9 research outputs found

    Rancang Bangun Alat Pendeteksi Kualitas Telur Berbasis Arduino Dengan Sistem Fuzzy Logic

    Get PDF
    Memeriksa kualitas telur menggunakan metode konvensional dan dengan inderawi manusia tidak selalu menghasilkan pemeriksaan yang tepat. Namun, pemeriksaan dengan memecahkan cangkang telur, bersifat destruktif dan tidak dapat digunakan oleh penjual telur. Karenanya dibutuhkan alat yang dapat mendeteksi kualitas telur dengan tepat dan bersifat non-destrukif. Beberapa peneliti telah menciptakan alat pendeteksi kebusukan telur dengan menggunakan mikrokontroler. Namun, alat pendeteksi kualitas telur ini masih memerlukan pengembangan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun alat pendeteksi kualitas telur berbasis Arduino menggunakan pengukuran intensitas cahaya, bau, dan bobot dan mengetahui kinerja masing-masing unit pengukuran dan alat secara keseluruhan. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu pengujian komponen alat dengan metode blackbox, termasuk menguji tiga sensor pengindra yang digunakan alat yaitu sensor MQ-2, sensor LDR, dan load cell. Pengujian keseluruhan kerja alat, pengukuran Indeks Putih Telur (IPT) dan Indeks Kuning Telur (IKT. Berdasarkan hasil penelitian, alat pendeteksi kualitas telur mampu membedakan telur berkualitas baik dan buruk. Semua komponen alat menghasilkan output yang diharapkan kecuali sensor MQ-2. Sensor MQ-2 tidak berhasil menangkap konsentrasi gas H2S yang keluar dari dalam sampeltelur busuk, namun dengan dua sensor pengukuran lainnya yaitu sensor LDR dan load cell, alat memiliki akurasi pemeriksaan sebesar 97.77%. &nbsp

    Pembuatan Makanan Siap Santap Kelapa Muda dalam Sirup Gula dalam Kemasan Polipropilen (PP) dan Etilen Vinil Alkohol (EVOH)

    Get PDF
    Makanan siap santap dalam kemasan saat ini sudah banyak dikenali oleh masyarakat dari berbagai kalangan ekonomi. Mulai dari makanan berat hingga ringan dapat dijumpai dalam bentuk kemasan siap santap. Produk makanan siap santap dalam kemasan tak lepas dari kualitas produk yang diproduksi. Dalam hal ini sebagai jaminan kepada konsumen yang akan mengonsumsi. Kualitas produk makanan siap santap dalam kemasan juga tidak lepas dari pengaruh bahan serta kemasan yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui pengaruh konsentrasi sirup gula terhadap kualitas kelapa muda kemasan selama penyimpanan, 2) Mengetahui pengaruh jenis kemasan terhadap kelapa muda kemasan selama penyimpanan, dan 3) Mengetahui pengaruh interaksi konsentrasi sirup gula dan jenis kemasan terhadap kelapa muda selama penyimpanan. Pembuatan makanan siap santap kelapa muda dalam sirup gula dalam kemasan menggunakan gula pasir dan air sebagai sirup gula dengan 3 taraf konsentrasi sirup gula 10%, 15%, dan 20%, serta 2 taraf jenis kemasan yaitu kemasan polipropilen (PP) dan Etilen Vinil Alkohol (EVOH). Karakteristik pengujian pada minggu keenam makanan siap santap kelapa muda dalam sirup gula dan kemasan menunjukkan hasil perlakuan yang diberikan tidak memengaruhi mutu tekstur dan asam lemak bebas (FFA), sedangkan pada mutu warna (derajat putih), pH, dan brix menunjukkan hasil adanya pengaruh dari perlakuan yang diberikan.Ready-to-eat packaged food is now widely recognized by people from various economic circles. Ranging from heavy to light food can be found in the form of ready-to-eat packages. Ready-to-eat food products in packaging cannot be separated from the quality of the products produced. In this case as a guarantee to consumers who will consume. The quality of packaged ready-to-eat food products cannot be separated from the influence of the materials and packaging used. This study aims to 1) determine the effect of sugar syrup concentration on the quality of packaged young coconuts during storage, 2) determine the effect of the type of packaging on packaged young coconuts during storage, and 3) determine the interaction effect of sugar syrup and the type of packaging on packaged young coconuts during storage. Preparation of ready-to-eat young coconut in packaged sugar syrup using granulated sugar and water as sugar syrup with 3 levels of sugar syrup concentration of 10%, 15%, and 20%, as well as 2 levels of packaging types, namely polypropylene (PP) and Ethylene Vinyl Alcohol packaging. (EVOH). The characteristics of the test in the sixth week of ready-to-eat young coconut in sugar syrup and packaging showed that the results of the treatment did not affect the quality of texture and free fatty acids (FFA), while the quality of color (degrees of whiteness), pH, and brix showed the results of the influence of given treatment

    Analisis Segmentasi, Penentuan Target, dan Posisi Pasar Gula Kelapa Kristal Beriodium di Jawa Tengah dan Jawa Barat (Studi Kasus Gendis)

    Get PDF
    Some of the objectives of this study were: 1) To analyze the segmentation of iodized crystal coconut palm sugar. 2) To recognize the targeting of iodized crystal coconut pal sugar. 3) To Identify the positioning of Gendis iodized crystal coconut palm sugar products. Data collection was carried out online and offline in Purwokerto, where online questionnaires were distributed in several areas in Central Java and West Java. for four months, namely the period December 2020 - March 2021. The population in this study were consumers of iodized crystal coconut palm sugar and its potential consumers. The sampling method in this study used a non-probability sampling method with purposive sampling and snowball sampling techniques. Based on characteristics of the respondents, there are 3 market segments of iodized crystal coconut palm sugar were created. The target market chosen is cluster 2 with the characteristics of respondents aged 41 - 50 years, diploma educational background, housewife profession, and monthly expenses range of Rp.1.500.000 - Rp.3.000.000. Based on the biplot analysis, the results of the perception mapping by respondents that the most attached to the iodized crystal coconut palm sugar were taste, color, and texture

    Analisis penggunaan bubuk asap cair tempurung kelapa sebagai bahan pengawet

    Get PDF
    Technological developments in the food preservation process are increasingly advanced, including the use of coconut shell smoke into liquid smoke which is used as a natural food preservative. The use of liquid smoke as a preservative in powder form is more efficient in the process of preserving food products. One of the preserved food ingredients is beef. The purpose of this study was to determine the manufacturing process and characteristics of smoked powder and to analyze the effect of using smoked powder on the quality of beef. This research was compiled based on a completely randomized design (CRD), making powdered liquid smoke with 4 variations consisting of 2 factors, namely maltodextrin (25 and 50 grams) and chitosan (25 and 50 grams) with 3 replications. Research data were analyzed using the ANOVA test, Kruskal-Wallis test, and Mann-Whitney test. Variables measured: characteristics of liquid smoke powder (weight, pH, total acid, moisture content, and color), Total Plate Count (TPC) on the beef and beef organoleptic test (color, smell, and texture). The results showed that from the characteristics of the liquid smoke powder, a good variation of powder was found, namely variation 1, with a ratio of 50:25 grams of encapsulation usage. The results of the total bacteria count (TPC) showed that with the addition of smoked powder variation 1 (50:25), the growth of bacteria in beef was two times slower than without the addition of smoked powder. The results of organoleptic test of beef with the addition of smoked powder are redder in color, the texture is harder and the smell is less pungent than without the addition of smoked powder, the color is pale red, the texture is soft and the smell is pungent

    Identification of Maturity Stage of Cacao using Visible Near Infrared (Vis-NIR) and Shortwave Near Infrared (SW-NIR) Reflectance Spectroscopy

    Get PDF
    Choosing the cacao maturity stage is essential for producing high-quality cacao beans. Identifying indicators of the maturity level of cacao is a complex task because these fruits do not exhibit the characteristics of other fruits during the ripening period. Generally, cacao maturity is determined manually based on the estimated daily harvest date using sensory observation, which is marked by changes in the color of the cacao skin. This is certainly inaccurate because visual assessment is only performed subjectively. This is inaccurate because visual assessment is only performed subjectively, which is not in line with the demands of Industrial Revolution 4.0, which is a fast and accurate technology for sorting cacao. In this study, cacao maturity was identified using visible (350-1000 nm) and shortwave near-infrared spectra (SW-NIR) spectroscopy (1000-1600 nm). Chemometric analysis using principal component analysis-linear discriminant analysis (PCA-LDA) was used to classify cacao maturity. The results showed that SW-NIR spectroscopy yielded better performances with calibration and prediction accuracy of 92,50% and 85% using Savitzky–s 1st derivative (SGD1) spectra compared to Vis-NIR spectroscopy had calibration and prediction accuracies of 90% and 86% using raw spectra for PCA-LDA model

    Mesin Penyosoh Sorgum Uji Performansi Mesin Penyosoh Sorgum Abrasif Terhadap Kualitas dan Kuantitas Hasil Penyosohan Sorgum ( Sorghum bicolor)

    No full text
    Sorgum (Sorghum bicolor) dapat dijadikan sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras dengan kandungan karbohidrat 83%, protein berkisar 8-12%, dan lemak 3,5%. Permasalahan sorgum antara lain terdapat tanin pada biji, yang dapat menghambat metabolisme pada tubuh manusia atau hewan yang memakannya. Penurunan kandungan tanin biji sorgum antara lain dengan metode sosoh. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja alat mesin penyosoh tipe abrasif pada proses penyosohan sorgum. Pengujian kinerja mesin peyosoh sorgum tipe abrasif meliputi kapasitas penyosohan, kualitas penyosohan, rendemen sorgum sosoh serta kadar tanin setelah proses penyosohan. Hasil uji kinerja yang dilakukan mesin ini memiliki kapasitas untuk sorgum merah rata-rata sebesar 18,2796 kg/jam dengan rendemen rata-rata sebesar 81,02% dan untuk sorgum putih rata-rata kapasitasnya sebesar 20,02 kg/jam dengan rendemen rata-rata sebesar 68,56%. Persentase biji sorgum merah dan putih utuh setelah disosoh  masing masing 89,86% dan 79,99%. Kadar tanin setelah mengalami penyosohan hampir yaitu untuk sorgum merah sebesar 0,50% dan sorgum putih sebesar 0,11%

    LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) UNTUK ANALISIS ENERGI PADA PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM (Camellia sinesis) (Studi Kasus di PT. Perkebunan Tambi, Wonosobo)

    No full text
    Tea (Camelia sinensis. L) is one of agriculture�s productions from plantation sub sector that is benefit creator to the country. In tea production process, efficiency aspect of the use of energy can�t be separated from each production, because agro industry especially tea processing industry is a business that must be beneficial so it can be advanced. Energy audit is a beginning step of efficiency and energy conservation actions. Energy audit can help giving perspective of energy using in a production process and identification of energy extravagance. This research aims to analyze the use of energy and material in black tea production process, analyze recycling gas emission and produced garbage, and analyze potential effect to the environment. This research is a case study form as an effort to apply Life Cycle Assessment (LCA) in black tea processing company in PT. Tambi UP Tambi Wonosobo. This research is limited on processing aspects that is from the process of wilting until packing. The result of this research shows that based on its production process, largest energy consumption of tea processing is needed for wilting process while smallest energy consumption is in packing process. To produce 1 kg of dry tea, it needs energy of 7,66 MJ/kg dry tea, where 86,33 % is from electricity, 10,91 is from oil fuel, and 1,94 % is from firewood, and 0,81 % is from human energy. From the analysis result to its emission, firewood is a primary fuel for wilting process and drying gives highest emission. The achieved emission has potential more in glass house effect rather than the effect if Acidification and Eutrophication

    Artikel Analisis kualitas garam krosok pada teknologi greenhouse tunnel di Kabupaten Kebumen

    No full text
    Kebumen merupakan salah satu sentra produksi garam yang potensial di Jawa Tengah karena mempunyai banyak pantai yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku utama pembuatan garam. Kualitas garam di Kabupaten Kebumen masih belum mencapai hasil yang maksimal, dikarenakan hasil laboratorium sebelumnya menunjukan persentase kadar NaCl dari 6 KUGAR yang bervariasi mulai dari 91,92 % sampai dengan 98,52%. Perbedaan inilah yang menunjukan kualitas garam di Kabupaten Kebumen belum semuanya memenuhi syarat untuk bahan industri maupun konsumsi dengan kadar NaCl 97,46%. Kualitas garam juga sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca, seperti kecepatan angin, suhu, kelembaban udara dan intensitas cahaya. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas garam krosok di Kabupaten Kebumen serta menganalisis apakah garam krosok yang dihasilkan sudah sesuai dengan syarat sebagai bahan baku garam konsumsi. Penelitian dilakukan pada bulan juli sampai Oktober 2020 di Kabupaten Kebumen, penelitian dilakukan secara eksperimental pada dua tempat yakni pada KUGAR Jagad Kidul dan KUGAR Lestari Sejahtera dengan masing-masing memiliki jumlah dan luas tunnel yang berbeda. KUGAR Jagad Kidul memiliki jumlah tunnel 7 (1 tandon, 5 meja peminihan dan 1 meja kristalisasi) dengan panjang 15 meter, lebar 3 meter dan tinggi 1,8 meter sedangkan KUGAR Lestari Sejahtera memiliki jumlah tunnel 11 (1 tandon, 9 meja peminihan dan 1 meja kristalisasi) dengan panjang 8 meter, lebar 3 meter dan tinggi 1,8 meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kajian tentang Faktor yang mempengaruhi kualitas garam krosok dengan menggunakan analisis korelasi parsial pada jam 07.00, 12.00 dan 17.00 di kedua KUGAR menunjukan korelasi yang bervariasi dari sangat kuat, kuat, cukup, lemah, dan sangat lemah antara kadar be dan iklim mikro (suhu air, suhu in, suhu out, RH in, RH out, kecepatan angin dan intensitas cahaya). Berdasarkan hasil uji kimia kadar NaCl dari KUGAR Jagad Kidul dan Lestari Sejahtera semuanya telah memenuhi syarat jumlah kadar air, untuk kadar Natrium Klorida (NaCl) pada KUGAR Jagad kidul telah memenuhi syarat sedangkan KUGAR Lestari sejahtera belum memenuhi syarat garam konsumsi karena nilai NaCl<94%. Hasil analisis uji organoleptik dengan uji pembedaan segitiga pada kedua kugar tidak dapat menyatakan adanya perbedaan yang nyata baik bau, rasa dan warna. Hasil uji pembedaan duo trio, kriteria bau P387 dan P785 (berbeda tidak nyata), T376, T548 dan T753 (berbeda sangat nyata), kriteria rasa semua sampel garam terdapat perbedaan sangat nyata sedangkan kriteria warna semua sampel garam menunjukan tingkat sempurna (berbeda dengan garam acuan). &nbsp

    Pemberdayaan Santri Pondok Pesantren Darussalam Purwokerto Melalui Pelatihan Budidaya Rempah Organik

    Get PDF
    Gerakan santri enterpreuneurship mendorong santri untuk berlatih mandiri secara ekonomi melalui berbagai pelatihan kewirausahaan. Budiaya rempah golongan rimpang jahe kunyit dan kencur sangat prospektif pada era pandemic covid-19. Selain memiliki khasiat bagi kesehatan rimpang tersebut merupakan tanaman industri, biofarmaka dan bumbu penyedap masakan sehingga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Melihat peluang usaha yang bagus ini maka perlu adanya kegiatan pelatihan budidaya rimpang sebagai upaya pemberdayaan santri agar dapat berwirausaha bidang pertanian. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan alih teknologi berupa pembuatan kompos, biopestisida dan perawatan tanaman guna mendukung budidaya rimpang jahe kunyit dan kencur. Mitra kegiatan adalah santri pondok pesantren Darussalam Purwokerto. Waktu pelaksanaan kegiatan adalah bulan Mei – Oktober 2021. Metode yang digunakan adalah Partisipatory Rural Apppraisal (PRA) dengan tahapan kegiatan: pemberian materi pelatihan budidaya rempah, praktek pembuatan demplot budidaya, pendampingan dan evaluaasi kegiatan Hasil kegiatan menunjukkan bahwa santri pondok pesantren Darussalam sangat antusias terhadap kegiatan sosialisasi dan pelatihan budidaya rimpang. Peningkatan pemahaman santri meningkat 65% dan ketrampilan dalam kegiatan budidaya rimpang meningkat sebesar 50% dari sebelum pelaksanaan kegiatan. Pembuatan demplot budidaya jahe kunyit dan kencur menunjukkan peningkatan ketrampilan santri dalam menerima transfer teknolog
    corecore