73 research outputs found

    Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Keduang Wonogiri Indonesia

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana karakteristik masyarakat dalam hal ini petani di Daerah Aliran Sungai Keduang dan peran sertanya dalam pengelolaan daerah aliran sungai. Karakteristik petani meliputi tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan luas lahan garapan. Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang berada di wilayah Sub DAS Keduang atau melewati jalur sungai DAS dan menjadi anggota Kelompok Konservasi Tanah dan Air (KKTA) di wilayah Desa Gemawang Kecamatan Ngadirojo, Desa Sambirejo Kecamatan Jatisrono, Desa Pingkuk Kecamatan Jatiroto, Desa Sukoboyo Kecamatan Slogohimo dan Desa Sembukan Kecamatan Sidoharjo. Sedangkan sampel data diambil dari 5 kecamatan tersebut secara random. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik petani di Daerah Aliran Sungai keduang secara umum memiliki tingkat pendidikan dan pendapatan yang rendah. Sedangkan lahan garapan mayoritas digunakan sebagai lahan persawahan. Peran serta masyarakat ditingkatkan dengan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan dan pelatihan

    Pendekatan Vegetatif dalam Upaya Konservasi DAS Bengawan Solo (Studi Kasus di Sub DAS Keduang)

    Full text link
    Keduang merupakan Sub DAS terluas antara enam DAS yang menjadi catchment area waduk Gajah Mungkur. Sub DAS Keduang merupakan DAS terbesar kontribusi tingkat sedimen. Tingkat sedimentasi dan erosi yang tinggi disebabkan karena pengelolaan sumberdaya alam yang tidak tepat. Kesalahan pengelolaan sumber daya alam terutama vegetasi, tanah dan air di wilayah daerah aliran sungai (DAS) yang tidak tepat akan mengakibatkan kemerosotan mutu dan daya dukung sumber daya setempat (on-site) dan kerugian lain di wilayah hilirnya (off-site). Oleh sebab itu perlu dilakukan konservasi dengan pendekatan vegetatif untuk menekan degradasi DAS.Teknologi vegetatif (penghutanan) sering dipilih karena selain dapat menurunkan erosi dan sedimentasi di sungai-sungai juga memiliki nilai ekonomi (tanaman produktif) serta dapat memulihkan tata air suatu DAS. Penelitian ini merupakan penelitian survey dan pemodelan. Sampel data vegetasi diambil dari 5 kecamatan di wilayah Sub DAS Keduang secara random. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Pengelolaan secara vegetatif merupakan teknologi konservasi tanah dan air yang efektif untuk menekan degradasi (erosi dan sedimentasi) di Sub DAS Keduang

    Penerapan Model Collaborative Learning

    Full text link
    Di dalam proses belajar mengajar kita kenal ada beberapa pendekatan, model dan metode pembelajaran. Untuk pendekatan belum banyak mengalami Perubahan dan perkembangan yang signifikan. Sedang untuk model dan metode beberapa tahun terakhir ini telah menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Model-model yang dikembangkan meliputi : CTL, Cooperative Leaming, Quantum Learning, Integrated Leaming, Collaborative Leaming

    Modal Manusia Untuk Konservasi Waduk Wonogiri (Studi Kasus Di Sub Daerah Aliran Sungai Keduang)

    Get PDF
    - The purpose of this research is to know the level of human capital in Sub-Watershed Keduang related to conservation efforts in the watershed. Based on the questionnaires on human capital in the watershed Keduang, levels of achievement of particular capital at Keduang can be measured. The survey shows that 34.48% farmers of sub Watershed Keduang is considered as low educated. The level of human capital is 40.70 with a standard deviation of 6:51. If the total score of the ideal criteria is 55 the actual level of human capital is considered as moderate. Such degree of human capital is considered as sufficiently support efforts in watershed management at Keduang

    Mengangkat Budaya dan Kearifan Lokal dalam Sistem Konservasi Tanah dan Air

    Full text link
    Kualitas lingkungan hidup saat ini sebagian besar mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang tangguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Berbagai asas dipergunakan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Salah satu asas tersebut adalah budaya dan kearifan lokal. Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari. Kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat. Salah satu permasalahan yang menjadi perhatian saat ini adalah krisis air yang diakibatkan berkurangnya sumber air dan menurun-nya kualitas tanah dan air yang mengancam ketersediaan air di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka konservasi tanah dan air baik oleh pemerintah maupun pemerhati lingkungan. Pengelolaan sumber daya air dan tanah bukan hanya tanggung jawab pemerintah yang dituangkan dalam berbagai kebijakan tertulis, namun juga tanggung jawab masyarakat setempat yang nampak dalam pengetahuan dan pengalaman masyarakat dalam aktivitas menjalankan berbagai aktivitas pengelolaan air dan tanah. Sinergi yang baik antara pemerintah, pemerhati lingkungan, serta budaya dan kearifan lokal yang telah lama berkembang dan dipertahankan di masyarakat diharapkan dapat menjadi strategi konservasi tanah dan air yang efektif

    The Effectiveness of Module Based on Discovery Learning to Increase Generic Science Skills

    Full text link
    Generic skills are the skills which needed to face the future. In this study, the generic skills that discussed are the generic skills on the science field, called generic science skills. The purpose of this study is to determine the effectiveness of module based on discovery learning to increase generic science skills. This study was conducted at one of the State Madrasah Aliyah in Surakarta academic year 2016/2017. The pre test and post test research pattern with treatment and control class groups were used throughout the study. While the treatment group taught by using module based on discovery learning, the control group was taught by a module that commonly used in the school. As the study concluded, using module based on discovery learning in the learning process is effective to increase generic science skills

    Variasi Cangkang Gastropoda Ekosistem Mangrove Cilacap Sebagai Alternatif Sumber Pembelajaran Moluska; Gastropoda

    Full text link
    The aim of this research was to identify some characters of mangrove gastropod's shell, which varied among species and modified from its basic structure. Some characters are often lost or added make some difficulties for the student to identify the characters. Those characters are also confusing and lead to missidentification respectively. From that case, studying the variation of the shell characters among species and its modification from the original structure of gastropod's shell is needed. A model and description of the shell and its characters is useful guide for identification and also as an alternative teaching material for studying the gastropod.Mangrove gastropod's specimens from previous research ( Karyanto et al. 2003) are the materials studied on; represent the numerous variation and modification of gastropod's shell. The basic structures are identified according to Robert et al (1982), Pechenik (1991) and Beeslev et al (1998). Variation and modification whether reduction or addition from its original were then mentioned and schemed. The shells of the 9 families of gastropod show some specific features, which respective to the shell structure offamily, thus the identification to the family can be carried out by using the shell characters offamily. Some characters that lead to the genera and species are more various and sophisticate. Axial ridges, transversal ridges, eroded apex, elongated siphonal canal, spine, thickened aperture, the presence of the aperture teeth, thickening operculum with calcareous material and coloration are some variant that obtained. Those characters reflect modification and play some important notes while studying the shel

    Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing Disertai Interrelationship Diagram Pada Materi Pencemaran Lingkungan Untuk Memberdayakan Keterampilan Proses Sains Dan Kemampuan Berpikir Interpretasi Siswa

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) karakteristik modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai interrelationship diagram (ID) pada materi Pencemaran Lingkungan untuk memberdayakan keterampilan proses sains (KPS) dan kemampuan berpikir interpretasi (KBI) siswa; 2) kelayakan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai ID pada materi Pencemaran Lingkungan untuk memberdayakan KPS dan KBI siswa; 3) keefektivan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai ID pada materi Pencemaran Lingkungan untuk memberdayakan KPS; dan 4) keefektivan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai ID pada materi Pencemaran Lingkungan untuk memberdayakan KBI siswa. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & D) mengacu pada model Borg &Gall yang telah dimodifikasi (Emzir, 2012) yaitu 10 tahap. Sampel pengembangan meliputi sampel uji coba lapangan awal sejumlah 4 validator, sampel uji coba lapangan utama sejumlah 10 siswa dan sampel uji coba lapangan operasional sejumlah 32 siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket, lembar observasi, wawancara, dan tes. Uji coba lapangan operasional menggunakan one group pretest-posttest design. Data KPS dan KBI dianalisis dengan uji Wilcoxon dan dihitung dengan gain ternormalisasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) karaktristik modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai ID pada materi Pencemaran Lingkungan untuk memberdayakan KPS dan KI dengan sintaks: menyajikan pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan untuk memperoleh informasi, mengumpulkan dan menganalisis data dan membuat kesimpulan dengan mengidentifikasi hubungan sebab akibat melalui ID; 2) Kelayakan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai ID pada materi Pencemaran Lingkungan untuk memberdayakan KPS dan KBI siswa berdasarkan penilaian dari ahli, praktisi, dan respon siswa yang secara keseluruhan memberikan kategori sangat baik pada produk pengembangan dan layak digunakan di SMA Kota Madiun; 3) keefektivan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai ID pada materi Pencemaran Lingkungan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam memberdayakan KPS; dan 4) keefektivan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai ID pada materi Pencemaran Lingkungan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam memberdayakan KBI siswa

    Pengembangan Modul Biologi Berbasis Discovery Learning (Part of Inquiry Spectrum Learning-wenning) Pada Materi Bioteknologi Kelas XII IPA Di SMA Negeri 1 Magelang Tahun Ajaran 2014/2015

    Full text link
    Penelitian dan pengembangan modul dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik, kelayakan prototype dan keefektifan modul biologi berbasis Discovery Learning (part of Inquiry spectrum learning-Wenning) pada materi bioteknologi terhadap hasil belajar siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Magelang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D) Borg dan Gall (1983) yang dimodifikasi. Model pengembangan modul mengadaptasi model ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement dan Evaluate). Instrumen yang digunakan berupa: angket, observasi, penilaian diri sendiri, penilaian antar teman, dan tes. Uji lapangan operasional menggunakan Post-test only design Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan menggunakan uji Independent Sample T-test. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa; karakteristik modul hasil pengembangan adalah modul dilengkapi dengan basis model Discovery Learning, menekankan pada kerja sama kelompok dalam penemuan konsep bukan individu dan modul sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013; kelayakan modul biologi berbasis Discovery Learning diperoleh skor rata-rata 86.42 dengan berkategori “sangat baik”; dan modul biologi berbasis Discovery Learning efektif untuk memberdayakan hasil belajar dari aspek sosial, aspek keterampilan dan aspek pengetahuan. Simpulan dari penelitian ini adalah modul biologi hasil pengembangan memiliki karakteristik dilengkapi basis model Discovery Learning yang menekankan pada kerja sama kelompok layak digunakan dan dapat memberdayakan aspek sosial, aspek keterampilan dan aspek pengetahuan
    corecore