23 research outputs found

    Calcareous Nannoplankton (Marine Algae) Analysis in Subsurface Sediments of Andaman Sea

    Full text link
    Andaman Sea in the Indo-Pacific Warm Pool (IPWP) is influenced by Indo-Australia monsoon winds. Marine sediment cores in this area, BS36 (06°55\u2750.8”N; 96°07\u2728.51”E; ; Water depth 1147.1 meters) were acquired by Geomarin III research vessel andanalysed its morphology for nannoplankton occurences. Results from qualitative identification on marine sediment core in Andaman Sea obtained 11 genus of nannoplankton marine algae in this area. Dominated genus discovered in this site is Gephyrocapsa, Emiliania, and Helicosphaera. Although this research is qualitative and preliminary study phase; however, this reference of modern nannoplankton taxonomy and features using Scanning Electron Microscope (SEM) would enhance marine algae biodiversity along Andaman Sea of Indonesian water

    Penentuan Siklus Glasial – Interglasial Terakhir Pada Sedimen Dasar Laut Kawasan Lepas Pantai Pelabuhan Ratu

    No full text
    Kawasan Lepas Pantai Pelabuhan Ratu yang terletak di wilayah Jawa Barat bagian selatan dipengaruhi oleh dinamika laut Selat Sunda dan Samudera Hindia bagian timur. Kondisi ini terekam dalam sedimen dasar laut dan tersimpan sebagai informasi berbagai proses yang terjadi di perairan tersebut pada rentang waktu geologi tertentu. Penelitian ini menggunakan contoh inti sedimen dasar laut SO184-10043 (7°18,57' LS dan 105° 3,45’ BT, kedalaman 2166 m, panjang 360 cm) yang diambil pada saat cruise PABESIA dengan menggunakan kapal riset Sonne di Selat Sunda. pada tahun 2005. Metode penelitian yang digunakan adalah pentarikhan umur (dating) radiokarbon (14C) dan analisis isotop oksigen (d18O) pada foraminifera plankton Globigerinoides ruber. Hasil pentarikhan umur isotop 14C terhadap 16 cuplikan contoh menunjukkan bahwa contoh inti SO184-10043 merekam Siklus Glasial Terakhir hingga 35.000 tahun yang lalu. Hasil pengukuran d18O memberikan nilai Deglasiasi yang lebih besar dari daerah sekelilingnya yang diduga akibat terbukanya Laut Jawa yang memungkinkan mengalirnya air dari Laut Cina Selatan dengan salinitas dan suhu yang lebih rendah menuju Samudera Hindia melalui daerah penelitian. Rekonstruksi suhu permukaan laut dari data isotop d18O memberikan nilai suhu Deglasiasi yang jauh lebih tinggi yang diduga akibat faktor lokal yang mempengaruhi nilai salinitas di daerah penelitian
    corecore