5 research outputs found
Potensi Material Sampah Combustible pada Zona Pasif TPA Jatibarang Semarang sebagai Bahan Baku RDF (Refuse Derived Fuel)
Peningkatan jumlah timbulan sampah menyebabkan meningkatnya kebutuhan lahan pada TPA Jatibarang. Untuk menghindari terjadinya kekurangan lahan perlu dilakukan penanganan pada sampah yakni dengan mengubah sampah menjadi sumber energi seperti bahan baku RDF (Refused Derived Fuel). RDF merupakan salah satu teknik penanganan sampah dengan mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat yaitu bahan bakar. Sampah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku RDF dengan cara menganalisis nilai kalor yang dihasilkan. Untuk menganalisis nilai kalor pada sampah combustible zona pasif TPA Jatibarang dapat dilakukan dengan cara pengujian sampel sebanyak 100 gram dengan alat bom kalorimeter. Sampel tersebut diambil pada kedalaman 0-3 m dengan metode random sampling. Kemudian akan didapat nilai kalor tinggi yang dihasilkan sampel tersebut. Nilai Kalor Tinggi yang dihasilkan sampel tersebut sebesar 5,25 kkal/ton pada kedalaman 0-1 m, 5,76 kkal/ton pada kedalaman 1-2 m dan 6,31 kkal/ton pada kedalaman 2-3 m. Nilai kalor tinggi yang dihasilkan sampah combustible tersebut menunjukkan bahwa semakin rendah kedalaman sampah maka akan semakin tinggi nilai kalor yang dihasilkan dan sampah tersebut berpotensi sebagai bahan baku RDF
Potensi Material Sampah Combustible pada Zona II TPA Jatibarang Semarang sebagai Bahan Baku RDF (Refuse Derived Fuel)
Jumlah penduduk yang meningkat juga meningkatkan jumlah kebutuhan energi. Namun, sumber daya yang tersedia juga semakin berkurang. Sehingga perlu digantikan dengan energi yang baru. Sampah yang meningkat dan pengolahan yang sangat sedikit dapat dijadikan sumber energi yang baru bagi masyarakat dengan konsep waste to energy (WTE). Salah satunya yaitu dengan mengubah sampah menjadi bahan baku RDF (refuse-derived fuel). RDF merupakan salah satu teknik penanganan sampah dengan mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat yaitu bahan bakar. Sampah sangat berpotensi menjadi bahan baku RDF terutama organik dan plastik sebagai sampah yang mudah terbakar (combustible). Sampah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku RDF dengan cara menganalisis nilai kalor yang dihasilkan. Untuk menganalisis nilai kalor pada sampah combustible zona aktif II TPA Jatibarang dapat dilakukan dengan cara pengujian sampel sebanyak 100 gram dengan alat bom kalorimeter. Sampel tersebut diambil pada kedalaman 0-3 m dengan metode random sampling. Kemudian akan didapat nilai kalor tinggi yang dihasilkan sampel tersebut. Nilai Kalor Tinggi yang dihasilkan sampel tersebut sebesar 5,69 kkal/ton pada kedalaman 0-1 m, 6,07 kkal/ton pada kedalaman 1-2 m dan 5,94 kkal/ton pada kedalaman 2-3 m. Nilai kalor tinggi yang dihasilkan sampah combustible tersebut menunjukkan bahwa semakin rendah kedalaman sampah maka akan semakin tinggi nilai kalor yang dihasilkan dan sampah tersebut berpotensi sebagai bahan baku RDF
Potensi Sampah Combustible pada Zona Aktif 1 TPA Jatibarang Semarang sebagai Bahan Baku RDF (Refuse Derived Fuel)
Banyaknya produksi sampah di Semarang menyebabkan timbulan sampah di TPA Jatibarang semakin meningkat. Untuk mengurangi timbulan sampah, perlu adanya energi alternatif. Oleh karena itu, produksi refuse derived fuel (RDF) dapat menjadi salah satu solusi positif dalam penyelesaian masalah ini. Pemanfaatan energi dari limbah dikenal sebagai Waste-to-Energy (WTE). Pemanfaatan limbah menjadi energi sangat berhubungan dengan nilai kalor. Pada kajian ini, sampah combustible dari zona aktif 1 TPA Jatibarang akan dihitung nilai kalor tingginya dengan bom kalorimeter. Sampah diambil pada kedalaman 0-1 m, 1-2 m, dan 2-3 m di bawah permukaan timbulan sampah. Nilai kalor yang dihasilkan sampel tersebut sebesar 6,07 kkal/ton pada kedalaman 0-1 m, 5,56 kkal/ton pada kedalaman 1-2 m dan 5,55 kkal/ton pada kedalaman 2-3 m. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kedalaman maka semakin tinggi pula nilai kalornya, sehingga sampah zona aktif 1 TPA Jatibarang memiliki potensi yang tinggi untuk diolah menjadi RDF
Excavated waste characteristic from Semarang City landfill sites. Part 1: physical characteristic
Globally, Landfill is still the most common method for waste disposal. In most
developing countries, the landfill has received municipal waste without going through any
separation, even intermediate treatment. Landfill sites have become hidden treasure full of
resources. Jatibarang Landfill in Semarang City, Indonesia has been operated since 1992 and
received 800 tons of waste daily. This research investigates the characteristic of excavated waste
from Jatibarang Landfill. Excavation method was used to obtain a sample from the landfill. The
sample will be characterized by its composition and size distribution. Organic waste dominated the
composition of waste coming to the landfill, but it was altered after decomposition process in the
landfill. Most materials were decomposed and only left the inert material as a majority,
undecomposable organic and plastic in the second and third place. It shows that landfill play a
significant role in waste decomposition, and by that, there is a possibility to recover recyclable
materials or produce solid fuel from the residue