3 research outputs found

    Reaksi Transfusi pada Kucing Hipoalbuminemia yang Diinfus dengan Human Serum Albumin 20%

    Get PDF
    Hipoalbuminemia umum terjadi pada hewan sakit yang dapat memperburuk kesembuhan beberapa penyakit karena berkorelasi dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Infus human serum albumin 20% digunakan sebagai terapi suportif pada kasus hipoalbuminemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reaksi transfusi yang dihasilkan pada kucing hipoalbuminemia yang diinfus human serum albumin 20% berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan pengamatan tanda klinis. Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kucing berbagai ras, dewasa umur 1-3 tahun, jantan maupun betina dengan kondisi hipoalbuminemia. Dilakukan pengambilan darah sebelum terapi dan penghitungan defisit kadar albumin. Larutan human serum albumin 20% diberikan melalui infus intravena dengan dosis tunggal selama 4-5 jam. Volume albumin yang diberikan dihitung menggunakan modifikasi rumus dan metode Hackner. Data hasil pengamatan reaksi transfusi yang dihasilkan pada kucing hipoalbuminemia dianalisis secara deskriptif. Pada kucing terjadi reaksi transfusi segera yang meliputi terjadinya peningkatan suhu rektal, aritmia jantung, ritme napas ireguler, tremor, dan kelemahan, yang umumnya teramati pada 1 jam pertama selama infus. Sementara itu, reaksi transfusi tertunda meliputi penurunan nafsu makan, kelemahan, edema perifer, erithema, kepincangan, ultikaria, lesi kulit, diare, dan inflamasi perivaskuler. Penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi infus human serum albumin 20% menghasilkan reaksi transfusi segera maupun tertunda yang teramati pada 8 ekor kucing. Tidak ditemui adanya reaksi merugikan yang parah selama aplikasi infus human serum albumin 20%

    Pengaruh Pemberian Serum Albumin Manusia Terhadap Peningkatan Kadar Albumin dalam Darah pada Anjing Penderita Hipoalbuminemia

    No full text
    Albumin terdiri dari 50% total protein plasma dan merupakan protein utama yang sangat penting di dalam tubuh hewan. Hipoalbuminemia dapat terjadi akibat berbagai kondisi, seperti kehilangan protein nefropati, kehilangan protein enteropati, diare kronis dan akut atau perdarahan berat, serta kondisi malnutrisi dan malabsorbsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian serum albumin manusia 20% intravena terhadap kadar albumin dalam darah anjing penderita hipoalbuminemia. Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 ekor anjing sakit yang hasil pemeriksaan kadar albuminnya menunjukkan di bawah batas normal atau hipoalbuminemia. Anjing sakit yang menderita hipoalbuminemia akan diberi serum albumin manusia 20% melalui infus intravena selama ± 4jam.  Sehari setelah diterapi, dilakukan pengambilan darah untuk diperiksa kadar albumin. Hasil yang diperoleh berupa data pemeriksaan kadar albumin dalam darah sebelum dan sesudah diterapi akan dianalisis dengan T-tes berpasangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar albumin secara signifikan dari rata-rata 1,98 ± 0,356 menjadi 2,28 ± 0,257 (P< 0,05) setelah diterapi serum albumin manusia. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian serum albumin manusia melalui infus intravena mampu meningkatkan kadar albumin pada anjing sakit penderita hipoalbuminemia

    Laporan Kasus: Anemia pada Anjing Pascaenterektomi

    No full text
    Anemia adalah terjadinya defisiensi eritrosit atau hemoglobin atau keduanya hingga kemampuan darah mengangkut oksigen berkurang dan sering dijumpai pada anjing. Anjing lokal  betina bernama Pogan berumur 1 tahun dengan riwayat enterektomi diperiksa dengan keluhan; lemas, kurus, nafsu makan dan minum menurun. Hasil pemeriksaan fisik;  mukosa mulut dan mata anemis, dehidrasi dan kurus. Hasil pemeriksaan hematologi rutin, total protein plasma (TPP) dan albumin menunjukkan bahwa anjing mengalami anemia mikrositik hipokromik, trombositopenia, limfositosis, terjadi penurunan nilai TPP dan hipoalbuminemia. Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorik anjing Pogan didiagnosis menderita anemia mikrositik hipokromik yang diakibatkan oleh defisiensi zat besi (Fe). Pengobatan dengan menggunakan preparat Fe dengan dosis 1 ml/5kgbb, subcutan selama 5 hari dan terapi suportif berupa infus serum albumin manusia dengan total volume 128 ml melalui infus intravena selama ±4 jam dan Livron (Vitamin B complex) 1tab/hari, per oral selama 5 hari memberikan hasil yang baik
    corecore