304 research outputs found

    Relationship Intensity Communication Between Leaders and Subordinates and Employee Motivation Against Job Satisfaction

    Full text link
    The problems that occur in Carnivor Skybar & Grill is the dissatisfaction of employees in the work indicated by the number of employees who resigned due to the condition. This study aims to analyze the relationship of communication intensity between the leadership and subordinates and employee motivation to job satisfaction Carnivor Skybar & Grill. This study is a type of study using a single instrumental case study with a sample of 57 employees Carnivor Skybar & Grill taken using the sampling census technique. Meanwhile, data analysis is done by correlation test. Hypothesis test results show the first hypothesis that reads "There is a positive relationship between the intensity of communication between the leadership and subordinates to employee satisfaction Carnivor Skybar & Grill" received. The results showed that the hypothesis is accepted, which means more frequent communication intensity between leadership and subordinates will increase employee satisfaction Carnivor Skybar & Grill. The second hypothesis that reads "There is a positive relationship between employee motivation to employee satisfaction Carnivor Skybar & Grill" is accepted. The results showed that the hypothesis is accepted, which means that higher employee motivation will increase employee work satisfaction Carnivor Skybar & Grill

    Peranan Bappeda dalam Peningkatan Kualitas Perencanaan Partisipatif pada Sistem Perencanaan Pembangunan di Kota Blitar

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendiskripsikan kedudukan dan peranan BAPPEDA dalam proses pembangunan daerah di Kota Blitar. (2) Untuk mengetahui dan menganalisis penerapan perencanaan partisipatif di dalam system perencanaan pembangunan daerah di Kota Blitar. (3) Untuk mengetahui dan menganalisis peranan BAPPEDA dalam upaya peningkatan kualitas perencanaan partisipatif pada system perencanaan pembangunan daerah di Kota Blitar. (4) Untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi oleh BAPPEDA didalam meningkatkan kualitas perencanaan partisipatif pada system perencanaan pembangunan daerah di Kota Blitar dan sekaligus langkah-langkah yang diambil untuk menanggulanginya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang lebih mengedepankankan proses dari pada hasil penelitian, sehingga bukan kebenaran mutlak yang dicari tetapi pemahaman mendalam tentang sesuatu yang diteliti. Secara deskriptif berarti penelitian ini ingin menggambarkan secara mendalam suatu obyek penelitian, yakni pengembangan perencanaan partisipatif dalam perencanaan pembangunan daerah melalui peranan Badan Perencana Pembangunan Kota Blitar. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Kedudukan BAPPEDA Kota Blitar dalam proses pembangunan daerah sangat kuat, secara normative mempunyai akses yang sangat kuat kepada penentu kebijakan di lingkungan pemerintah Daerah. Dalam proses pembangunan daerah, BAPPEDA Kota Blitar juga sangat dominan karena untuk melaksanakan tugas dan fungsi baik secara struktural maupun secara fungsional karena telah berperan secara aktif sebagai perencana, pengkoordinasi dan sekaligus sebagai pengendali pelaksanaan pembangunan daerah. Hal itu dapat dilakukan dengan berbagai upaya yaitu dengan optimalisasi terhadap sumber daya yang ada di Bappeda. Pelaksanaan perencanaan partisipatif pada Sistem perencanaan pembangunan daerah di Kota Blitar sudah berjalan sesuai dengan dasar-dasar perencanaan pembangunan partisipatif, namun secara substantive masih terdapat beberapa kekurangan yang harus dibenahi. Upaya peningkatan kualitas perencanaan partisipatif pada sistem perencanaan pembangunan daerah oleh BAPPEDA Kota Blitar telah diupayakan agar dapat berjalan secara sistemik dan menyeluruh dalam arti dapat mencakup berbagai faktor dasar yang diperlukan bagi terlaksananya sebuah program. BAPPEDA berperan dalam proses peningkatan kualitas perencanaan partisipatif pada sistem perencanaan pembangunan daerah di Kota Blitar baik sebagai Perumus kebijakan maupun dalam operasionalisasinya

    Political Party Propaganda in DKI Jakarta Local Election 2017 in Online Media (Content Analysis Political Party Propaganda in DKI Jakarta Local Election 2017 in Kompas.com)

    Full text link
    To reach its target, the political parties so as to package the message propagated. In the event the local elections DKI 2017, in an effort to get a seat regional head not inevitable then the propaganda is played by political parties. The purpose of this study was to determine the form of propaganda made by the political parties in local elections in 2017 DKI Media Online (Kompas.com). This research is a quantitative research using content analysis method with descriptive approach. To view the propaganda of this study are categorized kind of propaganda is hidden, open, vertical, horizontal and techniques of propaganda, name calling, glittering generalities, testimonials, transfer, plain folk, card stacking, bandwagon technique, reputable mouthpiece and using all forms of persuations. The recording unit of this study is an excerpt and image. After doing Coding, it was found that the most frequent Gerindra hidden propaganda that as many as 26 times, vertical propaganda as much as 26 times, and most frequently used techniques in their delivery Card Stacking in Kompas.com. Through the PPP Coding also found that the most frequently hidden propaganda that as many as 49 times, 49 times vertically, and the most frequently used technique Card Stacking ie as many as 23 times in Kompas.com. The use of propaganda techniques hidden impact to people who receive propaganda. By presenting a one-sided even using a falsehood, society becomes tercerdaskan in understanding the situation and take a decision. Mechanical testimony is unlikely to exist in a daily news excerpts. Can the emergence of this technique requires a propagandist flexibility in determining the content of the communication media with which to spread the message. With the limitation provisions of the news content, a propagandist would be difficult to use the techniques of propaganda in the news daily. Even if there is a statement from a figure reported by the authors, it will be difficult to identify the interested figure behind the deposit of the statemen

    Twitter sebagai Media Pertunjukan Diri Figur Publik melalui Tweet dengan Tema Isu Pemilihan Presiden 2014 (Analisis Semiotika Akun Twitter @AHMADDHANIPRAST dan @GlennFredly)

    Full text link
    Twitter merupakan media sosial yang berfungsi sebagai media komunikasi dan informasi. Kemudahan yang diberikan Twitter membuat fungsi Twitter digunakan sebagai ajang pertunjukan diri dari para penggunanya untuk menginformasikan hal-hal yang bersifat umum hingga pribadi. Figur publik atau selebritis adalah tokoh yang paling banyak memiliki followers atau pengikut dalam akun Twitter. Hal ini memberi kesempatan pada para figur publik untuk menunjukkan diri mereka. Pada tahun 2014, banyak dari beberapa figur publik yang berusaha menunjukkan diri sebagai orang yang peduli dengan masalah politik dengan memposting tweet bertema isu pemilihan presiden (Pilpres) 2014. Beberapa dari mereka adalah musisi Ahmad Dhani (@AHMADDHANIPRAST) dan Glenn Freedly (@GlennFredly). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pertunjukan diri pemilik akun Twitter @GlennFredly dan @AHMADDHANIPRAST melalui isu-isu politik tentang pemilihan presiden 2014 yang mereka posting. Peneliti menggunakan paradigma konstruktivistis dan tradisi semiotika untuk mengkaji dan mendeskripsikan teks tweet bertema isu Pilpres 2014 dari akun Twitter @AHMADDHANIPRAST dan @GlennFredly. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Interaksi Sosial, Teori Dramaturgi, Teori Stratifikasi Sosial.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akun Twitter @AHMADDHANIPRAST dan @GlennFredly melakukan pertunjukan diri di Twitter sebagai orang yang peduli dengan isu Pilpres 2014 yang sedang berkembang. Dhani menunjukkan diri sebagai orang yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta dengan memposting tweet isu Pilpres 2014 seperti pelanggaran HAM yang melibatkan Prabowo, Jokowi yang dinilai sebagai capres boneka, hingga ketegasan sebagai kriteria pemimpin yang baik. Sedangkan @GlennFredly menunjukkan diri sebagai orang yang mendukung pasangan Jokowi-JK dengan memposting tweet isu Pilpres 2014 seperti kekuasaan ditahun 1998, rapor merah kepemimpian SBY dengan latar belakang militer yang mempunyai sifat tegas, hingga seragam Nazi yang dipakai Ahmad Dhani dalam video klip dukungan untuk Prabowo-Hatta

    Proses Gatekeeping Pemberitaan RUU Pilkada pada Koran Tempo

    Full text link
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap proses gatekeepingyang berlangsung di redaksi media massa dalam menyeleksi berita. Mekanisme kerja mediayang memiliki fungsi sebagai alat kontrol kebijakan pemerintah akan menarik ditelititerutama saat memuat berita tentang isu yang berkaitan dengan hak-hak publik, sepertiRencana Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah di Koran Tempo.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatifdengan menggunakan teori di antaranya teori gatekeeping (Shoemaker: 1996) dan teoripolitik media massa (McNair: 2011). Untuk mengetahui proses gatekeeping pemberitaanRUU Pilkada di Koran Tempo, peneliti mewawancarai pihak yang terlibat secara langsungdalam proses penerbitan berita RUU Pilkada di Koran Tempo meliputi reporter, redaktur,redaktur pelaksana, dan pemimpin redaksi.Hasil penelitian ini menunjukkan Koran Tempo mendorong demokrasi deliberatifberjalan di Indonesia sehingga menolak RUU Pilkada. RUU Pilkada yang mewacanakanpengembalian wewenang memilih kepala daerah kepada DPRD dinilai akan mencederaisemangat demokrasi di Indonesia. Publik memiliki hak untuk berpartisipasi dalammemberikan suara politiknya melalui pemilu, sehingga pemilihan kepala daerah harusberjalan secara langsung. Koran Tempo sebagai media massa yang bertugas untukmengontrol kebijakan pemerintah merasa wajib untuk mengawal, mengkritik, danmenggagalkan pengesahan RUU Pilkada.Iklim demokrasi juga didorong di redaksi Koran Tempo dengan mempersilakan setiaporang untuk berpartisipasi dalam rapat perencanaan pemberitaan. Rapat adalah aktivitas rutindi redaksi untuk menentukan materi pemberitaan yang akan disampaikan kepada khalayak.Rapat inilah yang menjadi penentu berita mana yang layak dimuat dan ditonjolkan, termasuksudut pandang yang akan diambil saat menuliskannya. Dengan demikian, proses gatekeepingyang paling dominan di Koran Tempo adalah level rutinitas media

    Pemaknaan Peran Perempuan di Parlemen(Analisis Semiotika dalam Berita Online Tempo.co dan Kompas.com)

    Full text link
    Penelitian ini berdasarkan pada tidak tercukupinya kuota 30% pada kebijakanaffirmative action. Kurangnya keterwakilan perempuan di kursi parlemendiakibatkan oleh rendahnya tingkat elektabilitas perempuan. Media sebagai saranainformasi dan edukasi memberitakan perempuan di parlemen dengan tidakseimbang. Pemberitaan tentang perempuan di parlemen tidak berkaitan dengankontribusi dan potensi perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat posisiperempuan yang ditampilkan melalui teks berita dari kedua portal berita tersebutdan menjelaskan ideologi dominan yang melatarbelakangi terjadinyapenggambaran perempuan tersebut.Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang merujuk padaparadigma kritis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori EkologiMedia, konsep cultural studies, dan konsep feminisme liberal. Teknik analisisyang digunakan adalah analisis semiotika Roland Barthes yang mengacu padalime kode pembacaan. Subjek penelitian yaitu sepuluh teks dari portal beritaonline Tempo.co dan Kompas.com.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam teks berita online tersebutpemberitaan perempuan tidak fokus pada hasil kontribusi perempuan pada saatmenjabat sebagai anggota parlemen. Berita perempuan di parlemen tidaktermasuk dalam berita headline atau berita utama. Pemberitaan tentangperempuan lebih banyak masuk dalam kategori berita hiburan. Kontribusi danpencapaian perempuan di parlemen hanya dibahas sekilas dalam berita, yangmenjadi fokus dalam pemberitaan yaitu kehidupan pribadi, penampilanperempuan, dll. Selain itu, bahasa yang digunakan dalam pemberitaan tersebutmenggunakan bahasa yang bermakna halus tetapi kesan yang timbul dalam beritajustru negatif. Terdapat modal ekonomi, modal sosial dan modal kultural dalampemberitaan peran perempuan di parlemen. Modal yang paling sering munculdalam pemberitaan tersebut yaitu modal kultural, dimana penampilan dan statusperempuan menjadi syarat penting untuk menjadi anggota legislatif. Pemberitaanmenampilkan seolah-olah perempuan tidak mampu duduk di kursi parlemen tanpamodal-modal tersebut

    Recent results from COMPTEL observations of Cygnus X‐1

    Get PDF
    The COMPTEL experiment on the Compton Gamma‐Ray Observatory (CGRO) has now observed Cyg X‐1 on four separate occasions during phase 1 and phase 2 of its orbital mission (April, 1991 to August, 1993). Here we report on the results of the latest analysis of these data, which provide a spectrum extending to energies greater than 2 MeV. A spectral analysis of these data, in the context of a classical Comptonization model, indicates an electron temperature much higher than previous hard X‐ray measurements would suggest (200 keV vs 60–80 keV). This implies either some limitations in the standard Comptonization model and/or the need to incorporate a reflected component in the hard X‐ray spectrum. Although significant variability near 1 MeV has been observed, there is no evidence for any ‘MeV excess.

    Pengelolaan Bisnis Cakra Semarang TV (Studi Kasus: Kerugian Finansial Televisi Lokal Cakra Semarang TV)

    Full text link
    Lahirnya undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran menjadi pemicu munculnya televisi lokal di berbagai di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah. Televisi lokal dapat menjual hal-hal yang tidak disuguhkan oleh televisi nasional, seperti kearifan lokal, dan konten-konten bertema kedaerahan yang menggambarkan karakter masyarakat setempat. Di Semarang khususnya, terdapat beberapa stasiun televisi lokal yang mengudara. Akan tetapi, pada Kenyataannya saat ini sebagian besar televisi lokal di Semarang telah diakuisisi oleh media nasional, sehingga kontennya sudah tidak murni lagi, karena harus merelai program dari televisi induk. Sepinya pasar iklan yang menyebabkan kerugian finansiaal, menjadi penyebab stasiun televisi lokal merelakan untuk diakuisisi oleh media nasional.Cakra Semarang TV merupakan satu-satunya televisi yang murni lokal di Semarang yang tidak diakuisisi oleh media maupun televisi nasional. Meski tergabung dalam kelompok media Balipost (KMB), namun tidak terdapat perjanjian yang mengikat bagi Cakra Semarang TV untuk merelai program dari televisi induk, yaitu Bali TV. Sebagai televisi yang murni lokal di Semarang, Cakra Semarang TV juga mengalami kerugian financial yang serupa, namun tetap konsisten bertahan sebagai televisi yang murni lokal dan tidak diakuisisi oleh media nasional. Berbagai macam cara pun dilakukan oleh cara semarang TV untuk menutupi kerugian financial yang masih terjadi, antara lain melakukan pinjaman ke bank dan ke pemilik modal. Penelitian ini menguraikan pengelolaan bisnis di Cakra Semrang tv di tengah-tengah kerugian financial yang terjadi. Hasilnya menunjukkan bahwa saat ini Cakra Semarang TV tidak mengandalkan iklan sebagai pemasukan utama, padahal salah satu sumber pemasukan utama dari media adalah dari iklan. Cakra Semarang TV kini mengandalkan penjualan program dan kerjasama dengan berbagai pihak untuk pembuatan program sebagai sumber ladang bisnis

    Clicktivism Sebagai Dramaturgi Di Media Sosial

    Full text link
    Media sosial adalah salah satu medium online yang paling banyak digunakan saat ini dengan angka pengguna yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Media sosial dipercaya telah membawa bentuk baru dalam dunia komunikasi, termasuk sosiologi komunikasi. Di Indonesia dan beberapa negara lainnya, penggunaan media sosial dalam sebuah aktivisme telah menjadi hal yang lumrah. Aktivisme suatu gerakan sosial menggunakan fitur-fitur yang terdapat dalam media sosial untuk mencari anggota/relawan dan mendukung penyebaran awareness dari gerakan agar menyebar luas (viral). Dengan tujuan tersebut, aktivisme dalam suatu gerakan sosial rentan berubah menjadi clicktivism, yaitu kemauan untuk menunjukkan kepedulian dari suatu gerakan sosial melalui aktivitas di dunia maya (click), tetapi tidak diimbangi dengan pengorbanan yang berarti (action) dalam membuat suatu Perubahan sosial di dunia nyata. Banyaknya clicktivism yang terjadi di media sosial seakan memberi peluang bagi pelaku (clicktivist) untuk memanfaatkan aktivitas tersebut sebagai upaya unjuk diri, seperti yang dijelaskan dalam konsep dramaturgi oleh Erving Goffman (1959). Penelitian bertujuan untuk mengetahui makna dan gagasan-gagasan clicktivist yang menjadikan clicktivism sebagai dramaturgi di media sosial. Penelitian ini menggunakan model penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode analisis semiotika oleh Roland Barthes (1957). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan beberapa post di media sosial tentang gerakan Ice Bucket Challenge pada Agustus 2014. Data kemudian diinterpretasi menggunakan konsep analisis mitos dalam studi semiotika Barthes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa clicktivist menggunakan aksi dalam gerakan Ice Bucket Challenge sebagai upaya untuk menampilkan diri, seperti yang dijelaskan Goffman dalam konsep dramaturgi. Clicktivist menggunakan front stage untuk mempercantik tampilan dirinya melalui aksi yang dilakukan, atau pakaian dan atribut yang dikenakan. Clicktivist juga menggunakan impression management agar dipersepsikan secara positif oleh penonton sesuai dengan gambaran/image ideal dirinya. Impression management ditunjukkan melalui pakaian/atribut yang dikenakan, juga dari dialog dan gesture yang ditampilkan clicktivist. Sedangkan back stage merupakan fakta-fakta yang terdapat dalam aksi Ice Bucket Challenge yang dilakukan clicktivist. Fakta ini seringkali tidak sesuai dengan apa yang diungkapkan clicktivist pada front stage-ny
    corecore