202 research outputs found

    Tinjauan Geografi Regional terhadap Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

    Get PDF
    Regional Geography at national level is a study of unique characteristics and pattern of natural phenomena and human phenomena in a certain region which are delineated and regionalized for certain purpose. In this perspective, Masterplan MP3EI was launched by since 2011 be analyzed on how its relations with backward regions and boundary regions. A critical review related to what is the concept behind and how are the strategies implement this program. The research methods are literature review, maps pattern analysis, and indent interview. The results of this research are (1) MP3EI is driven by economic growth strategy and lack of local politics involvement i.e. autonomy; (2) The economic corridor of MP3EI partly related to backward region and boundary region of Indonesia; (3) There are many challenges on how to implement MP3EI such as: integration foreign high investment with local economy, synergy to autonomy, preserve nature conservation area, and enrich cultural heritage of cultural diversity

    Belajar dari Pasang Surut Peradaban Borobudur dan Konsep Pengembangan Pariwisata Borobudur

    Get PDF
    Borobudur is a famous tourism destination which is listed as a World Heritage Site listed in 1991. Recently the condition of the temple is threatened with many problems related to tourist behaviors, overcrowded vendors and traders, as well as managerial issues. This research was carried out with literature study, field observation, peer discussion and seminar. Reflecting the history, this research tried to explain the rise and fall of civilization. This research tried to explain Borobudur as magnet for tourism destination and tourism as locomotive for community and regional development. There are five reasons why glory of civilization can fall even dramatically: (1) horizontal conflicts among social groups; (2) intrigue and struggle for power among elite leaders; (3) expansion and occupation from foreign power; (4) environmental degradation; and (5) disasters like volcanic eruption, earthquake and tsunami. Borobudur has many enigmas, when and why the fall of its civilization. It is not easy to explain these enigmas. The results of this research are: (1) it is possible combination of causes the fall of Borobudur civilization, but the most possible was volcanic eruptions of Merapi. (2) Borobudur has problems related to the tourist number who disturb the stone relief and statues when they climb up the temple (3) Tourists disappointed to lack of hospitality and low quality of services provided by the management as well as the vendors and traders. (4) The problems of conservation related to environmental changes. Among others, prime recommendation is “Rethinking Borobudur” to get new alternative and strategy to manage this world heritage

    Revolusi Industri, Ledakan Penduduk Dan Masalah Lingkungan

    Full text link
    Our civilization has dractically changed since new scientific revolution led to technological inventions and accelletared by industrial revolution. Human dominated to the nature. During industrial revolution the number of population has increased sharply and their lifestyle and consumption level has achieved certain level beyond that in the past. By the time natural resources is being exploited and environmental pollution and degradation is becoming worse. Ironically human welfare is not distributed equally, social gaps are wide and conflicts often happen, which are related to moral degradation. The end of this paper is a reflection on the human mandate to lead the world, Khalifah fil Ardh

    DINAMIKA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI PUSAT INDUSTRI KECIL (PIK) MENTENG DI KOTA MEDAN

    Get PDF
    Perkembangan industri kecil dianggap sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian Kota Medan sendiri, sektor industri merupakan sektor unggulan yang paling mungkin berkembang di kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara. Pembangunan lokasi Pusat Industri Kecil (PIK) Menteng merupakan salah satu kebijakan pemerintah untuk mempertahankan keberadaan industri kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dinamika PIK Menteng. Dalam memenuhi tujuan tersebut penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis deskriptif kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan masalah dari penelitian. Dinamika dilihat dengan membandingkan jumlah unit usaha yang ada pada awal pembangunan PIK hingga kondisi terakhir yang diamati dan jumlah tenaga kerja yang ada di tiap usaha. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa perkembangan PIK Menteng tidak menunjukkan ke arah yang baik, hal ini dapat dilihat dari penurunan jumlah unit usaha yang ada di PIK Menteng yang dikarenakan beberapa usaha mengalami kebangkrutan. Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti lemahnya daya saing pelaku usaha dan kegiatan usaha yang diukur dari faktor bahan baku, modal, pemasaran, dan penggunaan TIK. Disamping itu, kemitraan yang terjalin antar pelaku usaha juga masih rendah dan kurangnya koordinasi antar pelaku usaha dengan pemerintah. Sehingga membuat produk yang dihasilkan PIK belum mampu bersaing dengan produk lain di pasaran

    PENGELOLAAN AGROWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI DESA SIDOMULYO, KOTA BATU

    Get PDF
    Kota Batu merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan. Pembangunan pariwisata salah satunya diterapkan melalui kegiatan agrowisata yang berada di Desa Sidomulyo sebagai sentra penghasil tanaman bunga. Adanya agrowisata tersebut dapat menjadi alat untuk memperkuat suatu komunitas lokal yang mengarah pada pariwisata berbasis masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan karakteristik lingkungan agrowisata di Desa Sidomulyo; 2) mengidentifikasi kondisi objek agrowisata di Desa Sidomulyo sebagai daerah tujuan wisata dan 3) menganalisis pengelolaan agrowisata berbasis masyarakat di Desa Sidomulyo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik analisis data secara deskriptif-kualitatif. Teknik pengumpulan data utama yang dilakukan adalah wawancara mendalam, observasi serta penelaahan data sekunder.Hasil penelitian menunjukkan bahwa agrowisata di Desa Sidomulyo mampu meningkatkan perekonomian masyarakat serta menyerap tenaga kerja lokal secara lebih baik. Pengelolaan agrowisata dilakukan secara bersama oleh masyarakat dengan melibatkan peran pemerintah sebagai fasilitator guna memajukan perkembangan wilayah terutama di perdesaan

    Dinamika Kerja Sama Regional Barlingmascakeb

    Get PDF
    Salah satu hasil dari otonomi daerah adalah diperkenankannya kerja sama antardaerah, baik dengan daerah lain, pihak ketiga, dan/atau lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri. Salah satu bentuk kerja sama regional yang cukup berhasil di Indonesia adalah Kerja Sama Regional Barlingmascakeb. Kerja sama ini diinisiasi oleh lima kabupaten, yakni Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fase perkembangan, mengidentifikasi gap/kesenjangan yang ada, dan mengidentifikasi kelebihan dan kekeurangan model Kerja Sama Regional Barlingmascakeb. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.Kerja sama ini mulai dirasa berhasil dilihat dari suksesnya Pasar Lelang sebagai salah satu kegiatan yang paling menonjol. Kemunduran kerja sama disebabkan adanya ketidaksinkronan hukum yang berlaku terkait dengan pelaksanaan dan pembiayaan kerja sama antar daerah. Gap atau kesenjangan yang paling menonjol adalah program kerja yang dilaksanakan terkadang kurang maksimal dan masih banyak trial and error di berbagai hal. Kelebihan dari kerja sama ini adalah adanya unsur budaya Banyumasan dalam diri anggota, sedangkan kekurangan yang paling menonjol terlihat pada ketergantungan pendanaan pada iuran daerah serta payung hukum yang kurang mendukung

    DISTRIBUSI DAN POLA PUSAT PERBELANJAAN SKALA BESAR SECARA SPASIAL DI KOTA BEKASI

    Get PDF
    Kota Bekasi sebagai kota satelit dan penyeimbang Kota Jakarta menjadi nilai tambah daya tarik bagi investor untuk mengembangkan usahanya, salah satunya di bidang properti seperti mal / plaza. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor alasan pemilihan lokasi dari pola distribusi mal/plaza yang mengelompok (terkluster) sehingga perlu diketahui kesesuaian lokasi terhadap peruntukannya. Cara yang dilakukan untuk menjawab tujuan dari penelitian adalah dengan menggunakan ceklis lapangan, indepth interview, dan naskah RDTRK Bekasi. Hasil yang didapat dari analisis tetangga terdekat adalah distribusi ketigabelas mal / plaza di Kota Bekasi adalah menyebar dan terdapat beberapa yang berdekatan, yaitu di Kecamatan Bekasi Selatan. Pihak pengelola dari 5 mal / plaza menyatakan bahwa alasan pemilihan lokasi untuk membangun mal / plaza bagi investor di Kota Bekasi didasari faktor demografi dan aksesibilitas. Berdasarkan analisis spasial melalui ArcGIS dan RDTRK diketahui lokasi mal / plaza di Kota Bekasi berada di lokasi yang sesuai peruntukkannya

    Pola Pergerakan Spasial Wisatawan yang Berkunjung ke Candi Borobudur

    Get PDF
    Candi Borobudur merupakan warisan budaya dunia sekaligus destinasi pariwisata prioritas di Indonesia sehingga mampu mendatangkan wisatawan dari berbagai daerah dan luar negeri. Banyaknya wisatawan membuat pergerakan wisatawan dari daerah asal ke Candi Borobudur dan destinasi lainnya semakin beragam. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi motivasi wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur, 2) mengidentifikasi pola pergerakan spasial wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur dan 3) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola pergerakan spasial wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur. Penelitian menggunakan metode survei kepada 180 wisatawan nusantara dan 140 wisatawan mancanegara secara insidental. Penyajian data dengan tabulasi persentase dan peta.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi wisatawan yang paling dominan adalah motivasi budaya sebesar 69,44%. Pola pergerakan spasial yang paling dominan pada wisatawan nusantara adalah pola chaining loop sebesar 25,6% dan complex neighbourhood sebesar 61,4% pada wisatawan mancanegara. Faktor–faktor yang mempengaruhi pola pergerakan spasial wisatawan adalah faktor manusia, fisik, dan waktu

    PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP KUALITAS OBYEK WISATA WADUK SERMO DI KABUPATEN KULON PROGO

    Get PDF
    Penelitian ini mengambil fokus pada persepsi wisatawan terhadap kualitas obyek wisata Waduk Sermo. Metode penelitian yang digunakan yakni metode surve deskriptif. Sampel dari penelitian ini adalah wisatawan Waduk Sermo sebanyak 100 orang. Pengambilan data dilakukan dengan metode accidental random sampling, kemudian dianalisis dengan metode analisis deksriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atraksi dan kondisi obyek wisata Waduk Sermo mendapatkan persepsi yang sangat baik. Persepsi untuk aksesibilitas dapat ditingkatkan dengan melakukan perbaikan pada beberapa titik jalan dan pengadaan transportasi umum. Saran untuk pengembangan obyek wisata ini antara lain yakni pelatihan kepada petugas obyek wisata dan para penyedia jasa pelayanan. Perbaikan dan evaluasi dalam waktu dekat sebaiknya ditujukan pada perbaikan toilet, pembuatan tempat ibadah, penambahan tempat sampah, dan pembuatan informasi penunjang. Untuk fasilitas gazebo dan gardu pandang juga perlu diadakan perbaikan, pembersihan, serta pemantauan penggunaan

    PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BUKIT JADDIH DI DESA JADDIH, KECAMATAN SOCAH, KABUPATEN BANGKALAN

    Get PDF
    Bukit Jaddih Bangkalan merupakan obyek wisata dengan jenis perpaduan antara wisata alam dan wisata buatan. Berkembangnya obyek wisata Bukit Jaddih ini seharusnya memberikan pengaruh positif bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan, tentu jika masyarakat lokal dilibatkan dalam pengelolaannya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui gagasan yang mendasari pengembangan obyek wisata Bukit Jaddih, (2) mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat, serta (3) mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan obyek wisata Bukit Jaddih. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengambilan data survei sampel. Penelitian ini juga menggunakan tabel frekuensi dan analisis perbandingan untuk mengetahui perbedaan tingkat partisipasi antara masyarakat Dusun Jaddih Timur I dan Dusun Jaddih Utara I. Pengembangan obyek wisata Bukit Jaddih digagas oleh seorang tokoh bernama Jalal Abdusshomad. Masyarakat berpartisipasi dalam bentuk pemikiran, tenaga, dan material. Tingkat partisipasi masyarakat paling tinggi yaitu dalam tahap perencanaan, sedangkan partisipasi masyarakat dalam tahap pengelolaan dan pemanfaatan tergolong rendah
    • …
    corecore