2 research outputs found

    Hidrologi Bawah Permukaan Tanah: Studi kasus di Lokasi Pra TPA Kawasan Ilo Ilo Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara

    Get PDF
    Sistem hidrologi suatu daerah dipengaruhi oleh bentuk topografi permukaan yang merupakan daerah tangkapan air hujan. Air hujan yang mengalami infiltrasi ke dalam tanah menjadi aliran air tanah yang mempunyai pola hidrologi tertentu. Pemetaan hidrologi air tanah bawah permukaan telah dilakukan di Kawasan Ilo-Ilo desa Wori menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi wenner Alpha. Pengukuran dilakukan pada 4 lintasan dengan spasi elektroda 10 m, 48 elektroda dan panjang setiap lintasan 480 m. Daerah penelitian terbagi menjadi 2 pola sistem hidrologi yang terpisah yaitu hasil penelitian menunjukkan bahwa lintasan 3 merupakan area yang mempunyai akuifer paling besar dan permukaannya merupakan daerah tangkapan air. Air tanah cenderung mengalir ke arah lintasan 3, karena kondisi akuifer yang lebih dalam (> 60 m) pada kedua sistem hidrologiThe hydrological system of an area is affected by the shape of the surface topography which is a rainwater catchment area. Rainwater infiltrated into the soil becomes a groundwater flow that has a certain hydrological pattern. The mapping of subsurface hydrological groundwater in the Ilo-Ilo area of Wori village using the Wenner Alpha configuration of resistivity geoelecrical methods has been done. Measurements was made on 4 path with 10 m electrode spacing, 48 electrodes and length of each path is 480 m. The study area is divided into 2 separate hydrological system patterns. The result show us that path 3 is the area that has the largest aquifer and its surface is a water catchment area. Groundwater tends to flow toward path 3, due to deeper aquifer conditions (> 60 m) in both hydrological system

    Coastal Resources Management in South Minahasa Regency, North Sulawesi Province

    Full text link
    Title (Bahasa Indonesia): Pengelolaan sumber daya pesisir di Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi UtaraSouth Minahasa regency has the potential of coastal resources and ecosystem services that can provide a positive impact on improving coastal community standards of living. Coastal resources in this area have been exploited through a variety of activities, and these activities often overlap one another. If this trend continues, it will cause a decrease in the quality of coastal resources. The decline in the quality of coastal resources, in turn, will negatively impact the livelihood of generations to come. For that reason, an integrated and sustainable management tool is urgently needed. This study aimed at designingdeveloping strategies for the management of coastal resources in the South Minahasa regency. Data for this study were obtained through field surveys using a questionnaire by interviewing stakeholders related to coastal resource use and management. The obtained data were analyzed using Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA) known as the simple technique of multi attribute rating technique(SMART) with the Criterium Decision Plus (Criplus version 3.0.S) software. The results showed that the main priority of coastal resource management in South Minahasa regency is fishing, with the following management strategies applied, among other things: 1) establishment of a program or activity for fisheries, 2) providingsupporting infrastructure required by the public, 3) empowering the community in relation to functions and benefits of coastal resources, 4) informing the community on the use of environmentally friendly fishing gear, and 5) developing human resources through education and training activities related to the processing of fishery products.KabupatenMinahasa Selatanmemiliki potensi sumber dayadan jasa pesisir yang dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan taraf hidup masyarakat. Sumber daya pesisir di daerah ini telah dieksploitasi melalui berbagai kegiatan, dan kegiatan-kegiatan tersebut seringkali tumpang tindih satu dengan lainnya. Jika hal ini terus berlangsung, maka akan menimbulkan penurunan kualitas sumber daya pesisir. Penurunan kualitas sumber daya pesisir memberikan dampak buruk bagi generasi yang akan datang. Untuk itu, diperlukan suatu pengelolaan secara terpadu dan berkelanjutan.Penelitian ini bertujuan untuk menyusun strategi pengelolaan sumber daya pesisir di Kab. Minahasa Selatan. Dalam penelitian ini data diperoleh melalui survey lapangan dengan menggunakan kuesioner pada stakeholderyang terkait dengan pengelolaan pesisir. Selanjutnya, data tersebut dianalisis menggunakan metode Multi Criteria Decision Analysis (MCDA) dengan teknik simple multi attribut rating technique (SMART) dan bantuan peragkat lunak Criterium Decision Plus (Criplus versi 3.0.S).Hasil penelitian menunjukan bahwa, prioritas utama pengelolaan sumber daya pesisir Kab. Minahasa Selatan adalah perikanan, dengan strategi pengelolaan,antara lain,yaitu:1) menetapkan program/kegiatan, 2) menyediakan infrastruktur penunjang yang dibutuhkan oleh masyarakat dan tepat sasaran, 3) melakukan pemberdayaan kepada masyarakat terkait fungsi dan manfaat sumber daya pesisir, 4) mensosialisasikan tentang penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan, 5) mengembangkan sumber daya manusia melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan terkait pengolahan produk hasil perikanan
    corecore