14 research outputs found

    Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Peningkatan Pemahaman Tentang Pentingnya Imunisasi Pada Anak Di Wilayah Kelurahan Sidomulyo Puskesmas Tuntungan

    Get PDF
    Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021 melaporkan bahwa jumlah cakupan imunisasi dasar lengkap secara nasional sebesar 84,2%. Angka ini belum memenuhi target Renstra tahun 2021, yaitu 93,6%. Cakupan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2021 hampir sama dengan tahun 2020. Rendahnya pengetahuan keluarga khususnya ibu menyebabkan ketidakberhasilan program imunisasi. Pemberian suntikan imunisasi pada bayi, tepat pada waktunya merupakan faktor yang sangat penting untuk Kesehatan bayi. Imunisasi diberikan mulai lahir sampai awal masa kanak-kanak. Melakukan imunisasi pada bayi merupakan bagian tanggung jawab orang tua rhadap anaknya. Imunisasi dapat diberikan Ketika ada kegiatan posyandu, pemeriksaan Kesehatan pada petugas Kesehatan atau pekan imunisasi. Pendidikan seorang ibu sangatlah penting dalam mendidik seorang anak. Karena tingkat pendidikan ibu sangat menentukan kemudahan dalam menerima setiap pembaharuan. Melalui pengabdian masyarakat ini yang berjudul Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Pemahaman tentang Pentingnya Imunisasi pada Anak di Wilayah Kelurahan Sidomulyo Puskesmas Tuntungan tujuannya dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengikuti program pemerintah dengan mengikutsertakan bayinya untuk mengikuti program lima imunisasi dasar lengkap serta pemantauan status gizi balita dengan mengikuti kegitan posyandu balita di Wilayah Kelurahan Sidomulyo Puskesmas Tuntungan

    FORMULASI SEDIAAN FACIAL WASH MENGGUNAKAN SARI JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle) TERHADAP DAYA HAMBAT BAKTERI Propionibacterium acnes

    Get PDF
    Facial wash  merupakan sabun pembersih wajah yang ringan dan lembut yang berfungsi untuk menjaga kebersihan kulit. jeruk nipis yang sangat masam mengandung vitamin c yang bertindak sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui formulasi sediaan facial wash anti acnes dari perasan jeruk nipis (citrus aurantifolia swingle) dan Untuk mengetahui aktivitas perasan jeruk nipis dalam menghambat pertumbuhan bakteri propionibacterium acnes. Pembuatan sari jeruk nipis di lakukan secara sederhana yaitu menggunakan juicer. Masing-masing formulasi di lakukan replikasi sebanyak tiga kali. Pada penelitian ini formulasi dilaksanakan dengan perbedaan konsentrasi bahan aktif dengan F0 tanpa kandungan sari jeruk nipis, F1 mengandung 10% sari jeruk nipis, F2 mengandung 12,5% sari jeruk nipis, dan F3 mengandung 15%  sari jeruk nipis. Pengujian terhadap sediaan Facial wash meliputi uji organoleptis, uji pH, uji tinggi busa, uji homogenitas, uji iritasi, uji saponin, uji antibakteri. Hasil penelitian diperoleh bahwa semua sediaan Facial wash homogen, memiliki pH 6,5-7,2 dan stabil selama 4 minngu. Sediaan Facial wash sari jeruk nipis. Semua sediaan Facial wash sari jeruk nipis tidak mengiritasi kulit. Fasial wash sari jeruk nipis ( Citrus aurantifolia swingle ) dapat menghambat bakteri Propionibacterium acnes dengan diameter zona hambat kuat dengan konsentrasi 10%,12,5%,15%

    ANALISIS PELAKSANAAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PADA ERA PANDEMI COVID-19 DI RUMAH SAKIT EFARINA ETAHAM BERASTAGI TAHUN 2022

    Get PDF
    Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang kegiatannya mengarah kepada upaya promotif dan preventif yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dan ikut berperan serta aktif dalam mendukung perubahan perilaku dan lingkungan menuju pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian studi deskriptif observasional dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview). Informan penelitian ini sebanyak 6 orang, yaitu 4 orang dari manajemen rumah sakit, 1 orang pasien rawat inap, 1 orang keluarga pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama pandemi Covid-19 tim petugas kesehatan rumah sakit memberikan edukasi melalui media dan leaflet dikarenakan adanya pembatasan antara pasien dan petugas kesehatan. Sedangkan kegiatan promosi kesehatan di luar rumah sakit dilakukan melalui sosialisasi, menggunakan media yang bisa dijangkau oleh masyarakat salah satunya seperti televisi efarina, leaflet, spanduk, dan radio. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan Rumah Sakit Pada Era Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi belum tercapai secara maksimal. Hal ini diakibatkan adanya pembatasan kegiatan selama pandemi Covid-19 dimana kegiatan - kegiatan  promosi kesehatan tersebut hanya dapat disampaikan melalui media sosial ataupun media mPromosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang kegiatannya mengarah kepada upaya promotif dan preventif yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dan ikut berperan serta aktif dalam mendukung perubahan perilaku dan lingkungan menuju pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian studi deskriptif observasional dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview). Informan penelitian ini sebanyak 6 orang, yaitu 4 orang dari manajemen rumah sakit, 1 orang pasien rawat inap, 1 orang keluarga pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama pandemi Covid-19 tim petugas kesehatan rumah sakit memberikan edukasi melalui media dan leaflet dikarenakan adanya pembatasan antara pasien dan petugas kesehatan. Sedangkan kegiatan promosi kesehatan di luar rumah sakit dilakukan melalui sosialisasi, menggunakan media yang bisa dijangkau oleh masyarakat salah satunya seperti televisi efarina, leaflet, spanduk, dan radio. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan Rumah Sakit Pada Era Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi belum tercapai secara maksimal. Hal ini diakibatkan adanya pembatasan kegiatan selama pandemi Covid-19 dimana kegiatan - kegiatan  promosi kesehatan tersebut hanya dapat disampaikan melalui media sosial ataupun media massa yang dimiliki oleh rumah sakit, dibandingkan sebelum terjadinya pandemi Covid-19 pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan rumah sakit yang telah terprogram dapat terlaksana sepenuhnya, serta adanya kekurangan SDM untuk tim PKRS, oleh karena itu sebaiknya Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi menyediakan petugas yang sudah terlatih dalam kegiatan pelaksanaan PKRS.assa yang dimiliki oleh rumah sakit, dibandingkan sebelum terjadinya pandemi Covid-19 pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan rumah sakit yang telah terprogram dapat terlaksana sepenuhnya, serta adanya kekurangan SDM untuk tim PKRS, oleh karena itu sebaiknya Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi menyediakan petugas yang sudah terlatih dalam kegiatan pelaksanaan PKRS

    Sosialisasi Pemanfaatan Daun Mangkokan (Polyscias Scutellaria) Sebagai Antibakteri Alami

    Get PDF
    Indonesia merupakan negara tropis dengan kelembaban udara tinggi sehingga memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tanaman salah satu tanaman hias yang dapat digunakan sebagai tanaman obat yaitu Daun Mangkokan (Polyscias Scutellaria). Daun mangkokan mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, polifonil, lemak. Selain itu, tanaman mangkokan (Polyscias scutellaria) berkhasiat sebagai antibakteri. Tujuan dari kegiatan Pengabdian kapada Masyarakat ini dilakukan untuk memberikan informasi dan sosialisasi pemanfaatan Daun Mangkokan (Polyscias scutellaria) sebagai antibakteri alami. Hasil kegiatan pelaksanaan program Pengabdian kepada Masyarakat dalam bentuk penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat dalam memanfaatan Daun Mangkokan (Polyscias scutellaria) yang digunakan masyarakat sebagai tanaman hias dapat digunakan sebagai antibakteri alami. Kesimpulan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah kegiatan sosialisasi telah terlaksana sesuai pelaksanaan dan rencana, mendapat sambutan yang baik dari pemerintah setempat dan masyarakat sekitar, sehingga masyarakat Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat, mendapatkan informasi serta pengetahuan dan menerapkan informasi tersebut bagi keluarga dan masyarakat lainnya

    EDUKASI KEPADA MASYARAKAT MANFAAT KOPI (COFFEA ARABIKA L.) UNTUK MENYEMBUHKAN INFEKSI LUKA DI KECAMATAN SUMBUL

    Get PDF
    Kopi bukan hanya dikenal sebagai makanan dan minuman saja tetapi bisa juga sebagai obat alternatif dalam menangani berbagai jenis luka. Salah satu jenis tanaman kopi yang paling banyak di Indonesia ialah kopi Robusta (Coffea canephora). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah sebuk kopi robusta mempunyai efek untuk mempercepat proses penyembuhan luka Banyak bukti empiris yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia ternyata telah lama menggunakan serbuk kopi murni sebagai obat alternatif dalam menangani berbagai jenis luka yang di karenakan oleh benda tajam maupun benda tumpul pada kulit. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh akibat kekerasan atau trauma. Keparahan luka tergantung dari besarnya trauma yang diterima oleh jaringan. Pada dasarnya proses. penyembuhan luka pada setiap jenis luka itu sama. Walaupun proses tersebut terjadi secara spontan dan menimbulkan reaksi yang kompleks tetapi proses ini tetap terjadi secara teratur dari fase inflamasi, fase proliferasi, dan remodeling jaringan

    UJI AKTIVITAS SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KOPI (Coffea Arabika L) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PUNGGUNG TIKUS PUTIH (Rattus Novergicus) JANTAN

    Get PDF
    Luka merupakan kejadian yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari- hari. Luka adalah kerusakan pada fungsi kulit, perlindungi kulit disertai hilangmya kontinuitas jaringan epitel dengan atau tanpa adanya kerusakan pada jaringan lainnya seperti otot, tulang dan nervus yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tekanan, sayatan dan luka karena operasi. Pentingnya penanganan luka secara optimal telah mendorong pesatnya perkembangan ilmu tentang luka penyembuhan, dan penanganan luka. Saat ini penggunaan bahan herbal untuk penggantian obat-obat kimia telah banyak dilakukan. Tanamaan dapat dimanfaatkan dalam penyembuhan luka sayat karena mengandung berbagai macam senyawa bioaktif seperti saponin, terpenoid, alkaloid, flavonoid, tannin, senyawa fenolik dan minyak atsiri yang bermanfaat serta dapat meningkatkan proses penyembuhan luka. Salah satu tanaman yang dijadikan obat ialah daun kopi (Coffee arabika L). Penelitian ini bersifat eksperimental kuantitatif, terdiri atas 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol positif (Povidone Iodine), Kontrol negatif (basis salep), serta 3 kelompok salep esktrak daun kopi yang di gunakan yaitu 5%, 10%, dan 15%. Parameter yang di amati yaitu pengukuran panjang luka sayat yang telah diberikan perlakuan salep esktrak daun kopi selama 14 hari. Hasil rerata panjang luka menunjukan salep esktrak daun kopi memiliki aktivitas penyembuhan dengan K1 (Rata-rata: 1.1660 ± 0.06427 cm), K2 ( Rata-rata: 1.0620 ± .05975 cm ) dan K3 (Rata-rata: 0.9700 ± .03317 cm). Analisis statistik penurunan panjang luka kabar dilakukan dengan menggunakan uji one way anova dengan nilai p<0.05 dan di lanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian ini menunjukkan ke tiga formulasi sediaan salep esktrak daun kopi memiliki aktivitas dalam penyembuhan luka sayat, namun sediaan salep F3 (15%) memiliki aktivitas yang paling efektif dalam penyembuhan luka sayat

    PEMBUATAN TABLET EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens L.) MENGGUNAKAN VARIASI UKURAN PARTIKEL GRANUL

    Get PDF
    Latar belakang : Salah satu tumbuhan yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional atau herbal adalah seledri ( Apium graveolens L), seledri mempunyai berbagai khasiat salah satunya adalah sebagai anti hipertensi, yang beredar dipasaran dalam bentuk sediaan kapsul dari ekstrak seledri. Peneliti ingin membuat sediaan tablet yang komponennya ekstrak. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh perbedaan ukuran partikel granul  terhadap hasil evaluasi sediaan tablet ekstrak seledri ( Apium graveolens L.). Metode : Simplisia seledri dibuat menggunakan metode maserasi dengan etanol 96% sampai diperoleh ekstrak kental. Diencerkan dengan penambahan amilum manihot 1:3, pembuatan serbuk tablet dibuat dalam bentuk granul dengan berbagai variasi ukuran partikel dengan ukuran mesh nomor 20 dan mesh nomor 10 dan bahan pengikat yang berbeda yaitu amilum manihot dan gelatin. Hasil granul yang diuji preformulasi meliputi uji sudut diam granul, waktu alir, indeks tap. Tablet dicetak dan evaluasi keseragaman bobot, uji kekerasan fisik, uji friabilitas, uji waktu hancur. Hasil :  Hasil yang diperoleh semua formula dengan variasi ukuran partikel granul dapat dicetak menjadi tablet dengan metode granulasi basah, dan Keempat formula memenuhi persyaratan tablet yang meliputi uji keseragaman bobot, uji kekerasan, uji friabilitas, uji waktu hancur. Pada uji evaluasi tablet formula 4 ( menggunakan mesh no 10 dengan bahan pengikat Gelatin) merupakan tablet terbaik dengan  uji kekerasan dan uji friabilitas lebih baik dari formula lainnya. Kesimpulan:  Ekstrak daun seledri dengan variasi ukuran partikel granul dapat dibuat menjadi sediaan tablet, dan perbedaan ukuran partkel granul mempengaruhi sifat fisik granul dan juga mempengaruhi hasil uji tablet ekstrak seledri( Apium graveolens L.)

    Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Daun Mangkokan (Polyscias scutellaria (Burm.f.) Fosberg.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Proteus vulgaris DAN Trichophyton mentagrophytes

    Get PDF
    Indonesia is a tropical country with a wide variety of plants, including the Mangkokan plant (Polyscias scutellaria (Burm.f.) Fosberg.). Mangkokan leaf (Polyscias scutellaria (Burm.f.) Fosberg.) is an ornamental or herbaceous plant. Mangkokan leaves contain compounds of alkaloids, flavonoids, saponins, and steroids/triterpenoids. These compounds are known to have antibacterial activity. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of the ethanolic and ethyl acetate extracts of the leaves of the Mangkukan (Polyscias scutellaria (Burm.f.) Fosberg.) against Proteus vulgaris and Trichophyton mentagrophytes bacteria and to determine the difference in the inhibition zones of the ethanol and ethyl acetate extracts of the leaves of the Mangkokan (Polyscias scutellaria (Burm.f.) Fosberg.) between the bacteria Proteus vulgaris and Trichophyton mentagrophytes. The extraction of the Mangkokan leaf was carried out by the maceration method using two solvents, ethanol 96% and ethyl acetate. The extracts obtained were screened for phytochemicals and tested for antibacterial activity against Proteus vulgaris and Trichophyton mentagrophytes using the agar diffusion method using paper discs with three repetitions and positive control administration of Ciprofloxacin and Ketoconazole. The results of the research on the diameter of the inhibition zone of the ethyl acetate extract showed the strongest antibacterial activity compared to the ethanol extract in inhibiting the growth of Proteus vulgaris and Trichophyton mentagrophytes. Antibacterial activity was tested by agar diffusion method using disc paper. Experiments using concentrations of 20%, 40%, 60%, and 80%. The difference in the zone of inhibition of the ethanol extract of the leaves of the Mangkokan (Polyscias scutellaria (Burm.f.) Fosberg.) against Proteus vulgaris bacteria was 9,4 mm, and for Trichophyton mentagrophytes it was 9,6 mm. The difference in the inhibition zone of the ethyl acetate extract of the leaves of the Mangkokan (Polyscias scutellaria (Burm.f.) Fosberg.) against Proteus vulgaris bacteria was 10,06 mm and for Trichophyton mentagrophytes it was 10,42 mm
    corecore