18 research outputs found

    Roadmap for improving coral reef restoration practices in Southeast Asia

    Get PDF
    Summary Coral reefs directly support the well‐being of millions of people across Southeast Asia, however, these critical ecosystems are also under immense pressure, threatening their sustainability. Coral reef restoration has emerged as a promising strategy to contribute to safeguarding these critical ecosystems and securing the socioeconomic benefits they provide to local communities across the region. In this paper, we present the outcomes of a week‐long of deliberations between policymakers, research funders, practitioners and scientists from Indonesia, Philippines, Vietnam and Australia, which identified four strategies for building improved capacity for coral reef restoration in Southeast Asia; (i) the creation of a learning network, (ii) addressing critical research needs, (iii) improved approaches to communication and engagement to diverse audiences and (iv) the establishment of sustainable funding mechanisms. These strategies are discussed in detail with a view of providing a roadmap to help support coral reef restoration processes across Southeast Asia

    Distribusi Spasial Kualitas Perairan dan Hubungannya dengan Aktifitas Budidaya Perikanan di Teluk Lampung

    Full text link
    Coastal water is water areas that receive much input of organic matter originating from human activities on land. Anthropogenic activities such as marine aquaculture in Teluk Lampung impact water quality on that waters. This study was conducted to determine the distribution of water quality around Teluk Lampung and its correlations to marine aquaculture activities. The analysis carried out in this study is spatial analysis to determine the spatial distribution of water quality in three focus area, namely Teluk Hurun (HB), Selatan Teluk Hurun (SHB) dan Pantai Sari Ringgung (SRB) as part of Teluk Lampung. In addition to spatial analysis, principal component analysis (PCA) was also carried out to determine water quality as a variable and its correlation to each area. Based on the results of this study, the spatial distribution of water quality varies based on the human activities type in each area. Based on the results of principal component analysis, it is known that the variability of several water quality variables also correlates with the human activities types, such as marine aquaculture and beach tourism

    HUBUNGAN PIJAT BAYI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BAYI USIA 3-6 BULAN DI NARESWARA MOM AND BABY CARE KUDUS 2022: The relationship between baby massage and gross motor development in infants aged 3-6 months at Nareswara Mom and Baby Care Kudus 2022

    No full text
    Baby massage can stimulate the development of baby's gross motor skills, which is part of motor activity that involves large or gross muscle skills. The ability to use large muscles for babies is a basic movement ability. The purpose of this study is to analyze the relationship between infant massage and gross motor development in infants aged 3-6 months at Nareswara Mom and Baby Care Kudus. This study uses a quantitative method with a cross-sectional approach. The research sample consisted of 50 infants aged 3-6 months at Nareswara Mom and Baby Care, Kudus, with the sampling technique using total sampling. Analysis of research data using univariate and bivariate analysis using chi square. The results of the univariate analysis showed that there were 33 babies (66%) aged 3-6 months who were in the routine category, while there were 17 babies (34%) who were in the non-routine category. Furthermore, gross motor development was normal in 24 infants (48%), gross motor development in question was in 17 infants (34%), and gross motor development was deviant in 9 infants (18%). The results of the bivariate analysis showed that 22 respondents (44%) had normal gross motor development for infants aged 3-6 months who had regular massages, 9 respondents had doubts (18%), and 2 respondents had deviations (4%). Furthermore, infants aged 3-6 months in the non-routine category with normal gross motor development were 2 respondents (4%), doubtful 8 respondents (16%), and deviant 7 respondents (14%). Then the results of the chi square test show the sig. Asyim (P-Value) of 0.000 is less than 0.05 (0.000 <0.05). Statistically, there is a relationship between infant massage and gross motor development for infants aged 3-6 months at Nareswara Mom and Baby Care, Kudus. Thus it is hoped that mothers who have babies routinely provide baby massage stimulation in order to improve the baby's gross motor development

    ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI PADA PASIEN POST HEMOROIDEKTOMY DI RUMAH SAKIT RSUD DR. R SOETIJONO BLORA

    No full text
    Latar Belakang: Hemoroid merupakan kondisi peradangan dan melebarnya pembuluh darah vena disekitar anus yang besela dari pleksus hemoroiddalis. Peksus hemoroidalis terdiri dari vena dan arteri yang fungsinya sebagai katup pada sfinger ani untuk bekerja.Tujuan : menggambarkan hasil asuhan keperawatan pada 2 klien dengan pengelolan gangguan rasa nyeri akut pada pasien post haemoroidectomy meliputi pengkajian,intervensi, implementasi,dan evaluasiMetode : metode deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau memaparkan peristiwa atau fenomena penting yang ada pada masa kinHasil: hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapankan gangguan rasa nyaman nyeri berkurang. Dengan kriteria hasil klien tampak tenang , klien dapat mengontrol nyeri dengan teknik relaksasi berupa nafas dalam, skla nyeri 0-1,dan TTV dalam batas normalSimpulan: penurunan skala nyeri pada kedua klien dilakukan dengan cara relaksasi nafas dalam, pemberian analgetic anbacim 1 g 3x1 Dexketopropen 25mg 3x1 Lanso 3 g 3x1dan Salep gantamicin 35mgSaran : komunikasi teraputik dan dukungan atara tim kesharan dan keluarga diperhatiakan untuk keberhasila

    ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENGELOLAAN NYERI AKUT PADA PASIEN POST APPENDICTOMY DI RUANG FLAMBOYAN RSUD Dr. R SOETIJONO BLORA

    No full text
    Latar Belakang : Appendictomy adalah pembedahan untuk mengangkat apendiks yang dilakukan untuk menurunkan risiko perforasi. Keluhan paling sering terjadi adalah nyeri akut pada luka post appendictomy. Asuhan keperawatan yang tepat untuk mengatasi nyeri akut ada 2 teknik yaitu farmakologi dan nonfarmakologi. Salah satu manajemen nyeri teknik relaksasi yaitu metode penanganan nyeri nonfarmakologi dengan latihan pernafasan diafragma.Tujuan: Menggambarkan hasil asuhan keperawatan pada kedua klien dengan pengelolaan nyeri akut pada pasien post appendiktomi meliputi pengkajian, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan.Metode: Metode yang digunakan yaitu deskriptif dan penyajian data dalam bentuk narasi hasil dari respon kedua klien. Pengumpulan data yang dilakukan meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi.Hasil: Setelah dilakukan pengkajian didapatkan hasil kedua klien mengalami nyeri skala sedang (4-7) dan memerlukan tindakan manajemen nyeri teknik nonfarmakologi relaksasi nafas dalam selama 5x sehari, observasi, perawatan luka dan mobilisasi selama 3 x 24 jam didapatkan hasil nyeri berkurang skala ringan (1-3).Simpulan: Penurunan skala nyeri pada kedua klien dengan dilakukannya tindakan manajemen nyeri teknik nonfarmakologi berupa relaksasi nafas dalam selama 5x sehari, teknik farmakologi diberikan terapi analgesik dan antibiotik.Saran: Komunikasi terapeutik, dukungan, kerja sama antar tim kesehatan serta keluarga klien sangat diperlukan untuk keberhasilan tindakan

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA BRONKIAL DENGAN FOKUS STUDI POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF DI RSUD RAA SOEWONDO PATI

    No full text
    Latar belakang : Asma merupakan penyakit yang sedang marak terjadi di negara maju dan berkembang. Asma adalah suatu penyakit inflamasi kronik yang biasanya menginfeksi saluran pernapasan (bronkospasme) yang bersifat ringan, akan tetapi dapat menetap serta mengganggu aktivitas sehari-hari. Penyakit ini tidak bisa dihilangkan atau disembuhkan, namun bisa diusahakan untuk dikontrol atau dikendalikan agar tidak sering muncul. Jika asma tidak segera ditangani akan menyebabkan sesak napas (dyspnea) pada kondisi ini penderita akan mengalami gelisah, napas sangat cepat, pucat dan sampai sianosis, mengganggu kebutuhan suplai oksigen maka dampak yang ditimbulkan yaitu pola napas tidak efektif. Ada beberapa cara untuk membantu mengontrol asma bila kambuh salah satunya yaitu dengan latihan pernapasan pursed lips breathing yaitu teknik pernapasan yang dapat membantu memperbaiki transportasi oksigen, melatih otot ekspirasi serta meningkatkan pengeluaran karbondioksida yang terperangkap didalam paru sehingga meningkatkan ruang rugi paru dan membantu mengurangi gejala yang ditimbulkan pada pasien asma. Tujuan karya tulis ini adalah untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada klien dengan asma bronkial fokus studi pola napas tidak efektif di RSUD RAA Soewondo PatiMetoda : Metode yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus (case study) dan menggunakan proses pendekatan keperawatan. Sampling yang digunakan meliputi 2 keluarga.Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam pada pasien I dan pasien II menunjukkan peningkatan pernapasan setelah diberikan latihan pernapasan pursed lips breathing, oksigenasi dan posisi semi fowler sehingga evaluasi yang didapatkan yaitu masalah teratasi sebagianSimpulan : Pasien dengan asma bronkial yang mengalami pola napas tidak efektif dapat diberikan asuhan keperawatan dengan latihan pernapasan pursed lips breathing dan posisikan semi fowle
    corecore