15 research outputs found

    ELASTISITAS HARGA TELUR TERHADAP MINAT PETERNAK AYAM PETELUR DALAM MENGEMBANGKAN USAHA PETERNAKANNYA (Studi Kasus Di Desa Sukolilo Kecamatan Wajak Kabupaten Malang)

    Get PDF
    This research was conducted to layer farmers in Sukolilo village, Wajak in Malang distric .The data collection was conducted during Desember 2017 -“ January 2018 that focus on elasticity of egg price to farmer interest of develop their farming. Research method used is a method of survey sample with determination of the sampling method purposively namely layer chicken farmers who had 300-3000 chickens. The number of the overall sample can be reserach used is egg price, number of the population, feed price, pullet price, afkhir of layer price. Data analysis conducted includes data qualitative and analysis to calculate the elasticity of egg price by used Cobb-Douglas regression analysis. Data prosesscing from the result of this research condusted using the the SPSS version 16,0. The result show that afkhir of layer price have significant to affect elastic of egg price. The research concluded that 1) afkhir of layer price is a factor have significant affect to farmer interest of develop their farming and elastic to egg price 2) number of population, feed price and pullet price are the factors that are not elastic to egg price.Keywods : elasticity of egg price, number of population, feed price, pullet price, afkhir of layer pric

    Evaluasi Kecukupan Nutrien Pakan Kelinci Bunting New Zealand White Pada Peternakan Kelinci di Kabupaten Blitar

    Get PDF
    Rabbit gestation production was expressed by litter size, there so many factor influence such as adequate nutrient. The aim of this study was to determine the nutrient adequacy of rabbit gestation. The method used is survey dan data were analyzed descriptively. Twenty Seven rabbit gestation were observed in this study. There were three components in this study, which calculates the consumption of dry matter, crude protein, and total digestible nutrient in lactating dairy cows with reference to Permentan 2014. This research showed that consumption of dry matter, crude protein, and total digestible nutrien was 185,58 g, 31, 84 g and 12,21 g. In conclution, the ration given to rabbit gestation was sufficient Dry Matter, Crude Protein, and Total Digestible Nutrient

    Pemanfaatan Cairan Pencuci Piring dan Garam Sebagai Alternatif Untuk Mendeteksi Mastitis Subklinis Pada Sapi Perah

    Get PDF
    This study was conducted to determine the benefits of dishwashing liquid and cooking salt as a alternative for CMT fluids for subclinical mastitis testing in dairy cows in Udanawu sub-district, Blitar district. The materials used in this study were 12 dairy cows suffering from subclinical mastitis, paddle, CMT fluid, ,dishwashing liquid and cooking salt. This study used a randomized block design (RBD). The treatments were giving CMT fluids, a mixture of dishwashing liquid and 20%, 30%, and 40% of table salt on milk taken from each nipple that was placed on the paddle. The results of this study showed that there was a significant difference (P <0.05) for each concentration of dishwashing liquid mixture and cooking salt. The range of mean scores on the administration of CMT was 3.75 ± 0.25, the cairan pencuci piring mixture of cooking salt was 20% 1.67 ± 0.14, the mixture was 30% 2.92 ± 0.52, the mixture was 40% 3.42 ± 0.57. The conclusion of this study is that a mixture of cairan pencuci piring and cooking salt can be used as a substitute for CMT fluids which is cheap and easy to obtain and can serve as a guideline for dairy farmers to prevent subclinical mastitis in dairy cows

    Suplementasi Biji Semangka dalam Ransum Terhadap Kualitas Telur Fungsional Ayam Kampung

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi biji semangka dalam pakan ayam kampung untuk menghasilkan telur fungsional. Tujuan jangka panjang adalah memanfaatkan bahan pakan lokal untuk menghasilkan telur fungsional. Biji semangka sebagai sumber mineral organik digunakan untuk menghasilkan telur fungsional. Seratus butir telur ayam persilangan kedu-bangkok digunakan dalam penelitian ini.  Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan dimana masing-masing ulangan terdiri 5 ekor ayam. Pakan perlakuan terdiri dari pakan basal +  level penambahan tepung biji semangka sebanyak 0% (P0), 0,05%(P1), 0,075% (P2) dan 0,1% (P3). Dapat disimpulakan bahwa suplementasi biji semangka berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap haugh unit sebesar 92,33, sedangkan pada tinggi putih telur P3 berpengaruh nyata (P<0,05) yakni sebesar 8 mm dan  mampu meningkatkan kandungan Fe dalam telur secara sangat nyata (P<0,01) dengan nilai 3,78 mg/100g. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suplemetasi  biji semangka sebagai sumber mineral Fe mampu meningkatkan kualitas telur fungsional.

    Kajian Energi Metabolis Pakan Terhadap Produktivitas Pejantan Buras

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level energi dalam pakan terhadap produktivitas pejantan buras. Penelitian ini merupakan penelitian lapang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan diulang sebanyak 4 kali. Pejantan buras yang digunakan sebanyak 16 ekor umur 80 minggu. Analisis statisik menunjukkan tingkat energi memberikan pengaruh sangat nyata (p0.05) terhadap mortalitas. Rataan konsumsi pakan yang didapatkan pada penelitian ini berkisar antara 86-96g/ekor, konsumsi energi 255.1-263.9kcal/ekor, PBB 70-105g/ekor dan produksi semen 0.55-1.08ml. Produktivitas terbaik didapatkan pada pakan perlakuan dengan energi metabolis 2850kcal/kg

    Efek Jus Daun Cincau Hijau ( Premna Oblongifolia Merr) Terhadap Karakteristik Usus Dan Penampilan Produksi Ayam Petelur

    No full text
    Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 13 Januari sampai dengan 11 Oktober 2014. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap penelitian yaitu : penelitian tahap pertama adalah penelitian laboratorium. Penelitian tahap pertama ini meliputi penelitian kandungan serat terlarut di Laboratorium Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, kandungan pektin di Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang, kandungan hemiselulosa, selulosa, lignin di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang dan penelitian tentang TPC BAL dari jus daun cincau hijau dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Penelitian tahap kedua dilakukan untuk mengetahui efek jus daun cincau hijau dalam pakan secara biologis di salah satu peternakan ayam petelur di Dukuh Patuk Desa Sukolilo Kecamatan Wajak Kabupaten Malang. Analisis bahan pakan dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek penambahan jus daun cincau hijau ( Premna oblongifolia Merr) sebagai additive pakan terhadap penampilan produksi ayam petelur termasuk perubahan parameter karakteristik usus dan kolestrol darah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penentuan level jus daun cincau hijau sebagai additive pakan dalam rangka meningkatkan penampilan produksi ayam petelur. Materi penelitian tahap pertama adalah jus daun cincau hijau, aquades, media uji TPC Muller Hunton Agar (MHA), isolat bakteri asam laktat (BAL). Penelitian tahap kedua materi yang digunakan adalah jus daun cincau hijau, ayam petelur Strain Hisex Brown umur 56 minggu sebanyak 250 ekor dan sampel darah. Pakan yang digunakan adalah pakan komersial yang terdiri dari jagung, bekatul, konsentrat merk Cargill, mineral dan premiks. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tahap pertama adalah penelitian laboratorium. Uji serat terlarut dilakukan dengan metode gravimetri, uji pektin dengan metode Bayes, uji NDF dan ADF dengan menggunakan metode Van Soest dan uji TPC menggunakan deMan Rogosa Sharpe Agar (MRSA). Metode penelitian tahap kedua adalah penelitian lapang untuk uji biologis dan penelitian laboratorim untuk uji karakteristik usus dan uji kolestrol. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 5 perlakuan dan 5 kali ulangan dimana setiap perlakuan dan setiap ulangan terdiri dari 10 ekor ayam. Uji Jarak berganda Duncan`s dilakukan apabila hasil uji ANOVA menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata atau sangat nyata Penelitian tahap kedua pemberian jus daun cincau hijau dilakukan dengan jalan menuangkan jus daun cincau hijau sesuai level perlakuan diatas pakan yang dilakukan setiap pagi hari. Level pemberian jus daun cincau hijau adalah sebagai berikut : P0 = Pakan Basal, P1 = Pakan Basal + jus daun cincau hijau 5 ml/ekor/hari, P2 = Pakan Basal + jus daun cincau hijau 7,5 ml/ekor/hari, P3 = Pakan Basal + jus daun cincau hijau 10 ml/ekor/hari, P4 = Pakan Basal + jus daun cincau hijau 12,5 ml/ekor/hari. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah karakteristik usus yang meliputi pH dan viskositas digesta, tinggi dan lebar vili, konsumsi pakan harian, bobot telur, konversi pakan dan produksi telur serta kolestrol darah. Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa kandungan serat terlarut sebanyak 0,62 %, kandungan pektin 0,55 %, kandungan NDF 66,41 %, kandungan ADF 53,24 %, kandungan hemiselulosa 13,17 %, kandungan selulosa 35,71 %, kandungan lignin 17,53 %, kandungan silika 1,28 %. Sedangkan uji TPC menunjukkan bahwa jus daun cincau hijau mampu meningkatkan pertumbuhan Bakteri Asam Laktat sebanyak 4,3 x 102 CFU/g sampel. Hasil penelitian tahap kedua menunjukkan bahwa penambahan jus daun cincau hijau sebagai additive pakan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P 0,01) terhadap penurunan pH dan viskositas digesta serta kolestrol darah dan peningkatan tinggi dan lebar vili. Parameter penampilan produksi penambahan level jus daun cincau hijau tidak menunjukkan pengaruh yang nyata (P0,05) terhadap berbagai parameter penampilan produksi yang meliputi : konsumsi pakan, berat telur, konversi pakan dan produksi telur. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jus daun cincau hijau ( Premna oblongifolia Merr) mampu mendukung pertumbuhan BAL. Seiring dengan meningkatnya level jus daun cincau hijau sebagai additive pakan mampu meningkatkan karakteristik usus melalui parameter pH, viskositas digesta dan tinggi dan lebar vili. Akan tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap konsumsi pakan, bobot telur, konversi dan produksi telur. Perlu melakukan penelitian lebih lanjut penambahan jus daun cincau hijau pada level yang tinggi dari 12,5 ml/ekor/hari dengan parameter yang lebih luas

    Evaluasi Produktivitas Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) dengan Level Penambahan Pupuk Kompos Hasil Media Maggot

    No full text
    Tujuan…diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi produktivitas rumput gajah (pennisetum purpureum) dengan tingkat penambahan pupuk kompos media maggot meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2022 selama 3 minggu yang berlokasi di Desa Selorejo Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan metode penelitian lapang eksperimental 5 perlakuan 4 ulangan. Sampel yang di gunakan sebanyak 20. Perlakuan yang digunakan adalah variasi jumlah media maggot yaitu P0 : tanah+media maggot 0%, P1 : tanah+media maggot 1,5%, P2 : tanah+media maggot 3%, P3 : tanah+media maggot 4,5%, dan P4 : tanah+media maggot 6%. Variabel yang diamati pada penelitian ini meliputi tinggi tanaman. Banyak daun, dan panjang daun. Dari hasil penelitian tersebut rata-rata pada perlakuan P0 : tinggi tanaman (16,08±0,83), jumlah daun (7,00±2,36), panjang daun (26±2,46), P1 : tinggi tanaman (16,08±2,75), jumlah daun (9,25±1,00), panjang daun (28,67±3,28), P2 : tinggi tanaman (14,00±0,61), jumlah daun (13,17±3,27), panjang daun (27,67±1,91), P3 : tinggi tanaman (13,42±1,83), jumlah daun (11,00±2,46), panjang daun (24,75±1,91), P4 : tinggi tanaman (14.33±1,22), jumlah daun (12,58±3,30), panjang daun (26,00±1,66). Hasil tinggi tanaman didapatkan pemberian berbagai dosis media maggot tidak berpengaruh nyata P(&lt;0,05) terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang daun rumput gajah yang disebabkan kandungan unsur hara pada bahan organik media maggot belum terurai secara maksimal dan membutuhkan waktu 1-3 bulan untuk terurai dengan tanah. &nbsp

    Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap Kualitas Fisi k Silase Kulit Kentang (Solanum tuberosum)

    No full text
    Tujuan dalam penelitian ini untuk bagaimana pengaruh waktu fermentasi terhadap kualitas fisik silase kulit kentang (Solanum tuberosum) yang meliputi uji pH,warna, aroma, dan tekstur. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo Kota Blitar Jawa Timur&nbsp; selama satu bulan pada bulan Juni. Bahan yang digunakan adalah kulit kentang yang di dapat di tempat pengumpasan kentang daerah Pakunden, EM4, molases, pollard. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen berdasarkan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari lima perlakuan dan empat ulangan dan dilanjutkan dengan uji Duncan's Multiple. Hasil penelitian ini menunjukkan rata – rata pH P0 (4,22 ± 0,12), P1 (4,05 ± 0,05), P2 (4,00 ± 0,08), P3 (4,02 ± 0,28), P4 (4,10 ± 0,08), kemudian dari variabel keberadaan jamur tidak terdapat keberadaan jamur disetiap perlakuan. Dari hasil uji organoleptik menunjukan dari variabel warna P0 (3,14 ± 0,16), P1 (2,96 ± 0,13), P2 (2,95 ± 0,06), P3 (2,95 ± 0,15), P4 (2,89 ± 0,08), dari variabel bau P0 (3,11 ± 0,06), P1 (3,12 ± 0,03), P2 (3,03 ± 0,03), P3 (3,05 ± 0,05), P4 (3,10 ± 0,05), dari variabel tekstur P0 (4,00 ± 0), P1 (3,92 ± 0,03), P2 (3,87 ± 0,08), P3 (3,85 ± 0,08), P4 (3,88 ± 0,10). Dari data penelitian dapat disimpulkan bahwa lama fermentasi tidak berpengaruh terhadap warna, bau, tekstur, pH, dan jamur (P&gt;0,05). Hal ini disebabkan rendahnya kandungan WSC (water soluble carbohtdrate) dan LAB (Lactic Acid Bacteria) sehingga proses ensilase berjalan lambat. pH silase pada umur simpan 28 hari menunjukkan angka 4,1 yang menindikasikan bahwa proses silase berjalan dengan baik.The purpose of this study was to determine the effect of fermentation time on the physical quality of potato skin silage (Solanum tuberosum) which included testing of pH, color, aroma, and texture. The research was carried out in Pakunden Village, Sukorejo District, Blitar City, East Java for one month in June. The materials used are potato skins which can be obtained from the potato crusher in the Pakunden area, EM4, molasses, pollard. The method used in this study was an experiment based on a completely randomized design consisting of five treatments and four replications and continued with Duncan's Multiple test. The results of this study showed the average pH of P0 (4,22 ± 0,12), P1 (4,05 ± 0,05 P2 (4,00 ± 0,08), P3 (4,02 ± 0,28), P4 (4,10 ± 0,08), then from the variable presence of fungi there was no presence of fungi in each treatment. From the results of the organoleptic test, the color P0 (3,14 ± 0,16), P1 (2,96 ± 0,13), P2 (2,95 ± 0,06), P3 (2,95 ± 0,15), P4 (2,89 ± 0,08), of the odor variable P0 (3,11 ± 0,06), P1 (3,12 ± 0,03), P2 (3,03 ± 0,03), P3 (3,05 ± 0,05), P4 (3,10 ± 0,05), of the texture P0 (4,00 ± 0), P1 (3,92 ± 0,03), P2 (3,87 ± 0,08), P3 (3,85 ± 0,08), P4 (3,88 ± 0,10). From the research data, it can be concluded that the duration of fermentation has no effect on color, odor, texture, pH, and fungus (P&gt; 0.05). This is due to the low content of WSC (water soluble carbohydrates) and LAB (Lactic Acid Bacteria) so that the ensilase process runs slowly. The pH of silage at a shelf life of 28 days showed the number 4.1 which indicated that the silage process was running well. &nbsp
    corecore