517 research outputs found

    Kultur Teknis sebagai Dasar Pengendalian Hama Kutu Kebul Bemisia Tabaci Genn. pada Tanaman Kedelai

    Full text link
    Kultur Teknis Sebagai Dasar Pengendalian Hama Kutu Kebul Bemisia tabaci Genn. pada Tanaman Kedelai. Salah satu gangguan dalam meningkatkan produksi kedelai adalah serangan hama kutu kebul Bemisia tabaci Gennadius. Kehilangan hasil akibat serangan hama kutu kebul ini dapat mencapai 80%, bahkan pada serangan berat dapat menyebabkan puso (gagal panen). Sebagian besar pengendalian hama kutu kebul pada tanaman kedelai di tingkat petani sampai kini masih mengandalkaninsektisida, namun demikian masih sering gagal karena tidak atau kurang efektif. Pengendalian hama kutu kebul dapat dilakukan dengan penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Prinsip operasional yang digunakan dalam pelaksanaan PHT salah satunya adalah: Budidaya tanaman sehat. Tanaman yang sehat mempunyai ketahanan ekologi yang tinggi terhadap gangguan hama. Pengendalian kultur teknis merupakan tindakan preventif, dilakukan sebelum serangan hama terjadi dengan sasaran agar populasi tidak meningkat sampai melebihi ambang kendalinya. Pengendalian hama kutu kebul secara kultur teknis dapat dilakukan dengan cara: (a) penanaman kedelai lebih awal, (b) penanaman varietas toleran, (c) penanaman tanaman penghalang, misalnya jagung di antara kedelai, (d) sistem pengairan yang teratur misalnya pengairan curah (springkler), (e) pergiliran tanaman bukan inang, dan (f) sanitasi. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengendalian secara bercocok tanam perlu dipadukan dengan teknik-teknik pengendalian hama lainnya sesuai dengan prinsipprinsip PHT

    Perancangan Tangki Penampung Air Hujan Guna Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Sumber Air Cadangan Pemukiman Warga: (Studi Kasus: Desa Durensari Kec. Bagelen Kab. Purworejo)

    Get PDF
    Durensari adalah desa yang terletak di Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo.Desa ini berada di daerah pegunungan yang terletak di selatan Kabupaten Purworejo dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kulon progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk: Mendapatkan curah hujan andalan untuk merencanakan penampung hujan desa tersebut. Mendapatkan desain dan dimensi tangki penampung air hujan yang tepat berdasarkan suplai dan kebutuhan air pada suatu bangunan pemukiman warga. Mendapatkan rencana anggaran biaya dalam pembangunan tangki penampung air hujan. Penelitian ini menggunakan data hujan tahun 2009 sampai 2018 dari Stasiun Hujan Jogoboyo, Kaligesing dan Mendut Perhitungan hujan kawasan menggunakan Metode Polygon Thiessen dan menggunakan curah hujan andalan 80%, untuk perhitungan intensitas hujan menggunakan rumus Mononobe, dan perhitungan dimensi serta elemen pelengkap tangki penampung air hujan menggunakan ketentuan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman tahun 2014 tentang Modul sosialisasi dan Diseminasi Standar dan Manual Penampung Air Hujan.Hasil penelitian menunjukan potensi volume suplai air hujan dari hasil analisis didapatkan volume sebesar 214 m³/ tahun, dan penghematan air sebesar 0,4 % dari total kebutuhan air pemukiman warga yaitu sebesar 515 m³/ tahun. Berdasarkan perhitungan perbandingan antara suplai dan kebutuhan air hujan yang tertinggi atau yang melebihi dari kebutuhan air baku per bulan adalah pada bulan Februari, Maret, November dan Desember sedangkan pada bulan Januari, April, Mei, Juli, Agustus, September dan bulan Oktober tidak ada suplai air hujan. Pada perhitungan rencana anggaran biaya atau RAB tangki penampung air hujan dan elemen pelengkapnya dengan spesifikasi tangki menggunakan pasangan bata dan terletak di dalam tanah (ground water tank) dengan volume 64 m³ didapatkan biaya sebesar Rp.125,000,000,00 dan dengan dimensi tangki yaitu 6 x 3 x 4 m

    KOMPONEN PEMBENTUK RUANG KOTA ALUN-ALUN CIANJUR

    Get PDF
    Abstract: One of the cities having a historically significant public square is Cianjur Regency. Since the royal era, colonial era, and up to the present, the square has served as the distinguishing feature of the center of the royal authority. The layout of the square space fluctuates depending on the prevailing political ideologies. This study employs an exploratory methodology and approaches for gathering data from field observations. Cianjur Square contains seven of the eight elements that make up urban space, including: (a) changes in land use; (b) The building mass configuration is fixed and the shape of the space is no longer symmetrical like the original form; (c) Parking and circulation areas are well-organized; (d) Open space zones are effectively used; (e) Active and comfortable pedestrian paths; (f) The marker serving as the identity of the space is very thick with Islamic religious values; (g) Supporting activities that take place simultaneously and in various ways are no longer centered on the east side of the mosque, but are spread out to the north side of the open space.Abstrak: Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kota dengan alun-alun sebagai ruang terbuka publik yang memiliki sejarah panjang. Alun-alun merupakan ciri khas sebuah wilayah pusat pemerintahan kerajaan yang memiliki makna khusus sejak zaman kerajaan, zaman kolonial sampai dengan saat ini. Settingruang alun-alun berubah dari masa ke masa, sesuai dengan kebijakan penguasa pada masanya. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif dengan teknik pengambilan data observasi lapangan. Terdapat tujuh dari delapan komponen pembentuk ruang kota yang ditemukan di Alun-alun Cianjur, diantaranya: (a) tata guna lahan yang mengalami perubahan; (b) Betuk ruang yang tidak lagi simetris seperti bentuk aslinya, dari terpusat menjadi linier dan konfigurasi masa bangunan yang tetap; (c) Sirkulasi dan ruang parkir yang tertata dengan baik; (d) zona ruang terbuka termanfaatkan dengan efektif; (e) Jalur pedestrian yang aktif dan nyaman; (f) Penanda sebagai identitas ruang sangat kental dengan nilai religius islami; (g) Kegiatan pendukung yang belangsung secara simultan dan beragam, tidak lagi terpusat di sisi timur masjid, namun tersebar ke sisi utara ruang terbuka

    Potensi Pengembangan Tanaman Kedelai di Perkebunan Kelapa Sawit

    Full text link
    Produksi kedelai perlu ditingkatkan karena produksi nasional barumampu memenuhi 3540% dari kebutuhan dalam negeri. Salah satuupaya untuk meningkatkan produksi kedelai adalah mengembangkankedelai pada perkebunan kelapa sawit. Luas perkebunan kelapasawit terus meningkat dari 4,15 juta ha pada tahun 2000 menjadi8,04 juta ha dan pada tahun 2010, terutama di Sumatera danKalimantan. Perkebunan kelapa sawit umumnya terdapat di lahankering dan lahan kering masam dengan tanah podsolik. Introduksibudi daya kedelai di perkebunan kelapa sawit perlu memperhitungkankesesuaian varietas kedelai dengan tingkat naungan tajuk kelapasawit, serta peningkatan kesuburan tanah melalui ameliorasi dengankapur (dolomit atau kalsit) dan/atau bahan organik dan pemupukanhara N, P, dan K. Teknologi produksi kedelai di lahan kering masampodsolik melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu(PTT) telah tersedia, meliputi varietas unggul dan teknologi budidaya spesifik lokasi. Penerapan teknologi tersebut dapat meningkatkanproduktivitas kedelai sekitar 2 t/ha. Teknologi PTT kedelaidapat dikembangkan pada area kelapa sawit dengan menggunakanvarietas kedelai toleran naungan seperti Wilis

    ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR WONOGIRI PERIODE TAHUN 2001-2004

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui dan menginterpretasikan kondisi kesehatan PD. BPR Wonogiri Kota dinilai dari masing-masing faktor CAMEL yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas; (2) mengetahui dan menginterpretasikan kondisi kesehatan PD. BPR Wonogiri secara keseluruhan; (3) mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap ketentuan batas maksimum pemberian kredit (BMPK). Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan (Neraca dan Laporan Rugi Laba tahun 2001-2004) dan laporan administrasi yang diperoleh dari pihak bank. Metode analisis terdiri dari analisis kuantitatif dengan menggunakan metode CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning, dan Liquidity) yang berlaku menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/2/UPBB tanggal 30 April 1997. Hasil analisis menunjukkan PD. BPR Wonogiri tahun 2001-2004 memiliki kriteria sehat, dengan masing-masing rasio CAR sebesar 22,69%; 23,07%; 20,83%; 16,49%; memenuhi kriteria penilaian tingkat kesehatan bank sebesar lebih dari 8%. Kualitas aktiva produktif (KAP1) tahun 2001-2004 masing-masing sebesar 6,12%; 5,91%; 4,93%; dan 5,12%; dinyatakan sehat, karena memenuhi kriteria penilaian sebesar kurang dari 10,36%. Kualitas aktiva produktif (KAP2) tahun 2001-2004 sebesar masing-masing 99,06%; 101,30%; 104,46%; dan 100,00%; dinyatakan sehat karena memenuhi kriteria penilaian sebesar lebih dari 81%. Management tahun 2001-2004 memiliki kriteria yang sehat dengan terjawabnya semua pertanyaan dan mendapat poin 25. Earning, rasio ROA tahun 2001-2004 masing-masing sebesar 9,61%; 9,16%; 6,52%; dan 7,20%; semua memenuhi kriteria penilaian sebesar lebih dari 1,22%, sehingga memiliki kriteria sehat Hasil analisis rasio BOPO pada tahun 2001-2004 masing-masing sebesar 70,63%; 72,93%; 76,99%; dan 75,68% semuanya memenuhi kriteria sebesar kurang dari 93,52%. Liquidity (Likuiditas), hasil analisis Cash Ratio dari tahun 2001-2004 masing-masing sebesar 30,32%; 35,85%; 33,26% dan 26,73%; sehingga dikategorikan dalam kelompok sehat karena Cash Ratio memenuhi kriteria penilaian tingkat kesehatan bank sebesar lebih dari 4,05%. Rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) tahun 2001-2004 masing-masing sebesar 81,98%; 81,85%; 77,99% dan 86,35%, sehingga dikategorikan dalam kelompok sehat karena memenuhi kriteria sebesar kurang dari 94,75%. Pelaksanaan Ketentuan BMPK selama tahun 2001-2004 tidak pernah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang diberikan oleh Bank Indonesia. sehingga tidak mengurangi penilaian faktor CAMEL. Hasil Akhir Penilaian Tingkat Kesehatan Bank PD. BPR Wonogiri tahun 2001-2004 memiliki kondisi tingkat kesehatan bank memiliki kriteria sehat
    • …
    corecore