3 research outputs found
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Optimalisasi Pemanfaatan Trichoderma SP Sebagai Dekomposer Limbah Serasah Karet Dan Peranannya Dalam Mengendalikan Penyakit Jamur Akar Putih
KKN PPM ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Kelompok tani Tangkuban Perahu dan Kelompok tani Mekar melalui penyuluhan dan demonstrasi tentang penerapan teknologi pengendalian penyakit jamur akar putih pada tanaman karet di Kenagarian Tebing Tinggi dan Kenagarian Sungai Duo Kabupaten Dharmasraya. Metode kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan, pendampingan dan demontrasi plot. Respon dari mitra dalam kegiatan KKN PPM ini sangat positif dan memiliki animo yang tinggi untuk menerapkan teknogi pengendalian penyakit jamur akar putih pada tanaman karet. Petani juga antusias untuk melakukan pembuatan kompos sebagai alternatif penggunaan pupuk dan adanya peluang USAha yang baru. Adapun output dari kegiatan ini adalah teknologi pengendalian jamur akar putih dan pembuatan pupuk kompos limbah serasah. Setelah kegiatan ini dilakukan diharapkan mitra dapat menerapkan secara terus menerus dan dapat pula menyebarluaskan teknologi yang sudah diterima untuk diterapkan ke kelompok tani/ petani lainnya di kenagarian tersebut dan kenagarian lainnya.
Kata kunci: Pengendaian JAP, Karet, Kompos, Serasah, Trcihoderma s
POKOK-POKOK PIKIRAN DOSEN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PERSPEKTIF PERTANIAN TROPIKA BASAH:POTENSI DAN TANTANGANNYA DALAM RANGKA PERTANIAN BERKELANJUTAN
Buku ini membahas keragaman hasil penelitian yang telah dilakukan dan juga merupakan hasil pemikiran yang mendalam tentang pertanian di Sumatera Barat khususnya dan Indonesia umumnya bagi kemajuan bangsa Indonesia yang dilakukan oleh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas dari berbagai aspek terkait pertanian berkelanjutan khususnya pada aspek
pertanian tropika basah, teknologi dasar untuk pertanian tropika basah, potensi diversifikasi pangan, dan aplikasi terapan dalam budi daya tanaman, serta aspek sosial ekonomi dan modal sosial.
Masalah utama yang harus dihadapi di dalam pemanfaatan lahan pada daerah tropika basah adalah keadaan sosial ekonomi petani atau masyarakat yang menggunakan lahan sebagai tempat usahanya. Pendapatan keluarga yang rendah serta kemiskinan di banyak tempat berkorelasi positif dengan usaha tani. Rendahnya produktivitas lahan, selain disebabkan oleh tingkat kesuburan tanah yang rendah, juga disebabkan oleh rendahnya intensitas indeks pertanaman karena kebutuhan air tidak tersedia sepanjang tahun. Untuk meningkatkan produktivitas lahan, selain pengapuran dan pemupukan dapat dilakukan dengan optimalisasi pola tanam, penggunaan varietas unggul dan unggul lokal, pemanfaatan mikroorganisme indigenus, meningkatkan intensitas indeks pertanaman, mengurangi aliran permukaan/erosi, dan evaporasi tanah oleh adanya penutupan tanaman dan sisa hasil panen yang dapat berfungsi sebagai mulsa dan menambah bahan organik tanah. Pengelolaan sumber daya lahan harus dipandang sangat penting berdasarkan pertimbangan bahwa proses pembangunan yang sedang dan akan dilakukan di Indonesia masih tergantung pada cara memanfaatkan potensi sumber daya lahannya
Pengaruh Kombinasi Substrat dan Lama Waktu Inkubasi Berbeda Fermentasi Menggunakan Aspergillus Ficuum terhadap Aktivitas Enzim dan Perubahan Kandungan Nutrisi
Physical processing such as immersion at different water temperatures did not improve crude fibre and crude protein content of wasted-tea leaves. Thus, the utilization of these wasted tea leaves for poultry diet is still limited due to the high in crude fibre content. Therefore, it is necessary to find out a method for solving this problem. One of the methods is a fermentation by using Aspergillus ficuum. This fungi is known as a microbe which produces cellulase for reducing fibre content. The objectives to investigate the appropriate rice bran (RB) and wasted tea leaf (WTL) combinations and incubation times when fermented with Aspergillus ficuum, and to study the effects of this fermentation process on enzymes (cellulase and protease) activity, and alteration of dry matter, crude fibre and crude protein contents. This experiment was performed in a completely randomized design in a 4 x 2 factorial arrangement of treatments with 4 replicates. The first factor was RB and WTL combination as follows: 100:0% (A1), 90:10% (A2), 80:20% (A3), 70:30% (A4). The second factor was incubation times as follows: 7 days (B1) and 9 days (B2). These combinations of RB and WTL were fermented by using Aspergillus ficuum at the dose of 6.3 x 1012 CFU/mL. Measured variables were cellulase and protease activities, and alteration percentage in dry matter (DM), crude fibre (CF) and crude protein (CP). There was an interaction between RB:WTL combination and incubation time in cellulase activity (P<0.01) and CF content (P<0.01). Increasing WTL up to 10% in RB: WTL combination significantly augmented (P<0.05) cellulase activity at 9 days incubation time. The reduction percentage in CF occurred at 90:10% RB and TLM combination and 9 days incubation time. The incubation time for 9 days decreased the protease activity (P<0.01) as well as the reduction percentage in DM (P<0.05). The 90:10% RB and WTL combination improved the increasing percentage in CP (P<0.01). In conclusion, the appropriate RB and WTL combination and incubation time for fermenting the combination ratio of RB:WTL by using Aspergillus ficuum was 90:10% at 9 days incubation time