24 research outputs found
An Analysis of Sprawl and its Alternatives
The suburbs have been an integral part of American history since the mid nineteenth century, a period in which cities began growing in an exponential manner. Over the last one hundred and fifty years, urban and suburban areas and what defines them have undergone an incredible metamorphosis. These changes can be identified in the political, social, and economic arenas; some examples include immigration, federal housing policies, single family houses, industrialization, racial discrimination and segregation, and the development of rural lands away from the city center.
Since the end of World War II, much has been written about the topic of urban and suburban sprawl. Most of the writers and historians that I will introduce in this historiography have criticized sprawl as an inefficient development of land. There are a few writers that I studied, however, who are convinced that sprawl\u27s positives outweigh the negatives. Many writers of works on sprawl analyzed in this paper are not historians or history professors; I believe their credentials as economists, city planners, and geographers make them even more qualified to discuss the issue of sprawl than an average historian because they directly work in urban studies.
One of the most successful alternatives to sprawl and a popular trend in recent years is mixed-use development, on which I conducted original research in my hometown of Henrietta, NY. Mixed-use development is using a plot of land for more than one purpose. In most cases, mixed-use land contains commercial, industrial, and residential aspects. In the last section of this thesis, I will connect research to teaching by assigning students a project to better understand the town they live in. Various research methods are offered for the students to use, with interviews being the primary method taught
Bahasa Gaul dalam Film Remaja: Sebuah Kajian Deskriptif Fenomena Tutur Remaja dalam film Ada Apa Dengan Cinta dan Heart
Bahasa gaul merupakan bentuk variasi bahasa yang digunakan oleh penutur remaja untuk mengekspresikan gagasan dan emosinya. Perkembangan teknologi informasi turut mendistribusikan pemakaian bahasa gaul ke lingkup yang lebih luas. Media komunikasi, khususnya yang membahas mengenai remaja, dalam mengkomunikasikan informasi juga menggunakan bahasa gaul yang sedang menjadi tren atau populer di kalangan remaja. Salah satu media yang digunakan untuk mendistribusikan bahasa gaul tersebut adalah film remaja. Keterkaitannya dengan bahasa gaul, penelitian ini membahas masalah (1) bentukan kata bahasa gaul, (2) pilihan kata bahasa gaul, dan (3) konteks yang melatarbelakangi bahasa gaul.Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat memperkaya kajian keilmuwan, khsususnya sosiolinguistik, antara lain tentang variasi bahasa dalam peristiwa tutur remaja. Manfaat praktis penelitian ini bagi peneliti adalah sebagai sarana pengaplikasian teori secara riil yang diperoleh di bangku kuliah, khususnya menambah wawasan dibidang sosiolingustik dan pengalaman di bidang ilmiah. Bagi guru atau pengajar Bahasa Indonesia, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai bahasa gaul dari aspek bentukan kata, pilihan kata, dan konteks yang melatarbelakanginya. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian sejenis.Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata tertulis dari objek yang diteliti. Sumber data dalam penelitian ini adalah bahasa gaul dalam film remaja yang telah ditranskrip berupa teks. Film remaja tersebut adalah film A2DC dan Ht. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik dokumenter.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu tabel spesifikasi pengumpul data. Tahap-tahap analisis data meliputi (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) ferivikasi, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian ini diketahui bahwa bentukan kata bahasa gaul meliputi (1) bentukan baru, (2) kata lama dengan arti baru, (3)pemakaian partikel, (4)pemendekan kata, (5)substitusi prefiks meN menjadi prefiks nge-, (6)subtitusi sufiks –in, dan (7)substitusi fonem /a/ menjadi fonem /Ó™/. Pemendekan kata dapat berupa (a)penghilangan fonem, (b)penghilangan prefiks meN-, dan (c) pemendekan kata dengan ciri lain. Substitusi sufiks –in meliputi, (a)substitusi sufiks meN-kan menjadi sufikn –in dan (b)substitusi bentuk pasif menjadi sufiks –in. Substitusi fonem /a/ menjadi fonem /Ó™/ dibedakan menjadi (a) substitusi langsung dan (b) substitusi tidak langsung. Bentukan baru oleh remaja digunakan untuk mengungkapkan rasa marah/ketidaksukaan terhadap lawan tutur dan sebagai tren di kalangan penutur remaja. Pemakaian kata lama dengan arti baru sebagai tren tuturan di kalangan remaja. Partikel dalam bahasa gaul digunakan untuk memberi kesan akrab, memberi tekanan atau penguat tuturan, dan pelembut/pemanis tuturan. Pemendekan kata, substitusi substitusi prefiks meN menjadi prefiks nge-, subtitusi sufiks –in, substitusi fonem /a/ menjadi fonem /Ó™/ dimaksudkan untuk mempermudah pelafalan, penekanan maksud tuturan, memberi kesan santai dan akrab.Pilihan kata bahasa gaul dalam film remaja meliputi kosakata lokal dan kosakata asing. Kosakata lokal yang dimaksud adalah kosakata Betawi. Kosakata asing adalah kosakata bahasa Inggris. Pilihan kata lokal dimaksudkan penutur sebagai penguat tuturan dan penunjuk lokalitas dan latar cerita. Pilihan kata bahasa Inggris dilakukan penutur sebagai penguat tuturan dan kesan prestise.Pemakaian bahasa gaul dipengaruhi oleh konteks yang melatarbelakangi, yaitu penutur, tempat, situasi, dan topik. Dalam penelitian ini, konteks bahasa gaul tampak pada perubahan pemakaian kata ganti orang (persona), kata ganti milik (posesif), bentukan kata, dan pilihan kata. Demikianlah ketiga aspek bahasa gaul dalam film A2DC dan Ht, yaitu bentukan kata, pilihan kata, dan konteks yang melatarbelakangi. Ketiga aspek tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran pemakaian bahasa gaul oleh penutur remaja
Bahasa Gaul dalam Film Remaja: Sebuah Kajian Deskriptif Fenomena Tutur Remaja dalam film Ada Apa Dengan Cinta dan Heart
ABSTRAK Grafura, Lubis. 2007. Bahasa Gaul dalam Film Remaja: Sebuah Kajian Deskriptif Fenomena Tutur Remaja dalam film Ada Apa Dengan Cinta dan Heart. Skripsi, Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Widodo Hs, M.Pd dan Pembimbing (II) Dr. Kusubakti Andajani, M.Pd. Kata kunci: bahasa gaul, film, remaja Bahasa gaul merupakan bentuk variasi bahasa yang digunakan oleh penutur remaja untuk mengekspresikan gagasan dan emosinya. Perkembangan teknologi informasi turut mendistribusikan pemakaian bahasa gaul ke lingkup yang lebih luas. Media komunikasi, khususnya yang membahas mengenai remaja, dalam mengkomunikasikan informasi juga menggunakan bahasa gaul yang sedang menjadi tren atau populer di kalangan remaja. Salah satu media yang digunakan untuk mendistribusikan bahasa gaul tersebut adalah film remaja. Keterkaitannya dengan bahasa gaul, penelitian ini membahas masalah (1) bentukan kata bahasa gaul, (2) pilihan kata bahasa gaul, dan (3) konteks yang melatarbelakangi bahasa gaul. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat memperkaya kajian keilmuwan, khsususnya sosiolinguistik, antara lain tentang variasi bahasa dalam peristiwa tutur remaja. Manfaat praktis penelitian ini bagi peneliti adalah sebagai sarana pengaplikasian teori secara riil yang diperoleh di bangku kuliah, khususnya menambah wawasan dibidang sosiolingustik dan pengalaman di bidang ilmiah. Bagi guru atau pengajar Bahasa Indonesia, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai bahasa gaul dari aspek bentukan kata, pilihan kata, dan konteks yang melatarbelakanginya. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian sejenis. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata tertulis dari objek yang diteliti. Sumber data dalam penelitian ini adalah bahasa gaul dalam film remaja yang telah ditranskrip berupa teks. Film remaja tersebut adalah film A2DC dan Ht. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik dokumenter. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu tabel spesifikasi pengumpul data. Tahap-tahap analisis data meliputi (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) ferivikasi, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini diketahui bahwa bentukan kata bahasa gaul meliputi (1) bentukan baru, (2) kata lama dengan arti baru, (3)pemakaian partikel, (4)pemendekan kata, (5)substitusi prefiks meN menjadi prefiks nge-, (6)subtitusi sufiks -in, dan (7)substitusi fonem /a/ menjadi fonem /Ó™/. Pemendekan kata dapat berupa (a)penghilangan fonem, (b)penghilangan prefiks meN-, dan (c) pemendekan kata dengan ciri lain. Substitusi sufiks ­-in meliputi, (a)substitusi sufiks meN-kan menjadi sufikn -in dan (b)substitusi bentuk pasif menjadi sufiks -in. Substitusi fonem /a/ menjadi fonem /Ó™/ dibedakan menjadi (a) substitusi langsung dan (b) substitusi tidak langsung. Bentukan baru oleh remaja digunakan untuk mengungkapkan rasa marah/ketidaksukaan terhadap lawan tutur dan sebagai tren di kalangan penutur remaja. Pemakaian kata lama dengan arti baru sebagai tren tuturan di kalangan remaja. Partikel dalam bahasa gaul digunakan untuk memberi kesan akrab, memberi tekanan atau penguat tuturan, dan pelembut/pemanis tuturan. Pemendekan kata, substitusi substitusi prefiks meN menjadi prefiks nge-, subtitusi sufiks -in, substitusi fonem /a/ menjadi fonem /Ó™/ dimaksudkan untuk mempermudah pelafalan, penekanan maksud tuturan, memberi kesan santai dan akrab. Pilihan kata bahasa gaul dalam film remaja meliputi kosakata lokal dan kosakata asing. Kosakata lokal yang dimaksud adalah kosakata Betawi. Kosakata asing adalah kosakata bahasa Inggris. Pilihan kata lokal dimaksudkan penutur sebagai penguat tuturan dan penunjuk lokalitas dan latar cerita. Pilihan kata bahasa Inggris dilakukan penutur sebagai penguat tuturan dan kesan prestise. Pemakaian bahasa gaul dipengaruhi oleh konteks yang melatarbelakangi, yaitu penutur, tempat, situasi, dan topik. Dalam penelitian ini, konteks bahasa gaul tampak pada perubahan pemakaian kata ganti orang (persona), kata ganti milik (posesif), bentukan kata, dan pilihan kata. Demikianlah ketiga aspek bahasa gaul dalam film A2DC dan Ht, yaitu bentukan kata, pilihan kata, dan konteks yang melatarbelakangi. Ketiga aspek tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran pemakaian bahasa gaul oleh penutur remaja.