4 research outputs found

    The Magnetic Technology in Drinking Water of Laying Hens

    Get PDF
    The experiment was conducted to know the best level of magnetic technology for improving water quality and to compare the use of magnetic technology (MT) and non-magnetic technology (NMT) in drinking water of the laying hens. This study had 2 experiment steps. The first step studied 3 levels (1350 Gs, 2700 Gs, 5400 Gs) of magnetic technology. The results showed that MT had a significant effect (p0.05) on biochemical oxygen demand (BOD) and pH of drinking water. 2700 Gs used in the second step was the best result to improve water quality. Magnetic technology was used to treat drinking water of 288 ISA Brown birds aged 57-week assigned to 2 treatments (NMT and MT). MT showed no significant effect (p>0.05) on hen day production (HDP) but improved (p<0.05) the feed conversion ratio (FCR) of laying hens.Keywords: laying hens, magnet, production, water qualit

    Effect of extraction Andrographis paniculata and Moringa oleifera on microbiological jejunal of broiler chickens

    Get PDF
    This study aims to evaluate the effect of the combined extraction of Andrographis paniculata and Moringa oleifera leaves as phytobiotics on the digestive microbiology of broiler chickens. The number of chickens used in this study was one hundred twenty-eight (128) chickens divided into 4 treatments, 4 replications where each replication consisted of 8 chickens. The treatments in this study were T0 (control), T1 (basal diet + 0.25% Andrographis paniculata and Moringa oleifera leaves), T2 (0.50% Andrographis paniculata and Moringa oleifera leaves), and T3 (0.75% Andrographis paniculata and Moringa oleifera leaves). The method used in this research is in vivo. Data analysis used a completely randomized design. If there is a significant difference, it is analysed using the Duncan Multiple Range Test (DMRT). The results of the study showed that the use of Andrographis paniculata and Moringa oleifera leaves had a significant effect on the number of lactic acid bacteria, Escherichia coli and Salmonella in the digestion of broiler chickens. T3 showed the highest number of lactic acid bacteria compared to other treatments, while T3 showed the lowest number of E. coli and Salmonella. The use of Andrographis paniculata 0.75% and Moringa oleifera leaves had a positive influence on the number of lactic acid bacteria in the digestion of broiler chickens

    Effects of egg storage duration prior to incubation on performances of Arab Chickens during the first week post-hatch

    Get PDF
    This study investigated the effects of egg storage duration prior to incubation on performances of Arab Chickens during the first week posthatch. A total of 100 day-old-chicks were distributed among 20 experimental units, each representing a different egg storage duration before incubation (1, 4, 7, and 10 days) with five replicates. There were five birds of each replicate totaling 25 birds per treatment. The variables examined in this study included the growth performance of Arab Chickens during the first week post-hatch, specifically the initial body weight, final body weight, body weight gain, feed intake, water intake, feed conversion ratio, and water conversion ratio. The findings of the study revealed that egg storage duration prior to incubation did not significantly affect (P>0.05) feed intake, water intake, and water conversion ratio. Storing eggs for up to 4 days did not result in any adverse effects (P>0.05) on initial body weight, final body weight, body weight gain, and feed conversion ratio. However, eggs stored for 7 days or longer exhibited a significant reduction (P<0.05) in initial body weight, final body weight, and body weight gain. Additionally, a notable increased (P<0.05) in feed conversion ratio observed for eggs stored for 10 days. In conclusion, the hatching eggs of Arab Chickens can be safely stored for up to 4 days without any detrimental effect on their performance during the first week post-hatch

    Pengaruh Penggunaan Daun Cincau Hitam (Mesona Palustris Bl) Dalam Bentuk Tepung Dan Enkapsulasi Sebagai Aditif Pakan Terhadap Viskositas Dan Mikroflora Usus Halus Ayam Pedaging

    Get PDF
    Aditif pakan merupakan bahan yang digunakan sebagai tambahan pakan untuk meningkatkan nilai guna dari pakan yang dikonsumsi ternak. Aditif pakan dapat berupa antibiotik, probiotik, prebiotik, fitobiotik dan asam organik. Penggunaan antibiotik pada pakan akan menyebabkan residu pada tubuh ternak yang tidak aman untuk kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Solusinya adalah mengganti penggunaan antibiotik dengan fitobiotik. Daun cincau hitam (Mesona palustris BL) sebagai fitobiotik memiliki kandungan senyawa bioaktif yang terkandung didalamnya seperti antioksidan, flavonoid, alkaloid dan fenol. Teknologi enkapsulasi pada pakan bertujuan untuk mengurangi kehilangan nutrisi, melindungi flavor, aroma dan pigmen, meningkatkan kelarutan, merubah bahan pakan bentuk cair ke bentuk padat atau tepung yang memudahkan dalam penanganan dan pemberian pakan. vi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan daun cincau hitam (Mesona palustris BL) dalam bentuk tepung dan enkapsulasi sebagai aditif pakan terhadap viskositas dan mikroflora usus halus ayam pedaging. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan acuan penggunaan daun cincau hitam (Mesona palustris BL) sebagai fitobiotik yang lebih baik dalam bentuk tepung atau enkapsulasi terhadap viskositas dan mikroflora usus halus ayam pedaging. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus s/d 4 Oktober 2017 di Laboratorium Lapang Sumbersekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Pembuatan aditif pakan daun cincau hitam (Mesona palustris BL), analisis proksimat dan pengujian viskositas usus halus dilakukan di Laboratorium Nutrisi Makanan Ternak Gedung 3 Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Identifikasi mikroflora yaitu jumlah koloni BAL dan Escherichia coli usus halus dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Penelitian ini menggunakan 192 ekor Day Old Chick (DOC) ayam pedaging strain Lohman MB-202 Platinum dan dipelihara selama 35 hari. Rata-rata bobot DOC 37,4±2,87 g/ekor dan koefisien keragaman 7,67%. Metode penelitian adalah metode eksperimen in vivo menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang yang terdiri dari dua faktor, yaitu faktor bentuk daun cincau yang terdiri dari tepung daun cincau hitam (B1) dan ekstrak daun cincau hitam enkapsulasi (B2). Faktor lainnya adalah level penggunaan yang terdiri dari 0% (L0), 0,5% (L1), 1,0% (L2) dan 1,5% (L3). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dengan jumlah ayam pedaging pada setiap ulangan sebanyak 8 ekor. vii Hasil penelitian menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05) pada perlakuan bentuk terhadap viskositas dan jumlah koloni BAL. Memberikan perbedaan yang nyata (P0,05) terhadap viskositas dan jumlah koloni Escherichia coli. Hasil paling optimal pada level tersarang pemberian aditif pakan terhdap viskositas adalah pada level 1,0% (5,95±0,52 log cfu/g) untuk bentuk tepung dan level 1,5% (6,41±1,13 log cfu/g) untuk bentuk enkapsulasi. Sedangkan pemberian optimal aditif pakan untuk menekan pertumbuhan terhadap Escherichia coli adalah pada level 1% (4,22±0,23 log cfu/g) dalam bentuk tepung dan level 1,5% (3,54±0,56 log cfu/g) dalam bentuk enkapsulasi. Hasil level tersarang memberikan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah koloni BAL dengan level optimal pemberian pada level 0,5% (8,40±0,41 log cfu/g) dalam bentuk tepung dan level 1,5% (8,92±0,61 log cfu/g) dalam bentuk enkapsulasi. viii Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cincau hitam (Mesona palustris BL) dalam bentuk enkapsulasi memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan bentuk tepung terhadap viskositas dan mikroflora usus halus ayam pedaging. Adapun level penggunaan daun cincau hitam (Mesona palustis BL) 1,5% bentuk enkapsulasi memberikan hasil yang optimal pada viskositas, jumlah BAL dan Escherichia coli usus halus ayam pedaging
    corecore