54 research outputs found

    Revitalisasi Pengelolaan Budi Daya Perikanan Karamba di Sungai Riam Kanan [Revitalization Of Fish Cage Aquaculture Management In Riam Kanan Stream]

    Full text link
    Usaha budi daya ikan sistem karamba dan karamba jaring apung (KJA) di Sungai Riam Kanan Provinsi Kalimantan Se-latan telah diusahakan masyarakat sejak tahun 1980an. Permasalahan utama yang dihadapi pembudidaya ikan karamba adalah biaya produksi dan mortalitas ikan peliharaan yang tinggi. Akhir tahun 2012 terjadi kematian massal ikan budi daya dalam karamba/KJA. Kondisi hipoksia dan hiperamonifikasi merupakan penyebab utama kematian massal ikan sebagai akibat akumulasi pakan buatan yang tidak termakan oleh ikan mengendap di dasar perairan menyatu dengan kotoran ikan. Pengaturan pemberian pakan dan alokasi jumlah dan ruang untuk penempatan karamba merupakan solusi yang tepat untuk pengelolaan budi daya perikanan karamba berkelanjutan. Penambahan frekuensi dan lama waktu pemberian pakan akan meningkatkan efektifitas pemanfaatan pakan buatan sehingga dapat mengurangi beban limbah organik. Jumlah unit karamba yang dapat diusahakan pada panjang sungai 100 m sesuai dengan daya dukung perairan Sungai Riam Kanan yang ditetapkan dari kapasitas daya dukung sebanyak 63-64 unit

    DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMAR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO (SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI NAGARA, SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI MARABAHAN DAN SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KUIN) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

    Get PDF
    Sungai menjadi penyedia air untuk berbagai aktivitas masyarakat sehari-hari seperti perikanan, pertanian, perkebunan, transportasi, industri serta domestik. Setiap aktivitas-aktivitas yang dilakukan turut menyumbang limbah pada perairan, jika limbah ini terakumulasi dalam skala kecil tidak akan menimbulkan masalah Namun bila terakumulasi dalam skala besar, akan menimbulkan permasalahan yang dapat menggangu keseimbangan lingkungan dan ekosistem perairan. Sehingga perlu dilakunnya anaisis untuk mengetahui bagaimana Status Mutu Kualitas Air dan Daya Tampung Beban Pencemar sungai Barito. Analisis status mutu kualitas air menggugankan metode Indeks Pencemaran (IP) berdasarkan Kepmen-LH No.115 Tahun 2003 dan Daya Tampung Beban Pencemar (DTBP) berdasarkan Kepmen-LH No.110 Tahun 2003. Hasil analisis IP, sungai Barito masuk kedalam kondisi baik sampai tercemar ringan dan untuk DTBP belum melampaui baku mutu kualitas air kelas III. Banyaknya aktivitas masyarakat ini harus lebih diperhatikan sehingga tidak terus menambah beban pencemar yang masuk kedalam sungai Barito.  Pada stasiun I  masuk dalam kategori kondisi baik, stasiun II masuk dalam kategori kondisi cemar ringan sampai dengan kondisi baik, sedangkan stasiun III juga masuk dalam kategori kondisi cemar ringan sampai dengan kondisi baik. Sehingga dapat dikatakan sungai Barito masih dapat menampung beban pencemar yang masuk berdasarkan baku mutu air kelas III PP No.22 Tahun 2021 peruntukan aktivitas budidaya ikan air tawar.   Rivers provide water for various daily community activities such as fisheries, agriculture, plantations, transportation, industry and domestic. Every activity carried out contributes to waste in the waters, if this waste accumulates on a small scale it will not cause problems. However, if it accumulates on a large scale, it will cause problems that can disrupt the balance of the environment and aquatic ecosystems. So it is necessary to carry out an analysis to find out how the Status of Water Quality and Pollutant Load Capacity of the Barito River are. Analysis of the quality status of water quality using the Pollution Index (IP) method based on the Decree of the Minister of Environment No.115 of 2003 and the Pollutant Load Carrying Capacity (DTBP) based on the Decree of the Minister of Environment No. 110 of 2003. The results of the IP analysis show that the Barito river is in good condition until lightly polluted and the DTBP has not exceeded the class III water quality standard. This number of community activities must be paid more attention so that it does not continue to add to the burden of pollutant entering the Barito river. At station I it is in the good condition category, station II is in the category of lightly polluted to good condition, while station III is also in the category of lightly polluted to good condition. So it can be said that the Barito river can still accommodate the incoming pollutant load based on the class III water quality standard PP No. 22 of 2021 for freshwater fish cultivation activities

    KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DAN ZOOPLANKTON DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO (SUB DAS NAGARA, SUB DAS MARABAHAN DAN SUB DAS KUIN) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

    Get PDF
    Sungai Barito yang panjangnya sekitar 900 km merupakan sungai besar yang penting di Kalimantan. Penelitian dilakukan di Sub Das Nagara, Sub Das Marabahan dan Sub Das Kuin. Berdasarkan perhitungan indeks keanekaragaman plankton pada Sub Das Nagara untuk fitoplankton dan zooplankton termasuk dalam kategori perairan tidak tercemar, Sub Das Marabahan untuk fitoplankton termasuk dalam kategori perairan tercemar sedang dan zooplankton termasuk dalam kategori perairan tercemar berat, Sub Das Kuin untuk fitoplankton termasuk dalam kategori perairan tercemar ringan dan zooplankton termasuk dalam kategori perairan tercemar sedang. Koefisien Saprobik plankton di Das Barito pada Sub Das Nagara dan Sub Das Marabahan termasuk kategori  perairan β-Mesosaprobik, sedangkan pada Sub Das Kuin nilai indeks koefisien saprobik plankton termasuk kategori  perairan α-Mesosaprobik. Perhitungan kelimpahan plankton pada stasiun I, II dan III termasuk dalam kategori perairan kesuburan sedang. Bedasarkan perhitungan indeks keseragaman pada stasiun I,II dan III termasuk dalam kategori perairan dengan keseragaman jenis tinggi dan berdasarkan indeks dominasi pada stasiun I,II dan III tidak ada jenis plankton yang mendominasi   The Barito River, which is about 900 km long, is an important large river in Kalimantan. The research was conducted in the Nagara sub-watershed, the Marabahan sub-watershed and the Kuin sub-watershed. Based on the plankton diversity index in the Nagara sub-watershed for phytoplankton and zooplankton included in the category of unpolluted waters, the Marabahan sub-watershed for phytoplankton was included in the moderately polluted waters category and zooplankton included in the heavily polluted waters category, Kuin sub-basin for phytoplankton was included in the category lightly polluted waters and zooplankton are included in the category of moderately polluted waters. The saprobic coefficient of plankton in the Barito watershed in the Nagara sub-watershed and the Marabahan sub-watershed is in the -Mesosaprobic waters category, while in the Kuin sub-watershed the value of the plankton saprobic coefficient index is in the -Mesosaprobic waters category. Plankton calculations at stations I, II and III are included in the medium time category. Based on the calculation of the uniformity index at stations I, II and III included in the category of waters with high species uniformity and based on the dominance index at stations I, II and III no plankton species dominate

    ANALISIS INDEKS PENCEMARAN DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN SUNGAI JAING KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

    Get PDF
    Sungai Jaing merupakan salah anak Sungai Tabalong yang memiliki manfaat sebagai sumber air baku PDAM bagi masyarakat Kabupaten Tabalong dan habitat untuk budidaya ikan. Di sisi lain, Sungai Jaing juga menerima beban limbah dari berbagai aktifitas rumah tangga, industri dan pertanian/perkebunan. Hasil pantau Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabalong tahun 2018 - 2020, terdapat kecenderungan penurunan kualitas air Sungai Jaing yang disinyalemen karena meningkatnya beban pencemaran air. Pengukuran kualitas air dan debit aliran dilakukan pada Februari 2020 dan Oktober 2020 di segmen hulu, tengah, dan hilir badan Sugai Jaing. Hasil perhitungan indeks pencemaran (IP) pada pengukuran Februari 2020 pada ketiga segmen sungai menunjukkan kondisi cemar sedang dengan IP = 5,732 – 7,300 (6,608±0,58). Parameter yang memberi kontribusi besar pada nilai IP adalah DO, Cu, Sulfida, Fenol, Fe, Zn, Detergen dan BOD. Hasil perhitungan IP pada pengukuran Oktober 2020 memperlihatkan seluruh segmen sungai berada pada kondisi cemar ringan dengan IP = 2,694 – 3,378 (3,106 ±0,36). Parameter yang memberi kontribusi besar pada IP adalah Fosfat, BOD, COD, Fe, Cd, detergent, E.Coli dan Coliform. Cu, Fe, dan Zn adalah  parameter logam yang memiliki kecenderungan melampaui daya tampung beban pencemaran air. Parameter DO melampaui daya tampung beban pencemaran air di semua lokasi pengukuran dan BOD pada lokasi pengukuran segmen hilir.  Parameter BOD dan COD cenderung menunjukkan penurunan DTBPA pada bagian hulu dan hilir, sedangkan parameter DO terdapat kecenderungan  penurunan nilai DTBPA pada segmen tengah. Nilai IP dan DBPA lebih buruk pada periode pengukuran Oktober 2020 dibandingkan hasil pengukuran bulan Februari 2020   The Jaing stream is a tributary of the Tabalong River which has benefits as a source for Clean Water Plant of Local Company (PDAM) Tabalong Regency and a habitat for fish farming. On the other hand, the Jaing River also receives a load of waste from the various household, industrial and agricultural/plantation activities. The results of monitoring the DLH Tabalong in 2018 - 2020, there is a tendency to decrease the water quality, which is caused by the increasing load pollution capacity. Measurement of water quality and the flow rate was carried out in February 2020 and October 2020 include the upstream, middle, and downstream segments of the Sugai Jaing watershed. The results of the pollution index (IP) in February 2020 measurements in the three river segments showed moderately polluted conditions with IP = 5.732 – 7,300 (6.608±0.58). The greatly contributed parameters to the IP value were DO, Cu, Sulfide, Phenol, Fe, Zn, Detergent, and BOD. The results of IP calculations in October 2020 show that all river segments are in a lightly polluted condition with IP = 2.694 – 3.378 (3.106 ± 0.36). The greatly contributed parameters to IP were Phosphate, BOD, COD, Fe, Cd, detergent, E.Coli, and Coliform. Cu, Fe, and Zn are metal parameters that have a tendency to exceed the water pollution load capacity. The DO parameter exceeds the water pollution load capacity at all measurement locations and BOD at the downstream segment measurement locations. The BOD and COD parameters tend to show a decrease in pollution load capacity (PLC)  in the upstream and downstream sections, while the DO parameter has a tendency to decrease in the middle segment. The IP and PLC values ​​were worse in the October 2020 measurement period than the February 2020 measurement result

    STATUS KELAYAKAN KUALITAS AIR DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI MALUKA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

    Get PDF
    Sub DAS Maluka memiliki luas 87.980 Ha dan secara administratif aliran sungai melintasi Kota Banjarbaru, Kecamatan Bati-Bati dan Kecamatan Kurau. Seiring beragamnya penggunaan lahan di sekitar kawasan SDAS berupa kegiatan pertanian, perkebunan dan keberadaan pemukiman di bantaran sungai ditengarai berimbas terhadap kondisi perairan. Telaah kualitas air dalam upaya mengetahui kisaran pencemaran didasarkan pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 menggunakan Metode STORET dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003 tentang pedoman penetapan Daya Tampung Beban Pencemar (DTBD) menggunakan Metode Neraca Massa. Pada penelitian ini dilakukan sampling sebanyak 3 kali dengan menentukan 4 Stasiun pengamatan. Parameter yang dianalisa yakni Kecerahan, Suhu, DO (Dissolved Oxygen), pH (Derajat Keasaman), Fosfat (PO4) dan Nitrat (NO3). Metode STORET digunakan untuk melakukan perhitungan status mutu air untuk menentukan parameter yang nilainya dibawah baku mutu. Terdapat 4 (empat) parameter yang beradadibawah baku mutu yakni DO, pH, dan PO4, nilai tersebut mengategorikan sungai Maluka dalam kondisi Cemar Sedang. Parameter yang nilainya melampaui daya tampung adalah NO3 dengan kisaran -2,8 Ton/Hari sampai 29.922 Ton/hari, DO berkisar -2,1 sampai 5.896 Ton/hari dan PO4 berkisar antara -1,54 sampai 590 Ton/hari.   Maluka sub-watershed has an area of ​​87,980 hectares and administratively the river flows across Banjarbaru City, Bati-Bati District and Kurau District. Along with the various uses of land around the SDAS area in the form of agricultural activities, plantations and the existence of settlements along the river, it is suspected that they have an impact on water conditions. Study of water quality in an effort to determine the range of pollution is based on the Decree of the Minister of the Environment Number 115 of 2003 using the STORET Method and the Decree of the Minister of the Environment Number 110 of 2003 concerning guidelines for determining Pollutant Load Capacity (DTBD) using the Mass Balance Method In this study, sampling was carried out 3 times by determining 4 observation stations. The parameters analyzed were Brightness, Temperature, DO (Dissolved Oxygen), pH (Degree of Acidity), Phosphate (PO4) and Nitrate (NO3). The calculation of the water quality status using the STORET method results in parameters whose values ​​are below the quality standard, namely DO, pH, and PO4, these values ​​categorize the Maluka river in moderate polluted conditions. Parameters whose values ​​exceed the capacity are NO3 with a range of -2.8 tons / day to 29,922 tons/day, DO ranges from -2.1 to 5,896 tons/day and PO4 ranging from -1.54 to 590 tons/day

    KUALITAS PERAIRAN PANTAI TELUK TAMIANG YANG DI MANFAATKAN SEBAGAI AKTIVITAS PARIWISATA, DI KABUPATEN KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

    Get PDF
    Teluk Tamiang mempunyai luas perairan laut lebih kurang 2.289,8 Ha dengan panjang garis pantai kurang lebih satu kilometer dan di dalamnya terdapat sumberdaya hayati perikanan dan kelautan. Panjang garis pantai ± 1 km yang khas dengan pasir putihnya, latar belakang gunung serta bebatuan pantai menambah kesan keeksotikan pantai itu. Ditambah lagi kelandaian pesisir di sepanjang bibir pantai, menambah kesan keeksotisan pantai ketika air laut surut. Membuat kesan lebih nyaman bagi para wisatawan yang datang berlibur. Pantai Teluk Tamiang sudah lama dikenal masyarakat lokal, hingga luar kabupaten kotabaru, Kalimatan Selatan umumnya. Selain sepanjang bibir pantai yang khas dengan pasir putih dan bersih, air lautnya juga yang jernih tak jarang menjadi tempat wisata bersnorkling dan diving.Pantai Teluk Tamiang merupakan salah satu destinasi wisata alam pantai di Kabupaten Kotabaru yang sudah sedemikian populer,. Pantai Teluk Tamiang berada didesa Teluk Tamiang, Kecamatan Pulau Tanjung Selayar yang menyimpan keindahan alam, tidak salah jika Pemerintah Kabupaten Kotabaru melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kotabaru menjadi Pantai Teluk Tamiang, salah satu dari lima destinasi unggulan daerah. Kualitas air yang menurun akan menyebabkan terkumpulnya bahan organik, senyawa toksik atau racun, dan zat berbahaya lainnya. Kondisi kualitas perairan pantai di teluk tamiang belum diketahui oleh sebab itu dilakukan penelitian tentang kualitas air di pantai teluk tamiang. Tamiang Bay has an area of sea waters of approximately 2,289.8 hectares with a coastline of approximately one kilometer and in it there are fisheries and marine biological resources. The length of the coastline is ± 1 km which is distinctive with its white sand, mountain background and beach rocks that add to the impression of the exoticism of the beach. Plus the slope of the coast along the shoreline, adding to the impression of the exoticism of the beach when the sea water recedes. Make a more comfortable impression for tourists who come on vacation. Tamiang Bay Beach has long been known to the local community, even outside the Kotabaru district, South Kalimantan in general. In addition to the typical coastline with white and clean sand, the clear sea water is also often a tourist spot for snorkeling and diving. Tamiang Bay Beach is one of the most popular natural beach tourism destinations in Kotabaru Regency. Teluk Tamiang Beach is located in Teluk Tamiang village, Tanjung Selayar Island District which has natural beauty, it is not wrong if the Kotabaru Regency Government through the Kotabaru Youth Sports and Tourism Office becomes Tamiang Bay Beach, one of the five leading regional destinations. Decreased water quality will cause the accumulation of organic matter, toxic or toxic compounds, and other harmful substances. The condition of the quality of the coastal waters in Tamiang Bay is not yet known. Therefore, a study was conducted on the water quality of Tamiang Bay Beach

    STATUS MUTU AIR DAN KELAYAKAN KUALITAS AIR DALAM KEGIATAN BUDIDAYA IKAN SUNGAI BARITO (STUDI KASUS DI SUB DAS MARABAHAN, SUB DAS NEGARA, SUB DAS KUIN)

    Get PDF
    Sungai Barito bermuara pada laut Jawa dan berhubungan langsung dengan ibu kota Kalimantan Selatan yakni kota Banjarmasin. Bagian hulu sungai Barito berada di kaki pegunungan muller perbatasan antara Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Penelitian dilakukan di Sub Das Nagara, Sub Das Marabahan dan Sub Das Kuin. Berdasarkan hasil status mutu air menggunakan metode (Storet & IP) menunjukkan kondisi di Das Sungai Negara, Das SUB DAS Marabahan dan Das SUB DAS Kuin menggunakan metode storet total skor yang didapatkan yaitu -24 pada stasiun 2 SUB DAS Marabahan dan -21 pada stasiun 3 SUB DAS Kuin yang artinya mutu air termasuk dalam kelas C kategori cemar sedang, sedangkan tingkat pencemaran Status mutu perairan ke 3 stasiun termasuk dalam kondisi Cemar Ringan dengan nilai IP pada sungai Negara (1,28), Sungai Marabahan (Sampling ke-1 1,37 dan Sampling ke-2 1,00) dan Sungai Kuin (Sampling ke-1 1,30 dan Sampling ke-2 1,24). Jenis ikan yang direkomendasikan untuk kegiatan budidaya sesuai SNI yaitu Ikan Nila (Oreochormis niloticus L), Ikan Mas (Cyprinus carpio L), Ikan Lele (Clarias gariepinus L) dan Ikan Patin (Pangasius hypthalmus S). The Barito River empties into the Java Sea and is directly connected to the capital city of South Kalimantan, namely the city of Banjarmasin. The upper reaches of the Barito River is at the foot of the Muller Mountains on the border between South Kalimantan and East Kalimantan. The research was conducted in the Nagara sub-watershed, the Marabahan sub-watershed and the Kuin sub-watershed. Based on the results of the water quality status using the (Storet & IP) method showing conditions in the Sungai Negara watershed, the Marabahan watershed and the Kuin sub-watershed using the storet method, the total score obtained is -24 at station 2 SUB watershed Marabahan and -21 at station 3 SUB DAS Kuin which means that the water quality is included in class C category of moderate pollution, while the level of pollution The status of the water quality of the 3 stations is included in the condition of Light Pollution with IP values in the Negara river (1.28), Marabahan River (1st sampling 1, 37 and 2nd Sampling 1.00) and Sungai Kuin (1st Sampling 1.30 and 2nd Sampling 1.24). Types of fish recommended for aquaculture activities according to SNI are Tilapia (Oreochormis niloticus L), Carp (Cyprinus carpio L), Catfish (Clarias gariepinus L) and Catfish (Pangasius hypthalmus S)

    ANALISIS KUALITAS AIR SETTLING POND PT.BINA INDO RAYA SITE BUNATI KECAMATAN ANGSANA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

    Get PDF
    Perusahaan batu bara penghasil air limbah yang cukup besar yang menghasilkan dampak buruk terhadap lingkungan terutama pada lingkungan perairan. Maka dari itu PT. BINA INDO RAYA melakukan pengolahan limbah menggunakan kolam Settling Pond sebagai penstabilan air limbah. Penelitian yang dilakukan pada Settling Pond PT.BINA INDO RAYA Site Bunati menunjukkan tingkat Efisiensi yang baik dan juga tingak beban pencemaran yang tidak melampaui batas. Dimana tingkat efesiensinya menunujukkan angka <60% tidak efektif namun efesien, pada hasil daya tampung beban pencemaran diketahui parameter pH dengan daya tampung maksimum yaitu 3,787 ton/hari, kemudian parameter TSS daya tampung maksimumnya 121,803 ton/hari, parameter Besi (Fe) daya tampung maksimumnya 4,271 ton/hari, parameter Mangan (Mn) daya tampung maksimumnya 2,417 ton/hari dan untuk parameter Kadmium (Cd) dengan daya tampung maksimumnya 0,029 ton/hari.   Coal companies are one of the largest producers of wastewater which have a negative impact on the environment, especially in the aquatic environment. Therefore PT. BINA INDO RAYA performs waste treatment using a Settling Pond as a waste water stabilier. Research conducted at the Settling Pond PT. BINA INDO RAYA Site Bunati shows a good level of efficiency and also the level of pollution load that does not eceed the limit. Where the efficiency level shows the number <60% is not effective but efficient, on the results of the pollution load capacity it is known that the pH parameter with a maimum capacity of 3.787 tons/day, then the TSS parameter has a maimum capacity of 121.803 tons/day, the parameter Iron (Fe) capacity the maimum capacity is 4.271 tons/day, for the parameter Manganese (Mn) the maimum capacity is 2.417 tons/day and for the Cadmium (Cd) parameter the maimum capacity is 0.029 tons/day

    STATUS MUTU AIR SUNGAI KOTA BANJARMASIN BERDASARKAN INDEKS KUALITAS AIR DAN INDEKS STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON

    Get PDF
    Penelitian “Status Mutu Air Sungai Kota Banjarmasin Berdasarkan Indeks Kualitas Air dan Indeks Struktur Komunitas Plankton” bertujuan untuk mengetahui status mutu air di Sungai Kota Banjarmasin dilihat dari parameter kimia dan parameter biologi dengan menggunakan metode indeks pencemaran dan indeks struktur komunitas plankton, serta untuk mengetahui hubungan antara indeks pencemaran terhadap indeks saprobitas pada status mutu air di sungai Kota Banjarmasin. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli–Desember 2019. Metode yang digunakan berupa purposive sampling dan survey lapangan. Data yang diperoleh selama penelitian kemudian dianalisis dengan melakukan perhitungan menggunakan metode indeks pencemaran (IP),  kelimpahan plankton (N), indeks keanekaragaman (H’), indeks keseragaman (E), indeks dominasi (D), dan indeks saprobitas (SI), serta dilakukan uji regresi linier sederhana dan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas plankton yang terdapat di Sungai Kota Banjarmasin terdapat 31 spesies plankton, dengan nilai kelimpahan rata-rata berkisar antara 157-4.158 individu/L, indeks keanekaragaman berkisar antara 1,15-2,25, indeks keseragaman berkisar antara 0,53-0,82, dan indeks dominasi berkisar antara 0,14-0,49. Hasil perhitungan  nilai indeks pencemaran berkisar antara 5,44-8,20 sehingga status mutu air tergolong kedalam kriteria perairan tercemar sedang, sedangkan hasil perhitungan  nilai indeks saprobitas berkisar antara 1,01-1,9 sehingga status mutu air tergolong kedalam kriteria Oligosaprobik (perairan belum tercemar sampai tercemar ringan) hingga β-Mesosaprobik (perairan tercemar ringan sampai tercemar sedang). Hasil dari analisis regresi linier sederhana dan uji korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara indeks pencemaran terhadap indeks saprobitas tergolong rendah   The study “Banjarmasin City River Water Quality Status Based on Water Quality Index and Plankton Community Structure Index" aims to determine the status of water quality in the Banjarmasin City River viewed from chemical parameters and biological parameters using the pollution index method and plankton community structure index, and to find out the relationship between the pollution index and the saprobity index on the status of water quality in the river of the city of Banjarmasin. This research was conducted in July - December 2019. The method used in this research was purposive sampling and field survey. Data obtained during the study were then analyzed by calculating using the pollution index method (IP), plankton abundance (N), diversity index (H'), uniformity index (E), dominance index (D), and saprobity index (SI), then do a simple linear regression test and correlation test. The results showed that the plankton community in the Banjarmasin City River contained 31 plankton species, with an average abundance of between 157-4.158 individual/L, diversity index ranges between 1,15-2,25, the uniformity index ranges between 0,53-0,82, and the dominance index ranges between 0,14-0,49. Pollution index calculation results range between 5,44-8,20 so that the status of water quality is classified as moderate polluted waters, while the results of the calculation of the saprobity index range between 1,01-1,9 so that the status of water quality is classified as Oligosaprobic criteria (unpolluted waters until lightly polluted) until β-Mesosaprobic (lightly polluted waters until moderate polluted). The results of a simple linear regression analysis and correlation test show that the relationship between the pollution index and the saprobity index is relatively low

    ANALISIS DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMAR KEGIATAN KERAMBA JARING APUNG DI DANAU BEKAS GALIAN TAMBANG INTAN PT. GALUH CEMPAKA DI DESA PALAM

    Get PDF
    Danau Galuh Cempaka adalah danau buatan yang terbentuk dari kegiatan penambangan intan oleh PT. Galuh Cempaka di Desa Palam. Setelah lama diabaikan, danau ini digunakan oleh masyarakat setempat sebagai lokasi untuk membesarkan ikan nila di keramba jaring apung. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar daya tampung beban pencemar dari kegiatan keramba jaring apung yang bisa ditampung oleh danau, terkhusus pada parameter Total Suspended Solid (TSS), Biological Oxygen Demand (BOD), Dissolved Oxygen (DO), Nitrat (NO3-N) , dan Fosfat (PO4-P),  kemudian mengetahui status mutu perairan danau yang digunakan sebagai media dari kegiatan keramba jaring apung terhadap status baku mutu air kelas I dan II PERGUB Nomor 05 Tahun 2007 menggunakan metode STORET. Berdasarkan hasil penelitian DTBPA terhadap parameter Total Suspended Solid (TSS) maksimum sebesar 145.951 Kg/hari dengan tingkat kekritisan 0,18% - 0,50%, Biological Oxygen Demand (BOD) maksimum sebesar 10.179,6788 Kg/hari dengan tingkat keritisan 0,05% - 13,1%, Dissolved Oxygen (DO) minimum sebesar (-) 8.880 Kg/hari dengan tingkat ke kritisan 1,08% - 2,15%, Nitrat (NO3-N) maksimum sebesar 35.236,3 Kg/hari dengan tingkat ke kritisan 0,01% - 0,05%, dan Fosfat (PO4-P) maksimum sebesar 569,5768 Kg/hari dengan tingkat ke kritisan 0,20% - 1,65%. Penentuan status mutu air Danau Galuh Cempaka menggunakan metode STORET baku mutu air kelas I dan II stasiun 1 dengan skor -34 s/d -36 masuk dalam kelas D kondisi perairan buruk kategori cemar berat, stasiun2 dan 3 dengan skor -28 s/d -29 masuk dalam kelas C kondisi perairan sedang kategori cemar sedang.   Lake Galuh Cempaka is a void formed by diamond mining activities by PT. Galuh Cempaka in Palam Village. After being neglected for a long time, the lake was used by the local community as a location for rearing tilapia in floating net cages. This study aims to determine how much the capacity of pollutant load from floating net cage activities that can be accommodated by lakes, specifically on the parameters of Total Suspended Solid (TSS), Biological Oxygen Demand (BOD), Dissolved Oxygen (DO), Nitrate (NO3-N ), and Phosphate (PO4-P), then find out the status of the lake water quality which is used as a medium of floating net cage activities against the water quality standard status of classes I and II PERGUB Number 05 of 2007 uses the STORET method. Based on the results of the DTBPA study on the maximum Total Suspended Solid (TSS) parameter of 145,951 kg / day with a critical level of 0.18% - 0.50%, a maximum Biological Oxygen Demand (BOD) of 10,179,6788 kg / day with a level of 0, 05% - 13.1%, Dissolved Oxygen (DO) minimum of (-) 8,880 Kg / day with a critical level of 1.08% - 2.15%, Nitrate (NO3-N) maximum of 35,236.3 Kg / day with a critical level of 0.01% - 0.05%, and Phosphate (PO4-P) with a maximum of 569.5768 kg / day with a criticality level of 0.20% - 1.65%.  Determination of the water quality status of Lake Galuh Cempaka using the STORET method of water quality class I and II station 1 with a score of -34 s / d -36 included in class D in bad water conditions heavy polluted categories, stations 2 and 3 with a score of -28 s/d - 29 included in class C medium water conditions medium polluted category. &nbsp
    • …
    corecore