8 research outputs found

    The Identification Of Morphometric Characteristics And Fattenning Of Mud Crabs (Scylla spp.) In Para Island, Tatoareng District, Sangihe Islands Regency, North Sulawesi Province

    Get PDF
    The purpose of this study was to identify the morphometric characters of mangrove crabs Scylla spp. and to grow them on the island of Para Sangihe Islands Regency, North Sulawesi Province. There were 2 types of crabs found during crab’s collection. However, the most abundant one was Scylla serrata while the olivacea is only one tail. The results of this study indicate that mangrove crabs that were kept for 2 weeks feed on trash fish three times a day experience growth. Based on the results of the study, it can be concluded that: the type of crab found on Pulau Para, Tatoareng District, Sangihe Islands Regency, North Sulawesi Province were mostly S. serrata (34 tails) and one tail of S. olivacea. The fattening of mangrove crabs showed results on the body weight and carapace length.Further research on mangrove crabs needs to be done on different aspects such as preferable food and time of the abundancy.Keywords: Crab, Scylla spp., identification, fattening. ABSTRAK       Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakter morfometrik kepiting bakau Scylla spp dan cara penggemukannya di Pulau Para Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara. Dua jenis kepiting bakau ditemukan saat pengumpulan data, namun yang ditemukan paling banyak adalah Scylla serrata, sedangkan S. olivacea hanya 1 ekor saja.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepiting bakau yang dipelihara selama 2 minggu dengan diberi pakan ikan rucah sebanyak tiga kali sehari mengalami pertumbuhan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: jenis kepiting yang ditemukan di Pulau Para Kecamatan Tatoareng Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara adalah Scylla serrata (34 ekor) dan S. olivacea (1 ekor). Penggemukan kepiting bakau dengan pakan ikan rucah tiga kali sehari menunjukan adanya pertumbuhan berat badan dan panjang lebar karapas.     Penelitian lanjutan tentang kepiting bakau perlu dilakukan untuk melihat berbagai aspek seperti makanan kesukaan dan waktu kelimpahanya.Kata kunci : Kepiting, Scylla spp, identifikasi, penggemukan

    IDENTIFIKASI JENIS KEPITING DI PERAIRAN MOLAS, KECAMATAN BUNAKEN, KOTA MANADO (Identification Of Crab Species in Molas Waters, Bunaken District, Manado City)

    Get PDF
    Crustaceans are an important part of the bentic fauna and one of the groups is infra theorderbrachyura. Brachyura crabs cover about 700 genera and about 5000 to 10000 species. Thepurpose of this study is first to identfy the types of crabs, secondly to calculate abundance, thirdly tofind out the environmetal conditions of the surrounding waters both pH, temperature, salinity occupiedby the types of crabs in Molas waters, Bunaken District, Manado Cit. Identification technique based onthe color and shape of the carapace. The data collection location consists of 2 different places (station)which are 150 m between stations. To compelte the data in the field, supporting water quality data wasalso collected such as: temperature, pH, and salinity at each station. Identification results in Molaswaters, Bunaken District, Manado City found 7 types of crabs with the number recorded namely,Austruca annulipes 155 individuals, followed by Ocypode sp 55 individuals, Ocyopde palidula 53individuals, Leptograpsus variegatus 30 individuals, Gelasimus vocans 20 individuals, Aratus pisonii 15individuals and Portunus pelagicus 10 individuals. Based on the analysis of abudance data with thehighest value, namely Crab Austruca annulipes that is1,55 ind/m2. The quality parameters in Molaswaters are temperature 29-30 oC, Salinity ppt 29-30 ppt, pH 6-8.Keywords: Molas, Crabs, Abudance ABSTRAKKrustasea adalah bagian penting dari fauna bentik dan salah satu kelompok adalah infra ordobrachyura. Kepiting brachyura mencakup sekitar 700 genera dan sekitar 5000 hingga 10.000 spesies.Tujuan dari penelitian ini adalah yang pertama mengidentifikasi jenis-jenis kepiting, kedua yaitumenghitung kelimpahan, ketiga yaitu mengetahui keadaan lingkungan perairan sekitar baik pH, suhu,salinitas yang di tempati oleh jenis-jenis kepiting di perairan Molas, Kecamatan Bunaken, Kota Manado.Penelitian ini menggunakan metode jelajah. Teknik identifikasi berdasarkan warna serta bentukkarapas. Lokasi pengambilan data terdiri 2 tempat (stasion) berbeda yang berjarak 150 m antar stasion.ntuk melengkapi data di lapangan diambil juga data pendukung kualitas air, seperti: suhu, pH, dansalinitas pada masing-masing stasiun. Hasil identifikasi di Perairan Molas, Kecamatan Bunaken, KotaManado ditemukan 7 jenis kepiting dengan jumlah yang terdata yaitu, Austruca Annulipes yaitu 155individu, kemudian diikuti jenis kepiting Ocypode sp yaitu 55 individu, Ocypode palidula yaitu 53individu, Leptograpsus variegatus yaitu 30 individu, Gelasimus vocans yaitu 20 individu, Aratus pisonii15 individu dan Portunus pelagicus 10 individu. Berdasarkan analisis data kelimpahan dengan nilaitertinggi yakni Kepiting Austruca annulipes yaitu 1,55 ind/m2. Parameter kualitas di perairan Molas yaitusuhu 29-30 oC, salinitas 29-30 ppt, pH 6-8.Kata kunci: Molas, Kepiting, Kelimpaha

    Utilization of life feed Alona sp., Boiled Egg Yolk and Commercial Feed Toward Survival Rate of Betta Fish Larvae

    Get PDF
    The purpose of this study was to find out the survival rates of betta fish larvae (cupang) that were given life feed Alona sp., boiled egg yolk and commercial feed for 21 days. Data analysis was performed by one-way ANOVA, and continued with BNJ (Tukey) test. The result of the survival rate is as follow treatment with life feed Alona sp. 56%, treatment with boiled egg yolk 26%, and treatment with commercial feed 0%. The results of statistical tests show there are significant differences.  Significant value p <.0002 (<.05). Water quality parameter measured during the study was temperature of 26 ºC.Keywords: betta fish larvae, life feed, Alona sp., survival rateABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan laju kelangsungan hidup larva ikan betta (cupang) yang dibeerikan pakan alami Alona sp., rebusan kuning telur dan pakan komersil selama 21 hari.  Analisis data dilakukan dengan ANOVA one way, dan dilanjutkan dengan uji BNJ (Tukey).  Hasil laju kelangsungan hidup adalah sebagai berikut, perlakuan dengan pakan alami Alona sp. 56%, perlakuan dengan rebusan kuning telur 26%, dan perlakuan dengan pakan komersil 0%.  Hasil uji statistik menunjukan adanya perbedaan yang nyata.  Nilai signifikan p <.0002 (<.05).  Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian adalah suhu 26ºC.Keywords: larva ikan betta, pakan alami, Alona sp., kelangsungan hidu

    The Survival Rate and Growth of Juvenile Crayfish (Cherax quadricarinatus) With Different Types of Shelter

    Get PDF
    An experiment was designed to assess the relative performance of three shelter types on the survival and growth of red-claw crayfish (Cherax quadricarinatus).  A 13 days old juvenile crayfish with an average length of 10 mm were cultured in 400 ml water of glass bowl and were provided with one of 3 types of shelter over 19 days.  The various shelter types assessed were dried coconut leaves, bamboo and Hydrilla.  Juveniles in each bowl were fed with Artemia twice a day morning and in the afternoon. There was no significant effect (P>0.05) of shelter type on the survival rate; however, there was a significant effect (P0.05), namun berbeda nyata (P< 0.05 ) untuk pertumbuhan dengan daun kelapa kering (5.33%), Hydrilla (2.33%) dan bambu (2%).     Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis shelter memberikan pengaruh nyata  terhadap pertumbuhan namun tidak berbeda nyata untuk sintasan hidup.Kata kunci: Sintasan hidup, Pertumbuhan, Juvenil Cherax quadricarinatus, Shelte

    Utilization of Life Feed Alona SP., Boiled Egg Yolk and Commercial Feed Toward Survival Rate of Betta Fish Larvae

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan laju kelangsungan hidup larva ikan betta (cupang) yang dibeerikan pakan alami Alona sp., rebusan kuning telur dan pakan komersil selama 21 hari. Analisis data dilakukan dengan ANOVA one way, dan dilanjutkan dengan uji BNJ (Tukey). Hasil laju kelangsungan hidup adalah sebagai berikut, perlakuan dengan pakan alami Alona sp. 56%, perlakuan dengan rebusan kuning telur 26%, dan perlakuan dengan pakan komersil 0%. Hasil uji statistik menunjukan adanya perbedaan yang nyata. Nilai signifikan p <.0002 (<.05). Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian adalah suhu 26ºC

    STUDI PERUMUSAN STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA BAHARI KOTA MANADO DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 BERDASARKAN ANALISIS SWOT

    Get PDF
    The objective of this research was to formulate a strategy for managing maritime ecotourism in the era of industrial revolution 4.0 in the city of Manado. The study was conducted at the coastal areas of the mainland of Manado City and Bunaken Island for 3 months, February - May 2019. The research method was a survey with descriptive analysis and SWOT. The results of the study obtained 4 strategy formulations (key success factors) in the context of managing maritime ecotourism in the industrial revolution era 4.0 in the city of Manado, namely: 1) Increasing law enforcement in the field of marine ecotourism, waste management on land and sea, 2) Awareness of the community environmental hygiene both on land and sea, 3) Empowering biodiversity resources of coral reefs, seagrass beds and mangroves in the park for developing marine maritime ecotourism through digital applications, and 4) managing and developing resorts, coastal culinary attractions, points of diving spots, and tourism  ports. The results of the SWOT curve show the condition of marine ecotourism in the city of Manado in quadrant 2, namely a situation where the threat to the development of marine ecotourism is more dominant than opportunity, but there are strengths of tourism organizations that can be relied on. Stakeholders are expected to be able to improve performance so that quadrant 2 conditions change to quadrant 1, which is to support an aggressive strategy: a very good situation because of the power that is used to seize profitable opportunities. In the era of industrial revolution 4.0, every stakeholder in the maritime ecotourism industry in the city of Manado was supposed to change the management system towards digital-based by making applicationsKeywords: Bunaken island, revolution industry 4.0, Manado city, marine ecotourism, strategyTujuan penelitian adalah untuk merumuskan strategi pengelolaan ekowisata bahari di era revolusi industri 4.0 di Kota Manado.  Penelitian dilakukan di wilayah pesisir daratan Kota Manado dan Pulau Bunaken selama 3 bulan, Februari - Mei 2019. Metode penelitian adalah survei dengan analisis deskriptif dan SWOT. Hasil penelitian diperoleh 4 rumusan strategi (faktor-faktor kunci keberhasilan) dalam rangka pengelolaan ekowisata bahari era revolusi industri 4.0 di Kota Manado, yaitu: 1) Meningkatkan penegakan hukum di bidang ekowisata bahari, pengelolaan sampah di darat maupun laut, 2) Menyadarkan masyarakat tentang kebersihan lingkungan baik di daratan maupun lautan, 3) Memberdayakan sumber daya keanekaragaman hayati terumbu karang, padang lamun dan mangrove di kawasan TNB untuk pengembangan ekowisata bahari melalui aplikasi digital, dan 4) Mengelola dan mengembangkan resort, tempat-tempat wisata kuliner pantai, titik-titik penyelaman, dan pelabuhan pariwisata.  Hasil kurva SWOT memperlihatkan kondisi ekowisata bahari Kota Manado berada dalam kuadran 2, yaitu situasi dimana ancaman terhadap pengembangan ekowisata bahari lebih dominan dibandingkan peluang, namun ada kekuatan organisasi kepariwisataan yang dapat diandalkan. Pemangku kepentingan diharapkan dapat meningkatkan kinerja agar kondisi kuadran 2 berubah menjadi kuadran 1, yaitu mendukung strategi agresif: situasi yang sangat baik karena adanya kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih peluang yang menguntungkan.  Dalam era revolusi industri 4.0, maka setiap pemangku kepentingan industri ekowisata bahari di Kota Manado sudah seharusnya merubah sistem pengelolaan yang ada ke arah berbasis digital dengan cara membuat aplikasi pengelolaan ekowisata bahari.Kata Kunci: Ekowisata bahari, revolusi industri 4.0, Kota Manado, Pulau Bunaken, strateg

    Physical Evaluation on Freshwater Crayfish, Cherax Quadricarinatus, Feed Using Several Gluten Materials

    Full text link
    Title (Bahasa Indonesia): Uji fisik pakan lobster air tawar, Cherax quadricarinatus, yang menggunakan beberapa bahan perekat The objective of this study was to evaluate the physical parameters of feed for freshwater crayfish (Cherax quadricarinatus) using different glutens. This study used a completely randomized design with four treatments and three replications. Treatment A was feed with starch gluten, treatment B was feed with sago gluten, treatment C was feed with seaweed gluten and treatment D was a commercial feed (control). ANOVA showed that the treatments gave a significant effect (P <0.05) on the breaking rate in the water, sinking speed, homogeneity, and hardness. The results showed that feed using seaweed gluten is very good to use. Feed with starch gluten was also better than feed of sago gluten. However, for sinking speed, control diet and starch gluten-based feed were Faster than that of seaweed gluten. The result for water quality analysis including temperature, pH, DO and ammonia during the study showed tolerable ranges for freshwater crayfish. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara fisik pakan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) yang menggunakan beberapa bahan perekat. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan A pakan dengan bahan perekat kanji, perlakuan B pakan dengan bahan perekat sagu, perlakuan C pakan dengan bahan perekat rumput laut dan perlakuan D adalah pakan komersil (kontrol). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa antara perlakuan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kecepatan pecah pakan dalam air, dispersi pakan, kecepatan tenggelam, homogenitas, dan tingkat kekerasan. Pakan dengan bahan perekat rumput laut sangat baik untuk digunakan. Pakan dengan bahan perekat tepung kanji juga lebih baik dibandingkan pakan berbahan perekat sagu. Tetapi untuk kecepatan tenggelam pakan kontrol dan pakan berbahan perekat kanji lebih cepat dibandingkan pakan berbahan perekat rumput laut. Hasil analisis kualitas air meliputi suhu, pH, DO dan amonia selama penelitian menunjukkan masih dalam batas kisaran yang bisa ditoleransi lobster air tawar
    corecore