4 research outputs found

    THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL COMMUNICATION ON THE PERFORMANCE OF MUHAMMADIYAH YOUTH IN MEDAN CITY

    Get PDF
    This population research is the board of Muhammadiyah Youth of Medan , amount to 41 people . Sample of this research is conducted in a total sampling technique . The results showed that the influence of organizational communication variables influence on organizational performance variable at 2.2 %, while the influence of leadership style of chairman variable on organizational performance shows that the R square value of 0.131 means the leadership style of chairman variables influence on organizational performance variable at 13 , 1 %, the variable effect of organizational communication and leadership styles of the chairman on the organizational performance showed that the R value of 0.253 square variables . Thus the variable organizational communication and leadership style of chairman is jointly influence on organizational performance variable by 25.3 % while the remaining amount of 74.7 % determined by other variables note examined . These results it can be concluded that the influence of organizational communication and leadership style of chairman on the performance of the Youth Muhammadiyah is significant influence and can be the material for all readers in the development of science

    MENGUNGKAP MAKNA BUDAYA MELAYU DELI DALAM PROSESI PERKAWINAN (Studi Tentang Gagasan Fungsi Pantun dan Tarian dalam Prosesi Perkawinan Melayu)

    Get PDF
    Gagasan dan fungsi yang terdapat dalam prosesi perkawinan budaya Melayu Deli adalah perkawinan yang paling kelihatan di dalam kebudayaan masyarakat adalah untuk keberlanjutan keturunan insan Melayu. Dengan dilaksanakannya istiadat perkawinan Melayu, maka akan memberikan fungsi lebih jauh yaitu manusia Melayu akan berlanjut. Adat perkawinan berfungsi untuk mempertahankan kebudayaan Melayu dan berusaha membentangkannya di dunia ini. Selanjutnya gagasan dan fungsi pantun dalam prosesi perkawinan budaya adat melayu Deli adalah gagasan yang terkandung di dalam pantun pembuka kata di atas adalah penerimaan masyarakat Melayu yang tulus dan ihklas terhadap tamu yang datang dengan kandungan yang penuh melambangkan nilai-nilai spiritual dan kultural dunia Melayu. Pantun terdiri dari dua bagian, yaitu ‘sampiran’ dan ‘isi’, yang masing-masing berjumlah dua baris. Terkadang kedua bagian ini tidak mempunyai hubungan logis yang langsung; satu dengan yang lain dikaitkan atas dasar persamaan bunyi dan/atau pararelisme citra dan lambang

    Islam di Perbatasan Indonesia-Malaysia: Potret Dakwah di Sajingan Besar, Kalimantan Barat

    Get PDF
    This article aims to analyze da’wa activities in Sajingan Besar, WestKalimantan. This research is field-based with qualitative methods. Dataobtained through observation, interviews, and documentary studies. Thisresearch was conducted for six months, namely: February to July 2019. Thedata obtained showed that there was a gap in da’wa methods in SajinganBesar as one of the border areas between countries. The forms of da’wafound such as: tausiyah, recitation, Friday sermons, hadrah arts, andgotong royong show that da’wa in Sajingan Besar is still carried out usingconventional methods with the support of previously established socialstructures. There have been no significant innovations, such as da’wathrough audiovisual media, philanthropy, and political approaches, and inmore interesting ways. This is due to the limitations of adequateinfrastructure for da’wa innovation in Sajingan Besar. The authorconcludes that the development gap greatly affects the development ofda’wa activities carried out in border areas between countries.This article aims to analyze da’wa activities in Sajingan Besar, WestKalimantan. This research is field-based with qualitative methods. Dataobtained through observation, interviews, and documentary studies. Thisresearch was conducted for six months, namely: February to July 2019. Thedata obtained showed that there was a gap in da’wa methods in SajinganBesar as one of the border areas between countries. The forms of da’wafound such as: tausiyah, recitation, Friday sermons, hadrah arts, andgotong royong show that da’wa in Sajingan Besar is still carried out usingconventional methods with the support of previously established socialstructures. There have been no significant innovations, such as da’wathrough audiovisual media, philanthropy, and political approaches, and inmore interesting ways. This is due to the limitations of adequateinfrastructure for da’wa innovation in Sajingan Besar. The authorconcludes that the development gap greatly affects the development ofda’wa activities carried out in border areas between countries

    Komunikasi Budaya Yang Terinternalisasi Dalam Prosesi Perkawinan Melayu Deli: Nilai Dari Pemaknaan Pantun dan Tarian Terinternalisasi Dalam Budaya Masyarakat Melayu Deli

    Get PDF
    Jurnal ini merupakan penelitian dengan pendekatan metode sejarah, hal inididasarkan kepada upaya pendeskripsian peristiwa masa lampau. Kajian ini jugamenggunakan library-research (penelitian kepustakaan) berusaha mendapatkan informasiyang lengkap mengenai topik penelitian mengarahkan persoalan data dan analisisnyayang bersumber dari literatur kepustakaan. Komunikasi Budaya yang terinternalisasimenjadi nilai-nilai simbolisasi pantun dan tarian oleh masyarakat melayu Deli. Pesanyang dimaknai seperti budaya keterbukaan, diambil dari makna bahari yang sifatnyaterbuka. Melalui keterbukaan inilah masyarakatnya menjadi mejemuk. Nilai adat lainnyaadalah etika dan moral. Di dalam adat ini terkandung nilai saling memelihara hubunganantar individu maupun kelompok. Nilai ini mengajarkan dan menyadarkan agar hidupsaling menjaga sopan dan santun baik pribadi maupun sosial. Semangat utama pantunadalah sebagai alat komunikasi, untuk menyampaikan nasihat, melakukan kritik sosialtanpa mencederai perasaan siapa pun, mengungkapkan rasa rindu antara bujang dengandara, dan sebagai media dalam menyampaikan tunjuk ajar. Begitu juga dengan tarianmencerminkan pesan budaya dari ekspresi individu dalam konteks sosial. Denganmenampilkan berbusana, mengikut kesopanan Melayu, menarikan tarian Melayu dengannorma-norma Melayu, perilaku di atas dan di luar panggung, menjaga moralitas peribadidan perilaku
    corecore