31 research outputs found

    Menjalani Pernikahan Antar Ras (Studi Kualitatif Fenomenologis Pada Wanita Pelaku Interracial Marriage)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengalaman wanita pelaku interracial marriage. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumen audio sebagai pendukung data. Subjek penelitian diperoleh menggunakan teknik purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman terbesar dalam pernikahan yang dijalani masing-masing subjek terjadi di awal-awal penyesuaian pernikahan. Wanita pelaku interracial marriage cenderung akan mengalami Perubahan gaya hidup sejalan dengan berubahnya pola pergaulan setelah menikah. Pengalaman kurang menyenangkan secara verbal didapatkan ketiga subjek terkait pernikahan yang dijalani. Pengalaman penyesuaian juga terjadi dalam pola pengasuhan yang diterapkan pihak suami dan istri kepada anak-anak hasil interracial marriage dengan menggabungkan budaya negara asal suami dan istri. Makna kebahagiaan bagi subjek adalah kestabilan finansial, kestabilan emosional dan kestabilan spiritual

    Dinamika Psikologis Mahasiswa Berprestasi: Studi Kualitatif Deskriptif

    Full text link
    Mahasiswa berprestasi adalah mahasiswa yang berhasil mencapai prestasi tinggi, baik kurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perjalanan hidup menjadi seorang mahasiswa berprestasi. Perjalanan hidup menjadi mahasiswa berprestasi berisi pengalaman dan peristiwa yang dialami sebelum menjadi mahasiswa berprestrasi yaitu dari masa kecil hingga pada saat meraih gelar mahasiswa berprestasi. Metode yang digunakan adalah deskriptif. Tujuan dari pendekatan deskriptif adalah membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan. Data dikumpulkan melalui wawancara terhadap subjek dan dianalisis dengan metode eksplikasi data. Subjek berjumlah tiga orang yang diperoleh dengan dengan cara purposif, yaitu mahasiswa berprestasi program sarjana tingkat perguruan tinggi tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses menjadi mahasiswa berprestasi yang dialami ketiga subjek dimulai dari episode sebelum menjadi mahasiswa, menuju episode menjadi mahasiswa dan episode menjadi mahasiswa berprestasi. Episode sebelum mahasiswa dimulai dari pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua yang membentuk karakter prestatif masing-masing subjek melalui pengasuhan yang mendorong untuk mandiri dan berprestasi baik secara akademik maupun non-akademik sampai dengan menjalani pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas yang semakin memperkaya pengalaman subjek untuk berprestasi. Memasuki perguruan tinggi merupakan episode menjadi mahasiswa, yang menggambarkan USAha-USAha mewujudkan prestasi, baik melalui kegiatan akademik maupun non-akademik hingga subjek dapat terpilih menjadi mahasiswa berprestasi. Episode menjadi mahasiswa menjelaskan bagaimana subjek memaknai gelar yang diraih sebagai mahasiswa dan memaknai prestasi yang telah di raih. Subjek pertama menilai bahwa menjadi mahasiswa berprestasi dapat membuktikan diri sekaligus dapat menjadi inspirasi bagi adik tingkat. Subjek kedua memaknai gelar mahasiswa berprestasi terdapat sebuah tanggungjawab di Baliknya. Begitu pula subjek ketiga, memaknai bahwa menjadi mahasiswa berprestasi merupakan salah satu cara membahagiakan orang tua dan cara yang dapat membimbing adik tingkat agar dapat berprestasi lebih di bidangnya

    Hubungan Antara Kesesakan Dengan Konsentrasi Belajar Pada Siswa SMP Negeri 6 Semarang

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kesesakan dengan konsentrasi belajar pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Semarang. Konsentrasi belajar yaitu kemampuan individu dalam memusatkan pikiran dengan mengerahkan segala panca indera untuk memperhatikan suatu objek, sehingga berperan penting terhadap keberhasilan siswa. Salah satu hambatan dalam konsentrasi belajar adalah lingkungan sekitar. Apabila siswa mempersepsi lingkungan belajarnya kurang menyenangkan atau membuatnya merasa sesak, maka muncullah kesesakan, yaitu persepsi subyektif yang tidak menyenangkan yang dirasakan individu akan sedikitnya ruang yang tersedia. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 6 Semarang yang berjumlah 256 siswa dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 128 siswa. Penelitian dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Pengambilan data menggunakan skala konsentrasi belajar (24 aitem valid α = 0,933) dan skala kesesakan (45 aitem valid α = 0,953). Data yang diperoleh berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana menunjukan hasil koefisien korelasi antara konsentrasi belajar dengan kesesakan sebesar –0,219 dengan p = 0,007 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa hipotesis penelitian, yaitu terdapat hubungan negatif antara kesesakan dengan konsentrasi belajar pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Semarang. Nilai koefisiensi korelasi negatif menunjukan bahwa arah hubungan kedua variabel adalah negatif, artinya semakin tinggi kesesakan maka akan semakin rendah konsentrasi belajar, dan sebaliknya semakin rendah kesesakan maka akan semakin tinggi konsentrasi belajar. Kesesakan memberikan sumbangan efektif sebesar 4,8% terhadap konsentrasi belajar dan sisanya 95,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini

    Pengambilan Keputusan Belum Menikah Pada Dewasa Awal

    Full text link
    Tujuan penelitian ingin mengetahui bagaimana dinamika psikologi mengambil keputusan belum menikah pada dewasa awal. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara. Teknik yang digunakan peneliti untuk penentuan subjek penelitian adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu, yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapakan sehingga memudahkan penelitti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti. Hasil penelitian menunjukan bahwa subjek pertama mengambil keputusan menunda pernikahan disebabkan karena faktor biaya yang kurang mencukupi. Subjek kedua mengambil keputusan menunda pernikahan disebabkan belum menemukan jodoh dan lelaki yang mau menerima kondisi adik kembar yang keterbelakangan mental. Subjek ketiga mengambil keputusan menunda pernikahan disebabkan pernah gagal merencanakan pernikahan dan belum menemukan pasangan kekasih yang baru. Kesimpulannya adalah pengambilan keputusan yang diambil oleh ketiga subjek merupakan cara terbaik dalam mencapai tujuan kejenjang pernikahan. Ketiga subjek telah memikirkan baik buruknya keputusan yang diambil dalam menunda pernikahan

    Menembus Batas Ideologi Studi Kualitatif Fenomenologi Collective Political Action (Cpa) Presiden Mahasiswa

    Full text link
    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, major prosodic features dan dokumen. Subjek penelitian berjumlah empat orang dari teknik purposive sampling. Hasil penelitian presiden mahasiswa memaknai statusnya sebagai tanggung jawab dan kesempatan untuk bermanfaat lebih besar. Salah satu rasa tanggung jawab tersebut diwujudkan dalam collective political action pada aksi nasional 21 Mei 2015. Collective political action presiden mahasiswa sebagai wujud rasa nasionalisme. Presiden mahasiswa mengadvokasikan langsung permasalahan bangsa Indonesia terkait kenaikan harga BBM, UKT, kuliah lima tahun, kasus korupsi, dan perpanjangan kontrak Freeport kepada Presiden Jokowi. Presiden mahasiswa memandang advokasi/negosiasi sebagai salah satu metode efektif. Presiden mahasiswa memaknai gerakan mahasiswa sebagai gerakan besar, masif, dan memiliki pola. Gerakan mahasiswa murni gerakan moral, clear dipisahkan dari gerakan politik praktis. Faktor yang memengaruhi pembentukan collective political action presiden mahasiswa yaitu ideologi presiden mahasiswa, internalisasi nilai-nilai pengasuhan, dan karakteristik kepribadian politik

    Resiliensi Pada Wirausahawan Penyintas Gempa Bumi 27 Mei 2006 Di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten

    Full text link
    Peristiwa alam berupa bencana tentu menjadi sebuah pengalaman luar biasa bagi individu. Bencana yang pernah dialami oleh wirausahawan penyintas, diterima sebagai stimulus yang memberikan pengalaman dan mempengaruhi tingkat kesiapan dalam menghadapi bencana. Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk tidak menyerah dalam berbagai persoalan hidup yang sulit dan beradaptasi dengan keadaan tersebut untuk tetap pada kondisi stabil sehingga dapat meningkatkan diri untuk menjadi lebih baik lagi. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk memahami dan menggambarkan proses resiliensi pada wirausahawan penyintas gempa bumi 27 Mei 2006 di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis. Subjek berjumlah tiga orang dengan karakteristik wirausahawan yang memiliki tempat USAha yang roboh akibat gempa 27 Mei 2006 di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resiliensi pada subjek terbangun karena karakteristik dasar dari sifat subjek sebagai wirausahawan, jenis dan skala USAha, serta jarak waktu kejadian yang tergolong lama, selain faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi secara umum, religiusitas ternyata menjadi faktor yang membantu subjek bangkit yang nampak dari subjek 3. Resiliensi harus ada pada wirausahawan agar dapat bangkit dan bertahan dari keterpurukan yang dialami akibat adanya gempa
    corecore