34 research outputs found

    CARRAGEENAN CHARACTERISTICS FROM HARVESTING SEAWEED (Kappaphycus alvarezii) WITH DIFFERENT AGES

    Get PDF
    It has been tested against carrageenan characteristics resulting from harvesting seaweed with different ages, namely 30 days, 45 days, and 60 days. The purpose of this study was to determine the exact age of harvest in relation to the characteristics carrageenan produced from seaweed Kappaphycus alvarezii in coastal waters Desa Tolongio, Kec. Anggrek Kab. Gorontalo Utara. The research was carried out for 6 months from preparation to reporting. The method used was the explorative method, by using a Completely Randomized Design (CRD) with three replications. To determine the effect of harvest age on the characteristics carrageenan, we had tested the gel strength, viscosity, whiteness, water content, ash content and heavy metal (Hg). And to see differences between the treatment and to determine the best harvest age followed by Least Small Difference Test (LSD). All observational datas were tabulated and processed statistically using SPSS 16.0. Based on the results of research, it was known that carrageenan that was harvested of 45 days had some characteristics that approach required carrageenan for trading, namely 318.07 g/cm2 gel strength, viscosity of 101.33 cP, 10.72% ash content, and heavy metal (Hg) was not detected, whereas the water content of 23.68% and 37.2% whiteness degree was still not meet the standards of commercial carrageenan

    Analisis TPC dan Total Bakteri Psikrofilik pada Ikan Layang (Decapterus macrosoma) selama Penyimpanan Suhu Rendah

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan menentukan secara kuantitatif jumlah koloni bakteri yang tumbuh di media agar pada ikan layang (Decapterus macrosoma) selama penyimpanan suhu rendah dengan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil uji TPC (Total Plate Count) dilanjutkan dengan pengujian Total Bakteri Psikrofilik dengan menggunakan tempat inkubasi (suhu 4 0C) yang berbeda dengan TPC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai TPC selama penyimpanan suhu rendah pada hari ke 0, 3, 6, dan 9 yaitu 2,4 x 104 cfu/g, 1,3 x 105 cfu/g, 7,4 x 105 cfu/g, dan 9,7 x 105 cfu/g dan untuk Total Bakteri Psikrofilik yaitu 8,2 x 103 cfu/g, 5,8 x 104 cfu/g, 3,9 x 105 cfu/g, dan 2,5 x 106 cfu/g. Berdasarkan hasil pengamatan disimpulkan bahwa nilai TPC masih dapat diterima selama 5 hari penyimpanan suhu rendah sedangkan nilai Total Bakteri Psirofilik sampai dengan 6 hari penyimpanan. Kata kunci : ikan layang, suhu rendah, Total Plate Count, Total Bakteri Psikrofilik

    Pengaruh Konsentrasi Larutan Edible Coating Kitosan-Air Kelapa dan Lama Penyimpanan terhadap Fillet Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis total mikroba dan nilai sensori fillet ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang dilapisi edible coating berbahan kitosan-air kelapa selama penyimpanan dingin.  Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri atas dua faktor perlakuan, yaitu A: variasi konsentrasi kitosan dan air kelapa  sebagai larutan edible coating dengan 4 level, yakni A0 (kontrol, tanpa edible coating); A1 (90% kitosan+10% air kelapa); A2 (80% kitosan+20% air kelapa); A3 (70% kitosan+30% air kelapa) dan B: lama penyimpanan yang terdiri atas 4 level, yakni B0 (0 hari); B1 (3 hari); B2 (6 hari); B3 (9 hari).  Sampel disimpan dalam ruang pendingin bersuhu ±5°C selama 9 hari. Setiap 3 hari dilakukan pengujian jumlah mikroba dan nilai sensori terhadap fillet ikan.  Total mikroba dianalisis dengan ANOVA, sedangkan nilai sensori diuji dengan Kruskal Wallis.  Perlakuan yang memberikan pengaruh nyata terhadap parameter, diuji lanjut dengan Uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan berpengaruh nyata terhadap total mikroba, namun tidak memberikan pengaruh terhadap nilai sensori.  Hasil uji  interaksi perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan A0 hingga A2 selama penyimpanan 0 hari  hingga hari ke-6 berbeda tidak nyata, dengan nilai TPC 3,51 hingga 4,53 cfu/mg, namun mulai tampak perbedaan memasuki penyimpanan hari ke-9, fillet tanpa edible coating tidak memenuhi syarat SNI (2013).  Sementara itu, nilai kenampakan dan tekstur pada semua taraf perlakuan A dapat diterima hingga hari ke-6 dan nilai bau hingga hari ke-9 dengan nilai sensori rata-rata

    PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN DAN KADAR AIR MUTU FILLET IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commersonii) DIKEMAS EDIBLE COATING KITOSAN DIPERKAYA PATI JAHE (Zingiber officinalle)

    Get PDF
    ABSTRAKFillet ikan tenggiri segar mempunyai kelemahan yaitu mudah rusak atau menurun kualitasnya (highly perishable food). Untuk memperpanjang masa simpan fillet maka perlu ditambahkan bahan pengawet alami berupa kitosan. Kitosan dapat digunakan sebagai kemasan pangan alami berbentuk edible coating. Edible coating adalah lapisan yang sangat tipis yang terbuat dari bahan yang boleh dikonsumsi. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu ikan tenggiri, kulit udang vannamei, kitosan, pati jahe. Penerapan kemasan edible coating  pada fillet ikan menggunakan metode pencelupan. Hasil uji kadar air menunjukkan terjadinya penurunan setiap penyimpanan yang berkisar 77,5-71,3%. Mutu organoleptik kenampakan, bau, dan tekstur masih memenuhi standar ikan segar sampai pada penyimpanan hari ke-4 dengan nilai >5 pada kriteria parameter kenampakan (daging berwarna putih, kurang cemerlang, bersih, rapi dan menarik), bau (bau segar spesifik jenis), tekstur (cukup elastis, agak lunak dan kompak)

    Hedonic Quality Analysis of Flour-Based Longgi Brownies Cake substituted with Tilapia

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of substitution of tilapia (Oreochromis niloticus) flour to the organoleptic characteristics of Longgi (Xanthosoma sagitifolium) flour-based brownies cake. The hedonic quality organoleptic analysis of the data used is the Kruskal-Wallis test parameters, namely the taste, texture, aroma and color. Duncan further test using the test. The results showed that the use of tilapia flour has a real effect on the value of the hedonic quality of taste, texture, aroma and color. Hedonic quality characteristics of the brownies with tilapia flour substitution are of different values range from 5.48 to 8.28 with the criteria for taste “less sweet” to “no sweet taste”; 6.36 to 8.24 with the criteria of texture is less dense to dense; 7.48 to 8.28 with the criteria of color brown to blackish brown and smelling the aroma from 5.36 to 8.04 with the criteria “no scent” to “fragrant aroma”. Keywords: Brownies; longgi; Xanthosoma sagitifolium; tilapia; Oreochromies niloticus; fish flour; quality; substitution; organoleptic

    Sheet Jam Formulation from a Mix of Seaweed and Pineapple Fruit

    Get PDF
    The aim of this study was to obtain a formula of sheet jam from a mixture of K. alvarezii seaweed and the best pineapple based on organoleptic hedonic sheet jam test. The results of preliminary research for cooking time based on trial and error is 60 minutes so that jam can be made in sheet form. The main research results on the characteristics of a mixture of jam sheets between seaweed and pineapple fruit concluded that the chosen formula was sheet jam with a comparison of seaweed and pineapple material of 1: 2. Keywords: Sheet jam; K. Alvarezii; pineapple; organolepti

    Analisis Rendemen Dan Skrining Fitokimia Ekstrak Rumput Laut Merah (Eucheuma spinosium) Segar Dan Kering

    Get PDF
    Beberapa jenis rumput laut merupakan sumber potensial pangan fungsional yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan karena mengandung senyawa senyawa metabolik sekunder. Salah satunya adalah rumput laut merah (Eucheuma spinosum). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui rendemen dan kandungan fitokimia ekstrak rumput laut merah (Eucheuma spinosum) dalam bentuk segar dan kering. Dalam penelitian ini metode yang di gunakan adalah metode deskriptif. Untuk mendapatkan ekstrak menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol. Hasil ekstrak rumput laut merah (Eucheuma spinosum) diperoleh dari selisih berat awal 500 gr rumput laut. Mendapatkan hasil masing-masing yaitu ekstrak segarâ‚Ś79,16 gr, ekstrak keringâ‚Ś88,59 gr. Setelah mendapatkan berat awal dan berat akhir setelah penguapan, berat rendemen ekstrak segarâ‚Ś15,83%, ekstrak keringâ‚Ś17,71%. Hasil pengujian skrining fitokimia ekstrak segar dan kering sama-sama mengandung golongan senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin dan tannin sedangkan pada golongan senyawa steroid sama-sama memberikan hasil negatif

    Pengujian Aktivitas Antibakteri Gel Hand Sanitizer Kitosan Dengan Penambahan Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)

    Get PDF
    The objective of this study was to analyze a chitosan hand sanitizer gel formulated with an 8 mL, 10 mL, 12 mL and 14 mL leaf extract (Annona muricata L) against the bacterial inhibition of Staphylococcus aureus and Eschericia coli. The research consists of several stages, namely the test of chemicals against bacterial barrier resistance of the test, the manufacture of leaf extract, the testing of characteristics of hand sanitizer gels with test parameters including homogenity, barrier and bacteria barrier. The research design uses a non-factorial complete randomized design (RAL) method. Data analysis using ANOVA, when there is influence then further testing Duncan. The results showed an average barrier inhibition of 10.17 mm for E. coli and 11.47 mm for S. aureus. The result of the extraction of 280 grams of sardine leaves yielded 238.08 grams extract, a randement of 117.6%, the handsanitzer has been mixed perfectly, the strength ranging from 5 to 7 cm. Hand sanitizer gel gives a real effect on the bacterial resistance of E. coli and S. aureus. The resulting inhibition for S.aureus bacteria is 7.3 mm to 17.5 mm and for E.coli bacteria is 7.2 mm to 9 mm. Base on these results, the average diameter of the inhibition formed is classified as moderate to strong

    Pengaruh Konsentrasi Garam Berbeda terhadap Mutu Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi garam yang berbeda terhadap mutu ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap dari aspek sensori (organoleptik) dan kadar air serta kadar fenol pada ikan tongkol asap dengan konsentrasi garam terbaik. Penelitian dilakukan selama 2 bulan. Pengujian meliputi uji organoleptik, kadar air dan fenol pada produk ikan asap. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data dianalisis dengan Analisis of Varians (ANOVA) untuk kadar air dan analisis non parametrik Kruskal-Wallis pada organoleptik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi garam berbeda berpengaruh nyata terhadap aroma, tekstur, rasa dan tidak berpengaruh nyata terhadap penampakan dan warna. Hasil uji kadar air menunjukan bahwa konsentrasi garam berbeda tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air ikan tongkol asap. Produk terpilih ditentukan berdasarkan uji organoleptik dan kadar air. Konsentrasi terpilih adalah 15% dengan kadar fenol 0,04%. Kata kunci: mutu ikan, konsentrasi garam, ikan tongkol, Euthynnus affinis, pengasapa
    corecore