Poverty in South Asia

In this paper, an attempt is made to document and analyse the poverty situation in South Asia. Available data on poverty levels and trends are discussed in the first section. Major focus of the paper is to examine the progress made during the decade of 1990s. During this decade, it may be noted that all the countries of the region were implementing some variant of structural adjustment and stabilisation programme. Performance of the national economies discussed briefly in the second section of the paper provides some clues regarding the possible effects of the reforms on poverty reduction. The safety-networks and targeting issues to improve their cost effectiveness are discussed in the final section.

Disciplining, chastisement and physical child abuse: perceptions and attitudes of the British Pakistani community

There are a number of cross-cultural differences in people's perspectives of what constitutes physical abuse of children. The focus of the present study was to explore the British Pakistani community's perception about physical child abuse and to understand more about the values held by them in relation to child protection. The study aimed to discover issues that are important to protect the children from harm, and to describe the possibilities these issues present. The study used a questionnaire survey that focused on 16-25-year-old British Pakistani's, exploring their experiences of childhood, of physical punishment and physical child abuse. The findings indicated that although serious child abuse was not experienced by most of the respondents, 75% of respondents experienced some kind of physical punishment as part of their childhood experience. However, 72% of respondents who received such punishment in childhood accepted it as an appropriate disciplining method. The future research and policy implications with prevention in mind are discussed.</p

Return Migration and Occupational Change: The Case of Pakistani Migrants Returned from the Middle East

This paper examines the factors affecting occupational composition of Pakistani workers upon their return from Middle East employment by using the 1986 ILO/ARTEP Survey of Return Migrant Households. In view of the concentration of workers in lowstatus occupations prior to migration, there was a great incentive for them to change these occupations after return. The study shows that the economic resources gained from overseas employment gave migrants the strength to seek independent employment, and there was a clear move out of the production-service occupations into business and agriculture occupations. This movement was strongly related to migrants’ length of stay in the Middle East. Since the occupational structure of the general population remained almost unchanged in the 1970s and 1980s, the employment trends exhibited by return migrants could largely be attributed to overseas migration. However, the study shows that businesses and farms established by migrant workers were small-scale.

Crowdfunding sebagai Pemaknaan Energi Gotong Royong Terbarukan

Nilai-nilai gotong royong sebagai budaya Indonesia yang merupakan bentuk solidaritas sosial masyarakat diduga kian samar atau bahkan menghilang di kehidupan saat ini. Ini terjadi seiring kencangnya laju globalisasi. Perubahan yang terjadi diikuti pula oleh perkembangan teknologi, diantaranya teknologi telekomunikasi berupa handphone. Berawal hanya berfungsi sebagai alat telokomunikasi sederhana hingga sampai pada teknologi smartphone yang memungkinkan pengguna menjelajah jejaring internet yang dikenal dengan istilah media sosial. Keterjangkauan yang luas memberi peluang komunitas netizen berinteraksi antar sesama individu melalui media sosial. Seiring dengan Perubahan itu membawa pada perkembangan aspek lainnya, sebagian orang menggunakan sebagai ajang pergaulan semata, sebagian menggunakannya sebagai wadah USAha (e-commerce), bahkan sebagian masyarakat lainnya menggunakan menjadi gerakan sosial. Media sosial dapat menjadi potensi positif dalam membangun Perubahan perilaku masyarakat. Gerakan sosial pun dapat memperkuat peran sosial media untuk menyuarakan kesamaan rasa atas ekspresi ketidaknyaman dalam sebuah tatanan pemerintahan yang saat ini terjadi hingga sampai pada membangun kesepakatan membuat kegiatan nyata untuk merealisasikan gerakannya. Beberapa organisasi nirlaba memanfaatkannya melalui jejaring internet dalam melakukan penggalangan dananya, dengan memunculkan proyek dan portofolio. Aktifitas Fundraising melalui jejaring sosial disebut dengan Crowdfunding. Crowdfunding merupakan suatu model pendanaan dengan beberapa aktor yang berperan didalamnya. Semangat kolaborasi tersebut merupakan semangat yang sudah menjadi budaya nusantara, yaitu semangat gotong royong. Konsekuensi Perubahan sosial dalam konsep gotong royong ternyata bermetamorforsis dalam media yang berbeda. Esensi gotong royong sebagai tindakan bekerja sama tanpa pamrih tetap tidak hilang. Namun berubah dengan menggunakan cara yang berbeda. Potensi ini dapat menjadi sebuah strategi baru bagi organisasi nirlaba atau organisasi pelayanan sosial dalam membangun jejaring khalayak yang lebih luas. Termasuk didalamnya adalah peran pekerja sosial

Kriminalisasi Poligami Dan Nikah Siri

Kriminalisasi Poligami dan Nikah Siri. Pernyataan bahwa pelaku jenis perkawinan nikah siri, poligami dan perkawinan mut'ah atau kawin kontrak dapat dianggap sebagai sebuah pelanggaran dengan ancaman pidana penjara telah menimbulkan permasalahan tersendiri. Menikah yang nota bene merupakan ibadah mengapa harus dikriminalisasi. Namun pada umumnya para tokoh di Indonesia menyetujui upaya pemerintah untuk mengkriminalisasi poligami, nikah siri, nikah mut'ah. Selain itu suami yang menolak untuk bertanggungjawab dan seseorang yang bertindak sebagai wali padahal tidak berhak untuk melakukannya, serta perceraian yang dilakukan di luar sidang pengadilan pun dapat dikenakan tindak pidana kriminal