161 research outputs found

    Tinjauan Efektivitas Pelaksanaan Raskin dalam Mencapai Enam Tepat

    Full text link
    Program raskin yang dilaksanakan sejak 1997/1998 (dengan nama operasi pasar khusus [opk] hingga tahun 2001) telah berkembang dari program jaring pengaman sosial menjadi bagian dari program perlindungan sosial, khususnya program penanggulangan kemiskinan klaster pertama. namun, hingga memasuki 14 tahun pelaksanaannya, kemampuan raskin dalam mencapai enam indikator ketepatan –yakni tepat sasaran, jumlah, harga, waktu, administrasi, dan kualitas– sering menjadi perdebatan dan perhatian banyak pihak. hal ini karena enam indikator ketepatan tersebut menjadi penentu efektivitas keberhasilan raskin dalam mencapai tujuannya. makalah ini secara khusus mengkaji ke-enam aspek ketepatan program tersebut berdasarkan analisis beberapa data sekunder, berbagai informasi dari hasil studi lembaga penelitian smeru dan lembaga lain, serta dari berbagai informasi tentang raskin yang terbit dalam bentuk media cetak maupun elektronik. hasil kajian ini memperlihatkan bahwa ke-enam indikator ketepatan tersebut belum sepenuhnya tercapai sehingga program raskin masih perlu perbaikan agar lebih efektif dalam mencapai tujuan program. kata kunci: raskin –beras untuk rumah tangga miskin, pencapaian indikator ketepata

    Gambaran Konsep Diri Pada Pasien Yang Mengalami Cidera Tulang Tulang Belakang Di Bangsal Dahlia Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

    Full text link
    Peningkatan angka kecelakaan dapat menyebabkan trauma yang mendekati bentuk endemik. Pasien dengan kecelakaan yang berat dapat diikuti dengan trauma multi organ diantaranya cidera tulang belakang. Seseorang dengan cidera tulang belakang akan memasuki dunia baru, dimana muncul masalah yang kompleks baik fisik maupun psikologis. Orang yang mengalami psikologi shock akan terjadi gangguan dalam tingkah laku, suasana hati pikiran dan kognitif, hal ini akan mempengaruhi konsep dirinya. Masalah lain yang berpengaruh terhadap konsep dirinya yaitu adanya kelumpuhan baik tetraplegi, para plegi dan klinikal syndrome. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran diri, ideal diri, harga diri, identitas diri, penampilan peran serta gangguan konsep diri yang paling menonjol dialami oleh pasien cidera tulang belakang.Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dan jenisnya deskriptif yang dilaksanakan pada pasien cidera tulang belakang di Bangsal Dahlia Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta. Alat ukur yang digunakan adalah yang sudah pernah digunakan oleh peneliti sebelumnya yaitu Imron (2000) dalam peneliti ini dimodifikasi menjadi favorable dan unfavorable, jumlah 46 butir soal, jawaban diberi skor dengan skala Linkert, kemudian dikategorikan jelek, kurang, cukup dan baik menurut Sugiono.Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sebagian besar pasien dengan gambaran diri yang kurang (47%), kategori yang jelek dan baik dengan prosentase yang sama untuk ideal diri (37%), sebagian besar harga dirinya cukup (47%) dan baik (40%), identitas diri pasien cukup (33%) dan baik (57%) serta prosentase yang sama yaitu 33% untuk penampilan peran pasien cukup dan baik. Gangguan konsep diri yang paling banyak dialami oleh pasien adalah gambaran diri. Gambaran secara umum adalah cukup positif berada dalam rentang adaptif. Sebagai saran agar adanya komunikasi yang baik dari berbagai pihak, saling menghargai, memberikan peran yang sesuai sehingga stressor yang ada tidak menjadi faktor predisposisi dan presipitasi yang dapat mempengaruhi konsep dirinya

    The Role of the Fiscal Stimulus Program in Expanding Labor-intensive Infrastructure in Response to the Impact of the 2008/09 Global Financial Crisis

    Full text link
    The global financial crisis (gfc) that swept over the world in 2008/09 had an influence on the Indonesian economy. in an attempt to reduce the impact of the gfc, the government introduced a fiscal stimulus program (fsp) in 2009 in order to encourage economic growth. the program consisted of two main elements, namely, tax cuts and increased government spending. this report presents the results of research into the implementation of the fsp, in terms of government spending to expand infrastructure in the context of reducing the impact of the crisis. the study, for which samples were selected in the kabupaten of demak, sragen, sukoharjo, and klaten (in Central Java) and the kabupaten of gowa, sinjai, and bulukumba (in South Sulawesi), was part of the activities involved in monitoring the socioeconomic impact of the gfc, which has been carried out by the smeru research institute since july 2009. this research was done in a qualitative way in order to obtain a general understanding of the impact of the gfc on the socioeconomic situation of the population, the process of formulation and decision-making in the implementation of the fsp, and the benefits of the fsp in overcoming the impact of the crisis on community livelihoods. on the whole, research findings indicated that fsp targets have not been in accordance with the impact of the gfc. although the gfc had a sufficiently significant effect on the national economy during the period from the end of 2008 until the middle of 2009, its impact on the economies of the study areas was relatively minor. the allocation of fsp funding for kabupaten and kota shows a wide variation and was not related to the level of impact of the gfc or to the economic position of the region that had been impacted. the fsp funds had already raised the capacity of development spending in the recipient regions and the expansion of infrastructure provided benefits to the local economy; however, the fsp did not contribute directly to the assistance of community members who had been affected by the crisis. keywords: global financial crisis, fiscal stimulus program, infrastructure developmen

    Kawasan Lindung Gunung Ciremai Dan Kemungkinan Pengelolaannya

    Full text link
    Protected Area and Conservation Strategy of Ciremai Mountain. The Ciremai MountainWest Jawa as one of the important water catchments area and as water supplier area forMajalengka, Kuningan, Cirebon, Indramayu district in West Jawa provice and part of Brebesdistrict in Central Jawa Province. In order to uphold its function in storing water resources, itis important to understand the protected area of Ceremai Mountain. The protected area wasestablished on its altitude, elevation, and type of soil of about 22,600 ha. 15,410 ha or 68.20%of this area has been recovered, including 8,320 ha of Ceremai Mountain National Park.Reforestation of the ex-pinus area was necessary to increase water reservation. Besides thatCeremai Mountain National Park was needed to be managed with agro forestry

    Analisis Daya Saing Crude Palm Oil (Cpo) Indonesia Di Pasar Internasional

    Full text link
    This research aimed to analysis comparative advantage, competitive advantage, Indonesia CPO export position, and factors which are support competitiveness of Indonesia CPO in International market compare to Malaysia and Thailand. This descriptive research uses qualitative – quantitative approach. Analysis with qualitative approach is used to analysis comparative advantage, competitive advantage, and export position of Indonesia CPO in International market used RCA (Revealed Comparative Advantage) and ISP (Indeks Spesialisasi Perdagangan) index. Analysis with quantitative approach is used to analysis factors which are support competitiveness of Indonesia CPO in International market used Diamond Porter. This research used secondary time series data 1999 – 2014 time period. The result of RCA and ISP analysis reveals that Indonesia CPO has the strongest comparative advantage, competitive advantage, and Export position of Indonesia CPO at marturity stage in International market or Indonesia is called as nett exporter CPO in International market. Diamond Porter analysis shows that factors which are support competitiveness of Indonesia CPO in International market are production and supporting and related industries factors

    Iklim Usaha di Kabupaten Flores Timur: Kajian Kondisi Perekonomian dan Regulasi Usaha

    Full text link
    Laporan ini merupakan upaya untuk mengkaji perekonomian di kabupaten flores timur, termasuk memetakan dan menganalisis regulasi daerah terkait dunia usaha secara tekstual. secara statistik, bidang konstruksi dan perdagangan mendominasi peta pelaku usaha di kabupaten flotim. hal ini konsisten terlihat dari pendaftaran pelaku usaha tahun 2006–2008. kecenderungan perempuan sebagai pelaku usaha juga terlihat meningkat selama kurun waktu tersebut walaupun mungkin jumlah sebenarnya lebih tinggi daripada angka statistik. kategorisasi berdasarkan skala usaha menunjukkan persentase pendaftar skala menengah pada tahun 2008 justru lebih besar daripada persentase pendaftar skala kecil. hal ini disebabkan oleh tingginya minat pelaku usaha bidang konstruksi yang hampir seluruhnya adalah pelaku usaha skala menengah. mayoritas produk hukum yang perlu mendapat perhatian adalah produk hukum retribusi dengan identitas perizinan tertentu dan jasa umum. perizinan merupakan wilayah yang paling berpotensi menciptakan ekonomi biaya tinggi. produk hukum perizinan belum menjelaskan lama pengurusan dan biaya pengurusan izin, serta pelaku usaha mana saja yang wajib mengurus perizinan tersebut. jumlah dan jenis dokumen yang dibutuhkan juga masih bisa diminimumkan, terutama jika seluruh proses perizinan berada dalam satu kelembagaan. perda mengenai penggantian biaya administrasi perlu mendapat perhatian khusus. perda ini memuat pungutan berganda karena tumpang-tindih dengan perda perizinan yang lainnya dan tumpang-tindih pula dengan pajak penghasilan yang ditarik oleh pemerintah nasional. juga, beberapa pungutan ternyata melanggar prinsip free internal economic zone. di samping masalah perizinan usaha, peraturan daerah terkait distribusi hasil bumi juga merupakan hal penting dalam perbaikan iklim usaha. adanya peraturan pusat dalam bentuk sk menteri kehutanan, peraturan desa serta pungutan liar juga menurunkan daya saing produk flores timur. pengkajian dan Perumusan peraturan daerah harus mengikutsertakan instansi terkait lainnya seperti pihak kepolisian, polisi air, polisi hutan, tni al, dan dllajr, agar penegakan hukum perda tersebut dapat berjalan lancar. kata kunci: regulasi, peraturan daerah, iklim usaha, kebermasalaha

    Iklim Usaha di Kota Kupang: Kajian Kondisi Perekonomian dan Regulasi Usaha

    Full text link
    Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi, pemerintah daerah (pemda) mempunyai peranan yang semakin penting dalam memengaruhi kinerja perekonomian daerah. iklim usaha yang kondusif merupakan salah satu prasyarat terselenggaranya kegiatan perekonomian yang dinamis. regulasi yang diciptakan oleh pemda dapat mendorong atau sebaliknya menghambat penciptaan iklim usaha yang kondusif. laporan “iklim usaha di kota kupang: kajian kondisi perekonomian dan regulasi usaha” ini merupakan upaya untuk memetakan dan menganalisis regulasi daerah yang terkait dunia usaha di kota kupang. secara tekstual, kajian ini menggunakan aspek hukum (yuridis), substansi, dan prinsip sebagai acuan dalam menganalisis kebermasalahan regulasi daerah serta potensi dampaknya terhadap dunia usaha. secara kontekstual, kajian ini memaparkan praktik pelaksanaan beberapa regulasi daerah di bidang usaha jasa, perdagangan hasil bumi dan sembako, dan industri pengolahan. kata kunci: regulasi, peraturan daerah, iklim usaha, kebermasalaha
    • …
    corecore