14 research outputs found

    Review the impact of outdoor environment and the quality of life

    No full text
    The features of outdoor environment in urban spaces and morphology affect the quality of life (QoL) of urban inhabitants and visitors. The aim of this study is to develop an extensive supposition on the parametric valuation related to the modification of the urban environment and inhabitant’s QoL by thorough literature review, field observation and proposal on an alternative design strategy. The parameters include microclimatic conditions, urban space and traffic, waste minimization and other factors influences are needed to consider for intensive investigation. Its play a key role on the modification of QoL and directly affects the dweller attitude and behaviour

    A Young Lady with Headache and Abnormal Behavior

    Full text link
    DOI: http://dx.doi.org/10.3329/jom.v12i2.8430 JOM 2011; 12(2): 192</jats:p

    Adrenoleukodystrophy: A Rare Case Report

    Full text link
    A young boy of 18 years was admitted at department of Neurology, Dhaka Medical College Hospital with the complaints of progressive generalized hyper-pigmentation, gradual loss of vision, hearing impairment, abnormal behaviors and one episode of seizure. Examination finding revealed, abnormal behaviors, generalized hyper pigmentation of skin, oral mucosa, gum, tongue and palmer creases. He has diffuse hair loss, bilateral primary optic atrophy, bilateral sensoryneural deafness. All routine investigations revealed normal findings except, CSF protein were elevated, biochemical features (very high ACTH, low basal cortisol) of primary adrenal failure, Magnetic resonance imaging (MRI) of the head showed bilateral symmetrical white matter abnormalities in parieto-occipital regions. The diagnosis of Adreno-leukodystrophy (ALD) was strongly suggested from the medical history, biochemical and radiological (MRI) findings of brain. The purpose of our report is to highlight this very rare nontreatable disease to all. A patient of neuropsychiatric symptoms with Addison's disease we must think about ALD, because it's progression can be delayed with early diagnosis and supportive treatments, it's incidence can be reduced by genetic counseling.Key words: Adrenoleukodystrophy (ALD); Addison's disease; Very long chain fatty acid (VLCFA). DOI: 10.3329/jbcps.v28i3.6514J Bangladesh Coll Phys Surg 2010; 28: 189-192</jats:p

    Perbandingan Kualitas Hidup Pasien Yang Menjalani Hemodialisis Kurang Dari Dua Tahun dan Lebih Dari Dua Tahun

    No full text
    Pendahuluan: Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius di dunia karena kasusnya cenderung meningkat setiap tahunnya. Selain itu, mortalitas PGK juga terus meningkat diiringi dengan peningkatan pasien aktif yang melakukan hemodialisis (HD). HD merupakan salah satu prosedur untuk mengeluarkan produk sisa metabolisme melalui membran semipermeable atau dialyzer. Pada awal terapi HD, didapatkan bahwa sebagian besar pasien merasakan sedih, takut, mual, dan harus membatasi aktivitas sehari-hari sehingga memengaruhi kualitas hidup pasien. Kualitas hidup merupakan perasaan yang subjektif dimana setiap individu dapat merasakan hal yang berbeda. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis ≥ 2 tahun apakah lebih baik dibandingkan dengan pasien yang menjalani hemodialisis < 2 tahun. Metode: Desain penelitian kuantitatif obeservasional. Penelitian ini menggunakan kuesioner Short form 36 yang memiliki 8 domain untuk menilai kualitas hidup pasien. Jumlah partisipan 80 pasien dipilih secara purposive sampling. Analisis menggunakan program IBM SPSS versi 25. Hasil: Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov didapatakan p value 0,05). Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas hidup pasien hemodialisis dan lama hemodialisis

    Perbandingan Kualitas Hidup Pasien Yang Menjalani Hemodialisis Kurang Dari Dua Tahun dan Lebih Dari Dua Tahun

    No full text
    Pendahuluan: Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius di dunia karena kasusnya cenderung meningkat setiap tahunnya. Selain itu, mortalitas PGK juga terus meningkat diiringi dengan peningkatan pasien aktif yang melakukan hemodialisis (HD). HD merupakan salah satu prosedur untuk mengeluarkan produk sisa metabolisme melalui membran semipermeable atau dialyzer. Pada awal terapi HD, didapatkan bahwa sebagian besar pasien merasakan sedih, takut, mual, dan harus membatasi aktivitas sehari-hari sehingga memengaruhi kualitas hidup pasien. Kualitas hidup merupakan perasaan yang subjektif dimana setiap individu dapat merasakan hal yang berbeda. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis ≥ 2 tahun apakah lebih baik dibandingkan dengan pasien yang menjalani hemodialisis < 2 tahun. Metode: Desain penelitian kuantitatif obeservasional. Penelitian ini menggunakan kuesioner Short form 36 yang memiliki 8 domain untuk menilai kualitas hidup pasien. Jumlah partisipan 80 pasien dipilih secara purposive sampling. Analisis menggunakan program IBM SPSS versi 25. Hasil: Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov didapatakan p value 0,05). Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas hidup pasien hemodialisis dan lama hemodialisis

    Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Biji Kopi Arabica (Coffea Arabica) Terhadap Bakteri Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (Mrsa) Secara In Vitro

    No full text
    Staphylococcus aureus merupakan flora normal pada manusia. Infeksi S.aureus dapat menghasilkan manifestasi pada kulit, pneumonia, hingga infeksi aliran darah. Tingginya laju resistensi antibiotik pada S.aureus (MRSA) menjadikan ancaman kesehatan masyarakat terutama infeksi nosokomial mengingat prevalensinya yang tinggi. Diperlukan suatu inovasi agen antibakterial yang mudah didapatkan serta melimpah keberadaannya. Tanaman Kopi (Coffea arabica) merupakan tanaman yang banyak dikultivasi di Indonesia, negara penghasil kopi ke-3 di dunia. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental laboratorium dengan desain true experimental. Fokus penelitian ditujukan pada keadaan koloni MRSA setelah dipaparkan ekstrak etanol Biji Kopi Arabika (Coffea arabica) secara in vitro melalui metode dilusi agar untuk menentukan pertumbuhan koloni pada tiap plate. Kelompok perlakuan pada penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kultur MRSA dengan aquades (kontrol negatif) serta kelompok kultur MRSA dengan konsentrasi ekstrak 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, dan 8%. Hasil analisa statistik didapatkan nilai uji Kruskal Wallis sebesar 0.000 (p<0.05). Analisis data dilanjutkan menggunakan Uji Mann Whitney. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikansi antara perlakuan (4 – 8% ekstrak kopi arabika) dengan kontrol negatif. Perbandingan antarkelompok lainnya menunjukkan nilai signifikansi kecuali konsentrasi 4% dengan 5% serta 4% dengan 6%. Uji signifikansi Spearman menghasilkan angka 0.000 dengan koefisien korelasi -0.942. Hasil tersebut menunjukkan peningkatan konsentrasi ekstrak Biji Kopi Arabika akan menurunkan pertumbuhan koloni MRSA secara signifikan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa ekstrak Biji Kopi Arabika (Coffea arabica) memiliki efek antibakterial terhadap koloni MRSA secara in vitro
    corecore