44 - 7.72 and 14.85 - 35.98 t/ha with input application

    Prospek Pertanian Berkelanjutan Di Lahan Gambut: Dari Petani Ke Peneliti Dan Peneliti Ke Petani

    Full text link
    . Utilization of peatlands for agriculture is growing rapidly in line with the opening of Paddy Tidal Project (P4S) in 1969-1984 and the Opening of the Peatland (PLG) Million Hectare in 1995-1999. The area of peatland in Indonesia around 14.95 million hectares, of which 2.5 million hectares are used for agricultural development. Peatlands have the nature and character of different specific soil with mineral soil generally, among other things: (1) subsidence, (2) irreversible drying, (3) horizontal hydraulic conductivity is greater than the vertical, and (4) bearing capacity is very low. Sustainable agriculture is the effort and the ability to maintain optimal agricultural production at the level of management (inputs) minimum. The concept of sustainable agriculture on peatlands is dynamic given agriculture developed in accordance with the choice and demands. Options related to national strategic policy (government) and its management depends on global issues that develop as a decrease in greenhouse gas emissions, green economic development, agriculture bioindustry and so on. Management of peatlands for agriculture-related biophysical and socio-economic factors that mutually influence each other. Biophysical factors include (1) land, (2) water, (3) plants, and (4) the environment, including pests and plant diseases. Social and economic factors include (1) a comparative advantage, (2) public perception and (3) sociological conditions. Sustainable agriculture on peatlands requires implementation include: (1) improvement of the land and crop management systems, (2) an increase in value added, (3) institutional strengthening, and (4) support the policy

    Effect Of Bio-Based Lubricant Towards Emissions And Engine Breakdown Due To Spark Plug Fouling In A Two-Stroke Engine

    Get PDF
    Two-stroke also known as two-cycle gasoline engine is a spark ignition engine. Its uniqueness to the four-stroke engine is that this engine does not require lubricant sump, which makes construction lightweight and simple. Its lubricant is mixed with gasoline and burnt together during combustion. There are reports which stated that higher spark plug fouling is due to carbon deposition on the spark plug electrodes on a two-stroke engine when compared to the four-stroke. While many factors could have affected this situation, however, in this paper, the effect of mineral and bio-based lubricants towards carbon deposition and emissions are studied and reported. Idle, half and full throttle operation modes had been conducted on a two-stroke, 43 cubic centimeter engine. To keep combustion temperature below self-cleaning temperature on all three modes of operation, a zero-load test was utilized. This situation accelerates the deposition process as low temperature causes incomplete combustion. This could lead to the accumulation of char, unburned fuel, as well as condensed water and acids as the byproducts blanket the spark plug electrodes and the exhaust system. Five samples had been prepared with a commercially available mineral lubricant (T0) as reference. Trimethylolpropane Trioleate, TMPTO derived from plant origin was used as the bio-based candidate. It was then mixed with T0 which created another four lubricant samples namely T10, T15, T20 and T50 with 10%, 15%, 20% and 50% TMPTO accordingly. Results show that mineral lubricant T0 delivers the lowest hydrocarbon HC, carbon monoxide CO and smoke opacity during idle and half throttle operations. However, it exhibits a greasy deposit on the spark plug circumference and dry carbon deposits on its insulator tip. T0 also emits a liquid residue at the exhaust manifold. T10 and T50 show a wet deposit blanketing both electrodes. Severe deposition was recorded by T50 that caused the engine to fail half way with its emissions had the worst recording. T15 and T20 exhibit only dry carbon deposition on the spark plug circumference. However, T20 has outperformed T15 in terms of emissions with lower CO and CO2 emissions during idling and half-throttling. With better emissions than T15 and better carbon deposition than mineral (T0), T20 could be proposed to be used as a commercial two-stroke lubricant

    Pengaruh Murattal Al-Qur’an Mereduksi Marah Akibat Stress, Cemas Dan Depresi Pada Siswa SMK Baznas Propinsi Sulawesi Selatan Di Kota Makassar

    No full text
    Marah pada dasarnya merupakan hal yang normal, namun jika marah dilampiaskan dengan tidak benar akan berdampak buruk. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh murattal Al-Qur’an mereduksi marah akibat stress, cemas, dan depresi pada siswa. Metode penelitian adalah kuantitatif berupa quasi-eksperimental dengan desain before-after menggunakan the one group pretest-postest. Lokasi penelitian di Sekolah Mengah Kejuruan (SMK) Baznas Propinsi Sulawesi Selatan di Kota Makassar tahun 2020. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IX dan X sebanyak 47 orang dan sampel yang diambil sebanyak 23 siswa, dan hanya 15 siswa yang diperdengarkan murattal l-Qur’ n surat ar-Rahman. Instrument penelitian adalah kusioner berupa skala Novaco Anger Scale untuk melihat tingkat marah dan skala Depresi Anxietas Stress Scale (DASS) dengan melihat depresi, cemas, dan stress. Siswa yang mengalami depresi rerata perubahannya mengalami defisit dari 8,27 ± 5,89 (pre-test) meningkat menjadi 9,07 ± 7,12 (post-test). Didapatkan tidak ada perbedaan rerata SD - 0,80 ± 6,30 (p -Value = 0,63). Adapun kelompok yang mengalami stress rerata 13,60 ± 8,17 (pre-test) menjadi 13,40 ± 9,53 (post-test) dengan perbedaan rerata SD 0,20 ± 5,66 (p-Value = 0,13). Sampel mengalami kecemasan rerata 14,20 ± 7,52 (pre-test) menjadi 9,07 ± 7,72 (post-test) dengan rerata SD adalah 5,17 ± 6,64 (p -Value = 0,89). Tidak ada perbedaan signifikan dalam menurunkan marah yang menyebabkan depresi, stres dan cemas setelah diperdengarkan murattal al-Qur’an. Namun pada stress dan cemas terjadi perbaikan setelah mendengar murattal al-Qur’an. Disarankan agar para pendidik memberi perhatian khusus pada siswa yang mudah marah karena dapat menganggu proses pembelajaran di sekolah

    Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Kepuasan Pelayanan Masyarakat Korban Gempa

    No full text
    Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengukuran tingkat kepuasan pelayanan Badan Penangulangan Bencana Daerah Dalam Pelayanan Masyarakat Korban Gempa (Studi Kasus Didesa Saketa Kecamatan Gane Barat Kabupaten Halmahera Selatan dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada responden dalam masa pelayanan pasca gempa untuk mengetahui tingkat kepuasaan masyarakat Di Desa Saketa Kecamatan Gane Barat Kabupaten Halmahera Selatan. Respon terhadap kuisioner adalah memilih satu pilihan pada setiap jawaban yang sudah dilakukan proses kuntifikasi. Lokasi penelitian yang digunakan adalah Desa Saketa Kecamatan Gane Barat Kabupaten Halmahera Selatan dengan jumlah responden 52 orang, sementara itu subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat korban gempa dengan teknik pengambilan sampel penelitian secara Accidental. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini akan diolah mengunakan kuesioner dengan rumus Slovin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengukuran variabel kualitas pelayanan secara langsung dengan mengunakan koesioner terhadap kepuasaan masyarakat korban gempa Didesa Saketa Kecamatan Gane Barat Kabupaten Halmahera Selatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan nilai X1 dengan nilai sebanyak 118.67, X2 dengan nilai sebanyak 106.67 X3 dengan nilai sebanyak 89 X4, dengan nilai sebanyak 98.5 dan X5 dengan nilai sebanyak 96.75 yang menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dari Instansi Badan Penangulangan Bencana Daerah dan Dinas Sosial terlaksana kepada masyarakat korban gempa Didesa Saketa Kecamatan Gane Barat Kabupaten Halmahera Selatan terhadap kepuasaan masyarakat korban gempa. Sementara itu pengukuran kualitas pelayanan Badan Penagunlangan Bencana Daerah dan Dinas Sosial secara baik menunjukkan pengukuran Wujud Fisik X1 dan Empati X2 bantuan yang diterima oleh masyarakat korban gempa Didesa Saketa Kecamatan Gane Barat Kabupaten Halmahera Selatan. dan demikian juga dengan kualitas pelayanan Badan Penagulangan Bencana Daerah dan dinas sosial terhadap Handalan X3, Jaminan X4 dan Daya Tangap X5 terhadap bantuan yang diterima oleh masyarakat korban gempa Di desa Saketa Kecamatan Gane Barat Kabupaten Halmahera Selata

    Perbedaan Pengaruh MEDIA Lembar Balik dan Kartu Kendali Edukasi terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Menyusui Tentang ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Koppe Kabupaten Bone

    Full text link
    Latar Belakang: Cakupan ASI Eksklusif masih banyak yang tidak mencapi target dan masih banyak ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya karena minimnya pengetahuan mengenai manfaat ASI Eksklusif dan sikap atau kebiasaan yang dilakukan tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukannya baik atau tidak dalam pemberian ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pengaruh media lembar Balik dan kartu kendali edukasi terhadap pengetahuan dan sikap ibu menyusui tentang ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas Koppe Kabupaten Bone. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi experiment dengan rancangan two group pretest dan posttest design. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu sebanyak 70 responden. Analisis data menggunakan uji statistic Paired Samples Test  dan independent t-test dengan tingkat kemaknaan 95% (α: 0,05). Hasil: Hasil penelitian pada dua kelompok intervensi menggunakan uji Paired Samples Test menunjukkan ada pengaruh pengetahuan dan sikap ibu menyusui tentang ASI Eksklusif sebelum dan sesudah penggunaan media lembar Balik dan kartu kendali edukasi dengan p value masing-masing 0,000 (p value < 0,05). Ada perbedaan pengaruh pengetahuan antara kelompok lembar Balik dan kartu kendali edukasi setelah diberikan intervensi dengan menggunakan uji independent t-tes ( p value 0.002 < 0,05). Tidak ada perbedaan pengaruh sikap antara kelompok lembar Balik dan kartu kendali edukasi setelah diberikan intervensi ( p value 0.085 > 0,05). Kesimpulan: Terdapat pengaruh penggunaan media lembar Balik dan kartu kendali edukasi terhadap pengetahuan dan sikap ibu menyusui tentang ASI Eksklusif. Terdapat perbedaan pengaruh pengetahuan antara kelompok lembar Balik dan kartu kendali edukasi setelah diberikan intervensi dan tidak ada perbedaan pengaruh sikap antara kelompok lembar Balik dan kartu kendali edukasi setelah diberikan intervensi
    corecore