20 research outputs found

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pemeliharaan Kebersihan Gigi Dan Mulut Ibu Hamil Di Puskesmas Kabupaten Kupang

    Get PDF
    During pregnancy, the mother's oral cavity is susceptible to inflammation due to hormonal changes, causing the gingiva to become sensitive when oral health is not maintained. This study aims to determine the factors - factors that influence the hygiene and oral hygiene care behavior of pregnant women in Puskesmas Kabupaten Kupang. The analytic observational study with a cross-sectional design is done by taking the subjects of 97 pregnant women. Measuring tool of this study using questionnaires prepared by a Likert method is to measure the variable attitude, facilities, and infrastructure of dental health services and hygiene and oral hygiene care behavior of pregnant women. Questionnaires with two choices (true or false) to measure the known variables and services of the public health center officers and multiple choice questionnaires to measure the host habit variable. The questionnaire has been tested for validity (correlation value ≥ 0.30) and reliability with Cronbach ɑlpha> 0.60. To measure the level of education and socioeconomic status by filling in the field. Inspection of dental and oral hygiene status is done to find out the hygiene and dental hygiene maintenance behavior of pregnant women. Analysis of data by using analysis: correlation and multiple regression at a significance level <0.05. The result of multiple regression analysis showed that the level of education, facilities and infrastructure of dental health services did not significantly affect the behavior of α <0,05. The variables of socioeconomic status, knowledge, attitude, customs, dental and mouth hygiene status, service of puskesmas officers significantly correlated with dental and oral hygiene (F = 21,206, p = 0,000 *)) contributed 53,8%. Knowledge gives the biggest influence that is 20,0% to behavior of dental and oral hygiene. Conclusion: 1). The better the socioeconomic status, knowledge, attitude, dental and oral hygiene status, puskesmas service staff and the better the care of oral hygiene and mouth and the more often the habit of getting worse dental and oral hygiene maintenance behavior. 2). The level of education, facilities and infrastructure of dental health services do not give a significant effect on the maintenance behavior of oral hygiene.Pada masa kehamilan, rongga mulut ibu mudah mengalami peradangan karena adanya perubahan hormonal, sehingga menyebabkan gingiva menjadi sensitif bila kesehatan mulut tidak terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut ibu hamil di Puskesmas Kabupaten Kupang.Penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional dilakukan dengan mengambilsubyek penelitian 97 ibu hamil. Alat ukur penelitian ini menggunakan kuesioner yang disusun dengan metode Likert tersebut untuk mengukur variabel sikap, sarana dan prasarana pelayanan kesehatan gigi danperilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut ibu hamil. Kuesioner dengan dua pilihan (benar atau tidak benar) untuk mengukur variabel pengetahuan dan pelayanan petugas puskesmas serta kuesioner pilihan ganda untuk mengukur variabel kebiasaan menginang. Kuesioner tersebut telah diuji validitas (nilai korelasi ≥ 0,30) dan reliabilitas dengan ɑlpha Cronbach> 0,60. Untuk mengukur tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi dengan mengisi daftar isian. Pemeriksaan status kebersihan gigi dan mulut dilakukan untuk mengetahui perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut ibu hamil. Analisis data dengan menggunakan analisis: korelasi dan regresi berganda pada tingkat signifikan∝<0,05. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan variabel tingkat pendidikan, sarana dan prasarana pelayanan kesehatan gigi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku ∝<0,05. Variabel status sosial ekonomi, pengetahuan, sikap, kebiasaan menginang, status kebersihan gigi dan mulut, pelayanan petugas puskesmas berkolerasi secara signifikan dengan perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut (F= 21,206, p=0,000*)) memberikan kontribusi sebesar 53,8%. Pengetahuan memberikan pengaruh paling besar yaitu 20,0% terhadap perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. Kesimpulan: 1). Semakin baik status sosial ekonomi, pengetahuan, sikap, status kebersihan gigi dan mulut, pelayanan petugas puskesmas dan semakin baikperilakupemeliharaan kebersihan gigi dan mulut dan semakin sering kebiasaan menginang semakin buruk perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. 2). Tingkat pendidikan, sarana dan prasarana pelayanan kesehatan gigi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pemeliharaan Kebersihan Gigi Dan Mulut Ibu Hamil Di Puskesmas Kabupaten Kupang

    Get PDF
    During pregnancy, the mother's oral cavity is susceptible to inflammation due to hormonal changes, causing the gingiva to become sensitive when oral health is not maintained. This study aims to determine the factors - factors that influence the hygiene and oral hygiene care behavior of pregnant women in Puskesmas Kabupaten Kupang. The analytic observational study with a cross-sectional design is done by taking the subjects of 97 pregnant women. Measuring tool of this study using questionnaires prepared by a Likert method is to measure the variable attitude, facilities, and infrastructure of dental health services and hygiene and oral hygiene care behavior of pregnant women. Questionnaires with two choices (true or false) to measure the known variables and services of the public health center officers and multiple choice questionnaires to measure the host habit variable. The questionnaire has been tested for validity (correlation value ≥ 0.30) and reliability with Cronbach ɑlpha> 0.60. To measure the level of education and socioeconomic status by filling in the field. Inspection of dental and oral hygiene status is done to find out the hygiene and dental hygiene maintenance behavior of pregnant women. Analysis of data by using analysis: correlation and multiple regression at a significance level <0.05. The result of multiple regression analysis showed that the level of education, facilities and infrastructure of dental health services did not significantly affect the behavior of α <0,05. The variables of socioeconomic status, knowledge, attitude, customs, dental and mouth hygiene status, service of puskesmas officers significantly correlated with dental and oral hygiene (F = 21,206, p = 0,000 *)) contributed 53,8%. Knowledge gives the biggest influence that is 20,0% to behavior of dental and oral hygiene. Conclusion: 1). The better the socioeconomic status, knowledge, attitude, dental and oral hygiene status, puskesmas service staff and the better the care of oral hygiene and mouth and the more often the habit of getting worse dental and oral hygiene maintenance behavior. 2). The level of education, facilities and infrastructure of dental health services do not give a significant effect on the maintenance behavior of oral hygiene.Pada masa kehamilan, rongga mulut ibu mudah mengalami peradangan karena adanya perubahan hormonal, sehingga menyebabkan gingiva menjadi sensitif bila kesehatan mulut tidak terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut ibu hamil di Puskesmas Kabupaten Kupang.Penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional dilakukan dengan mengambilsubyek penelitian 97 ibu hamil. Alat ukur penelitian ini menggunakan kuesioner yang disusun dengan metode Likert tersebut untuk mengukur variabel sikap, sarana dan prasarana pelayanan kesehatan gigi danperilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut ibu hamil. Kuesioner dengan dua pilihan (benar atau tidak benar) untuk mengukur variabel pengetahuan dan pelayanan petugas puskesmas serta kuesioner pilihan ganda untuk mengukur variabel kebiasaan menginang. Kuesioner tersebut telah diuji validitas (nilai korelasi ≥ 0,30) dan reliabilitas dengan ɑlpha Cronbach> 0,60. Untuk mengukur tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi dengan mengisi daftar isian. Pemeriksaan status kebersihan gigi dan mulut dilakukan untuk mengetahui perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut ibu hamil. Analisis data dengan menggunakan analisis: korelasi dan regresi berganda pada tingkat signifikan∝<0,05. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan variabel tingkat pendidikan, sarana dan prasarana pelayanan kesehatan gigi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku ∝<0,05. Variabel status sosial ekonomi, pengetahuan, sikap, kebiasaan menginang, status kebersihan gigi dan mulut, pelayanan petugas puskesmas berkolerasi secara signifikan dengan perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut (F= 21,206, p=0,000*)) memberikan kontribusi sebesar 53,8%. Pengetahuan memberikan pengaruh paling besar yaitu 20,0% terhadap perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. Kesimpulan: 1). Semakin baik status sosial ekonomi, pengetahuan, sikap, status kebersihan gigi dan mulut, pelayanan petugas puskesmas dan semakin baikperilakupemeliharaan kebersihan gigi dan mulut dan semakin sering kebiasaan menginang semakin buruk perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. 2). Tingkat pendidikan, sarana dan prasarana pelayanan kesehatan gigi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut

    Perilaku Ibu Bekerja dan Tidak Berkerja Dalam Menjaga Kesehatan Gigi Anak Selama Pandemi Covid-19

    Get PDF
    Banyak faktor yang dapat mempengaruhi anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, antara lain adalah peran orang tua. Karena perilaku orang tua, terutama ibu dinilai mampu mempengaruhi kebiasaan anak. Dampak COVID-19 terhadap kebiasaan merawat gigi telah terjadi penurunan kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari dibandingkan hasil survey tahun 2018. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan perilaku ibu bekerja dan tidak bekerja dalam menjaga kesehatan gigi Anak selama pandemi Covid-19. Jenis penelitian ini adalah deksriptif.  Pengambilan sampel dengan menggunakan kuota sampling, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang. Hasil Penelitian menunjukkan Perilaku ibu bekerja dan tidak bekerja dalam menjaga kesehatan gigi anak selama pandemi covid-19 dengan hasil untuk ibu bekerja pengetahuan termasuk kriteria baik yaitu sebanyak 20 orang (100,00%), sikap termasuk kriteria kurang yaitu sebanyak 20 orang (100,00%), sedangkan untuk tindakan termasuk kriteria baik yaitu sebanyak 11 orang (55,00%). Sedangkan perilaku bagi ibu yang tidak bekerja dilihat dari pengetahuan termasuk kriteria baik sebanyak 20 orang (100,00%), sikap termasuk kriteria baik sebanyak 18 orang (90,00%), dan untuk tindakan termasuk dalam kriteria baik adalah sebanyak 11 orang (55,00%). Kesimpulannya yaitu Ibu yang tidak bekerja lebih banyak waktu sehingga bertindak dengan baik terhadap anak pada saat anak masih dalam pengawasannya dibandingkan ibu yang bekerja karena ibu tidak bisa mengawasi anak pada saat anak disekolah dan bermain dilingkungan luar rumah sehingga pada saat itulah anak berperilaku sendiri. Saran kedepannya dapat mengembangkan isi dari penelitian dengan cakupan yang lebih luas dan aspek yang lebih lengkap serta variabel yang berbeda.Banyak faktor yang dapat mempengaruhi anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, antara lain adalah peran orang tua. Karena perilaku orang tua, terutama ibu dinilai mampu mempengaruhi kebiasaan anak. Dampak COVID-19 terhadap kebiasaan merawat gigi telah terjadi penurunan kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari dibandingkan hasil survey tahun 2018. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan perilaku ibu bekerja dan tidak bekerja dalam menjaga kesehatan gigi Anak selama pandemi Covid-19. Jenis penelitian ini adalah deksriptif.  Pengambilan sampel dengan menggunakan kuota sampling, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang. Hasil Penelitian menunjukkan Perilaku ibu bekerja dan tidak bekerja dalam menjaga kesehatan gigi anak selama pandemi covid-19 dengan hasil untuk ibu bekerja pengetahuan termasuk kriteria baik yaitu sebanyak 20 orang (100,00%), sikap termasuk kriteria kurang yaitu sebanyak 20 orang (100,00%), sedangkan untuk tindakan termasuk kriteria baik yaitu sebanyak 11 orang (55,00%). Sedangkan perilaku bagi ibu yang tidak bekerja dilihat dari pengetahuan termasuk kriteria baik sebanyak 20 orang (100,00%), sikap termasuk kriteria baik sebanyak 18 orang (90,00%), dan untuk tindakan termasuk dalam kriteria baik adalah sebanyak 11 orang (55,00%). Kesimpulannya yaitu Ibu yang tidak bekerja lebih banyak waktu sehingga bertindak dengan baik terhadap anak pada saat anak masih dalam pengawasannya dibandingkan ibu yang bekerja karena ibu tidak bisa mengawasi anak pada saat anak disekolah dan bermain dilingkungan luar rumah sehingga pada saat itulah anak berperilaku sendiri. Saran kedepannya dapat mengembangkan isi dari penelitian dengan cakupan yang lebih luas dan aspek yang lebih lengkap serta variabel yang berbeda

    Kepuasan Pasien Peserta BPJS Terhadap Pelayanan Dokter Gigi Keluarga Menggunakan Customer Satisfaction Indeks

    Get PDF
    Dokter gigi keluarga merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada peserta BPJS yang kepesertaannya terdaftar pada dokter gigi tersebut. Dari 7 dokter gigi keluarga yang menjadi fasilitas kesehatan TK 1 BPJS di Nusa Tenggara Timur, sebanyak 5 dokter gigi keluarga tersebut berada di kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tingkat kepuasan pasien harus menjadi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari pengukuran mutu layanan kesehatan. Bila tidak sesuai dengan kebutuhan yang menjadi kepentingan atau harapannya,  maka  yang dirasakan  pasien  adalah ketidakpuasan. Customer satisfaction index (CSI) diperlukan untuk mengetahui kepuasan pasien secara menyeluruh dengan memperhatikan tingkat kepentingan masing-masing dimensi kualitas pelayanan, customer satisfaction index (CSI) memiliki keunggulan mudah digunakan dan sederhana serta menggunakan indeks kepuasan dengan skala yang memiliki sensitivitas dan reabilitas cukup tinggi. Metode CSI digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada pasien BPJS di praktek dokter gigi keluarga. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui  kepuasan pasien BPJS di pelayanan dokter gigi keluarga di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dimensi kualitas pelayanan dengan menggunakan metode CSI pasien BPJS yang mendapat pelayanan dokter gigi keluarga di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur seperti jaminan (assurance) yaitu 88,44%, empati (empathy) yaitu 91,68%, kehandalan (reliability) yaitu 91,99%, daya tanggap (responsibility) yaitu 92,36%,  dan tampilan fisik  (tangible) yaitu 89,49% termasuk kategori Sangat Puas. Disarankan agar  Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut kepada pasien BPJS di dokter gigi keluarga dapat dipertahankan dan ditingkatkan.Dokter gigi keluarga merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada peserta BPJS yang kepesertaannya terdaftar pada dokter gigi tersebut. Dari 7 dokter gigi keluarga yang menjadi fasilitas kesehatan TK 1 BPJS di Nusa Tenggara Timur, sebanyak 5 dokter gigi keluarga tersebut berada di kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tingkat kepuasan pasien harus menjadi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari pengukuran mutu layanan kesehatan. Bila tidak sesuai dengan kebutuhan yang menjadi kepentingan atau harapannya,  maka  yang dirasakan  pasien  adalah ketidakpuasan. Customer satisfaction index (CSI) diperlukan untuk mengetahui kepuasan pasien secara menyeluruh dengan memperhatikan tingkat kepentingan masing-masing dimensi kualitas pelayanan, customer satisfaction index (CSI) memiliki keunggulan mudah digunakan dan sederhana serta menggunakan indeks kepuasan dengan skala yang memiliki sensitivitas dan reabilitas cukup tinggi. Metode CSI digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada pasien BPJS di praktek dokter gigi keluarga. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui  kepuasan pasien BPJS di pelayanan dokter gigi keluarga di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dimensi kualitas pelayanan dengan menggunakan metode CSI pasien BPJS yang mendapat pelayanan dokter gigi keluarga di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur seperti jaminan (assurance) yaitu 88,44%, empati (empathy) yaitu 91,68%, kehandalan (reliability) yaitu 91,99%, daya tanggap (responsibility) yaitu 92,36%,  dan tampilan fisik  (tangible) yaitu 89,49% termasuk kategori Sangat Puas. Disarankan agar  Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut kepada pasien BPJS di dokter gigi keluarga dapat dipertahankan dan ditingkatkan

    Peer Review. Indeks DMFT Dan OHIS Pada Ibu Hamil

    Get PDF

    FAKTOR � FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMELIHARAAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS KABUPATEN KUPANG (Kajian Di Puskesmas Baumata Kabupaten Kupang)

    No full text
    Background: During pregnancy, woman�s oral cavity becomes inflamed easily due to hormonal changes so that gingiva become sensitive if the oral hygiene is not well maintained. The purpose of this study was to examine factors affecting of oral and dental hygiene maintenance behavior of pregnant woman at Public Health Centre of Kupang Regency. Research Method: An observational analytical research with cross sectional design was conducted on 97 pregnant women as the subject research. Independent variables were education level, socio-economic status, knowledge, attitude and betel chewing habit, facilities and infrastructures of dental health service and service of the public health centre staff, where dependant variables was oral and dental hygiene maintaining behavior of pregnant women. Variables of attitude, facilities and infrastructures of dental health service, oral and dental hygiene maintaining behavior of the pregnant women was assed using questionnaire with Likert Scale method. Questionnaire with two options (true and false) was used to measure knowledge variable, and the service of the Public Health Service staff, and multiple choice questionnaires were used to measure betel chewing habit variable, while a form that should be completed to measure education level and socio-economic status. The examination of oral and dental hygiene status was conducted by identifying the behavior of oral and dental hygiene maintenance of the pregnant women. Questionnaire was tested its validity and reliability. The data were analyzed using the multiple regression analysis at the significant rate � <0,05. Research Result: The result of multiple regression analysis indicated that the variables of facilities and infrastructure of the dental health service did not affect significantly on the behavior (� >0,05). The variables of education, socio-economy, knowledge, attitude, betel chewing habit, service of the public health centre staff correlated significantly the behavior of oral and dental hygiene maintenance (F = 21,206, p= 0.000.). Those five variables collectively contributed 53,8%. Knowledge gave the highest contribution of 20,0% to the behavior of oral and dental hygiene. Conclusion: 1) The better socio-economic status, knowledge, attitude, service of the public health centre staff and the less frequent betel chewing habit were, the better the oral and dental maintenance will be. 2) Education level, facilities and infrastructures of oral and dental maintenance do not give significant effect on the behavior of oral and dental health maintenance
    corecore