69 research outputs found

    Uji Daya Hasil Pertumbuhan Dan Pembungaan Dua Generasi Bibit Pada Tiga Varietas Krisan (Chrysanthemum SP.)

    Get PDF
    Krisan (Chrysanthemum) merupakan tanaman bunga hias perdu dengan sebutan lain seruni atau bunga emas. Pada budidaya krisan, kualitas bibit sangat mempengaruhi hasil pertumbuhan dan pembungaannya. Pada penelitian ini digunakan tiga varietas bunga krisan yang diuji daya hasil pertumbuhan dan pembungaannya menggunakan dua generasi bibit stek yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan daya hasil pertumbuhan dan pembungaan krisan antara dua generasi bibit stek yang digunakan. Penelitian dilaksanakan dalam rumah plastik pada bulan April sampai dengan Agustus 2014 di desa Beru, kec. Bumiaji, kota Batu, Jawa Timur dengan ketinggian ± 950 m dpl. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT). Petak utama ialah varietas sedangkan anak petaknya ialah generasi bibit stek. Setiap perlakuan diulang 4 kali. Analisis uji lanjut menggunakan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui tidak terjadi perbedaan kualitas hasil pertumbuhan dan pembungaan krisan antara dua generasi bibit stek yang diuji. Namun, perbedaan terjadi hanya pada karakter ketajaman warna. Kualitas bunga krisan di petani tidak ditentukan berdasarkan ketajaman warna bunga namun berdasarkan panjang tangkai

    Seleksi Famili F3 Buncis (Phaseolus Vulgaris L.) Polong Kuning Dan Berdaya Hasil Tinggi

    Get PDF
    Seleksi ialah salah satu metode pemuliaan tanaman untuk mendapatkan tanaman terbaik dalam populasi sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Informasi mengenai keragaman genotip dan fenotip serta heritabilitas penting diketahui sebagai langkah awal sebelum melakukan seleksi. Perhitungan kemajuan genetik harapan dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui efektifitas seleksi yang dilakukan. Penelitian dilakukan dengan menanam 22 famili buncis polong kuning hasil penelitian sebelumnya, generasi F2. Buncis polong kuning dapat dijadikan varietas baru di Indonesia karena sementara ini yang banyak diusahakan oleh petani ialah buncis berpolong hijau. Kandungan buncis polong kuning ialah karoten yang tinggi. Berdasarkan 22 famili yang ditanam, terdapat 14 famili yang memiliki polong kuning selanjutnya dilakukan penilaian parameter genetik. Data parameter genetik menunjukkan nilai koefisien keragaman pada rentang rendah sampai agak rendah (0-50%) dan nilai heritabilitas pada rentang sedang sampai tinggi (0,2-1). Seleksi dilakukan pada famili yang memiliki nilai heritabilitas tinggi dengan cara memilih tanaman daya hasil tinggi. Daya hasil tinggi berkisar 300-500 g per tanaman. Individu yang didapatkan yaitu CS.M 31(4), CS.M 31(24), CS.M 31(36), CS.GI 63(10), CS.GI 63(15), M.CS 11(13), M.CS 11(23), CS.GI 7(17), CS.GI 7(22), CS.GI 7(23), CS.GI 7(30), CS.GI 8(8), CS.M 11(25), CS.M 59(9) dan CS.M 59(32). Nilai kemajuan genetik harapan famili dari tanaman terseleksi tinggi (>50%) sehingga seleksi yang dilakukan efektif karena dimungkinkan mampu memberikan peningkatan daya hasil pada generasi selanjutnya

    Keragaan Beberapa Genotip Jagung Pakan/yellow Corn (Zea Mays L.) Mutan Kolkisin Generasi M¬2

    Get PDF
    Perakitan benih unggul jagung pada saat ini telah banyak dilakukan dimana salah satunya melalui proses mutasi buatan. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keragaan dan variasi dari populasi setiap perlakuan kolkisin dan individu jagung pakan/yellow corn (Zea mays L.) mutan kolkisin hasil seleksi M1. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 – Februari 2015 di dusun Areng – Areng, kelurahan Dadaprejo, kecamatan Junrejo, Batu. Bahan yang digunakan adalah 2 galur (INC dan INF) dengan 5 perlakuan kolkisin (0 ppm, 400 ppm, 600 ppm, 0x400 ppm dan 0x600 ppm). Karakter kuantitatif yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, umur berbunga jantan, umur berbunga betina, umur panen, panjang tongkol, bobot tongkol, bobot 100 biji, panjang stomata, lebar stomata dan bobot pipilan. Sedangkan karakter kualitatif yang diamati adalah warna biji dan bentuk permukaan biji. Hasil penelitian menunjukkan tanaman perlakuan kolkisin berbeda nyata dengan kontrol pada karakter warna biji, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, panjang stomata, lebar stomata, umur berbunga jantan, umur berbunga betina, umur panen, panjang tongkol, bobot tongkol, bobot pipilan dan bobot 100 biji. Individu terpilih memiliki nilai tinggi tanaman yang tinggi, jumlah daun banyak dan berukuran panjang serta lebar, umur berbunga jantan, umur berbunga betina dan umur panen standar, tongkol panjang, bobot tongkol, bobot 100 biji dan bobot pipilan tinggi serta ukuran panjang dan lebar stomata besar

    Penampilan 15 Klon Harapan Tebu (Saccharum Spp. Hybrid) Di Dua Lokasi

    Get PDF
    Salah satu upaya peningkatan produksi gula adalah penggunaan varietas unggul yang mampu beradaptasi di lahan basah dan lahan kering. Penelitian bertujuan untuk mengetahui penampilan pertumbuhan agronomi 15 klon tebu harapan yang ditanam di dua lokasi. Penelitian dilaksa-nakan pada bulan Oktober 2012 sampai Maret 2013 di dua lokasi bertempat di lahan KP Jatiroto terletak Kab. Lumajang dan di kebun bibit Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), Kota Madya Pasuruan. Bahan tanam yang digunakan yaitu 15 klon harapan bibit dua mata dengan varietas pembanding yaitu PS 881, Kidang Kencana (KK) dan Bululawang (BL). Data yang diperoleh dianalisa menggu-nakan analisis ragam pada masing-masing lokasi dan dilanjutkan dengan analisis ragam gabungan. Interaksi genotip lingku-ngan yang nyata di uji lanjutan dengan DMRT taraf 5 %. Dari hasil peneitian diperoleh perbedaan penampilan pertum-buhan yang ditunjukkan pada lokasi Pasuruan yang mempunyai nilai yang lebih tinggi dibanding lokasi Jatiroto. Perbedaan penampilan agronomis tersebut dapat dilihat pada karakter persentase perkecam-bahan, jumlah tunas, jumlah batang, dan volume tebu per juring. Interaksi genotip dan lingkungan klon uji yang di tanam di dua lokasi dapat ditunjukkan pada karakter persentase perkecambahan, jumlah rumpun umur 3 bulan, jumlah tunas, persentase serangan penggerek pucuk umur 3 bulan, jumlah batang, volume tebu (cm3/juring) dan persentase serangan penyakit pokkabung umur 6 bulan

    Comparative study of selected indoor concentration from selective laser sintering process using virgin and recycled polyamide nylon (pa12)

    Get PDF
    Additive manufacturing (AM) stands out as one of the promising technologies that have huge potential towards manufacturing industry. The study on additive manufacturing impact on the environment and occupational exposure are attracting growing attention recently. However, most of the researcher focus on desktop and fused deposition modelling type and less attention given to the industrial type of AM. Usually, during the selective laser sintering process, recycle powder will be used again to reduce cost and waste. This article compares the PM 2.5, carbon dioxide (CO2) and total volatile organic compound (TVOC) concentration between virgin and recycles powder using polyamide-nylon (PA12) towards indoor concentration. Four phases of sampling involve during air sampling accordingly to the Industry Code of Practice on Indoor Air Quality 2010 by DOSH Malaysia. It was found that PM 2.5 and CO2 concentration are mainly generated during the pre-printing process. The recycle powder tended to appear higher compared to virgin powder in terms of PM 2.5, and CO2. The peak value of PM 2.5 is 1452 μg/m3 and CO2 is 1218 ppm are obtained during the pre-printing process during 8 hours of sampling. TVOC concentration from recycling powder is slightly higher during the post- printing phase where confirm the influence of the powder cake and PA12 temperature from the printing process. In summary, this work proves that elective laser sintering (SLS) machine operators are exposed to a significant amount of exposure during the SLS printing process. Mitigation strategies and personal protective equipment are suggested to reduce occupational exposure

    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (Nht) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas Va SD Negeri 011 Banjar XII Kecamatan Tanah Putih

    Full text link
    The background of this research is the learning outcomes of IPA is low, with an average grade 54.38. Of the 26 students of class VA SD Negeri 011 Banjar XII Kecamatan Tanah Putih, students who completed as many as six peoples and who did not complete while as many as 10 peoples. This research is a classroom action research (PTK) is done to improve science student's learning outcomes at Class VA SD Negeri 011 Banjar XII Kecamatan Tanah Putih by applying a type of cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT). Instrument collecting data in this study is the teacher's activities sheet , student's activities sheet and achievement test. This study presents the results of learning derived from the value of the first semester before the action with an average of 54.38 and after the action increased in UH I in Cycle I to 72.8. In the UH II Cycle II increased to 75.3. The activities of teachers in the learning process the first cycle the first meeting is 62.50% and at the second meeting increased to 75.00%. At the first meeting of the second cycle of teacher's activities increased to 84.37% and in the second meeting of the second cycle increased to 90.62%. Analysis of student activities at the first meeting of the cycle I is 56.25% and increased in the second meeting of the cycle I to 65.62%. At the first meeting of the second cycle of student's activities is 78.12% and the second meeting of the second cycle increased to 84.37%. Results of research at class VA SD Negeri 011 Banjar XII Kecamatan Tanah Putih prove that the implementation of cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT)Type can improve learning outcomes of IPA Class VA SD Negeri 011 Banjar XII Kecamatan Tanah Putih

    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (Nht) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sdn 016 Simpang Poros Kecamatan Rimba Melintang

    Full text link
    The study design was a classroom action research (CAR). research was conducted in two cycles of four meetings and two replications of material daily. background of the problem in this study is the low student learning outcomes fourth grade intersections shaft 016 countries with an average value of 69.5% of 20 students reached the KKM beelom as many as 13 people (65%). KKM while reaching only 7 people (70%). formulation of the problem in this research "is research cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT) can improve the learning outcomes of students social studies student learning outcomes through the implementation of IPS cooperatif learning model types Numbered Heads Together (NHT) class IV 016 public primary axis intersection. The experiment was conducted in the second semester of the school year in March 2014 2013/2014 subjects were fourth grade students of SD Negeri Simpang shaft 016 by the number of students 20 people, consisting of 11 boys and 9 girls. Data collection instrument in this study is the observation sheet and the teacher and the student achievement test. Once implemented cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT). Based on these results it can be concluded that the application of cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT) can improve student learning outcomes fourth grade public school districts 016 spindle Simpang Rimba Rokan Hilir Transversefourth grade Simpang 016 shaft country?". purpose of this study to improve
    • …
    corecore