130 research outputs found

    Penurunan Kadar Cod, Bod, Dan Tss Pada Limbah Cair Industri MSG (Monosodium Glutamat) Dengan Biofilter Anaerob Media Bio-ball

    Full text link
    Monosodium Glutamat (MSG) adalah limbah dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Salah satu pengolahan untuk limbah dengan kandungan bahan organik yang tinggi adalah pengolahan secara anaerobik. Biofilter anaerob adalah proses fementasi menggunakan mikroorganisme dengan sistem pertumbuhan melekat, degradasi bahan-bahan organik oleh mikroorganisme terjadi pada media lekat. Reaktor anaerob memiliki volume efektif 37,5 liter. Limbah MSG masuk ke dalam reaktor dengan sistem aliran ke atas. Limbah tersebut dipompakan dari bagian bawah reaktor, mengalir melalui media bioball, dan terjadi kontak dengan mikroorganisme pada media. Proses degradasi bahan organik terjadi selama terjadi kontak dengan biofilm yang terdapat pada media. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi penyisihan kadar COD, BOD, dan TSS dengan biofilter anaaerob. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kadar COD, BOD dan TSS. Hasil penelitian menunjukkan dengan waktu tinggal hidraulik 14,42 hari dapat menurunkan konsentrasi COD, BOD, dan TSS dengan efisiensi penurunan konsentrasi COD 20,67% - 30,88% ; BOD 7,70 % - 45,71 %, dan TSS 12,32 % - 62,82%

    Imobilisasi Limbah Radioaktif Mengandung Thorium Menggunakan Bahan Matriks Synroc

    Full text link
    Thorium waste generated from mantles factories in the form of sludge with a high water content that is derived from thorium-contaminated soil. This waste includes low activity radioactive waste of long-life alpha emitter that is harmful to humans and the environment. Based on these conditions, the immobilization process is required to confine the content of thorium. This research will develop thorium waste volume reduction by adsorption process using H-Zeolite made from Zeolite of Lampung and imobilization process using synroc matrix material. This research emphasized the immobilization process to obtain waste synroc block with the best quality by studying the effect of sintering temperature and sintering time as well as the effect of waste loading in the formation process of waste synroc block. The optimum condition is achieved at the waste loading 50% with the sintering temperature of 1250 Ëš C for 3 hours

    Penurunan Kadar Cod Dan Tss Pada Limbah Tekstil Dengan Metode Ozonasi

    Full text link
    Pengolahan limbah cair industri tekstil secara kimia dengan metode Ozonasi merupakan pengolahan limbah cair ramah lingkungan yang memanfaatkan radikal hidroksil untuk menyisihkan senyawa-senyawa organik yang ada di dalam air limbah. Metode Ozonasi mampu mengoksidasi materi polutan dalam air limbah sehingga dapat menyisihkan kadar COD dan TSS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi penyisihan kadar COD dan TSS dengan menggunakan Metode Ozonasi. Dosis ozon dihasilkan dari sumber gas berupa oksigen yang diinjeksikan kedalam generator ozon. Proses ozonasi pada limbah cair tekstil dilakukan selama 3 jam dengan variasi dosis ozon yang digunakan yaitu 24 ppm dan 32 ppm. Sampel air limbah yang di proses sebanyak 2 liter dan pengambilan sampel dilakukan setiap 15 menit sebanyak 100 ml. Proses adsorpsi dengan karbon aktif dilakukan setelah proses ozonasi berlangsung dengan tujuan membantu proses absorpsi mikro polutan hasil oksidasi dari system ozonasi. Sampel yang diuji sebanyak 26 sampel. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kadar COD dan TSS berturut-turut sebesar 90,5 % dan 97,2% terjadi pada penggunaan dosis ozon 32 ppm dan waktu pengolahan 180 menit dengan proses adsorpsi. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar dosis ozon dan waktu pengolahan yang digunakan maka penyisihan kadar COD dan TSS akan semakin besa

    Perencanaan Pondasi Rakit dan Pondasi Tiang dengan Memperhatikan Differential Settlement “Studi Kasus Gedung Fasilitas Umum Pendidikan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag)”

    Full text link
    Pondasi diperlukan untuk mendukung beban bangunan diatasnya. Pondasi tiang umumnya digunakan untuk bangunan sedang sampai tinggi. Namun apabila kedalaman tanah keras jauh dari permukaan pengunaan pondasi tiang dapat menjadi tidak ekonomis. Pondasi juga harus direncanakan dengan memperhatikan perbedaan penurunan (differential settlement) karena dapat menyebabkan retak-retak pada bangunan sehingga Kenyamanan penghuni terganggu akibat adanya retak tersebut. Studi ini dilakukan untuk merencanakan pondasi rakit dan tiang dengan memperhatikan perbedaan penurunan studi kasus pada “Gedung Fasilitas Umum Pendidikan 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG”) serta membandingkan biaya bahan antara pondasi rakit dan pondasi tiang. Gedung Fasilitas Pendidikan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG) ini dibutuhkan untuk menunjang kegiatan perkuliahan. Gedung ini memiliki luas 6.480 m2 dan berjumlah 9 tingkat. Pondasi rakit yang direncanakan memiliki panjang dan lebar 44x42 meter dikedalaman 3 meter dibawah permukaan tanah. Pada pondasi tiang pancang direncanakan menggunakan pondasi tiang D60 dengan kedalaman mencapai 30 meter. Hasil dari penelitian ini yaitu pada pondasi rakit terjadi differential settlement melebihi batas toleransi yaitu 0.0015 (NAVFAC, DM-7). Untuk menghilangkan penurunan konsolidasi dibutuhkan perbaikan tanah dengan PVD dan preloading. Sedangkan pada pondasi tiang menumpu pada tanah keras dikedalaman 30 m sehingga tidak terjadi penurunan konsolidasi. Adapun alternatif yang dipilih pada kasus ini yaitu menggunakan tiang pancang penurunan tanah (settlement) tidak menjadi masalah sehingga tidak diperlukan perbaikan tanah terlebih dahulu

    Identifikasi Faktor-faktor Cost Overrun Biaya Overhead Pada Proyek Pembangunan Manado Town Square III

    Get PDF
    Pada pekerjaan proyek konstuksi biasanya terjadi kendala, baik kendala yang sudah diperhintungkan maupun yang belum di perhitungkan.Sehingga proyek yang dikerjakan biasanya terlaksana dengan hasil yang tidak sesuai yang di rencanakan. Oleh sebab itu penelitian ini sebagai upaya untuk mendapatkan dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mengakibatkan terjadinya cost overrun pada biaya overhead yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja biaya akhir proyek. Penelitian ini dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner dan responden pada pembangunan Manado Town Square Tahap III pengolahan data kuesioner menggunakan program SPSS 22 for windows dengan metode analisis Responden, Validitas Dan Reabilitas, Frequencies, Descriptives, Skala (Score) Dampak/Pengaruh. Dari hasil penelitian didapatkan urutan rangking – rangking tiap faktor yang menjadi penyebab pembengkakan biaya pada penyelesaian proyek.Dengan mengunakan analisa Faktor – faktor yang menjadi penyebab utama yang mempengaruhi kelebihan biaya penyelesaian proyek Pembangunan Manado Town Square tahan III adalah Politik, Ekonomi, Financial, Sosial-Budaya, Legilitas Hukum, Alam, Perencanaan, Organisasi dan Personil Proyek, Administrasi dan kontrak, pengaturan Lapangan, Keperluan Lapangan, Jadwal Proyek

    Inhibitory Mechanisms Of Maillard Reaction Products

    Get PDF
    To determinine the inhibitory mechanism of antibacterial Maillard reaction products (PRM), heated mixtures containing GL (glukosa-tisin) and TU (molasses-urea) were were studied fcx their effect on uptake oxygen and iron solubility. It was found that the tested PRM had an inhibitory effect on the uptake of oxygen was observed. The PRM also had an effect on the solttbirity of iron in nutrient broth and in phosphate buffer. While the GL mixturereduced the solubility of iron it was increased by the TU mixture

    Faktor Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kebakaran Lahan Gambut Dengan Memperhitungkan Tingkat Kematangan Lahan Gambut (Studi Kasus : Lahan Gambut Kabupaten Siak, Provinsi Riau)

    Full text link
    In the ground, most carbon are storage in peat soil, so that when the peat is burned the amountof carbon releases into the atmosphere in large quantities. Indonesia has 85% of peatlands for Southeast Asia. Every year around 2.0 Gt of carbon emitted into the air as a result of peat fires in Indonesia. Therefore, an iventaritation greenhouse gas emissions need to be more accurate is to take into account the maturity level of the peat. The purpose of this study was to determine the emission factors and analyze the relationship between the concentration of greenhouse gases to a level of maturity that burning peat. Peat soil samples taken from the village Dayun Dayun Siak District of Riau Province. The study was conducted in Yogyakarta and Semarang in June-August 2014. Data processing emissions obtained by using a measuring instrument Gas Chromatography and Gas Analyzer which first analyzed by laboratory Hiperkes Jogja (N2O and CO2) and Laboratory Balingtan Pati (CH4). From the results, the relationship of CO2 concentration increases as the maturation of peat. This is in contrast with the results of the concentration of CH4 and N2O are increasingly mature peat smaller concentration. While the emission factor (FE) of CO2 from the maturity level of fibric 2553.6; hemik 2736; sapric 4370.4 g CO2 / kg of mass of peat burned. For N2O emission factor of each in each level of maturity that is, fibric at 213.6; hemik sapric 192 and 204 g N2O / kg mass of peat burned. CH4 emission factor at maturity fibric 6:41; hemik sapric 4.45 and 5.5 g CH4 emission factor / kg mass of peat burned
    • …
    corecore