6 research outputs found

    Appraising Rufaidah Al-Aslamia, First Muslim Nurse and Pioneer of Islamic Nursing: Contributions and Legacy

    Get PDF
    Global advancement in nursing is attributed mainly to western pioneers with negligible recognition of Rufaidah Al-Aslamia, who was the first Muslim nurse, and pioneer in Islamic nursing more than 1,400 years ago in Madinah (Medina, Saudi Arabia). She responded to the need for the provision of organized nursing care to injured soldiers in the Islamic battles during the time of Prophet Mohammed (Peace & Blessings Upon Him). The paucity of focus on Rufaidah Al-Aslamia triggered this scientific study to appraise her contributions and legacy as the pioneer of Islamic nursing. A qualitative, historical research inquiry was conducted using a research design that was exploratory, descriptive, explanatory, interpretive, and contextual within the constructivist paradigm. Data collection of literature was conducted by purposive sampling. Data analysis was conducted in two parts, which is document analysis, and thematic and content analysis with the use of deductive, inductive and abductive logical reasoning. The results of topic themes related to nurse-, patient-, and system-focused activities are provided with the emerging themes including efficient organizer, effective communication, clinical practice teacher, community care, and spiritual care. The historical narrative is reconstructed using empirical data sources as part of the discussion that includes the biography of Rufaidah Al-Aslamia and a vivid comprehensive portrayal of the contributions and legacy of Rufaidah Al-Aslamia as the first Muslim nurse and the pioneer of Islamic nursing.   Abstrak Rufaidah Al-Aslamia, Perawat Muslim Pertama dan Pelopor Keperawatan Islam: Kontribusi dan Legasi. Kemajuan global di bidang keperawatan seringkali dikaitkan terutama dengan perintis barat dengan sedikit pengakuan terhadap Rufaidah Al-Aslamia, yang merupakan perawat Muslim pertama, dan pelopor dalam keperawatan Islam lebih dari 1.400 tahun yang lalu di Madinah (Arab Saudi). Rufaidah Al-Aslamia menanggapi kebutuhan penyediaan asuhan keperawatan yang terorganisir untuk tentara yang terluka dalam pertempuran Islam pada masa Nabi Muhammad (SAW). Kurangnya fokus pada Rufaidah Al-Aslamia memicu studi ilmiah ini untuk menilai kontribusi dan warisannya sebagai pelopor keperawatan Islam. Penelusuran sejarah dengan pendekatan kualitatif dilakukan dengan menggunakan desain penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, eksplanatif, interpretif, dan kontekstual dalam paradigma konstruktivis. Pengumpul-an data literatur dilakukan dengan purposive sampling. Analisis data dilakukan dalam dua bagian, yaitu analisis dokumen, dan analisis tematik dan isi dengan menggunakan penalaran logis deduktif, induktif dan abduktif. Hasil dari topik yang berkaitan dengan kegiatan yang berfokus pada perawat, pasien, dan sistem disajikan dengan tema-tema yang muncul termasuk penyelenggara yang efisien, komunikasi yang efektif, guru praktik klinis, perawatan komunitas, dan perawatan spiritual. Narasi sejarah direkonstruksi menggunakan sumber data empiris sebagai bagian dari diskusi yang mencakup biografi Rufaidah Al-Aslamia dan penggambaran komprehensif yang jelas tentang kontribusi dan warisan Rufaidah Al-Aslamia sebagai perawat Muslim pertama dan pelopor keperawatan Islam. Kata kunci: Nabi Muhammad, pelopor keperawatan islam, perawat muslim pertama, Rufaidah Al-Aslami

    Recurrence of Clostridium difficile infection in the Western Australian population

    Get PDF
    Clostridium difficile, the most common cause of hospital-associated diarrhoea in developed countries, presents major public health challenges. The high clinical and economic burden from C. difficile infection (CDI) relates to the high frequency of recurrent infections caused by either the same or different strains of C. difficile. An interval of 8 weeks after index infection is commonly used to classify recurrent CDI episodes. We assessed strains of C. difficile in a sample of patients with recurrent CDI in Western Australia from October 2011 to July 2017. The performance of different intervals between initial and subsequent episodes of CDI was investigated. Of 4612 patients with CDI, 1471 (32%) were identified with recurrence. PCR ribotyping data were available for initial and recurrent episodes for 551 patients. Relapse (recurrence with same ribotype (RT) as index episode) was found in 350 (64%) patients and reinfection (recurrence with new RT) in 201 (36%) patients. Our analysis indicates that 8- and 20-week intervals failed to adequately distinguish reinfection from relapse. In addition, living in a non-metropolitan area modified the effect of age on the risk of relapse. Where molecular epidemiological data are not available, we suggest that applying an 8-week interval to define recurrent CDI requires more consideration

    Rancang Bangun dan Analisis Mesin Pengupas Kulit Kacang Tanah Tipe Silinder Horizontal

    Full text link
    Proses pemisahan biji dan kulit kacang tanah dapat dilakukan secara tradisional atau menggunakan mesin. Pengupasan kacang tanah secara tradisional dilakukan dengan menggunakan tangan (tanpa alat bantu) atau tongkat. Pengupasan kacang secara tradisional ini tanah dengan menggunakan tangan membutuhkan banyak tenaga dan waktu walaupun hasil pengupasan sangat bagus. Sedangkan pengupasan kacang tanah dengan menggunakan tongkat membuat kualitas kacang tanah hasil kupasan buruk dengan kapasitas kupasan kacang tanah yang juga kecil. Penelitian ini bertujuan membuat mesin pengupas kulit kacang tanah untuk skala industri rumah tangga dan melakukan analisis kinerja serta analisis ekonomi. Metode penelitian dimulai dari identifikasi masalah, penyempurnaan ide rancangan, dilakukan pembuatan alat, uji fungsional, uji kinerja dan terakhir dilakukan analisis ekonomi. Hasil uji kinerja mesin pengupas kulit kacang tanah tipe silinder horizontal diperoleh kapasitas alat 15,22 kg/jam, persentase kacang tidak terkupas 50%, rendemen 33,5%, dan persentase kerusakan hasil 2,15%. Hasil analisis ekonomi teknik diperoleh biaya tetap Rp. 1.654.853,36/tahun, biaya tidak tetap Rp. 27.648,13/jam, biaya pokok Rp. 1.879,48/kg, dan BEP sebanyak 1.732,03 kg/tahun. Mesin ini sangat cocok untuk skala industri rumah tangga karena mempunyai kapasitas 15,22 kg/jam dengan biaya listrik yang kecil sebesar Rp. 272,91/jam

    Recurrence of Clostridium difficile

    No full text
    corecore