28 research outputs found

    Sosialisasi Penerapan Ketersediaan Logistik Kesehatan Dalam Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Di Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya

    Get PDF
    Kejadian bencana dapat menimbulkan krisis kesehatan, seperti korban mati, korban luka, sakit, penungsi, lumpuhnya pelayanan kesehatan, penyakit menular, sanitasi lingkungan, gangguan jiwa, dan masalah kesehatan lainnya. Sementara itu pemberian pelayanan kesehatan pada saat bencana sering ada kendala akibat tidak memadainya jumlah dan jenis obat serta alat kesehatan, terbatasnya sumber daya manusia dan klaster kesehatan, serta dana operasional sehingga diperlukan logistik kesehatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya pada bulan Oktober-November Tahun 2023. Sasaran kegiatan pemberdayaan ini adalah 5 (lima) orang yang berada di kabupaten Nagan Raya sebagai berikut : Kepala Sub Bagian Program 1 orang, Staff Perencanaan Program 1 orang, Pejabat Pembuat Komiten Pengadaan1 orang, Kepala Gudang IFK 1 orang, Staf IFK 1 orang. Hasil menunjukkan yaitu untuk perencanaan di Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya sudah melakukan perencanaan yang baik, dilihat dari program kerja, dan evaluasi kegiatan serta terjalinnya koordinasi antara Dinas Kesehatan dan puskesmas-puskesmas. Pengadaan logistik kesehatan sudah baik dan berasal dari ABPD Kabupaten yang sudah dievaluasi oleh DPRD. Pergudangan atau penyimpanan logistik kesehatan sudah ada, hanya saja pergudangan kurang memadai dan masih perlu adanya perbaikan. Untuk pendistribusian sudah baik, dan adanya kerjasama lintas sektor, pendistribusian oleh TNI/POLRI sangat dominan

    KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN BAHAYA MEROKOK DI SMK SWASTA MANDIRI PERCUT SEI TUAN

    Get PDF
    Perkiraan jumlah rokok yang dihisap di dunia mencapai 15 milyar batang setiap harinya dan merokok merupakan perilaku negatif dan berbahaya bagi kesehatan tubuh dan lingkungan dan merupakan kebiasaan yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Jumlah perokok di Indonesia cenderung meningkat. Sebesar 35% penduduk umur 15 tahun keatas merokok (tiap hari dan kadang-kadang). Kasus merokok pada pelajar juga semakin memprihatinkan. Prevalensi merokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun menunjukkan 30,4% pernah merokok, dan lebih mengejutkan lagi 20,3% anak sekolah merupakan perokok aktif. Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Untuk mengurangi rokok pada anak, maka diperlukan pendidikan kesehatan sejak dini yang pada umumnya menggunakan metode ceramah, film dan leaflet yang akan dilakukan dalam bentuk penyuluhan promosi kesehatan tentang bahaya merokok di SMK Swasta Mandiri Percut Sei Tuan

    Penyuluhan Dan Deteksi Dini Ibu Hamil Bermasalah Bekerjasama Dengan Puskesmas Dan Dinas Kesehatan Di Kabupaten Nias Barat

    Get PDF
    Penyakit kudis atau skabies adalah suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit tungau Sarcoptes scabei yang berupaya membentuk terowongan dibawah kulit dan ditularkan lewat kontak langsung manusia. Parasit tungau Sarcoptes scabei merupakan parasit obligat yang semua siklus hidupnya berproses pada manusia. Masa inkubasi pajanan pertama berlangsung tiga sampai enam minggu, sedangkan masa inkubasi pajanan berikutnya terjadi lebih cepat, yaitu satu sampai tiga hari. Angka kejadian skabies di negara berkembang dilaporkan terdapat sebanyak 6-27% dari populasi umum (Muzakir, 2008). Tujuan Umum, yaitu mengetahui Faktor-Faktor yang menyebabkan kejadian Scabies pada siswa/I SDN. Inpress 174568 Simorangkir Julu , Kec. Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara. Sasaran pada kegiatan sosialisasi ini ialah siswa-siswi  SD.Inpres 174568 Simorangkir Julu kec.Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara yaitu 20 orang dengan menggunakan 2 metode ( Pemaparan materi dan Diskusi) dan dilaksanakan di SD.Inpres 174568 Simorangkir. Pengmas ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juni tahun 2022. Dari hasil sosialisasi diketahui bahwa banyak siswa-siswi yang belum mengetahui apa itu penyakit scabies. Dengan adanya sosialisasi ini siswa-siswi mengetahui apa itu scabies, faktor-faktor penyebab terjadinya dan pencegahan yang dapat dilakukan. Dari hasil sosialisasi diketahui bahwa personal hygiene pada siswa masih kurang. Siswa-siswi diharapkan mengetahui apa itu penyakit scabies dan pencegahan yang akan likakukan. Disarankan siswa-siswi diharapkan lebih memperhatikan personal hygene (kebersihan pribadi) untuk dapat mencegah. Jika terjadi kasus/ penyakit scabies diharapkan berobat ke puskesmas/ sarana Kesehatan

    Penyuluhan Dan Deteksi Dini Ibu Hamil Bermasalah Bekerjasama Dengan Puskesmas Dan Dinas Kesehatan Di Kabupaten Nias Barat

    Get PDF
    Penyakit kudis atau skabies adalah suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit tungau Sarcoptes scabei yang berupaya membentuk terowongan dibawah kulit dan ditularkan lewat kontak langsung manusia. Parasit tungau Sarcoptes scabei merupakan parasit obligat yang semua siklus hidupnya berproses pada manusia. Masa inkubasi pajanan pertama berlangsung tiga sampai enam minggu, sedangkan masa inkubasi pajanan berikutnya terjadi lebih cepat, yaitu satu sampai tiga hari. Angka kejadian skabies di negara berkembang dilaporkan terdapat sebanyak 6-27% dari populasi umum (Muzakir, 2008). Tujuan Umum, yaitu mengetahui Faktor-Faktor yang menyebabkan kejadian Scabies pada siswa/I SDN. Inpress 174568 Simorangkir Julu , Kec. Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara. Sasaran pada kegiatan sosialisasi ini ialah siswa-siswi  SD.Inpres 174568 Simorangkir Julu kec.Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara yaitu 20 orang dengan menggunakan 2 metode ( Pemaparan materi dan Diskusi) dan dilaksanakan di SD.Inpres 174568 Simorangkir. Pengmas ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juni tahun 2022. Dari hasil sosialisasi diketahui bahwa banyak siswa-siswi yang belum mengetahui apa itu penyakit scabies. Dengan adanya sosialisasi ini siswa-siswi mengetahui apa itu scabies, faktor-faktor penyebab terjadinya dan pencegahan yang dapat dilakukan. Dari hasil sosialisasi diketahui bahwa personal hygiene pada siswa masih kurang. Siswa-siswi diharapkan mengetahui apa itu penyakit scabies dan pencegahan yang akan likakukan. Disarankan siswa-siswi diharapkan lebih memperhatikan personal hygene (kebersihan pribadi) untuk dapat mencegah. Jika terjadi kasus/ penyakit scabies diharapkan berobat ke puskesmas/ sarana Kesehatan

    Pelaksanaan Penyuluhan Pemberdayaan Keluarga Dalam Upaya Peningkatan Gizi Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

    Get PDF
    Hasil Riskesdas (2013) menunjukkan besaran masalah gizi di Indonesia seperti masalah KEP yaitu gizi kurang, pendek dan kurus dimana prevalensi gizi kurang terjadi peningkatan sebesar 18,4% pada tahun 2007 menjadi 19,6% pada tahun 2013, begitu juga halnya dengan prevalensi pendek pada anak balita sebesar 36,8% pada tahun 2007 meningkat menjadi 37,3% pada tahun 2013 tetapi untuk prevalensi kurus terjadi penurunan dimana pada tahun 2007 sebesar 13,6% menjadi 12,1% pada tahun 2013. Selain status gizi sebagai salah satu faktor besaran masalah gizi di Indonesia, faktor kunjungan anak balita untuk menimbang secara rutin ke posyandu juga akan berpengaruh terhadap besaran masalah gizi di Indonesia. Pengetahuan ibu hamil tentang gizi adalah yang diketahui ibu hamil tentang pangan sehat, pangan sehat untuk golongan usia tertentu dan cara ibu memilih, mengolah dan menyiapkan pangan dengan benar. Metode pelaksanaan pengabdian ini dilaksanakan di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang pada bulan November-Desember 2022. Pengetahuan ibu rumah tangga tentang bahan pangan akan mempengaruhi perilaku pemilihan pangan dan ketidaktahuan dapat menyebabkan kesalahan dalam pemilihan dan pengolahan pangan. Pengetahuan tentang gizi dan pangan yang harus dikonsumsi agar tetap sehat, merupakan faktor penentu kesehatan seseorang, tingkat pengetahuan ibu tentang gizi juga berperan dalam besaran masalah gizi di Indonesia. Berdasarkan hal-hal tersebut maka perlu dilakuakan pemberdayaan penyuluhan peningkatan gizi bayi dalam keluarga, agar masyarakat lebih memiliki pemahaman dan perubahan perilaku yang baik untuk penganggulangan gizi buruk pada bay

    Peningkatan Pengetahuan Siswa/i SMP Negeri 1 Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Dengan Penyuluhan Kesehatan Mengenai Manajemen Pembuangan Sampah Yang Baik

    Get PDF
    Tingkat pendidikan mayoritas penduduk Siatas Barita hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Rendahnya kualitas pendidikan di Siatas Barita tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Siatas Barita baru tersedia di level pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SMP), sementara akses ke pendidikan menengah ke atas berada di tempat lain yang relatif jauh. Salah satu sarana pendidikan yang terdapat di Siatas Barita.  SOLUSI PERMASALAHAN MITRA Persiapan kegiatan meliputi kegiatan survei tempat pengabdian masyarakat yaitu di SMPN 1 Siatas Barita, Permohonan ijin kegiatan pengabdian masyarakat kepada pengurus dan Kepala Sekolah SMPN 1 Siatas Barita. Pengurusan administrasi (surat-menyurat). Persiapan alat dan bahan serta akomodasi Persiapan tempat untuk pendidikan kesehatan (penyuluhan) yaitu menggunakan salah satu ruangan kelas di sekolah tersebut. Kegiatan pendidikan kesehatan (penyuluhan) meliputi Pembukaan dan perkenalan dengan siswa/siswi SMPN 1 Siatas Barita yang menjadi sasaran kegiatan. Penyuluhan mengenai pengertian sampah, karakteristik sampah di sekolah, pengelolaan sampah, perencanaan pengelolaan sampah yang baik dan benar di sekolah. Pengmas ini dilaksanakan pada bulan maret-mei tahun 2023. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Samosir. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang manajemen pembuangan sampah yang baik di SMPN 1 Siatas Barita terlaksana dengan baik. Kesimpulan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang manajemen pembuangan sampah yang baik di SMPN 1 Siatas Barita mendapatkan respon yang antusias dari para siswa/siswi SMPN 1. Didapatkan 3 pertanyaan dari peserta penyuluhan (siswa/siswi) terkait materi penyuluhan dan siswa/siswi di sekolah tersebut mengharapkan ada kegiatan penyuluhan kembali terkait pengelolaan dan daur ulang sampah. Saran Kegiatan pengabdian seperti ini dapat dilakukan secara rutin baik di lokasi yang sama maupun di lokasi yang berbeda dengan sasaran masyarakat yang benar-benar membutuhkan pelayanan kesehatan terutama mengenai kesehatan pada remaja

    KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN BAHAYA MEROKOK DI SMK SWASTA MANDIRI PERCUT SEI TUAN

    Get PDF
    Perkiraan jumlah rokok yang dihisap di dunia mencapai 15 milyar batang setiap harinya dan merokok merupakan perilaku negatif dan berbahaya bagi kesehatan tubuh dan lingkungan dan merupakan kebiasaan yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Jumlah perokok di Indonesia cenderung meningkat. Sebesar 35% penduduk umur 15 tahun keatas merokok (tiap hari dan kadang-kadang). Kasus merokok pada pelajar juga semakin memprihatinkan. Prevalensi merokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun menunjukkan 30,4% pernah merokok, dan lebih mengejutkan lagi 20,3% anak sekolah merupakan perokok aktif. Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Untuk mengurangi rokok pada anak, maka diperlukan pendidikan kesehatan sejak dini yang pada umumnya menggunakan metode ceramah, film dan leaflet yang akan dilakukan dalam bentuk penyuluhan promosi kesehatan tentang bahaya merokok di SMK Swasta Mandiri Percut Sei Tuan

    HUBUNGAN KARAKTERSTIK SUAMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) ISTRI DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT MEDAN TAHUN 2019

    Get PDF
    Tingginya angka kelahiran (TFR) merupakan salah satu masalah besar dan memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya dengan melaksanakan pembangunan keluarga berencana secara komprehensif. Peran suami dalam keluarga sangat dominan dan memegang kekuasaan dalam pengambilan keputusan di rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik suami dan peran suami dalam penggunaan alat kontasepsi IUD puskesmas Glugur Darat kota Medan tahun 2019. Penelitian ini menggunkan metode penelitian kuantitatif jenis penelitain Cross Sectional dilaksanakan di Puskesmas Glugur Darat mulai bulan januari-agustus 2020 dengan jumlah sampel 80 orang. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan antara pendidikan (p=0,026), umur (p=0,018) dan jumlah anak (p=0,002) dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD istri , sedangkan pekerjaan (p=0,090) tidak memiliki hubungan. Variable yang paling dominan yaitu variable jumlah anak dengan nilai Exp.B 3,105. Disarankan kepada Puskesmas glugur darat untuk meningkatkan informasi dan promosi kesehatan mengenai alat kontrasepsi jangka panjang untuk meningkatkan tingkat pengetahuan mengenai alat kontrasepsi. kader-kader kesehatan yang ada disetiap RT agar dapat memberikan untuk meningkatkan informasi tentang alat kontrasepsi IUD kepada Wanita Usia Subur dan  Diharapkan Masyarakat dapat menggunakan kontrasepsi yang efektif

    HUBUNGAN KARAKTERSTIK SUAMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) ISTRI DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT MEDAN TAHUN 2019

    Get PDF
    Tingginya angka kelahiran (TFR) merupakan salah satu masalah besar dan memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya dengan melaksanakan pembangunan keluarga berencana secara komprehensif. Peran suami dalam keluarga sangat dominan dan memegang kekuasaan dalam pengambilan keputusan di rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik suami dan peran suami dalam penggunaan alat kontasepsi IUD puskesmas Glugur Darat kota Medan tahun 2019. Penelitian ini menggunkan metode penelitian kuantitatif jenis penelitain Cross Sectional dilaksanakan di Puskesmas Glugur Darat mulai bulan januari-agustus 2020 dengan jumlah sampel 80 orang. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan antara pendidikan (p=0,026), umur (p=0,018) dan jumlah anak (p=0,002) dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD istri , sedangkan pekerjaan (p=0,090) tidak memiliki hubungan. Variable yang paling dominan yaitu variable jumlah anak dengan nilai Exp.B 3,105. Disarankan kepada Puskesmas glugur darat untuk meningkatkan informasi dan promosi kesehatan mengenai alat kontrasepsi jangka panjang untuk meningkatkan tingkat pengetahuan mengenai alat kontrasepsi. kader-kader kesehatan yang ada disetiap RT agar dapat memberikan untuk meningkatkan informasi tentang alat kontrasepsi IUD kepada Wanita Usia Subur dan  Diharapkan Masyarakat dapat menggunakan kontrasepsi yang efektif
    corecore