7 research outputs found

    Estimasi hasil tangkapan maksimum ekonomi sumberdaya ikan pelagis di perairan Laut Kabupaten Tojo Una-Una, Indonesia

    Get PDF
    The marine area of Tojo Una-Una District has the potential for fishery resources and small islands resources which are used for fishery activities and marine ecotourism. Although most of its territorial waters are a conservation area of the Togean Islands National Park (TINP), in the utilization of fish resources in this area, some still use destructive tools that threaten the habitat and preserve of pelagic fish resources and the economic sustainability of local communities. This study aims to estimate the maximum economic potential of the catch and the level of utilization of pelagic fish resources in Tojo Una-Una district’s sea waters. The research data used combines time-series data from pelagic fish catches and fishing effort (trips) from 2003 to 2015, field survey data, and analyzed using the Gordon-Schaefer Bioeconomic Model approach or the Surplus Production Model. The estimation results show that the total maximum economic Yield (MEY) of pelagic fish resources in the waters of Tojo Una-Una District is quite large, namely 14,950.54 tons per year. Although the potential level of economic utilization of large pelagic fish resources is higher than the use of small pelagic fish, the potential economic rent obtained from the use of small pelagic fish is still higher than that of large pelagic fish. Given that the utilization of pelagic fish resources in the waters of Tojo Una-Una District is under MEY, a careful addition to the capacity of the fishing effort is needed to increase the economic benefits of fish resources for fishermen and the region.Keywords:Estimation,Maximum Economic Yield Pelagic FishABSTRAKWilayah perairan laut Kabupaten Tojo Una-Una memiliki potensi sumberdaya perikanan dan sumberdaya pulau-pulau kecil yang dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan dan ekowisata bahari. Wilayah perairan Kabupaten Tojo Una-Una sebagian besar merupakan kawasan konservasi Taman Nasional Kepulauan Togean (TNKT), namun dalam pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah ini masih ada yang menggunakan alat yang sifatnya destruktif sehingga mengancam habitat, kelestarian sumberdaya ikan pelagis dan keberlanjutan ekonomi masyarakat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi potensi ekonomi maksimum hasil tangkapan dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis di perairan laut kabupaten Tojo Una-Una. Analisis data dilakukan dengan menggabungkan data time-series hasil tangkapan ikan pelagis dan upaya tangkap (trip) dari tahun 2003 hingga 2015. Data survei lapangan dianalisis dengan menggunakan pendekatan Model Bioekonomi Gordon-Schaefer atau Model Produksi Surplus. Hasil analisis menunjukkan bahwa total tangkapan maksimum ekonomi (MEY) sumberdaya ikan pelagis di perairan Kabupaten Tojo Una-Una mencapai 14.950,54 ton per tahun. Namun demikian, potensi tingkat pemanfaatan secara ekonomi sumberdaya ikan pelagis besar lebih tinggi dibanding pemanfaatan ikan pelagis kecil, meskipun potensi rente ekonomi yang diperoleh dari pemanfaatan ikan pelagis kecil masih lebih tinggi dibanding ikan pelagis besar. Kesimpulannya, pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis di wilayah perairan Kabupaten Tojo Una-Una berada di bawah MEY, maka penambahan secara hati-hati kapasitas upaya tangkap diperlukan untuk meningkatkan manfaat ekonomi sumberdaya ikan bagi nelayan dan daerah.Kata kunci:Estimasi, Hasil ekonomi maksimum,Ikan Pelagi

    Rentabilitas USAha Bawang Goreng pada CV. Duta Agro Lestari di Kota Palu

    Full text link
    Agricultural development in Central Sulawesi is directed to increase the production and income of farmers. One main stay commodity that can increase the income of farmers is a valley commodity onion Palu. The fried onion industry has enough potential to be developed, in addition to extending the use fulness of valley red onion Palu also able to increase household income. Research this aims for knowing magnitude income and profitability business that obtainable business fried onion CV. Agro Lestari City Palu. Determination locations research selected in deliberate (purposive), with consideration that fried onion this constitute false one center business with capacity production fried onion the most in City Palu that is 57,600 kg per year. Respondents in this research that led the company and two employees. Data that in gather is data primary and data secondary. The analysis method is the analysis of revenue ( = TR - TC) and profitability analysis. The results showed the presence of additional capital of as big as IDR. 100.000.000 with an interest rate of 18% per year, the business crown fried onions obtainan average value of 35.45% economic profitability, while the value of equity earnings yield an average value of 34.26%

    Strategi Pengembangan USAha Abon Ikan melalui Pendekatan Marketing Mix pada Industri “Raja Bawang” di Kota Palu

    Full text link
    Industri Raja Bawang merupakan salah satu industri yang memproduksi abon ikan, dimana abon ikan ini banyak diminati oleh konsumen karena memiliki cita rasa yang khas, namun volume produksi abon ikan masih dalam jumlah sedikit, sehingga tidak dapat memenuhi semua permintaan konsumen, promosi yang dilakukan belum efektif, harga yang ditawarkan kepada konsumen relatif mahal, dan pelayanan yang diberikan kurang memuaskan, sehingga melihat masalah tersebut, peneliti bertujuan untuk mengetahui strategi apa yang akan dikembangkan dalam rangka pengembangan USAha abon ikan melalui pendekatan marketing mix. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive), dengan jumlah responden sebanyak 5 orang terdiri dari 1 pimpinan Perusahaan, 3 konsumen yang berbelanja abon ikan, dan 1 dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Analisis yang digunakan yaitu Analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan strategi pengembangan USAha abon ikan melalui pendekatan marketing mix adalah menggunakan strategi SO (Strength – Opportunity), yaitu mempertahankan kualitas produk, memanfaatkan hubungan kerjasama dan dukungan pemerintah, memperluas daerah distribusi dengan membuka jaringan distribusi diluar daerah, memanfaatkan reputasi merk pada pasar, dan menciptakan pengembangan produk

    Explaining Household Participation in Establishing Community Agreements on Conservation at Protected Areas-Indonesia

    Get PDF
    State based management approach to nature conservation has often failed to balance the goal of conservation and the goal to improve the livelihoods of local communities. A promising approach to deal with this problem is the concept of community participation in promoting agreements on nature conservation. The aim of this research was to explore the conservation problems and explain the process of household participation in establishing community agreements on conservation at Lore Lindu protected area. A qualitative analyze is applied to better understand the underlying conservation problems, while the quantitative analyze is based on probit model to determine factors influencing participation. The finding that more wealthy households are not more likely to participate, however, households with more social relation (social capital) and better access to political decision making (political capital) were more likely to be involved. In conclusion, the result showed that community agreement on conservation offer a considerable potential for reaching ecological goal, but attention has to be paid the interests of disadvantaged community members, who depend on natural resources for their livelihood. Keywords:  household participation, community agreements, protected area

    SINERGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MARGINAL DI DESA TERTINGGAL KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH SINERGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MARGINAL DI DESA TERTINGGAL KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH SINERGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MARGINAL DI DESA T

    No full text
    Pembangunan daerah tertinggal merupakan upaya terencana untuk mengubah suatu daerah yang dihuni oleh masyarakat dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi budaya dan keamanan serta keterbatasan fisik menjadi daerah yang maju dengan masyarakat yang kualitas hidupnya sama atau tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan data potensi sumberdaya alam, potensi sumberdaya manusia, dan kelembagaan ekonomi masyarakat yang termarginalkan yang selanjutnya dapat dijadikan dasar penyusunan rekomendasi kebijakan bagi instansi terkait dalam menyusun program. Adapun metode penentuan lokasi dilakukan secara purposive, yaitu Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Tojo Unauna dan Kota Palu dengan masing-masing 3 desa atau kelurahan. Data primer dikumpulkan melalui FGD (Focus Group Discussion), indeepth interview dan penyebaran kuessioner. Selanjutnya analisis pendapatan, analisis kelayakan usaha serta analisis SWOT digunakan untuk mengetahui gambaran penghidupan masyarakat serta penyusunan strategi pemberdayaan berdasarkan potensi sumberdaya yang tersedia secara lokal. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan responden rata-rata hanya tamat SD dan SMP dengan mata pencaharian utama adalah pertanian yang bercorak tradisional yang produktivitasnya relatif rendah, bahkan pendapatan rata-rata di bawah UMR. Selanjutnya, pemilikan lahan pertanian didominasi oleh luasan yang dibawah 1 Ha per keluarga, dnegan tanaman utama adalah padi dan kakao serta kelapa. Ketidakberdayaan petani untuk meningkatkan produktivitas usahataninya terlihat dari sikap pasrah mereka saat membutuhkan dana untuk membeli pestisida maupun pupuk yang hanya menjadi impian saja. Dengan tingkat dependency ratio yang tinggi, mereka pada umumnya terjerat utang pada tengkulak atau kios yang memberlakukan bunga yang lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini merekomendasikan perlunya penyusunan program pemberdayaan yang bersinergi untuk melepaskan masyarakat marginal dari keterbelakangan ekonomi dengan mempertimbangkan aspek kultura

    Sinergi Pemberdayaan Masyarakat Marginal Di Desa Tertinggal Kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah Sinergi Pemberdayaan Masyarakat Marginal Di Desa Tertinggal Kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah Sinergi Pemberdayaan Masyarakat Marginal Di Desa T

    Full text link
    Pembangunan daerah tertinggal merupakan upaya terencana untuk mengubah suatu daerah yang dihuni oleh masyarakat dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi budaya dan keamanan serta keterbatasan fisik menjadi daerah yang maju dengan masyarakat yang kualitas hidupnya sama atau tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan data potensi sumberdaya alam, potensi sumberdaya manusia, dan kelembagaan ekonomi masyarakat yang termarginalkan yang selanjutnya dapat dijadikan dasar penyusunan rekomendasi kebijakan bagi instansi terkait dalam menyusun program. Adapun metode penentuan lokasi dilakukan secara purposive, yaitu Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Tojo Unauna dan Kota Palu dengan masing-masing 3 desa atau kelurahan. Data primer dikumpulkan melalui FGD (Focus Group Discussion), indeepth interview dan penyebaran kuessioner. Selanjutnya analisis pendapatan, analisis kelayakan USAha serta analisis SWOT digunakan untuk mengetahui gambaran penghidupan masyarakat serta penyusunan strategi pemberdayaan berdasarkan potensi sumberdaya yang tersedia secara lokal. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan responden rata-rata hanya tamat SD dan SMP dengan mata pencaharian utama adalah pertanian yang bercorak tradisional yang produktivitasnya relatif rendah, bahkan pendapatan rata-rata di bawah UMR. Selanjutnya, pemilikan lahan pertanian didominasi oleh luasan yang dibawah 1 Ha per keluarga, dnegan tanaman utama adalah padi dan kakao serta kelapa. Ketidakberdayaan petani untuk meningkatkan produktivitas USAhataninya terlihat dari sikap pasrah mereka saat membutuhkan dana untuk membeli pestisida maupun pupuk yang hanya menjadi impian saja. Dengan tingkat dependency ratio yang tinggi, mereka pada umumnya terjerat utang pada tengkulak atau kios yang memberlakukan bunga yang lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini merekomendasikan perlunya penyusunan program pemberdayaan yang bersinergi untuk melepaskan masyarakat marginal dari keterbelakangan ekonomi dengan mempertimbangkan aspek kultura
    corecore