1,886 research outputs found

    Power Relation in Memoirs of Geisha and the Dancer

    Get PDF
    This article aims at comparing the ideas of power relation between themain female character and ―Mother‖ in Arthur Golden‘s Memoirs ofGeisha and Ahmad Tohari‘s The Dancer. These two novels share thesame main female character of traditional entertainers, as a Japanesegeisha and a Javanese traditional dancer, respectively. As an entertainerin the traditional sphere, they are bounded with the other women andbuild close interaction as well as power relation with them who are called―Mother‖ in the Geisha and ―ronggeng shaman‖ in The Dancer. Thepower relation between them are unique and dynamics. This is analyzedthrough Foucault‘s theory of power. The result of the analysis shows thatthe power relation is not stable, and the power practiced by each of themis influenced by the symbolic capital and economic capital they have.The negotiation and contestation come up between the actors in dailypractices as geisha and the mother, as the ―ronggeng‖ and the shaman. Asthe entertainers, the geisha and ―ronggeng‖ build and shape their bodyand performance to attract men. This geisha and ronggeng culturereproduce many other cultural product such as ―mizuage‖ in geisha, and―bukak klambu‖ in ―ronggeng‖ both of which refer to the same thing, selling the woman‘s virginity to the highest bidder. In geisha it is used tobenefit the Mother of Okiya and no rebellion of the geisha. On the otherhand, Srintil does rebellious action in this ―bukak klambu‖ occasion.There seems to be different message from these two novels, The Dancer is much more questioning the norms covering the ―ronggeng‖ traditionwhile the Memoirs of Geisha tends to be accepting the geisha tradition as what it is.Artikel ini bertujuan untuk membandingkan relasi kuasa antara karakterutama perempuan Geisha dan ―Mother‖ dalam Memoirs of Geisha danSrintil, penari ronggeng dan Nyi Kartareja (dukun ronggeng) dalam TheDancer karya Ahmad Tohari. Kedua novel ini dibandingkan karenakeduanya sama-sama mempunyai karakter utama perempuan mudapenghibur, geisha dan ronggeng, dalam budaya hiburan tradisional.Sebagai penghibur, keduanya sama-sama terkait erat dengan tokohperempuan lain yang disebut ―Mother‖ dalam Memoirs of Geisha andNyai Kartareja dalam The Dancer. Relasi kuasa di antara keduanyasangat unik dan berjalan secara dinamis. Relasi kuasa inilah yangdianalisis dengan menggunakan teori kuasa Foucault. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa relasi kuasa di antara keduanya berjalan tidak tetap,kuasa yang dijalankan oleh masing-masing tokoh dipengaruhi oleh modalsimbolik dan modal ekonomi yang dimiliki. Negosiasi dan kontestasimuncul di antara tokoh-tokoh tersebut dalam praktik sehari-hari, dalamrelasi Sayuri sebagai geisha dan ―mother‖, dan antara Srintil si ronggengdan dukun ronggeng. Sebagai geisha dan ronggeng, para perempuan inimembentuk tubuh dan penampilannya untuk menarik dan menghiburlaki-laki. Budaya geisha dan ronggeng ini mereproduksi berbagai kulturlainnya seperti mizuage dalam geisha, dan ―bukak klambu‖ dalamronggeng, yang keduanya sama-sama bermakna menjual keperawananperempuan kepada penawar tertinggi. ―Mother‖ pemilik Okiyadiuntungkan oleh praktik ini, di sisi lain, Srintil berhasil mengelabuhiorang lain dalam peristiwa ―bukak klambu‖. Muncul pesan yang berbedadari kedua novel ini, dalam The Dancer norma-norma dalam tradisi―ronggeng‖ dipertanyakan sementara Memoirs of Geisha cenderungmenerima tradisi geisha sebagaimana adanya

    Pengaruh Konsentrasi dan Lama Fermentasi Ekstrak Biji Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa) terhadap Mortalitas Hama Keong Emas (Pomacea SP.) di Rumah Kaca

    Full text link
    Penelitian inibertujuan untuk mempelajari pengaruh taraf konsentrasi dan lama fermentasi ekstrak biji mahkota dewa terhadap mortalitas keong emas dan mengetahui pengaruh interaksi antara konsentrasi dan lama fermentasi ekstrak biji mahkota dewa terhadap mortalitas keong emas. Penelitian ini dilakukandi rumah kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Agustus - Oktober 2015. Penelitian disusun dengan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial 2 faktor (4 x 3). Faktor pertama adalah perlakuan konsentrasi ekstrak biji mahkota dewa yaitu 0% (K 0 ), 0,5% (K 1 ), 1% (K 2 ), 1,5% (K 3 ). Faktor kedua adalah lama fermentasi ekstrak biji mahkota dewa yaitu fermentasi 5 hari (F 5 ), fermentasi 7 hari (F 7 ), dan fermentasi 9 hari (F 9 ). Data diolahdengan program statistikMicrosoft Excel 2007. Homogenitas data diuji dengan Uji Bartlett, dan aditifitasnya diuji dengan Uji Tukey kemudian dilakukan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara konsentrasi dan lama fermentasi ekstrak biji mahkota dewa yang menyebabkan mortalitas keong emas sebesar 22,5 - 100%. Aplikasi ekstrak biji mahkota dewa pada konsentrasi K 3 (1,5%) dan lama fermentasi F 9 (9 hari) menyebabkan mortalitas keong emas 100% pada 1 hari setelah aplikasi

    ¬Peningkatan Pemahaman Konsep Tekanan Hidrostatis dan Hukum Archimedes Siswa SMP¬ melalui Pembelajaran Discovery

    Full text link
    This study aims to increase the students\u27 comprehension of the concept of hydrostatic pressure and the law of Archimedes through discovery learning. The subjects of the study were VIII-A SMPK Citra Bangsa Kupang, Province of East Nusa Tenggara in the academic year 2016/2017. The data of this study consisted of quantitative and qualitative data. The instruments used in the study were pretest and posttest in the form of reasoned multiple choice. The result of data analysis of concept comprehension showed that the posttest average score was 83.33 and it was greater than the pretest score that achieved 46.66. The calculation of d-effect size was 2.73 (very high category) and N-gain was 0.69 (medium category). Thus, it is concluded that the discovery learning model has a positive impact on the improvement of concept comprehension.Penelitian ini bertujuan meningkatkan pemahaman konsep tekanan hidrostatis dan hokum Archimedes siswa melalui pembelajaran discovery. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIA SMPK Citra Bangsa Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun pelajaran 2016/2017. Data penelitian terdiri atas data kuantitatif dan kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu pretes dan postes dalam bentuk pilihan ganda beralasan. Hasil analisis data pemahaman konsep menunjukkan bahwa skor rata-rata postes 83,33 lebih besar daripada skor rata-rata pretes 46,66. Perhitungan d-effect size sebesar 2,73 (kategori sangat tinggi) dan N-gain sebesar 0,69 (kategori sedang). Maka, disimpulkan bahwa model discovery learning memberikan dampak positif terhadap peningkatan pemahaman konsep

    Vine performance and leaf physiology of conventionally and minimally pruned Sangiovese grapevines

    Get PDF
    A three-year-study (1996-1998) was carried out on field-grown Sangiovese grapevines under the temperate, humid climate of the Po Valley (northern Italy) to assess their degree of adaptation to minimal pruning (NIT) as compared to conventional pruning (CP). Evaluation included canopy growth, yield, berry ripening and grape rot incidence. In 1996 leaf function was determined as net assimilation (A); seasonal total canopy light interception and percentage of canopy gaps were also measured. As compared to CP, over the 3-year period MP showed typical features of a more rapid canopy development and earlier growth cessation, higher shoot number with shorter shoots and smaller leaves, higher yields with smaller and looser clusters less susceptible to bunch rot. Must sugar concentration was significantly lowered. Seasonal rates of A recorded on single leaves of the two pruning treatments at different shoot positions were overall similar except for higher A in young MT leaves having a chronological age of about 8-10 d. MP also showed the tendency of retarded leaf senescence. The seasonal total light interception trends indicated a linear increase with formation of leaf area in CP, whereas total fight interception in MT augmented until about 50 % of canopy filling and then remained constant with further leaf area development. This suggests that about half the leaf area produced in the MP vines contributed mostly to mutual shading rather than enhancing light interception capability, and, hence, photosynthetic capacity. The overall data indicate that a satisfactory balance in the minimally pruned Sangiovese grapevines can only be reached with further adjustments of crop level to be performed either as partial winter and/or summer pruning. Nevertheless, in MP vines the consistent feature of looser clusters which are much less susceptible to bunch rot is crucial in an area usually characterized by abundant rainfall at pre-harvest.

    Pembentukan Tunas dari Biji Manggis (Garcinia Mangostana L.) Asal Bengkalis dengan Penambahan Bap dan Madu secara In Vitro

    Get PDF
    Garcinia mangostana L. merupakan salah satu spesies dari famili Guttiferae kaya senyawa dari golongan xanthon. Manggis memiliki juvenil yang lama. Salah satu metode yang dapat memecahkan masalah dalam perbanyakan tanaman manggis dalam jumlah yang banyak, bisa sepanjang musim dan menghasilkan tanaman yang seragam yaitu kultur in vitro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi terbaik antara Benzil Amino Purin (BAP) dan madu terhadap induksi tunas dari eksplan biji manggis yang belah tiga melintang secara in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan BAP (0;3 mg/L) dan madu (3;6 mg/L) pada media MS (Murashige-Skoog) dengan pengamatan 70 hari setelah tanam (hst). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian BAP maupun madu mampu meningkatkan pembentukan tunas. Pemberian BAP dan madu berpengaruh nyata terhadap persentase terbentuknya tunas, waktu muncul tunas, jumlah tunas dan panjang tunas. Jumlah tunas terbanyak terdapat pada perlakuan 3 mg/L BAP sebanyak 20 tunas per biji. Kombinasi perlakuan dengan penambahan 3 mg/L BAP + 3 ml/L madu menghasilkan persentase terbentuk tunas tertinggi (100%); waktu muncul tunas tercepat 12,75 hst; dan panjang tunas tertinggi 1,86 cm. Pada penelitian ini telah berhasil menginduksi tunas dari biji manggis yang dibelah tiga melintang asal Bengkalis dengan penambahan BAP dan madu

    Studi Pembuatan Mikrokapsul Sitronelal dengan Penyalut Kitosan

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan dengan membuat mikrokapsul sitronelal kemudian dianalisis dengan menggunakan UV-Vis dan SEM. Analisis UV-Vis dilakukan untuk mengetahui kadar sitronelal dalam mikrokaspul dan analisis SEM dilakukan untuk mengetahui perbedaan profil image permukaan mikrokapsul. Panjang gelombang maksimal sitronelal yang diperoleh dari analisis UV-Vis sebesar 293,00 cm-1. Pembuatan mikrokapsul sitronelal dengan konsentrasi kitosan 0,5% menghasilkan kadar sitronelal dalam mikrokapsul sebesar 23,59ppm

    Jargon Peretas yang Dibentuk melalui Proses Perluasan Makna

    Full text link
    Hackers are computer experts having competence in both programming and technology information languages. This study aims to examine hacking jargon derived from the standard language. It uses words, phrases, and clauses in the English language as the data, collected from the movie transcription. It applies distributional method and descriptive qualitative technique to analyze the data. The results show that the hacking jargons are standard language which have been shifted in meaning. The meaning shift demonstrates relations between the lexical and additional meanings, i.e. correlated meaning, uncorrelated meaning, and new meaning
    • …
    corecore