18 research outputs found

    The biodiversity of macroalgae in the coastal waters of Kora-Kora, East Lembean Sub-District, Minahasa Regency

    Get PDF
    This study was carried out in coastal waters of Kora-Kora, East Lembean Sub-District, Minahasa Regency with an objective of knowing the taxa composition of macroalgae through morphological studies. Data collection used exploring survey. Results found 10 species that consisted 1 species of red algae (Rhodophyta), 6 species of brown algae (Phaeophyta), and 3 species of green algae (Chlorophyta).Keyword: Macroalgae, Kora-Kora. ABSTRAKPenelitian ini dilakukan di perairan pesisir Kora-Kora, Kecamatan Lembean Timur, Kabupaten Minahasa dengan tujuan untuk mengetahui komposisi taksa makroalga melalui pendekatan morfologi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode survei jelajah. Hasil penelitian menemukan 10 spesies, yang terdiri dari 1 spesies alga merah (Rhodophyta), 6 spesies alga cokelat (Phaeophyta)) dan 3 spesies alga hijau (Chlorophyta).Kata Kunci: makroalga, Kora-Kora

    The biodiversity of macroalgae in the coastal waters of Tongkaina, Manado City

    Get PDF
    This study was carried out in coastal waters of Tongkaina, Manado City with an objective of knowing the taxa composition of macroalgae through morphological studies. Data collection used exploring survey. Results found 15 species that consisted 7 species of green algae, 4 species of brown algae, and 4 species of red algae.Keyword: Macroalgae, Tongkaina.  AbstrakPenelitian ini dilakukan di perairan pesisir Tongkaina, Kota Manado dengan tujuan untuk mengetahui komposisi taksa makroalga melalui pendekatan morfologi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode Survei Jelajah. Hasil penelitian menemukan 15 spesies, yang terdiri dari 7 spesies alga hijau, 4 spesies alga cokelat dan 4 spesies alga merah.Kata Kunci: makroalga, Tongkaina

    Kajian Awal Fitoremediasi Merkuri Pada Caulerpa serrulata dan Halimeda macroloba dari Perairan Teluk Totok

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan alga spesies Caulerpa serrulata dan Halimeda macroloba sebagai agen fitoremediator merkuri di perairan laut. Analisis merkuri pada sedimen dan jaringan alga berdasarkan metode standar United State Environmental Protection Agency (USEPA) yang dilakukan di Water Laboratory Nusantara (WLN) dengan menggunakan Inductively Coupled Plasma Mass Spectroscopy (ICP-MS) instrument. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Caulerpa serrulata mampu mengabsorbsi merkuri sebanyak 0,20 ppm dan Halimeda macroloba mampu mengabsorbsi sebanyak 0,11 ppm dari perairan Teluk Totok. Selain itu kemampuan Caulerpa serrulata dan Halimeda macroloba mentoleransi kadar merkuri yang tinggi di sedimen tempat alga tersebut tumbuh bisa menjadi pertimbangan bahwa alga tersebut memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai salah satu organisme fitoremediaotor merkuri di perairan laut

    The biodiversity of macroalgae in the coastal waters of Blongko Village, Sub-District of Sinonsayang, District of South Minahasa

    Get PDF
    This study was carried out in coastal waters of Blongko Vilage, Sub-District of Sinonsayang, District of South Minahasa with an objective of knowing the taxa composition of macroalgae through morphological studies. Data collection used exploring survey. Results found 14 species that consisted 8 species of green algae, 2 species of brown algae, and 4 species of red algae.Keyword: Macroalgae, Blongko.  Abstrak Penelitian ini dilakukan di perairan pesisir Blongko, Kecamatan Sinonsayang, Kabupaten Minahasa Selatan dengan tujuan untuk mengetahui komposisi taksa makroalga melalui pendekatan morfologi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode Survei Jelajah. Hasil penelitian menemukan 14 spesies, yang terdiri dari 8 spesies alga hijau, 2 spesies alga cokelat dan 4 spesies alga merah.Kata Kunci: makroalga, Blongko

    ANTIBAKTERI DARI BEBERAPA EKSTRAK PADA ALGA COKLAT

    Get PDF
    Biota laut memiliki khasiat farmakologi untuk dapat dikembangkan menjadi bahan sediaan farmasitika. Jenis-jenis alga laut seperti Padina australis, Halimeda opuntia, Halymenia durvillaei, dan Laurencia papillosa merupakan jenis-jenis alga yang ditemukan di perairan pesisir Pulau Nain. Perairan Pulau Nain merupakan salah satu daerah perairan di Sulawesi Utara yang memiliki sumberdaya perairan yang cukup melimpah termasuk di antaranya adalah sumberdaya alga laut. Kehadiran sumberdaya ini di ekosistem perairan intertidal sangatlah penting sebagai produsen dan karena juga kandungan komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain. Namun sejauh ini pemanfaatan sumber bahan bioaktif dari alga sebagai komoditas perdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Untuk itu pada penelitian ini, dilakukan uji antibakteri yang diharapkan dapat menunjukkan adanya aktivitas antibakteri di dalam alga tersebut

    ANALISIS JENIS PIGMEN DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK PIGMEN XANTOFIL PADA ALGA COKLAT Sargassum polycystum (C.Agardh)

    Get PDF
    The separation of algae extracts in a Thin Layered Chromatography used Matsjeh method, covering plate preparation, sample application, plate development and visualization. In addition, the pigment types of brown algae, Sargassum Polycystum (C. Agardh), were β-caroten, pheofitine, chlorophyll-a and lutein. The pigment types of extracts dissolved difference were β-caroten, xanthofil (zeaxanthin and lutein), chlorophyll-a and chlorophyll-c. The antibacterial activity test used Kirby-Bauer method. Results indicated that the extracts of S. Polycystum, had antibacterial activity on four test bacteria, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Salmonella paratiphy b and Staphylococcus aureus.Kata Kunci: Algae, Sargassum Polycystum, pigment and antibacteria

    PERTUMBUHAN ALGA COKELAT Padina australis Hauch DI PERAIRAN PESISIR, DESA KAMPUNG AMBON, KECAMATAN LIKUPANG TIMUR, KABUPATEN MINAHASA UTARA

    Get PDF
    Alga laut adalah bagian terbesar dari tumbuhan laut, namun dari segi morfologi tumbuhan ini mempunyai perbedaan dengan tumbuhan-tumbuhan yang ada di daratan. Alga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan susunan kerangka seperti alat pelekat (holdfast), batang (stipe) dan daun (blade) meskipun wujudnya tampak seperti ada perbedaan, tetapi sesungguhnya merupakan bentuk thallus belaka. Pemanfaatan rumput laut di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun 1920 yang digunakan secara tradisional sebagai makanan seperti lalap, sayur dan manisan. Akan tetapi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pemanfaatan alga laut ke arah komersial untuk diekspor semakin meningkat. Hal ini dikarenakan kandungan kimia yang terdapat dalam alga laut seperti agar dan karaginan yang terdapat pada alga merah, algin pada alga cokelat serta alga hijau yang merupakan sumber karbonat. Salah satu jenis alga laut cokelat yaitu Padina. Pada tahun 2014, telah dikembangkan produk anti-ageing oleh PT APRO yang bekerja sama dengan CEVA (Centre d‟Etude et de Valorisation des Algues) di Pleubian, Perancis yang berasal dari Padina australis yang dipanen dari Kawasan Timur Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pertumbuhan alga cokelat Padina australis untuk menentukan waktu panen yang tepat untuk pengembangan budidaya

    Ekstraksi Pigmen Klorofil Total Pada Mikroalga Dunaliella sp. Yang Telah diberi Perlakuan Timbal Asetat

    Get PDF
    Heavy metals such as lead are compounds that can cause toxic effects if they enter the body of living things. Dunaliella sp. is one of the marine organisms that is susceptible to changes or ecological pressure so that it is the main target of being exposed to pollutants such as heavy metals and so on, so it is necessary to conduct research to determine how the effect of lead acetate compounds on the growth and total chlorophyll content of Dunaliella micro algae. sp. The results of this study indicate that the growth of Dunaliella sp microalgae on the control culture media and the lead treatment media has a very different growth, the control media has normal growth, while the total chlorophyll content of the 14th day in the control media is 80.49 µg / ml. 30 ppm 54.79 µg / ml, 50 ppm 50.02 µg / ml and 100 ppm 9.13 µg / ml. While the total chlorophyll content of the 30th day in the control media was 34.99 µg / ml, 30 ppm 44.657 µg / ml, 50 ppm 26.136 µg / ml and 100 ppm 5.58 µg / ml.Keywords : Microalga, Dunaliella sp, kcorophyll, lead ecetate   

    KANDUNGAN LOGAM BERAT ARSEN PADA ALGA Kappaphycus alvarezii SERTA SEDIMEN DI PERAIRAN DESA BUKU KECAMATAN BELANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

    Get PDF
    Kappaphycus alvarezii is one species algae that is very widely developed in the tropical waters, especially in Indonesia. The potential in these waters may decrease due to heavy metal pollution that accumulates in algae and sediments. Analyzing the content of heavy metal arsenic (As), using the SNI 01-2896-1998 test method, namely the metal contamination test method in food. The results obtained from this study were samples of brown and green Kapapphycus alvarezii taken from week I-V detected containing heavy metal arsenic (As) ranging from 0.17 - 0.42 ppm for green algae and 0.12 - 0.37 ppm for brown algae. This As concentration does not exceed the maximum heavy metal limit, which is 1.0 ppm for the maximum limit for heavy metal contamination in food. The concentration of heavy metal in sediments is 1.12 ppm, not exceeding the quality standard in the Environmental Protection Agency (EPA), the maximum heavy metal limit for arsenic in sediment is below 10 mg/k

    Effect Of Lead Acetate (Pb(Ch3coo)2) On The Growth Of Marine Microalgae Porphyridium cruentum

    Get PDF
    Microalgae are a group of phytoplankton that live in waters and in damp places; Microscopic in size and can only be seen with a microscope. The stages of microalgae growth are started with the lag phase, the exponential phase, the growth rate decreasing phase, the stationary phase, and the death phase. Porphyridium cruentum is a single-celled microalgae, belonging to the class Rhodophyceae, free-living or in colonies bound in mucilago. The purpose of this study was to observe the growth of the marine microalgae Porphyridium cruentum in culture media treated with lead acetate at different concentrations, namely 30 ppm, 50 ppm, 80 ppm, and control. Observation of cell growth was carried out by counting the number of cells every day, at the same time until Porphyridum cruentum entered the death phase. The cell density of Porphyridium cruentum marine microalgae showed a good growth pattern where until day 11 the average number of microalgae cells was 9.8 x104. Furthermore, the culture media was treated with lead acetate in different concentrations. Cell density with lead acetate treatment can affect the growth of Porphyridium cruentum. Keywords : Microalgae; Porphyridium cruentum; Lead Acetate Abstrak Mikroalga adalah kelompok fitoplankton yang hidup di perairan dan di tempat yang lembab; berukuran mikroskopis dan hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop. Tahapan pertumbuhan mikroalga adalah dimulai dari fase lag, fase eksponensial, fase penurunan laju pertumbuhan, fase stasioner dan fase kematian. Porphyridium cruentum merupakan mikroalga bersel tunggal, termasuk kelas Rhodophyceae, hidup bebas atau berkoloni yang terikat dalam mucilago. Tujuan dari penelitian ini adalah mengamati pertumbuhan dari mikroalga laut Porphyridium cruentum pada media kultur dengan perlakuan timbal asetat pada konsentrasi berbeda yaitu 30 ppm, 50 ppm, 80 ppm dan kontrol. Pengamatan pertumbuhan sel dilakukan dengan menghitung jumlah sel setiap hari, pada waktu yang sama sampai Porphyridum cruentum memasuki fase kematian. Kepadatan sel mikroalga laut Porphyridium cruentum menunjukkan pola pertumbuhan yang baik dimana sampai hari ke 11 jumlah rata-rata sel mikroalga 9,8 x104. Selanjutnya media kultur diberi perlakuan timbal asetat dengan konsentrasi berbeda. Kepadatan sel dengan perlakuan timbal asetat dapat mempengaruhi pertumbuhan Porphyridium cruentum. Kata kunci: Mikroalga;  Porphyridium cruentum; Timbal Aseta
    corecore