42 research outputs found

    Otolith biometry analysis of betong fish, Selar crumenophthalmus (Bloch, 1793) (Teleostei: Carangidae) in Manado Bay, North Sulawesi

    Get PDF
    This study aims to examine whether there are differences in the size and shape of otolith both between sexes and between the sampling times of bigeye scad Selar crumenophthalmus in  Manado Bay, North Sulawesi. Most of the otolith sizes and the otolith shape indices do not show any significant differences between left and right, some of which show statistically significant differences such as the otolith length and the indices of the roundness, ellipticity and aspect ratio of female fish at August 2017 and otolith length, otolith width and otolith perimeter of male fish at November 2017. The otolith sizes and shape indices do not differ between sexes but differ between sampling times ie August 2017 and November 2017. Otolith sizes such as length, width, area and perimeter and shape indices such as circularity and rectangularity can be used as indicators of stock determination. Other shape indices of otolith such as form factor, roundness, ellipticity and aspect ratio are not well used as stock determination. Most of the samples showed a negative allometric growth pattern, except in the sample of female fish sampled in November 2017 which showed an isometric growth pattern for all otolith size variables. There is no statistically significant difference in the regression line of the otolith sizes - total length between sexes, but there is a statistically very significant difference in the regression line between sampling times (months) where the otolith size is greater in November 2017 or in other words at the same length of fish, otolith sizes bigger in November 2017 than in August 2017. The otolith sizes and their relationship with the total length of the fish can be used for determining (separating) the stock of bigeye scad Selar crumenophthalmus. There is a possibility that the sample for August 2017 is a different stock with samples from November 2017.Key words: Selar crumenophthalmus, otolith, morphometry, stock identification, Manado Bay ABSTRACTPenelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan ukuran dan bentuk otolit  baik antar seks maupun antar waktu pengambilan sampel ikan selar betong Selar crumenophthalmus di Teluk Manado Sulawesi Utara. Sebagian besar ukuran serta indeks bentuk otolit tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara kiri dan kanan, beberapa di antaranya menunjukkan perbedaan yang nyata secara statistik misalnya ukuran panjang otolit serta indeks bentuk otolit ‘roundness’, ‘ellipticity’ dan ‘aspect ratio’ pada ikan betina Agustus 2017 dan ukuran panjang otolit, luas otolit dan keliling otolit pada ikan jantan November 2017. Ukuran dan indeks bentuk otolit tidak berbeda antar jenis kelamin tetapi berbeda antar waktu sampling yakni Agustus 2017 dan November 2017. Ukuran otolit seperti panjang, lebar, luas dan keliling otolit serta indeks bentuk seperti ‘circularity’ dan ‘rectangularity’ dapat digunakan sebagai indikator penentu stok. Indeks bentuk otolit lainnya seperti ‘form factor’, ‘roundness’, ‘ellipticity’ dan ‘aspect rasio’ kurang baik digunakan sebagai variable penentu stok. Sebagian besar sampel menunjukkan pola pertumbuhan alometri negatif, kecuali pada sampel ikan betina yang disampling pada November 2017 yang memperlihatkan pola pertumbuhan isometrik untuk semua variabel ukuran otolit. Tidak terdapat perbedaan garis regresi ukuran otolit - panjang total antar seks, tetapi terdapat perbedaan yang sangat nyata garis regresi tersebut antar waktu sampling (bulan) di mana ukuran otolit lebih besar pada bulan November 2017 atau dengan kata lain pada panjang ikan yang sama, ukuran otolit lebih besar pada bulan November 2017 dibandingkan dengan pada bulan Agustus 2017.           Ukuran otolit serta hubungan regresi dengan panjang total ikannya dapat digunakan untuk penentuan (pemisahan) stok ikan selar betong Selar crumenophthalmus. Ada kemungkinan sampel bulan Agustus 2017 merupakan stok yang berbeda dengan sampel bulan November 2017.Kata kunci: Selar crumenophthalmus, otolit, morfometri, identifikasi stok, Teluk Manad

    Biometric Analysis of Otolith (Sagitta) for the Stock Separation of Skipjack Tuna Katsuwonus Pelamis (Linnaeus, 1758) Landed at Tumumpa Coastal Fisheries Port Manado, North Sulawesi

    Get PDF
    Ikan cakalang, Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758) merupakan salah satu spesies yang sangat penting untuk perikanan tangkap laut Indonesia dan merupakan spesies utama urutan ke-3 perikanan tangkap dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biometri otolit (sagitta) ikan cakalang yang tertangkap dengan ‘soma pajeko' (mini purse-seine) di sekitar rumpon di Laut Sulawesi. Sejumlah 96 individu ikan cakalang berukuran panjang total (TL) 232 - 625 mm dan rata-rata TL 419,64 mm (SD = 112,78 mm) berhasil diambil otolitnya tanpa cacat. Otolit (kiri) ikan cakalang tersebut berukuran panjang (OL) 2,693 - 5,269 mm dengan rata-rata OL 3,435 mm (SD = 0,602 mm). Baik untuk ukuran maupun indeks bentuk otolit, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara otolit kiri dan kanan untuk panjang otolit (OL), keliling otolit (OP), Form-Factor (FF) dan Roundness (Rnd), tetapi pengaruh asimetris untuk lebar otolit (OW), luas otolit (OA), Circularity (Cir), Rectangularity (Rec), Ellipticity (Ell) dan Aspect Ratio (AR) sangat nyata. Tidak terdapat perbedaan yang nyata rata-rata ukuran maupun indeks bentuk otolit antara betina dan jantan. Hubungan TL - OL mengikuti fungsi perpangkatan: OL = 1,027993*TL0,198863 (R2 = 13,18%). Rendahnya nilai R2 ini nampaknya disebabkan karena bercampurnya lebih dari satu stok ikan cakalang dalam sampel. Pemisahan data amatan dalam hubungan TL – OL menjadi dua stok yang berbeda dapat menaikkan nilai b maupun R2. Ikan cakalang yang terdapat di Laut Sulawesi ada kemungkinan terdiri dari dua stok yang berbeda. Pemisahan kedua stok tersebut terutama dapat ditentukan lewat ukuran otolitnya, stok 1 berukuran otolit relatif besar dibandingkan dengan stok 2. Hubungan ln(TL) – ln(OL) stok 1 dan stok 2 berturut-turut adalah ln(OL) = -2,282 + 0,610*ln(TL) (n = 53; r = 0,91) dan ln(OL) = -2,363 + 0,566*ln(TL) (n = 43; r = 0,64). Ada kemungkinan stok 1 merupakan stok Samudra Hindia dan stok 2 merupakan stok Samudra Pasifik Barat. Untuk menguji hipotesis ini diperlukan kajian secara genetik

    Diversity, Distribution Pattern, Morphometric of Box Mussel Septifer Bilocularis (Linnaeus, 1758) on the Reef Flat in Cape Lampangi, South Minahasa

    Get PDF
    Septifer bilocularis (Linnaeus, 1758) is a suspension feeder organisms which are found live clustered on dead coral . This study aims to estimate the average density, analyzes the distribution patterns and analyze morphometric aspects of a long-high (thick) relation, length-total weight relation and length-weight index without shell relation of S. bilocularis at that location. Sampling method using transect squares method, with the length of each line is 50m, on each transect placed 10 squares (measuring 1m x 1m). Based on the data analysis of the average density in both transect was 214 individuals with a clustered deployment pattern, with a maximum shell length of 29,64mm. The relation between length and high of shell shows that the growth is allometri negative, length and total weight shell relationships is allometri negative, where the contents of the weight index does not increase with increasing length but declined. Box mussel Septifier bilocularis live clustered with very dense aggregations in intertidal reef flat area on the intertidal zone are exposed at the lowest tide at Cape Lampangi

    Coral Fishes of Chaetodontidae in North Salawaty and South Batanta Districts, Raja Ampat Regency, West Papua Province

    Full text link
    The objective of this study was to examine the general condition of Chaetodontidae fish in North Salawati and South Batanta Districts, i.e. species composition and number of species, abundance and density of individuals, as well as ecological indices. Data were collected by using Visual Census method with a 70 m-transect, width 2.5 m to the left and 2.5 m to the right. Therefore, the total area observed was 350 m2. This study found 6 (six) genera with 32 species and total abundance of 791 individuals, Chaetodon, Chelmon, Coradion, Heniochus, Hemitaurichthys and Forcipiger. Based on number of species, the studied area had highly diverse coral fish species. Chaetodon lunulatus and C. kleinii were the most species found with the highest number of individuals. Station KBS01 had highest number of species and individual abundance. Diversity index was 2 < H' < 3 meaning that the coral fish communities in both districts were stable

    Otolith Biometry Analysis of Betong Fish, Selar Crumenophthalmus (Bloch, 1793) (Teleostei: Carangidae) in Manado Bay, North Sulawesi

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan ukuran dan bentuk otolit baik antar seks maupun antar waktu pengambilan sampel ikan selar betong Selar crumenophthalmus di Teluk Manado Sulawesi Utara. Sebagian besar ukuran serta indeks bentuk otolit tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara kiri dan kanan, beberapa di antaranya menunjukkan perbedaan yang nyata secara statistik misalnya ukuran panjang otolit serta indeks bentuk otolit ‘roundness', ‘ellipticity' dan ‘aspect ratio' pada ikan betina Agustus 2017 dan ukuran panjang otolit, luas otolit dan keliling otolit pada ikan jantan November 2017. Ukuran dan indeks bentuk otolit tidak berbeda antar jenis kelamin tetapi berbeda antar waktu sampling yakni Agustus 2017 dan November 2017. Ukuran otolit seperti panjang, lebar, luas dan keliling otolit serta indeks bentuk seperti ‘circularity' dan ‘rectangularity' dapat digunakan sebagai indikator penentu stok. Indeks bentuk otolit lainnya seperti ‘form factor', ‘roundness', ‘ellipticity' dan ‘aspect rasio' kurang baik digunakan sebagai variable penentu stok. Sebagian besar sampel menunjukkan pola pertumbuhan alometri negatif, kecuali pada sampel ikan betina yang disampling pada November 2017 yang memperlihatkan pola pertumbuhan isometrik untuk semua variabel ukuran otolit. Tidak terdapat perbedaan garis regresi ukuran otolit - panjang total antar seks, tetapi terdapat perbedaan yang sangat nyata garis regresi tersebut antar waktu sampling (bulan) di mana ukuran otolit lebih besar pada bulan November 2017 atau dengan kata lain pada panjang ikan yang sama, ukuran otolit lebih besar pada bulan November 2017 dibandingkan dengan pada bulan Agustus 2017. Ukuran otolit serta hubungan regresi dengan panjang total ikannya dapat digunakan untuk penentuan (pemisahan) stok ikan selar betong Selar crumenophthalmus. Ada kemungkinan sampel bulan Agustus 2017 merupakan stok yang berbeda dengan sampel bulan November 2017

    Coral Fishes of Chaetodontidae in North Salawaty and South Batanta Districts, Raja Ampat Regency, West Papua Province

    Get PDF
    The objective of this study was to examine the general condition of Chaetodontidae fish in North Salawati and South Batanta Districts, i.e. species composition and number of species, abundance and density of individuals, as well as ecological indices.  Data were collected by using Visual Census method with a 70 m-transect, width 2.5 m to the left and 2.5 m to the right. Therefore, the total area observed was 350 m2. This study found 6 (six) genera with 32 species and total abundance of 791 individuals, Chaetodon, Chelmon, Coradion, Heniochus, Hemitaurichthys and Forcipiger.  Based on number of species, the studied area had highly diverse coral fish species.  Chaetodon lunulatus and C. kleinii were the most species found with the highest number of individuals. Station KBS01 had highest number of species and individual abundance. Diversity index was 2 < H’ < 3 meaning that the coral fish communities in both districts were stable.Keywords : Coral Fishes, Chaetodontidae, Raja Ampat Island. Abstrak Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengkaji kondisi existing ikan karang famili chaetodontidae di Kecamatan Salawati Utara dan Kecamatan Batanta Selatan, yaitu komposisi dan jumlah spesies, kelimpahan individu, dan indeks ekologi. Pengambilan data dilakukan menggunakan metode Sensus Visual dengan panjang garis transek 70 m, lebar pengamatan 2,5 meter ke kiri dan 2,5 meter ke kanan.  Dengan demikian, luas areal pengamatan adalah 350 m2. Penelitian ini menemukan  6 (enam) genera dengan 32 spesies dan kelimpahan individu total 791 individu terdiri dari Chaetodon, Chelmon, Coradion, Heniochus, Hemitaurichthys dan Forcipiger dengan 32 spesies. Oleh Karena itu, wilayah ini  memiliki keanekaragaman jenis ikan karang yang tinggi dimana Chaetodon lunulatus dan C. kleinii  paling sering ditemukan dengan jumlah individu tertinggi.   Stasiun KBS01 memiliki jumlah spesies dan kelimpahan individu tertinggi. Nilai indeks keanekaragaman berada pada kisaran    2 < H’< 3 yang berarti bahwa komunitas ikan karang di kecamatan ini  dinyatakan stabil. 

    Mangrove Community Characteristics and Local Fishermen’s Utilization in North Sulawesi Province: Case study on boat raft fishermen in Sauk village, Labuan Uki bay, Bolaang Mongondow regency

    Get PDF
    This study aims to analyze the characteristics of mangrove vegetation in Sauk village, Labuan Uki bay, and to know the exploitation activities and the community’s perception on mangrove ecosystem. Mangrove vegetation characteristic data were collected using transect line method in 3 stations, while mangrove utilization and community’s perception data were obtained through field observation, questioners, and structured interviews. Respondent sampling used purposive sampling, and the respondents were representatively selected based on profession background as boat raft fishermen.Results showed that mangroves in Sauk village consisted of 8 species, Avicennia officinalis Aegiceras floridum, Rhizophora apiculata, R. mucronata, R. stylosa, Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratia alba, and S. casiolari. The density level was 689 trees.ha-1 (categorized as rare according to the decree of Living Evironment Minister Numbered 201/2004) and the mean vegetation spread was 95.16 M widely available from 22.70 Ha.People used the mangrove for firewood, building materials, boat frame, fish drying place, net dye material (tree skin), dahannya dibuat wadah bunga buatan, and fishing ground. Some people of the village clear cut the mangroves for boat sailing route, despite violating Indonesian Law numbered 27/ 2007 jo Low numbered 1/2014 concerning coastal area and small islands management.Sixty percent of the respondents understood that mangroves can be cut for various benefits, 40% knew that mangrove area is source of income, 40% as source of firewood, 10% as place where fish lay their eggs, and 10% as coast protection from abrasion.Keyword : mangrove, boat raft fishermen, Sauk village, Labuan Uki bay.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk   menganalisis karaktersitik vegetasi mangrove yang ada di desa Sauk Teluk Labuan Uki dan  mengetahui aktivitas pemanfaatan serta  persepsi masyarakat tentang ekosistem mangrove. Data karakteristik vegetasi  mangrove diambil menggunakan metode transek line  di 3  stasiun. Sedangkan data pemanfaatan mangrove dan persepsi masyarakat dikumpulkan melalui teknik observasi lapangan, pengisian kuesioner dan wawancara terstruktur. Pengambilan sampel responden menggunakan metode purposive sampling. Responden dipilih secara representatif berdasarkan latar belakang profesi sebagai nelayan bagan perahuHasil penelitian menggambarkan bahwa mangrove yang ada di  desa Sauk terdiri dari 8  spesies : Avicennia officinalis (api-api), Aegiceras floridum (api-api), Rhizophora apiculata (lolaro), Rhizophora mucronata(lolaro), Rhizophora stylosa (lolaro), Bruguiera gymnorrhiza (ting), Sonneratia alba (lolaro)  dan Sonneratia casiolari (posi-posi). Tingkat kerapatan 689 pohon/ha (kategori jarang sesuai Kepmen Lingkungan Hidup No 201 Tahun 2004). Ketebalan vegetasi mangrove rata2 95,16 meter dari luas yang tersedia 22,70 Ha.Masyarakat memanfaatkan mangrove untuk : sumber kayu bakar, dibuat bahan bangunan, dibuat rangka kapal, tempat menjemur ikan, kulitnya sebagai pewarna jaring, dahannya dibuat wadah bunga buatan, tempat menangkap ikan dan biota air lainnya. Selain itu ada oknum masyarakat desa Sauk yang menebang mangrove untuk membuat lintasan perahu,  dimana kegiatan ini bertentangan dengan UU No.27 Tahun 2007 jo UU No.1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau2 Kecil. 60 % responden memahami bahwa mangrove adalah tumbuhan yang bebas ditebang untuk dimanfaatkan berbagai kepentingan. 40 % responden memahami kawasan mangrove adalah sumber pencaharian masyarakat lokal, 40 % responden memahami sebagai sumber untuk mencari kayu bakar, 10 % responden memahami sebagai tempat bertelur ikan, dan 10 % responden memahami sebagai penahan abrasi pantai.Keyword : mangrove, nelayan bagan perahu, desa Sauk, Teluk Labuan Uk

    Sea cucumber community in the coastal area of the Bahoi Village,West Likupang Sub-district, North Minahasa District

    Get PDF
    This research is conducted in the coastal waters of Bahoi Village, West Likupang Sub-district, North Minahasa District with the aims to know the types of sea-related environmental factors in the research site and know the community structure of the sea cucumber including the density, Index of diversity, dominance index, and distribution patterns. Data collection was done by using the line transect method, and sampling technique by using quadrat. The results of the study found 5 species of sea cucumber i.e. Holothuria atra,  Holothuria scabra,  Bohadschia marmorata, Actinopyga echinites, and  Bohadschia vitiensis. The individual density of all species is 0.12 ind/m2, and the diversity index (H ') 0.950. The value of the similarity index/compatibility obtained is e = 0.918. The result of the calculated dominance index of sea cucumber species is 1.0 and the pattern of spreading species of sea cucumber in the research site shows a random spread pattern because the value of dispersion index  (I) approaches 1 (one). Keywords: community; Sea cucumber; Bahoi; Dominance; Diversity.AbstrakPenelitian ini dilakukan di perairan pantai desa Bahoi, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis teripang yang ada di lokasi penelitian dan mengetahui struktur komunitas teripang yang meliputi kepadatan, indeks keanekaragaman, indeks dominasi, dan pola penyebaran. Pengambilan data dilakukan dengan metode line transek, dan teknik pengambilan sampel dengan mengunakan kuadrat. Hasil penelitian ditemukan 5 spesies teripang yaitu Holothuria atra, Holothuria scabra, Bohadschia marmorata, Actinopyga echinites dan Bohadschia vitiensis. Kepadatan individu dari seluruh spesies yaitu 0,12 ind/m2, indeks keanekaragaman (H’) 0,950. Nilai indeks kemerataan/keserasian diperoleh nilai indeks e = 0,918. nilai indeks dominasi spesies teripang diperoleh 1,0 dan pola penyebaran spesies teripang dilokasi penelitian menunjukkan pola sebaran acak (random) dikarenakan nilai indeks dispersi (I) mendekati 1 (satu).Kata Kunci : Komunitas; Teripang; Perairan Bahoi; Dominasi; Keanekaragama

    Lift Net Fisheries an it’s Continuity In Local Fishermen Community In North Sulawesi Province (Case study in Labuan Uki Bolaang Mongondow)

    Get PDF
    Penelitian ini mendeskripsikan aktivitas kehidupan komunitas nelayan tangkap lokal yang beroperasi di kawasan teluk Labuan Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow (pesisir Utara  perairan  Sulawesi Utara, Laut Sulawesi). Dalam rangka mengungkap permasalahan yang dialami oleh nelayan  lokal teluk Labuan Uki, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, jenis studi kasus, dimana informasi dari responden (nelayan lokal teluk Labuan Uki)  dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, wawancara, pengamatan dan observasi.  Sedangkan metode analisis untuk menjawab tujuan penelitian yaitu analisis deskriptif. Adapun hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1) bagaimana  kondisi sosial ekonomi  nelayan lokal Teluk Labuan Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow; 2) tingkat produktivitas alat dan peralatan tangkap yang digunakan, serta jenis ikan tangkapan; 3) Mengetahui sistem pemasaran dan pengolahan hasil tangkapan ikan nelayan lokal Teluk Labuan Uki, kabupaten Bolaang Mongondow.   Keyword : nelayan lokal, alat tangkap bagan, teluk labuan uki   ABSTRACT This study was done to investigate the socio-economical conditions of the local fishermen of Labuan Uki Bay , Bolaang Mongondow ; productivity of tools and fishing equipment used and the type of fish catches and marketing systems, and processing of the catch . The method used in this study was a survey method , type of case study , which collected information from respondents using questionnaires, interviews, and observation. Methods of analysis to answer the research purpose was descriptive analysis. The results showed that socio-economical conditions of local fishermen of  Labuan Uki Bay were still low , where the majority of their houses were huts and made of wood ; the largest percentage of low educational level of elementary and secondary school . Fishing gear used was “bagan” boat with a length of between 7-18 m, using an engine of 5.5 OD ( katinting ), and a net of 4.5 to 10 m depth, run by one person, usually done by the owner . The average of catching period was 12 hours per trip, starting from 18.00 PM until 06.00 AM, while the majority of fish caught were anchovy ( Stelopohorus spp ) . In peak season , the catch reaches 100 bowls ( 10 bowls = 1 kg ) per trip , while in the bad and  transitional season ranged from  5 to 40 bowls per trip. Anchovy catches were dried using sun heat and placed on a rack , processed products were then sold to middlemen ( tibo - tibo ) at a price of Rp 15,000 per kg . There were some processed through boiling and then dried with a tool , and sold at Rp . 35.000 per kg . Keyword : local fishermen , “bagan” fishing gear, Labuan Uki Ba
    corecore