3 research outputs found

    Karakteristik batugamping Formasi Wapulaka dan pemanfaatannya sebagai bahan galian industri di Desa Wuna, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara

    Get PDF
    Daerah penelitian merupakan kawasan karst yang tersusun atas batugamping terumbu berumur Plistosen. Secara administrasi, daerah penelitian terletak pada Desa Wuna, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Hamparan batugamping terumbu tidak hanya dapat dimanfaatkan dalam geokonservasi, namun juga sebagai bahan industri. Metode yang digunakan adalah metode lapangan geologi dan pekerjaan laboratorium dengan data luaran utama adalah deskripsi sayatan tipis batugamping dan kandungan senyawa mayor batugamping. Pengolahan data lapangan menggunakan analisis petrografi dalam pemerian batuan dan analisis geokimia senyawa mayor untuk mengetahui jenis pemanfaatan batugamping. Batugamping dijumpai pada satuan perbukitan karst dan pedataran. Litologi penyusun berupa wackestone dan packstone yang kaya akan fragmen bioclast, kalsit, aragonit, mineral sekunder, dan porositas yang intens. Batugamping didominasi oleh CaO (kalsium oksida) dengan kadar rata-rata 94,44%. Beberapa sampel memiliki kadar MgO (magnesium oksida) tinggi hingga mencapai 4,4% yang mengindikasikan proses dolomitisasi. Data geokimia menunjukkan batugamping dapat digunakan untuk berbagai keperluan bahan industri seperti: industri semen, bata silika, soda abu, karbit, dan pemurnian baja. Batugamping packstone dan wackstone untuk bahan industri dicirikan oleh kelimpahan lumpur karbonat dan aragonit, serta minimnya mineral sekunder

    Studi Pengaruh Variabel Proses dan Kinetika Ekstraksi Nikel dari Bijih Nikel Laterit Menggunakan Larutan Asam Sulfat pada Tekanan Atmosferik

    Get PDF
    Leaching at atmospheric pressure is one of the leaching methods of concern because it has several advantages, namely that it can process low-level nickel ore, can operate at temperatures >100 ⁰C at atmospheric pressure, and can be used in saprolite and limonite ores. In this research, nickel extraction from nickel laterite ore was carried out using sulfuric acid solution (H2SO4) as a leaching agent. The variables that were varied in the leaching process were temperature (30, 60, and 90 ⁰C), sulfuric acid concentration (0.2, 0.5, and 0.8 molar) and leaching time (30, 60, and 90 minutes). In this study, a 3-factor analysis of variance (ANOVA) was used to see the significance of the variable effects and the order of the most influential variables. In addition, leaching kinetics was studied by shrinking core models to determine rate determining step. The results showed that the increase in temperature, sulfuric acid and leaching time produced a higher percentage of extracted nickel. Based on the 3-factor ANOVA, the order of the most influential variables was obtained, namely temperature, acid concentration and leaching time. The kinetics analysis showed that rate determining step of leaching ore nickel laterite with H2SO4 solution on atmospheric pressure is controlled by diffusion through solid layer product.Keywords: analysis of variance; leaching; saprolit; limonitA B S T R A KLeaching pada tekanan atmosfer adalah salah satu metode pelindian yang menjadi perhatian karena memiliki beberapa keuntungan yaitu dapat mengolah bijih nikel kadar rendah, dapat beroperasi pada temperatur >100 ⁰C pada tekanan atmosfer serta dapat digunakan pada bijih saprolit dan limonit. Dalam penelitian ini, dilakukan ekstraksi nikel dari bijih nikel laterit menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4) sebagai agen pelindi. Variabel yang divariasikan dalam proses pelindian yaitu temperatur (30, 60, dan 90 ⁰C), konsentrasi asam sulfat (0,2; 0,5; dan 0,8 molar) dan waktu pelindian (30, 60, dan 90 menit). Dalam penelitian ini digunakan analysis of variance (ANOVA) 3 faktor untuk melihat signifikansi variabel dan urutan variabel yang paling berpengaruh. Selain itu, dilakukan studi kinetika pelindian menggunakan shrinking core model untuk mengetahui pengendali laju reaksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan variabel temperatur, konsentrasi asam sulfat dan waktu pelindian menyebabkan meningkatnya persen ekstraksi nikel. Berdasarkan hasil ANOVA 3 faktor diperoleh urutan variabel yang paling berpengaruh yaitu temperatur, konsentrasi asam dan waktu pelindian. Hasil analisis kinetika menunjukkan bahwa pengendali laju reaksi pelindian bijih nikel laterit menggunakan larutan H2SO4 pada tekanan atmosfer yaitu difusi melalui lapisan produk padat.Kata kunci: analysis of variance; pelindian; limonit; saproli
    corecore