10 research outputs found

    Tata Air dan Kerentanan Lingkungan Lahan Gambut

    Get PDF
    Tanah gambut memiliki penyebaran yang luas di Indonesia. Lahan-lahan dataran rendah di Palau pulau Sumatera, Kalimantan dan Irian umunnyatertutup oleh endapan gambut. Gambut adalah bahan organik setengah lapuk yangterakumulasi di permukaan tanah. Bahan ini bersifat sangat sarang dan koloidal,serta dapat menyerap air sampai dengan salu setengah kali dari berat keringnya.Gambut unumnya terakumulasi pada permukaan tanah yang tergenang atau sangatlembap. Kimia air gamhut dicirikan dengan pH yang rendah karena tingginyakandungan asam humat. Kandungan nutrisi tanah gambut untuk tunbuhan sangat ditentukan oleh kedalaman lapisan mineral yang mengatasinya. Lahan gambut sering dikeringkan unuuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan hunian. Pengeringanlahan gambut dengan drainase yang terlalu dalaim dapat mengakibaikan penurunanmuka lahan sebagai akibat pemampatan, oksidasi dan erosi. Gambut keringmerupakan bahan bakar yang baik, sehingga pengeringan lahan yang berlebihan dapat menyebabkan mudahnya terjadi kebakaran lahan dan hutan

    Kajian Curah Hujan untuk Pemutahiran Tipe Iklim Beberapa Wilayah di Kalimantan Tengah

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tipe iklim baru pada beberapa wilayah di Kalimantan Tengah berdasarkan analisis menurut metode Schmidt–Ferguson serta menurut metode Oldeman. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2009 sampai bulan Agustus 2009.Penelitian ini menggunakan data time series unsur iklim Curah Hujan selama 20 tahun mulai periode tahun 1988 sampai 2007 meliputi wilayah Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Palangka Raya, Kapuas, Barito Selatan, Barito Utara dan Kabupaten Murung Raya di Provinsi Kalimantan Tengah.Hasil penelitian memberi informasi tipe iklim pada beberapa wilayah di Kalimantan Tengah berdasarkan metode Schmidt–Ferguson serta metode Oldeman. Dan dari ketujuh lokasi penelitian di wilayah Kalimantan Tengah diperoleh bahwa Kotamadya Palangka Raya dan Kapuas mengalami pergeseran dari tipe A menjadi tipe

    Pengelolaan Ekosistem Gambut Pasca Kebakaran Lahan Gambut di Provinsi Kalimantan Tengah

    Get PDF
    Ekosistem gambut Indonesia, khususnya Kalimantan Tengah telah mengalami kerusakan yang masif akibat pemanfaatan yang melebihi daya dukung dan daya tampungnya, serta adanya kebakaran lahan. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa ekosistem gambut merupakan bagian penting dari lingkungan hidup yang harus dilindungi dan dikelola dengan baik.Oleh karena itu, pasca kebakaran lahan gambut di Kalimantan Tengah, perlu adanya pengelolaan ekosistem gambut tersebut. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah adanya penataan ulang ekosistem gambut, program pencegahan kerusakan ekosistem gambut, pemulihan, rehabilitasi dan restorasi ekosistem gambut. Perlu banyak peran aktif dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat dalam rangka pengelolaan lahan gambut agar tetap terjaga

    Arahan Fungsi Kawasan Hutan yang Optimal dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palangka Raya melalui Pendekatan Analisis Spasial

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji arahan fungsi dan menghasilkan peta yang berisi zonasi-zonasi fungsi kawasan hutan yang optimal di wilayah Kota Palangka Raya sesuai dengan kondisi eksisting melalui pendekatan analisis spasial dengan koordinasi kepada pemerintah daerah, swasta dan masyarakat terhadap kondisi lapangan dan dapat menghasilkan peta yang berisi zonasi-zonasi fungsi kawasan hutan optimal yang dapat menjadi salah satu referensi, arahan dan pertimbangan teknis untuk manajemen pemanfaatan sumberdaya lahan dan pengembangan wilayah dalam perencanaan tata ruang wilayah di Kota Palangka Raya. Metode penelitian dilakukan dengan tumpang susun peta kelerengan, jenis tanah dan curah hujan menggunakan analisis spasial sistem informasi geografis yang dilakukan dengan sistem skoring sehingga akan didapatkan zonasi-zonasi hasil kombinasi ketiga faktor tersebut. Zonasi-zonasi ini sekaligus merupakan jumlah nilai skoring yang telah diberikan pada ketiga faktor tersebut diatas. Hasil zonasi-zonasi ini kemudian dikelompokkan ke dalam jenis fungsi kawasan hutan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dan dikombinasikan dengan kondisi di lapangan. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa fungsi kawasan hutan yang optimal di Kota Palangka Raya dengan metode analisis spasial dan memperhatikan kondisi eksisting, yakni seluas 184.178 hektar atau 68,76 persen yang terbagi atas Taman Nasional Sebangau seluas 47.316 hektar atau 17,67 persen, Taman Wisata seluas 533 hektar atau 0,207 persen, Taman Hutan Raya seluas 1.137 hektar atau 0,42 persen, Hutan Produksi Tetap seluas 47.316 hektar atau 16,72 persen, Hutan Produksi Konversi seluas 90.401 hektar atau 33,75 persen. Arahan zonasi untuk penyusunan rencana tata ruang wilayah Kota Palangka Raya, adalah untuk kawasan lindung seluas 49.123 hektar atau 18,29 persen, kawasan budidaya kehutanan (KBK) seluas 135.192 hektar atau 50,47 persen dan kawasan budidaya non kehutanan (KBNK) atau Areal Penggunaan Lain (APL) seluas 83.673 hektar atau 31,24 persen

    Peran Kearifan Lokal Bahuma Batahutn terhadap Kondisi Lingkungan Masyarakat Suku Dayak

    Get PDF
    The environment that continues to experience quality degradation caused by human activities in fulfilling the necessities of life such as the fulfillment of food and board clothing requires that human beings have to sacrifice what is around it for that matter. The role of government and society is very important in maintaining environmental sustainability. For example by optimizing the role of local wisdom owned by the public like Bahuma Batahutn. Bahuma Batahutn is one way of environmental management wisely, owned by the Dayak people. This type of research is a type of qualitative research using ethnographic methods and research data obtained by using data collection techniques in the form of literature review, observation, and interviews related to local wisdom

    Pola Kepekaan Bakteri yang Diisolasi dari Liang Telinga Penderita Otitis Media Supuratif Kronis Terhadap Antibiotik

    Get PDF
    AbstrakOtitis media supuratif kronis (OMSK) merupakan infeksi telinga tengah yang ditandai dengan keluarnya sekret dari telinga lebih dari dua bulan, sekret cair atau kental berwarna bening atau seperti nanah, frekuensi terus-menerus atau hilang timbul, dan membran timpani mengalami perforasi. Pengobatan konservatif pada OMSK adalah antibiotik topikal dan sistemik. Pola sensitivitas mikroba berubah dari waktu ke waktu, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sensitivitas antibiotik pada bakteri sekret telinga penderita OMSK. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan desain case series. Pengambilan data dilakukan dengan total sampling, yaitu seluruh pasien OMSK yang datang ke Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia, memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, pada bulan Agustus 2019 hingga November 2019. Dari 16 responden penderita OMSK, terdapat 10 laki-laki (62,4%), 5 berasal dari kelompok usia 0-10 tahun (31,2%), dan 16 memiliki keluhan utama keluar cairan (93,8%). Kuman terbanyak adalah Staphylococcus aureus (6 atau 35,3%), sensitivitas antibiotik tertinggi adalah Imipenem (16 atau 94.4%), diikuti gentamisin (13 atau 76,5%) dan Amikasin (13 atau 76.5%). Antibiotik resistensi tertinggi adalah kloramfenikol (13 atau 76,5%), diikuti eritromisin (13 atau 76.5%) dan amoksisilin (7 atau 70,6%).Kata kunci: Otitis media supuratif kronis (OMSK), sekret telinga, kultur, sensitifitas antibiotik. AbstractChronic suppurative otitis media (CSOM) is an infection of the middle ear characterized by secretions from the ear for more than two months, liquid or thick discharge that is clear or pus-like, continuous frequency or recurrent, with a tympanic membrane perforation. Topical and systemic antibiotics are used to treat CSOM. The pattern of microbial sensitivity can changes over time, and the purpose of this study was to evaluate the sensitivity of antibiotics in CSOM patients. This study used a descriptive method with a case series design. Total sampling was done by including all CSOM patients who came to the Indonesian Christian University Hospital from August 2019 to November 2019 based on the inclusion and exclusion criteria. Of 16 respondents with CSOM, there 10 males (62.4%), 5 were in the age group of 0-10 years (31.2%), and 16 had the main complaint of fluid discharge (93.8%). The most common bacteria were Staphylococcus aureus (6 or 35.3%), antibiotic with the highest sensitivity were imipenem (16 or 94.4%), gentamicin (13 or 76.5%) and amikacin (13 or 76.5%). Antibiotics with the highest resistance were chloramphenicol (13 or 76.5%), erythromicin (13 or 76.5%) and amoxicillin (7 or 70.6%).Keywords: Chronic suppurative otitis media (CSOM), culture, ear secretions, antibiotic susceptibility

    Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Pada Sekolah Smk Yadika 13 Tambun Utara Berbasis Web

    Full text link
    SMK Yadika Library 13 Tambun Utara is a Vocational High School Library which has library management personnel, has a collection of books according to the standard of Vocational High School Library, has adequate tools and equipment in the Library room. Students and students have been required to become a member of the School Library to facilitate the process of borrowing books. But the process of service is currently done conventionally that all the data collection process is still written in a book and when searching the required data must open the book and check the book one by one. This leads to slowness in the process of searching data, borrowing and return transactions, or making a report. To meet these needs, the efforts undertaken by the Library is to utilize a Library Information Systems-based technology website. It is expected to help Library staff in managing data, preparation of reports quickly and accurately. And help students in finding the required books

    Proceedings of the 3rd International Conference on Community Engagement and Education for Sustainable Development

    No full text
    This proceeding contains articles on the various ideas of the academic community presented at The 3rd International Conference on Community Engagement and Education for Sustainable Development (ICCEESD 2022) organized by the Universitas Gadjah Mada, Indonesia on 7th-8th December 2022.  ICCEESD is a biannual forum for sharing, benchmarking, and discussing HEI’s activities in developing Education for Sustainable Development towards community engagement. Education for Sustainability as a teaching strategy for resolving community challenges through formal, informal, or non-formal education is expected to benefit from various community service best practices by academics, researchers, and students. The 3rd ICCEESD has “Strengthening Education for Sustainability Towards Better Community Engagement” as its theme this year. It is expected that the 3rd ICCEESD will provide a forum for the presenters and participants to exchange best practices, policies, and conceptual implementation of Education for Sustainability towards better community engagement and explore ideas to address community needs.  Conference Title: 3rd International Conference on Community Engagement and Education for Sustainable DevelopmentConference Theme: Strengthening Education for Sustainability Towards Better Community EngagementConference Acronyms: ICCEESD 2022Conference Date: 7th-8th December 2022Conference Location: Grand Rohan Jogja Yogyakarta, IndonesiaConference Organizer: Universitas Gadjah Mada, Indonesi
    corecore