8 research outputs found
PENGARUH DEBIT LIMPASAN BANJIR TERHADAP KAWASAN MATANGKULI PADA SUBDAS KRUENG KEUREUTO
Abstrak Banjir merupakan salah satu bencana alam di mana air yang berlebihan tidak mampu dialirkan ke sungai maupun saluran saluran yang ada (drainase). Kecamatan Matangkuli merupakan salah satu daerah terdampak banjir dari Krueng Keureuto. Hampir setiap tahun terjadi banjir yang merugikan aspek sosial ekonomi masyarakat. Oleh karena itusebagai studi awal terlebih dahulu perlu dilakukanperlu dilakukan analisa dampak banjir terhadap kawasan Matangkuli di sepanjang sungai Keureuto. Curah hujan rencana dianalisis dengan periode ulang 20, 50 dan 100 tahun. Analisis hidrograf banjir menggunakan persamaan Nakayasu. Untuk melakukan simulasi aliran sungai menggunakan software HEC-RAS Mapper. Hasil yang diperoleh pada lokasi tinjauan, sungai tidak dapat menampung debit banjir rencana. Selain itu, diprediksi genangan banjir sedalam 1-2 meter dengan klasifikasi bahaya banjir menengah hingga berat. Kata kunci: banjir, HEC-RAS, debit rencana Abstract Flood is one of the natural disasters where excessive water is not able to collected by existing channels (drainage). Kecamatan Matangkuli is one of the flood-prone areas around Krueng Keureuto. Almost every year there are floods that harm the community. Therefore, as a prior study, it is necessary to analyze the impact of Krueng Keureuto flood on the Matangkuli area. Planned rainfall was analyzed with return periods of 20, 50 and 100 years. Flood hydrograph analysis using the Nakayasu equation. HEC-RAS Mapper is used to perform river flow simulation. Results show that the river section cannot accommodate the planned flood discharge. In addition, hazard flood is classified medium to high with depth flood 1-2 meters. Keywords: flood, HEC-RAS, planned rainfal
Pengaruh Geometrik Jalan Raya Terhadap Pengurangan Rasio Kecelakaan Lalu Lintas
Ruas jalan Bts. Nagan Raya / Abdya – Blangpidie adalah ruas jalan penghubung kota Nagan Raya dengan Aceh Barat Daya. Pada ruas jalan tersebut sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban jiwa maupun materi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelengkapan fasilitas jalan dan pengaruh geometrik jalan terhadap kecelakaan lalu lintas. Pengumpulan data primer yang meliputi data kecepatan sesaat, volume lalu lintas, kondisi dan perlengkapan geometrik jalan yang diperoleh dari survei di lapangan. Sedangkan data sekunder yang meliputi data kecelakaan dari Laka Lantas Kabupaten Aceh Barat Daya dan data populasi penduduk yang diperoleh dari internet melalui situs ABDYA dalam Angka. Dari hasil analisis diketahui yang paling berpengaruh terhadap kecelakaan adalah jarak pandang henti (Jh) jika dianalisis dari dua arah (Jembatan-Kota dan Kota-Jembatan) masing-masing 38,830 m <75 m dan 39,358 m <75 m dan jarak pandang menyiap (Jd) jika dianalisis dari dua arah (Jembatan-Kota dan Kota-Jembatan) masing-masing 205,469 m < 350 m dan 208,578 m < 350 m jika dibandingkan dengan acuan Perencanaan Geoetrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) 1997 sedangkan untuk hubungan antara derajat kejenuhan sangat tinggi karena hasil perhitungan derajat kejenuhan pada lokasi penelitian yaitu kurang dari 1 disimpulkan jalan tersebut lalu lintasnya lancar sehingga para pengendara kemungkinan besar mengendarai dengan kecepatan tinggi dan dapat mengakibatkan kecelakaan. Selain itu ada beberapa indikasi yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan yaitu tidak adanya median jalan sehingga memungkinkan terjadinya kecelakaan dari arah berlawanan dan tidak tersedianya penerangan pada malam hari sehingga mempersempit jarak pandang pengendara saat berkemudi
Studi Desain Elemen Struktur Baja Berdasarkan SNI 1729 : 2015 dan SNI 1729 : 2020
Berdasarkan keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 232/KEP/BSN/7/2020 ditetapkan SNI 1729:2020 sebagai revisi dari SNI 1729:2015. Perbedaan mendasar kedua standar tersebut terdapat pada Pasal E7 tentang desain komponen struktur tekan dengan elemen langsing di mana pada SNI 1729:2015 digunakan luasan gross (Ag) dan pada SNI 1729:2020 digunakan luasan efektif (Ae) untuk menentukan nilai kekuatan nominal tekan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari perubahan perumusan terhadap kekuatan nominal rencana elemen struktur baja yang didesain berdasarkan SNI 1729:2015 dan SNI 1729:2020. Pada penelitian ini bangunan yang didesain berupa gedung 5 lantai yang berfungsi sebagai perkantoran dengan tipe struktur yang digunakan yaitu struktur rangka pemikul momen biasa (SRPMB) yang didesain sesuai metode load resistance factor design (LRFD) dengan menggunakan bantuan software ETABS 18.1.1. Profil baja yang digunakan yaitu profil IWF 450.200.9.14 sebagai struktur tekan dengan elemen langsing, H 350.350.12.19 sebagai struktur tekan tanpa elemen langsing dan IWF 350.175.7.11 sebagai struktur lentur dan geser. Dari hasil penelitian didapatkan nilai kekuatan nominal tekan rencana profil IWF 450.200.9.14 sebagai struktur tekan dengan elemen langsing yang didesain berdasarkan SNI 1729:2015 dan SNI 1729:2020 mengalami penurunan dari 1828,7626 kN menjadi 1780,6193 kN dengan persentase penurunan yaitu sebesar 2,63%, nilai kekuatan tekan profil H 350.350.12.19 sebagai struktur tekan tanpa elemen langsing serta nilai kekuatan nominal lentur dan geser profil IWF 350.175.7.11 yang didesain berdasarkan SNI 1729:2015 dan SNI 1729:2020 memiliki nilai yang sama
EVALUASI KELENGKAPAN MARKA DAN RAMBU TERHADAP TINGKAT KECELAKAAN PADA RUAS JALAN MEDAN – BANDA ACEH
Salah satu kelancaran dalam bertransportasi adalah lengkapnya fasilitas perlengkapan jalan. Fasilitas perlengkapan jalan diperlukan untuk memberikan informasi kepada pengguna jalan tentang peraturan dan petunjuk yang diperlukan. Jalan Nasional Medan-Banda Aceh pada ruas jalan Krueng Mane memiliki angka kecelakaan yang tinggi. Kecelakaan pada umumnya terjadi karena berbagai faktor penyebab secara bersama-sama, yakni: faktor manusia, faktor lingkungan dan faktor iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi kecelakaan dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan jalan pada ruas jalan Krueng Mane. Dengan menggunakan metode Bina Marga 1998 maka didapat hasil perhitungan untuk jarak pandang pada ruas jalan Krueng Mane. Dari hasil perhitungan jarak pandang henti operasional arah Banda Aceh-Medan sebesar 64,63 meter dan dari arah Medan-Banda Aceh 50,06 meter. Sedangkan jarak pandang henti minimum sesuai syarat yaitu 75-85 meter, sehingga jarak pandang henti operasional jalan Krueng Mane belum memenuhi jarak pandang henti minimum. Analisis hasil temuan yang ada pada lokasi penelitian ditemukan beberapa bagian perlengkapan jalan dan desain jalan yang masih belum memenuhi syarat, seperti tidak adanya median jalan, kurangnya penerangan pada malam hari, dan kerusakan pada permukaan jalan
Kebutuhan Air Irigasi pada D.I Krueng Pasee Aceh Utara
Water demand is the amount of water volume that must be met for irrigation, in the Krueng Pasee irrigation area of North Aceh has an irrigation network area of 5579 Ha. The purpose ofthis research is to obtain the maximum and minimum irrigation water demand discharge in the study area. This research can be an additional source of knowledge for writers in particular and for readers in general. As well as the results of this study can be known the value of rice planting water needs. The data used in the research is rainfall data sourced from BMKG (Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency) Malikussaleh, used to calculate effective rainfall and climate data sourced from BMKGMalikussaleh in the form of temperature data, solar irradiation data, wind speed data and humidity or temperature data used to calculate evapotranspiration (ETo). ETo is a combination of evaporation and transpiration which is defined as the event of water loss from plant tissue and the surface of the soil usedas a place to grow plants. In analyzing ETo using the Penman Modification Methodology. The Penman method by adjusting the wind function according to local conditions produces the best approach to the evapotranspiration rate of the lysimeter results. The consumptive use of plants (ETc) during the land preparation period uses the results of the calculation of water requirements for land preparation (IR). Crop consumptive use (ETc) after land preparation is a calculation between evapotranspiration and cropcoefficient. The calculated irrigation water requirement (NFR) results in water requirement in the form of mm/day. Irrigation water requirements are converted to l/dt/ha with a conversion rate of 1/8.64. The smallest water demand calculation discharge was obtained in November-1 at Q = 4.32 m3/det and thelargest water demand in February -1 at Q = 13.40 m3/det. At the research location, rice planting begins in January-I, with a rice-soybean planting pattern. From the calculation of water demand, Krueng Pasee Irrigation Area has the smallest water demand in November-1 and the largest water demand in February-1
Pengaruh Rencana Konstruksi Pelabuhan Jetty Terhadap Perairan di Kawasan Pelabuhan Pulau Banyak
Abstrak
Kawasan pesisir selalu memiliki tantangan dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan potensi yang dimilikinya. Erosi dan sedimentasi yang disertai gelombang besar merupakan dua masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat pesisir yang mengurangi efektifitas dari pemanfaatan Pelabuhan sebagai satu-satunya jalur transportasi. Pulau Banyak sebagai salah satu kawasan kepulauan juga menghadapi masalah yang sama, tercatat masalah erosi dan sedimentasi pesisir masih menjadi tantangan. Para penduduk sangat bergantung pada kawasan Pelabuhan sebagai jalur keluar masuk barang kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk memproyeksikan dampak alternatif desain yang direncanakan agar dapat mereduksi permasalahan erosi. Proyeksi ini disimulasikan menggunakan model transportasi hidrodinamik dan sedimen yang termasuk dalam Delft3D Flow and Wave. Skenario alternatif desain dilihat pengaruhnya dalam kurun waktu 3 tahun. Dampaknya dianalisis secara spasial dan hasilnya menunjukkan, sedimentasi terus terjadi pada area pangkal dari ketiga bangunan (groin dan causeway). Pola arus yang cukup besar juga terjadi pada area sekitar ujung Pelabuhan causeway. Oleh sebab itu alternatif penambahan dermaga trestle pada ujung jetty causeway merupakan alternatif yang tepat. Hal ini dibuktikan dengan hasil simulasi yang menunjukkan tidak ada aktifitas arus maupun sedimentasi yang mengganggu pada area dermaga trestle.
Kata-kata Kunci: Pelindung pantai, Delft3D, pelabuhan.
Abstract
Coastal areas always have challenges in trying to optimize the utilization of their potential. Erosion and sedimentation accompanied by large waves are two of the main problems faced by coastal communities that reduce the effectiveness of the use of ports as the only transportation route. Pulau Banyak as one of the archipelagos also faces the same problem, noted the problem of erosion and coastal sedimentation is still a challenge. The residents rely heavily on the Port area as a way in and out of goods needed. This research aims to project the impact of planned design alternatives to reduce the problem of erosion. These projections are simulated using hydrodynamic and sediment transport models included in Delft3D Flow and Wave. Alternative design scenarios are seen as influential within 3 years. The impact was analyzed spatially, and the results showed that sedimentation continued to occur in the base area of all three buildings (groin and causeway). A large current pattern also occurs in the area around the end of the Port causeway. Therefore, the alternative of adding trestle docks at the end of the jetty causeway is the right alternative. This is evidenced by the results of simulations that show no current activity or sedimentation that interferes with the trestle pier area.
Keywords: Coastal defence, Delft3D, port.Bahaya pesisir selalu menjadi tantangan untuk kota pesisir untuk mengoptimalkan pemanfaatannya. Erosi dan sedimentasi yang disertai gelombang besar merupakan dua masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat pesisir, terutama pada pemanfaatan Pelabuhan sebagai satu-satunya jalur transportasi. Pulau Banyak sebagai salah satu kawasan kepulauan juga menghadapi masalah yang sama, tercatat masalah erosi dan sedimentasi pesisir masih menjadi tantangan. Para penduduk sangat bergantung pada kawasan Pelabuhan sebagai jalur keluar masuk barang kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk memproyeksikan dampak alternatif desain yang direncanakan agar dapat mereduksi permasalahan erosi. Proyeksi ini disimulasikan menggunakan model transportasi hidrodinamik dan sedimen yang termasuk dalam Delft3D Flow and Wave. Skenario alternatif desain dilihat pengaruhnya dalam kurun waktu 3 tahun. Dampaknya dianalisis secara spasial dan hasilnya menunjukkan, bahwa konstruksi dapat mereduksi arus dan bekerja sebagaimana mestinya. Menurut temuan tersebut, pelaksanaan penambahan Pelabuhan Jetty sangati disarankan untuk menunjang transportasi yang akan berdampak positif pada perekonomian Pulau banyak
PENGARUH DEBIT INFLOW - OUTFLOW TERHADAP EFISIENSI SALURAN DAERAH IRIGASI GUNCI
Krueng Gunci yang menjadi sumber air untuk jaringan daerah irigasi Gunci yang memiliki luas areal layanan 105,97 ha. Permasalahan yang sering dihadapi adalah lahan pertanian tidak dapat terairi dengan baik terutama pada musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efisiensi saluran primer. Kondisi saluran pada ruas RG 10 mengalami kerusakan lebih banyak. diperoleh efesiensi penyaluran di saluran primer Gunci sebesar 61,31%. Dengan demikian kehilangan air sepanjang saluran primer Gunci sebesar 28,69% dari efisiensi pada kondisi normal untuk saluran primer yaitu 90%. Berdasarkan hasil analisis dan observasi ke lapangan, penyebab berkurangnya efisiensi saluran adalah panjangnya saluran primer yang masih lanning dari tanah, sehingga banyak rumput liar, sedimen didalam saluran, dan rusak bangunan irigasi. maka upaya- upaya yang dapat dilakukan yaitu memelihara prasarana dan sarana pengairan sehingga kehilangan air akibat rembesan dan bocoran dapat ditekan sekecil mungkin. Adapun upaya meningkatkan efisiensi jaringan yaitu pelaksanaan linning pada saluran, pelaksanaan plesteran pada saluran,pelaksanaan linning dan plesteran pada saluran. Melakukan pengkajian mengenai kondisi fisik dan alat ukur pada jaringan irigasi Gunci