29 research outputs found
ANALISIS CLASSICAL MULTIDIMENSIONAL SCALING DAN PENERAPANNYA PADA DATA PERSEPSI MAHASISWA UNY TERHADAP SUPERMARKET DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Analisis multidimensional scaling merupakan salah satu metode dalam analisis multivariat yang merepresentasikan (menggambarkan) sekumpulan data dalam sebuah peta. Tujuan dari analisis multidimensional scaling adalah untuk menyelidiki keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi suatu stimuli (penggambaran objek penelitian) dan menggambarkan hubungan tersebut ke dalam grafik berdimensi. Salah satu metode yang paling sederhana digunakan dalam penyelesaian multidimensional scaling adalah classical multidimensional scaling Dalam skripsi ini dibahas mengenai komputasi dan prosedur analisis classical multidimensional scaling. Secara umum, prosedur classical multidimensional scaling dibagi dalam empat langkah, yaitu (1) mentransformasikan nilai similarities dari data observasi ke dalam bentuk matriks jarak, (2) mengubah jarak objek yang satu dengan yang lain menjadi bentuk skalar dengan double centering, (3) memfaktorkan matriks double center menjadi dua objek baru dalam matriks dimensi, (4) menentukan jumlah dimensi, dan (5) menginterpretasikan jarak setiap pasangan stimuli dalam perceptual maping. Dimensi yang digunakan pada umumnya adalah dimensi 1, 2, dan 3, karena dengan dimensi tersebut lebih mudah untuk menginterpretasikan posisi masing-masing stimuli. Analisis classical multidimensional scaling banyak digunakan dalam riset pemasaran karena kemampuannya dalam menganalisis kedekatan setiap pasang stimuli dan keeratan masing-masing stimuli terhadap faktor yang mempengaruhi pemilihan responden terhadap stimuli tersebut. Perceptual maping mahasiswa UNY dalam pemilihan supermarket di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai studi kasus pada skripsi ini. Faktor-faktor yang digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih supermarket, yaitu pelayanan, harga, jarak, kelengkapan produk, promosi, dan kenyamanan. Hasil akhir dari perceptual maping berupa grafik dalam 1 dimensi, 2 dimensi, dan 3 dimensi. Kemiripan antar supermarket dapat dilihat dari jarak antar titik dalam perceptual maping tersebut. Sedangkan kedekatan supermarket terhadap faktor-faktor yang dominan dapat dilihat dari jarak stimuli dengan sumbu koordinat pada perceptual maping. Berdasarkan hasil classical multidimensional scaling terdapat tiga faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi responden dalam memilih supermarket yaitu faktor jarak, harga dan kelengkapan produk
Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas Vii Smp Muhammadiyah 9 Yogyakarta Melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Problem Posing
Problem-solving ability is one of the objectives to be achieved in mathematics. This capability is not only used in solving problems related to the field of mathematics, but can be used in solving the problems faced by students in the day-to-day life. One way to develop this ability in mathematics learning is learning by problem posing approach. This approach gives the opportunity for students to formulate questions that are simpler than the available problems. This research aims is to improve the ability of mathematical problem solving of students of grade VIIA, Junior High School of Muhammadiyah 9 Yogyakarta through learning “problem solving”. This is a classroom action research; with the subject of the research were seventh grade students of Junior High School of Muhammadiyah 9 Yogyakarta. The results of study showed that the approach can enhance the ability of posing a problem-solving mathematical, grade VII A Junior High School of Muhammadiyah 9 Yogyakarta. Keywords : Problem posing, problem solving abilit
Hubungan Minat Membaca dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas III SD Karanggayam
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat membaca siswa dan untuk menguji apakah terdapat hubungan yang signifikan antara minat membaca dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas III SD Karanggayam baik secara parsial maupun secara keseluruhan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Karanggayam tahun pelajaran 2018/2019 dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas III dengan jumlah 21 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu angket untuk mengukur minat membaca, sedangkan untuk prestasi belajarnya didapat dari nilai ulangan siswa pada mata pelajaran IPS. Data yang terkumpul di analisis menggunakan korelasi person dengan program aplikasi komputer SPSS Versi 20 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, minat membaca siswa SD Karanggayam masuk dalam kategori cukup baik dilihat dari hasil tabulasi angket yaitu sebesar 76%. Dilihat dari hasil setiap indikator minat membaca, pada kategori kesenangan membaca menunjukkan kategori cukup baik sebesar 76% atau 16 siswa, indikator kesadaran manfaat membaca menunjukkan kategori cukup sebesar 81% atau 17 siswa dan indikator frekuensi membaca menunjukkan kategori baik sebesar 62% atau 13 siswa. Kedua, Koefisien Pearson menunjukan hasil nilai signifikansi sebesar 0,581 dengan taraf signifikan 5% atau dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara minat membaca dengan prestasi belajar IPS siswa SD Karanggayam
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas IV SD Negeri Dukuh 1 Sleman
Learning mathematics in 4th grade of SD N Dukuh 1 Sleman still uses a coventional learning model and has not provided opportunities for students to develop problem solving skills. In addition, the achievement of minimum criteria in integer number operation is still not optimal. This study aims to 1) describe the application of STAD cooperative learning to integer concepts; and 2) describe the improvement of problem solving skills in 4th grade students of SD N Dukuh 1 Sleman, academic year of 2014/2015. The method used in this study is a classroom action research method by adopting the Kemmis Mc Taggart model. The subjects of this study were 17 students in 4th grade of SD N Dukuh 1 Sleman. The results of the research obtained showed that STAD cooperative learning in mathematics can improve the problem solving skills of 4th grade students of SD N Dukuh 1 Sleman. In cycle I, the percentage of students who had test scores on problem solving skills was more than 70 at 6%, while in cycle II the percentage obtained was 100%. Based on the percentage above, the problem solving skills of 4th grade students in SD N Dukuh 1 Sleman has increased. The average value test of the cycle I is 53.24 and the cycle II is 87.35. Based on the research results, it can be concluded that STAD cooperative learning can improve the problem solving skills of 4th grade students of SD N Dukuh 1 Sleman.Keywords: learning model, cooperative, STAD, problem solving skills
Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar IPA Kelas III di SD Negeri Gunungsaren Srandakan Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA kelas III di SD N Gunungsaren antara pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pembelajaran model konvensional dan mengetahui efektifitas pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III di SD N Gunungsaren. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD N Gunungsaren, dengan sampel penelitian adalah kelas III B yang memperoleh perlakuan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT dan kelas III A dengan model konvensional. Analisis data meliputi uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Mann-Whitney U-Test dengan bantuan program SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan hasil belajar kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan hasil belajar kelas konvensional pada pembelajaran IPA kelas III di SD N Gunungsaren Srandakan Bantul. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) ini efektif digunakan karena rata-rata yang didapatkan di kelas eksperimen 95 dan terdapat 100% siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dari jumlah siswa