96,126 research outputs found

    SEJARAH DAN KEUNIKAN NILAI BUDAYA MASJID CHENG HO DI PALEMBANG

    Get PDF
    Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengetahui sejarah dan keunikan nilai budaya Masjid Cheng Ho di Palembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif melalui observasi langsung dan mengkaji dengan melakukan studi kepustakaan (library research) untuk memperoleh data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masjid Al-Islam Muhammad Cheng Ho Sriwijaya Palembang atau sering dikenal dengan masjid Cheng Ho yang merupakan salah satu masjid bernuansa Islam Tionghoa yang diresmikan pada tahun 2008. Masjid Al-Islam Muhammad Cheng Ho didirikan oleh keluarga PITI Sumsel di atas tanah hibah dari PT. Amen Mulia kepada Organisasi PITI melalui perantara H. Syahrial Oesman atas berkah jasa kyai Palembang KH.Mudarrin. SM dan Kgs KH. M. Zen Syukri bin Kgs K. H Hasan Syukri yang juga merupakan pendiri Masjid Al-Islam Muhammad Cheng Ho dan Yayasan Muhammad Cheng Ho Sriwijaya PITI Sumsel yang saat itu diketuai oleh Bapak H. Haryanto. Berdasarkan penelitian menyatakan bahwa Masjid Cheng Ho juga memiliki keunikan pada bagian ornamen. Dimana ornamen masjid Cheng Ho memiliki perpaduan antara kebudayaan muslim Tionghoa dengan budaya Melayu, dan Nusantara. Ornamen yang menjadi ciri khas masjid Cheng Ho yaitu ada pada bagian gapura dan menara masjid. Hal ini dapat dilihat dari bentuk dan warna yang digunakan yaitu seperti nuansa Tionghoa atau Cina.Abstract: This study aims to determine the history and unique cultural values of the Cheng Ho Mosque in Palembang. The method used in this study is a qualitative method through direct observation and review by conducting library research to obtain research data. The results showed that the Al-Islam Muhammad Cheng Ho Mosque Sriwijaya Palembang or often known as the Cheng Ho mosque which is one of the mosques with Chinese Islamic nuances which was inaugurated in 2008. Al-Islam Muhammad Cheng Ho Mosque was founded by the PITI family in South Sumatra on a land grant. from PT. Amen Mulia to the PITI Organization through the intermediary of H. Syahrial Oesman for the blessing of the Palembang kyai KH.Mudarrin. SM and Kgs KH. M. Zen Syukri bin Kgs K. H Hasan Syukri who is also the founder of the Muhammad Cheng Ho Al-Islam Mosque and the Muhammad Cheng Ho Sriwijaya Foundation PITI Sumsel which at that time was chaired by Mr. H. Haryanto. Based on research, it is stated that Cheng Ho Mosque also has a uniqueness in the ornament section. Where the ornaments of the Cheng Ho mosque have a blend of Chinese Muslim culture with Malay culture, and the archipelago. The ornaments that characterize the Cheng Ho mosque are on the gates and minarets of the mosque. This can be seen from the shapes and colors used, which are like Chinese or Chinese nuances

    PERANAN CHENG HO DALAM PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA TAHUN 1405-1433

    Get PDF
    Skripsi ini berjudul “Peranan Cheng Ho dalam Perkembangan Agama Islam di Indonesia Tahun 1405-1433”. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai latar belakang kehidupan Cheng Ho, peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Indonesia Tahun 1405-1433 dan dampak peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Indonesia Tahun 1405-1433. Metode penelitian yang digunakan adalah metode historis yaitu dimulai dengan mengumpulkan berbagai sumber tulisan maupun lisan, kritik sumber secara internal dan eksternal, interpretasi dan historiografi. Dalam melakukan penelitian penulis banyak menggunakan teknik studi litelatur yaitu mengumpulkan berbagai sumber tulisan yang relevan dengan kajian skripsi, dan teknik wawancara untuk melengkapi sumber tulisan. Cheng Ho merupakan seorang laksamana yang berasal dari China, lahir pada tahun 1371 M dari sebuah keluarga Muslim Cheng Ho kecil belajar mengenai ajaran Islam dan juga dunia kelautan dari Ayahnya yang sudah melaksanakan ibadah haji ke Mekkah, bernama Ma Haji yang merupakan seorang pelaut dan hal tersebut menginspirasi Cheng Ho untuk melakukan pelayaran. Ketika masih anak-anak berusia belasan tahun Cheng Ho ditangkap tentara Ming dan bekerja di istana dengan mengabdi terhadap putra kaisar yang keempat, Zhu Di (Yong Le). Ketika naik tahta menjadi kaisar, Yong Le memperintahkan Cheng Ho untuk memimpin misi pelayaran akbar Dinasti Ming ke Samudera Barat dengan tujuan perdagangan dan persahabatan. Pelayaran muhibah Dinasti Ming yang dipimpin oleh Cheng Ho dengan misi perdagangan dan persahabatan dilakukan dengan berkunjung ke berbagai negara termasuk Indonesia dilakukan selama 7 kali, dari tahun 1405-1433. Ketika berada di Indonesia, Cheng Ho dipercaya tidak hanya melaksanakan misi Dinasti Ming, tetapi juga mempunyai misi pribadi yaitu menyebarkan agama Islam. Peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Indonesia diantaranya adalah melakukan syiar Islam, memberikan fasilitas kepada komunitas Muslim China bermazhab hanafi, membangun masjid-masjid, membantu dalam proses Islamisasi yang kebanyakan masyarakat China perantauan dan mengamalkan perbuatan yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Peran Cheng dalam kegiatan agama Islam di berbagai negara, termasuk Indonesia tersebut hanya sedikit yang tercatat dalam catatan-catatan Dinasti Ming. Ada beberapa hal kenapa peran Cheng Ho dalam agama Islam tidak tercatat, seperti misi Cheng Ho dalam penyebaran agama Islam bukan merupakan misi Dinasti Ming dan Islam bukan agama mayoritas masyarakat China maupun Kaisar Dinasti Ming dan pejabat di kalangan istana. Kapan Cheng Ho wafat masih diperdebatkan oleh para sejarawan, antara tahun 1433, 1434 atau 1435. Dampak peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Nusantara, diantaranya muncul beberapa komunitas Muslim China, pembangunan masjid-masjid, komunitas Muslim China mazhab Hanafi yang ada di Indonesia lebih terorganisir keberadaannya setelah dibimbing serta diarahkan oleh Cheng Ho, sedangkan kehidupan bersama secara rukun dan damai hidup berdampingan menjadi warisan terbesar Cheng Ho di Asia Tenggara. The study is based on the author's concerns of theory the arrival of Islam to Indonesia contained in textbooks of history in schools. The entry of Islam into Indonesia mentioning mostly origin of Indian, Arabic and Persian, but the theory of China was never mentioned in textbooks. Therefor, the authors wanted to examine the role of one of China's Muslim leaders and never stepped foot on the archipelago, which Admiral Zheng He in the development of Islam in the archipelago in 1405-1433. The problems discussed are the background of the life of Zheng, Zheng role in the development of Islam in Indonesia in 1405-1433 and the impact of Cheng Ho's role in the development of Islam in Indonesia in 1405-1433. Zheng He was an admiral from China, was born in the year 1371 AD from a Muslim family and a sailor. Zheng He had served the emperor's fourth son, Zhu Di (Yong Le). When ascended the throne as emperor, Zheng Yong Le gave an order of mission to lead a grand voyage of the Ming Dynasty to the Western Ocean with the purpose of trade and friendship. The shipping is done by visiting various countries including Indonesia conducted over 7 times, from the years 1405 to 1433. When in Indonesia, Zheng He believed that a personal mission to spread Islam. Impact Zheng role in the development of Islam in the archipelago, of which emerged some Muslim communities of China, the construction of mosques, while living together in harmony and peaceful coexistence be the greatest legacy of Zheng He in Southeast Asia. Keyword: Cheng Ho, Islamisasi, Dakwah, Pelayaran Muhibah

    Non-Major Chamber Ensembles, April 27, 2016

    Full text link
    This is the concert program of the Non-Major Chamber Ensembles performance on Wednesday, April 27, 2016 at 2016, at the Concert Hall, 855 Commonwealth Avenue. Works performed were "Jour D'ete A La Montagne" by Eugene Bozza, I. Allegro ma non tanto from Quartet in F sharp minor, Op. 46 by Eugene Walckiers, "Elsa's Procession to the Cathedral" from Wagner's Opera "Lohengrin" by Richard Wagner, arranged by Gail Robertson and Steven Fulginiti, Little Brown Jug by Glenn Miller, arranged by Steven Fulginiti, Excerpts from "Les Misérables" for Woodwind Quintet by Claude-Michel Schönberg and Alain Boublil, arranged by Calvin Cheng, I. Allegro non troppo from Wind Quintet, Op. 79 by August Klughardt, Fanfare for Trumpets in B flat by Mel Broiles, Within Sacred Walls by Erik Morales, and The Rakes of Mallow by Leroy Anderson, arranged by Barry M. Ford. Digitization for Boston University Concert Programs was supported by the Boston University Humanities Library Endowed Fund

    MASJID CHENG HOO SURABAYASENI BANGUNAN, ORNAMEN, DAN KALIGRAFI

    Get PDF
    Penyebaran agama Islam di Nusantara terjadi karena efek samping dari perdagangan, lembaga pendidikan, dan perkawinan yang dilakukan para pendatang dari Arab, Gujarat, dan Cina. Kedatangan Laksamana Cheng Hoo beserta armada kapalnya dari Cina yang singgah di Indonesia memberikan pengaruh penyebaran agama Islam dan budaya Tiongkok. Masyarakat Indonesia kini mayoritas memeluk dan mempelajari agama Islam, dan membangun masjid sebagai tempat beribadah dan lembaga peradaban dan budaya masyarakat Islam, di masjid umat muslim beribadah bersama, akan tetapi pada Al Quran dan Assunah tidak terdapat aturan-aturan yang mengungkapkan secara detail dan jelas bentuk bangunan. PITI (Pembina Iman Tauhid Islam) di Surabaya membangun Masjid Cheng Hoo untuk mengenang Laksamana Cheng Hoo yang membawa pengaruh Islam dan budaya Tiongkok. Karena latar belakang tersebut, masalah yang dikaji dalam penelitian. (1) bagaimana seni bangunan dari Masjid Cheng Hoo Surabaya, (2) bagaimana ornamen Masjid Cheng Hoo Surabaya, (3)bagaimana kaligrafi Masjid Cheng Hoo Surabaya. Metode kualitatif digunakan sebagai dasar penelitian dengan rancangan deskriptif untuk mendeskripsikan seni bangunan, ornamen, dan kaligrafi yang terdapat pada Masjid Cheng Hoo Surabaya, dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian mengetahui bahwa masjid yang menyerupai tempat ibadah Tri Dharma dibangun untuk mengenang Laksamana Cheng Hoo. Kombinasi kehadiran budaya Cina dan elemen Islam dalam seni bangunan, ornamen masjid dalam bentuk lukisan dan ukiran atau cetakan di lantai, pintu, jendela, dinding, kuda-kuda, dan langit-langit. Gaya kaligrafi Islam di Masjid Cheng Hoo seperti gaya kaligrafi Raihani masjid pada umumnya. Terdapat keunikan pada dinding yang ditimbulkan oleh gaya kaligrafi Raihani dikombinasikan dengan jendela melingkar seperti bangunan Cina dan terbuat dari besi. Pada papan masjid terdapat gaya kaligrafi Cina: Cursive Script (xingshu).Kata Kunci: Masjid Cheng Hoo, ornamen, kaligrafi, dan seni bangunan.The spread of Islam in the archipelago occur due to the side effects of commerce, educational institutions, and marriages were performed migrants from Arab, Gujarat, and China. The arrival of Admiral Cheng Hoo along with a fleet of ships from China were stopped in Indonesia gives influence the spread of Islam and the culture of China. Indonesia is now the majority society and learn to embrace Islam, and to build a mosque as a place of worship and institutions of civilization and culture of Islamic societies, in the mosque Muslims worship together. But the Quran and Assunah there are no rules in detail and clearly reveal the shape of the building. PITI (Trustees of Tawheed Islamic Faith) in Surabaya build Cheng Hoo Mosque to commemorate Admiral Cheng Hoo who brought Islam and the influence of Chinese culture. Because of this background, issues examined in the study. (1) How is the art of building Cheng Hoo Mosque Surabaya. (2) How is the ornaments Cheng Hoo Mosque Surabaya. (3) How is the calligraphy Cheng Hoo Mosque Surabaya. Qualitative methods are used as a basis to draft a descriptive study to describe the art of building, ornament, and calligraphy found in Cheng Hoo Mosque, with data collection techniques using observation, interviews, and documentation. Results of this study, researchers knew that mosque resembles Tri Dharma place of worship was built in memory of Admiral Cheng Hoo. The presence combination of Chinese culture and Islamic elements in the art of building, mosque’s ornament in the form of paintings and carvings or mold on the floors, doors, windows, walls, easels, and ceiling. Islamic calligraphy style at Cheng Hoo Mosque like the style of calligraphy Raihani most mosques in general. On the wall there is a uniqueness posed by Rihani calligraphic style combined with a circular window looks like the Chinese buildings and made of iron. On board mosque there is also Chinese calligraphy-style: Cursive Script (xingshu).Keywords: Cheng Hoo Mosque, ornament, calligraphy, and architectur

    H&M- Nanjing Mallexe: HRM Training 2010-08

    Get PDF
    This document is part of a digital collection provided by the Martin P. Catherwood Library, ILR School, Cornell University, pertaining to the effects of globalization on the workplace worldwide. Special emphasis is placed on labor rights, working conditions, labor market changes, and union organizing.FLA___Training_Report_for_Nanjing_Mallexe_2010_08.pdf: 190 downloads, before Oct. 1, 2020

    Lie-Poisson groups and the Miura transformation

    Full text link
    We point out that the recent proof of the Kupershmidt-Wilson theorem by Cheng and Mas-Ramos is underpinned by the Lie-Poisson property of the second Gel'fand-Dickey bracket. The supersymmetric Kupershmidt-Wilson theorem is also proved along these same lines. Finally we comment on the possible repercussions in the problem of the coproduct for W-algebras.Comment: .dvi file, uses AMSFonts 2.1+, 10 pages (5 physical pages in landscape mode), no figure
    • …
    corecore