22 research outputs found

    In Memoriam Benedict Anderson Kunming, Yunnan, 26 August 1936 – Batu, East Java, 13 December 2015

    Full text link

    Culture, Power and Identity the Case of Ang Hien Hoo, Malang

    Full text link
    This paper discusses the intricate relations between culture and identity in a web of larger power structures of politics and the market by looking at the ways in which the Indonesian Chinese attach themselves to a local performing arts tradition. The paper focuses on the history of the wayang orang amateur club called Ang Hien Hoo in Malang, East Java, which emerged from a Chinese diaspora burial association, to attract national limelight in the 1950s and 1960s. In this paper, I see this amateur club as a site, not only for cultural assimilation, but also as a meeting space for the diverse migrant Chinese population residing at a host country. The space is used to negotiate their position as citizens responsible to promote and to become patrons of local traditional performing arts. The paper examines how this amateur club was swept by the Cold War politics and national political turmoil of 1965, and how it fought to survive under the pressures of the global capitalist era. What emerges from the findings is the contradictory fact that the identification of the Chinese with the Javanese traditional performing arts is affirmed precisely as it is marked by Chineseness. Thus, despite the cultural blending, the Chinese Indonesian\u27s patronage of local traditional art continuously reproduces the double bind of making home in the culture not seen as their own

    Keragaman Sastra dan Keindonesiaan sebuah Refleksi

    Full text link
    Kesusasteraan Indonesia berakar dan tumbuh dari keragaman, sejak masa prakolonial sampai saat ini. Berbagai pengaruh lintas budaya, keragaman bahasa, aliran dan orientasi budaya mewarnai kesusasteraan yang berkembang di Indonesia. Dalam keragaman itu keindonesiaan terus menerus didialogkan dan dibangun. Meskipun demikian keragaman itu tidak bisa tidak mengandungi relasi kuasa yang tidak seimbang. Kesusasteraan dalam bahasa Indonesia yang ditulis oleh masyarakat di wilayah Indonesia Timur kurang terekam dalam sejarah kesusasteraan, kesusasteraan daerah kurang mendapat ruang untuk mendapat perhatian dan dukungan. Dengan mengoptimalkan akses terhadap kesusasteraan yang ditulis dalam bahasa Indonesia maupun daerah, kita bukan saja membangun kesusasteraan yang lebih mendunia, melainkan juga membangun keindonesiaan yang lebih inklusif

    TEKNOLOGI PENGOLAHAN PUPUK KANDANG SEBAGAI PUPUK ORGANIK DAN BAHAN KOMPOS DI KELOMPOK PETERNAK HARAPAN MAJU I KOTA DARO ii OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

    Get PDF
    Kegiatan ini dilaksanakan di kelompok Peternak Harapan Maju I di Ogan Ilir, Propinsi Sumatera Selatan. Keguatan ini bertujuan agar Kelompok Peternak tersebut dapat memanfaatkan kotoran sapi dan bahan organik untuk pembuatan pupuk kompos.  Bahan yang dibutuhkan adalah pupuk kandang sapi, jerami padi, dolomit, bekatul, abu, Effektif mikroorganimme 4, gula dan air. Bahan-bahan tersebut dilakukan pencampuran menjadi satu dengan kadar air 50 – 70 %. Kemudian jerami tersebut dibuat penumpukan sampai 2-3 lapis tergantung banyaknya yang digunakan. Proses fermentasi berlangsung 21 hari, pembalikan dilakukan setiap 1 minggu sampai 3 minggu agar semua bahan dapat menyatu dan fermentasi dapat berlangsung dengan cepat. Setelah 3 minggu kemudian dibongkar dan dianalisis di laboratorium. Setelah diayak dan dimassukan dalam kantong plastik, kompos tersebut dapat digunakan sebagai pupuk organik atau dijual. Hasil kegiatan menunjukan bahwa peserta  sangat berminat dan antusias serta tingkat partisipasi anggota Kelompok Peternak Harapan Maju I sangat tinggi, karena mendapat ilmu tentang pembuatan kompos. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa pH pupuk organik bersifat netral dengan nilai 6,88 dengan C-organik sangat tinggi dengan nilai 17,14%. Sementara itu kompos yang dihasilkan juga mengandung N,P dan K yang tinggi untuk dimanfaatkan tanaman.  Kegiatan ini dilaksanakan di kelompok Peternak Harapan Maju I di Ogan Ilir, Propinsi Sumatera Selatan. Keguatan ini bertujuan agar Kelompok Peternak tersebut dapat memanfaatkan kotoran sapi dan bahan organik untuk pembuatan pupuk kompos.  Bahan yang dibutuhkan adalah pupuk kandang sapi, jerami padi, dolomit, bekatul, abu, Effektif mikroorganimme 4, gula dan air. Bahan-bahan tersebut dilakukan pencampuran menjadi satu dengan kadar air 50 – 70 %. Kemudian jerami tersebut dibuat penumpukan sampai 2-3 lapis tergantung banyaknya yang digunakan. Proses fermentasi berlangsung 21 hari, pembalikan dilakukan setiap 1 minggu sampai 3 minggu agar semua bahan dapat menyatu dan fermentasi dapat berlangsung dengan cepat. Setelah 3 minggu kemudian dibongkar dan dianalisis di laboratorium. Setelah diayak dan dimassukan dalam kantong plastik, kompos tersebut dapat digunakan sebagai pupuk organik atau dijual. Hasil kegiatan menunjukan bahwa peserta  sangat berminat dan antusias serta tingkat partisipasi anggota Kelompok Peternak Harapan Maju I sangat tinggi, karena mendapat ilmu tentang pembuatan kompos. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa pH pupuk organik bersifat netral dengan nilai 6,88 dengan C-organik sangat tinggi dengan nilai 17,14%. Sementara itu kompos yang dihasilkan juga mengandung N,P dan K yang tinggi untuk dimanfaatkan tanaman.

    Respon Klon Karet terhadap Frekuensi Penyiraman di Media Tailing Pasir Pasca Penambangan Timah

    Full text link
    Sand tailings derived from tin post-minings activities have high porosity, low water holding capacity, and low organic matter content. These conditions causes soil water deficit, especially in dry season. To increase the successful of sand tailings revegetation with rubber tree, it is important to select some rubber tree clones based on their adaptability on the sand tailings conditions, especially drought stress. This research aimed to study the response of several rubber tree clones to the frequency of watering on sand tailings. The experiment was conducted in a plastic house at the experimental station of Agrotechnology Study Program of Bangka Belitung University, Sungailiat for 4 months. The experimental design was a factorial randomized block design with two factors and three replications. The first factor was the frequency of watering (every day, every 3 days, and every 5 days), the second factor was a combination of recommended rootstock clones and recommended latex clones (clone GT 1 + PB 260, GT 1 + IRR 118, and PB 260 + BPM 24). The results showed that watering every 5 days caused drought stress resulted in impaired growth of rubber in sand tailings media derived from tin post-mining. The combination of rootstocks and scions PB 260 + BPM 24 and PB 260 + IRR118 were categorized as moderately tolerant clones while GT 1 + PB 260 was categorized as sensitive clones to drought stress in the sand tailings media. Keywords: drought tolerance, watering frequency, rubber tree clones, sand tailing

    Cultural expressions of the Chinese, 1940-1960

    No full text
    corecore