3 research outputs found
Meningkatkan Minat Belajar Anak Berkebutuhan Khusus Di Kelas Reguler Melalui Model Pull Out Di SD N Giwangan YOGYAKARTA
SD N Giwangan sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusi dalam pengelolaan kelas belum mengakomodasi siswa ABK secara maksimal. Hal ini menyebabkan minat belajar siswa ABK di SD N Giwangan masih sangat rendah. Siswa ABK belum mendapatkan proses pembelajaran sesuai dengan kemampuannya. Hal demikian sangat menyulitkan siswa ABK dalam mengikuti proses pembelajaran di SD N Giwangan. Proses pembelajaran mengintegrasikan siswa reguler dengan siswa ABK. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa ABK segera dicari solusinya melalui pengelolaan proses pembelajaran di semua kelas. Penerapan model Pull Out menjadi solusi. Cara penerapan model Pull Out yaitu siswa ABK dibawa belajar di kelas inklusi untuk memahamkan pengetahuan, ketrampilan, dan psikomotornya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu mendeskripsikan minat belajar siswa ABK dengan menggunakan model Pull Out. Data diperoleh melalui metode observasi, wawancara, dan dokumen. Penelitian melalui 4 tahap yaitu : (1) perencanaan (planning),(2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflekting). Subyek penelitian adalah 12 guru kelas dan 26 siswa ABK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Pull Out dapat meningkatkan minat belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan data yang diperoleh yaitu ada peningkatan yang signifikan pada kemampuan kognitif, ketrampilan, dan psikomotor siswa ABK. Berdasarkan data yang diperoleh disimpulkan bahwa model Pull Out mampu meningkatkan minat belajar siswa ABK karena kriteria keberhasilan sudah mencapai di atas 76%
EFEKTIFITAS KINERJA GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (KEHATI) DAN PROGRAMADIWIYATA DI SD N GIWANGAN
SD N Giwangan sebagai sekolah Adiwiyata mempunyai lingkungan yang baik tetapibelum dimanfaatkan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan ketika supervisi akademik, terdapat indikator yang rendah pada pelaksanaan pembelajaran kontekstual danpelaksanaan pembelajaran di luar kelas. Penelitian dilakukan kepada16 guru, untuk mengukur kinerja guru melalui supervisi pelaksanaan proses pembelajaran sebanyak 2 siklus. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumen, dan kuisener. Prosedur penelitian melalui perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Indikator kinerja guru efektif, jika guru mampu menerapkan pembelajaran kontekstual yang dinilai dari hasil proses pelaksanaan pembelajaran dengan nilai minimal 85,00. Pembelajaran Kehati dan program Adiwiyata memberikan inspirasi baru kepada guru, untuk bisa mengembangkan materi ajar. Pendekatan kontekstual, berdampak siswa senang danaktif karena dilibatkan langsung mengelola lingkungan. Wawasan guru bertambah, guru mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan menyajikan proses pembelajaran dengan sumber belajar lingkungan sekolah. Perubahan pola pikir dan kinerja guru, dapat meningkatkan kinerja guru. Indikator kinerja guru baik jika hasil supervisi proses pelaksanaan pembelajaran semua indikator dilaksanakan guru. Artinya, semua indikator dilaksanakan guru maka kinerja guru efektif. Berdasarkan hasil penelitian siklus I, bahwa pembelajaran kontekstual dan pembelajaran di luar kelas mencapai 62,50. Siklus I belum semua guru mempunyai kinerja baik. Sedangkan pada siklus II, guru yang menerapkan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran di luar kelas telah mencapai 93,75. Berdasarkan hasil penelitiansiklus I dan II terdapat peningkatan 31,25, sehingga dapat disimpulkan bahwa efektifitas kinerja guru tercapai karena semua indikator dilaksanakan saat pelaksanaan proses pembelajaran. Pemanfaatan Kehati dan program Adiwiyata di SD N Giwangan berdampak pada kinerja guru menjadi lebih baik dan efektif