3 research outputs found

    FUNGSI MUSIK PADA TRADISI POTANG BALIMAU DI PANGKALAN KOTO BARU KABUPATEN LIMAPULUH KOTA

    Get PDF
    ABTRACT Potang balimau is self-purifying tradition or ritual namely taking a bath by using potpourri and lime water. This ritual is conducted one day before entering fasting month or Ramadhan and started after Dzuhur salat until before Magrib azan. Potang balimau is people’s tradition in Pangkalan Koto Baru, Lima Puluh Kota district. In its implementation, potang balimau tradition involves several competitions such as qasidah, reading Quran, and decorating mimbau competitions. Mimbau is the combination of two sampans decorated with various kinds of form such as tiger, traditional house, warplane, and so on. Specifically, each mimbau prepares a set of talempong gondang oguang equipped with jimbe, tambourine, drum, and sarunai. Music is played on the mimbau as the part of potang balimau tradition. This research objective is to reveal the function of music in potang balimau tradition in Pangkalan Koto Baru. The method used was the qualitative method; the data collection was conducted through observation and observing potang balimau tradition especially music performance related to the ceremony, audio-visual documentation, and the interview with a number of customary and public figures. This research data was analyzed with Merriam’s theory of function. Keywords: potang balimau tradition, mimbau, function, music, Pangkalan Koto Baru    ABSTRAK Potang balimau adalah tradisi atau ritual mensucikan diri, mandi dengan bunga rampai dan air perasan jeruk nipis. Ritual ini dilaksanakan sehari sebelum memasuki bulan puasa Ramadhan dimulai setelah shalat dzuhur hingga sebelum adzan magrib berkumandang. Potang balimau adalah tradisi masyarakat Pangkalan Koto Baru, Kabuaten Lima Puluh Kota. Dalam pelaksanaannya tradisi potang balimau melibatkan beberapa perlombaan, seperti lomba qasidah, mengaji, dan menghias mimbau. Mimbau adalah gabungan dua buah sampan yang dihiasi dengan berbagai macam bentuk seperti harimau, rumah adat, dan pesawat tempur, dan lain sebagainya. Secara khusus, masing-masing mimbau mempersiapkan seperangkat talempong gondang oguang dan ditambah dengan jimbe, tamburin, drum, dan sarunai. Musik dimainkan di atas mimbau sebagai bagian dari tradisi potang balimau. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap fungsi musik dalam tradisi potang balimau di Pangkalan Koto Baru. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan mengamati tradisi potang balimau,  khususnya pertunjukan musik yang terkait dengan upacara, dokumentasi audio dan visual serta wawancara dengan sejumlah tokoh adat dan masyarakat. Penelitian ini dianalisis dengan teori fungsi oleh Merriam

    PERTUNJUKAN SOLO VOKAL DENGAN REPERTOAR LA TRAVIATA, CARO NOME, YA MAULAI, I HAVE NOTHING, DAN MENGAPA

    No full text
    Repertoar yang disajikan dalam pertunjukkan diantaranya La Traviata karya Giuseppe Verdi, Caro Nome , karya melayu Ya Maulai, I Have Nothing dan Lagu Mengapa. Pemilihan karya yang akan disajikan dipilih atas dasar perbedaan zaman, dimulai dari zaman romantik, melayu, hingga modern yang menghasilkan perbedaan teknik pada masing-masing karya. Ketelitian, skill, kesabaran, pengalaman sangat berperan penting dalam mewujudkan pertunjukan sesuai yang diharapkan oleh komposer-komposer dari setiap karya-karya yang akan dimainkan. La Traviata merupakan Opera yang bercerita tentang “Cinta”, lebih tepatnya cinta yang tidak direstui. Caro Nome adalah repertoar yang menceritakan tentang seseorang yang jatuh cinta. Ya Maulai repertoar yang berkisah tentang seseorang yang jatuh cinta. I Have Nothing berkisah tentang seseorang yang sangat mencintai sang kekasih dan berharap kekasihnya tidak akan meninggalkannya. Repertoar Mengapa menceritakan tentang seseorang yang meminta kepastian akan hubungan yang sedang dijalaninya. Repertoires presented in performance are La Traviata by Giuseppe Verdi, Caro Nome, Malay composition of Ya Maulai, I Have Nothing and song of Mengapa. Composition selection that will be performed is chosen on the basis of era difference started from romantic, Malay, and modern eras that result on technique difference on each composition. Precision, skill, patience, and experience have important role in materializing a performance that’s in accordance with the hope of each composer whose composition will be played. La Traviata is an opera that narrates about love, precisely an unapproved love. Caro Nome is a repertoire that tells about someone who falls in love. Ya Maulai repertoire that tells a story about someone who falls in love. I Have Nothing tells a story about someone who really loves his/her lover and hopes that his/her lover never leaves him/her. Mengapa repertoire narrates about someone who asks for the certainty of his/her ongoing relationship.

    Fungsi Musik pada Tradisi Potang Balimau di Pangkalan Koto Baru Kabupaten Limapuluh Kota

    Full text link
    Potang Balimau adalah tradisi atau ritual mensucikan diri, mandi dengan bunga rampai dan air perasan jeruk nipis. Ritual ini dilaksanakan sehari sebelum memasuki bulan puasa Ramadhan dimulai setelah shalat dzuhur hingga sebelum adzan magrib berkumandang. Potang Balimau adalah tradisi masyarakat Pangkalan Koto Baru, Kabuaten Lima Puluh Kota. Dalam pelaksanaannya tradisi potang Balimau melibatkan beberapa perlombaan, seperti lomba qasidah, mengaji, dan menghias mimbau. Mimbau adalah gabungan dua buah sampan yang dihiasi dengan berbagai macam bentuk seperti harimau, rumah adat, dan pesawat tempur, dan lain sebagainya. Secara khusus, masing-masing mimbau mempersiapkan seperangkat talempong gondang oguang dan ditambah dengan jimbe, tamburin, drum, dan sarunai. Musik dimainkan di atas mimbau sebagai bagian dari tradisi potang Balimau. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap fungsi musik dalam tradisi potang Balimau di Pangkalan Koto Baru. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan mengamati tradisi potang Balimau, khususnya pertunjukan musik yang terkait dengan upacara, dokumentasi audio dan visual serta wawancara dengan sejumlah tokoh adat dan masyarakat. Penelitian ini dianalisis dengan teori fungsi oleh Merriam
    corecore