4 research outputs found
Ketepatan waktu vaksinasi campak sebagai faktor preventif kejadian campak di kota Yogyakarta
Latar Belakang: Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah dengan imunisasi. Tahun 2013 dilaporkan terjadi KLB campak di Indonesia sebanyak 128 KLB dengan jumlah kasus 1.677. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wilayah dengan pencapaian kinerja dan derajat kesehatan terbaik di Indonesia. Cakupan imunisasi campak di provinsi DIY telah mencapai target ≥ 95%. Berdasarkan surveilans Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012, angka kejadian kasus campak dari (379 kasus), sebanyak (356 kasus) terjadi di Wilayah Kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pemberian vaksinasi campak yang tidak tepat waktu dengan kejadian campak di kota Yogyakarta.Metode: Jenis penelitian ini adalah matched case control. Sebanyak 33 kasus dan 33 kontrol diambil sebagai sampel penelitian. Kasus adalah anak usia 9-48 bulan dengan gejala klinis campak (demam, rash dan salah satu dari batuk, pilek/beringus atau conjungtivitis) yang didiagnosa oleh dokter puskesmas dan dikonfirmasi hasil pemeriksaan laboratoriumnya . Kontrol adalah anak yang tidak sakit campak (sehat) di periode yang sama berasal dari tetangga kasus.Hasil: Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara ketepatan vaksinasi campak dengan kejadin campak dimana nilai p= 0.0042 OR=7 (95% CI: 1.60-63.45). Analisis multivariat setelah dilakukan pengontrolan dengan memasukan jenis kelamin dan pendidikan ibu diperoleh ketepatan vaksinasi campak signifikan dilihat dari nilai p=0.008 OR-8.2 (95%CI:1.7-40.3),jenis kelamin OR=0.95(95%CI=0.33-2.7) dan pendidikan ibu OR=1.96 (95%CI=0.4-9.5).Kesimpulan: Ada hubungan antara ketepatan vaksinasi campak dengan kejadian campak di Kota Yogyakarta.  Timely measles vaccination as a preventive factor on measles occurrence in YogyakartaPurposeThis study aimed to see the relation of timely measles vaccination on measles occurrence.MethodsThis research was a matched case control study. A total of 33 cases and 33 controls were used as samples. Case subjects were toddlers aged 9-48 months with measles clinical symptoms (fever, rash and one of cough, cold/runny or conjunctivitis) who were diagnosed by clinic doctors and confirmed by laboratory (positive IgM) and children without measles (healthy) in the same period who came from the neighboring areas in the city of Yogyakarta as controls.ResultsBivariable analysis showed a significant correlation between timely measles vaccination with occurrence of measles disease where p = 0.0042 and OR = 7 (95% CI: 1.60-63.45). On multivariate analysis, after controlling by including gender and maternal education gained correlation between measles vaccination views of the value of p = 0.008, OR-8.2 (95% CI: 1.7-40.3), gender OR = 0.95 (95% CI = 0.3-2.7 ) and maternal education OR = 1.96 (95% CI = 0.4-9.5).ConclusionThere was a correlation between timely measles vaccination with the occurrence of the disease of measles in the city of Yogyakarta
Potensi Bakteri Penambat Nitrogen dan Penghasil Hormon IAA Dari Sampel Rhizosfer Paku Epifit Di Mulut Gua Anjani, Kawasan Karst Menoreh
Gua Anjani merupakan salah satu gua horizontal yang terletak pada kawasan karst Menoreh, Purworejo, Jawa Tengah.Gua memiliki ekosistem spesifik dengan berbagai organisme pembentuk ekosistem gua, salah satunya bakteri penambat nitrogen.Bakteri penambat nitrogen merupakan bakteri yang berperan dalam penyediaan nitrogen pada tanah karena bakteri tipe ini mampu menambat nitrat dengan mengoksidasi ion ammonium pada tanah sehingga dapat terikat dengan kuat pada komponen-komponen humus yang menyebabkan nitrat tidak mudah terbilas keluar tanah (Schlegel, 1994). Bakteri penambat N lebih banyak dijumpai pada daerah rhizosfir, sedangkan paku epifit banyak ditemukan di mulut gua.Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkarakterisasi bakteri penambat nitrogen dan penghasil hormone IAA, menghitung kelimpahannya dan menganalisis kemampuan bakteri tersebut dalam menambat nitrogen sehingga dapat dijadikan salah satu landasan untuk mengembangkan dan memanfaatkan bakteri ini secara lebih lanjut . Bakteri ini akan diisolasi dari sampel tanah yang ada di Gua Nguwik di Kawasan Karst Menoreh, Purworejo, JawaTengah.Berdasarkan penelitian didapatkan hasil pengukuran fiksasi nitrogen pada media NB dengan panjang gelombang 420 nm, pada jam ke 24 didaptkan hasil, isolat T1 memiliki rerata 0,416, G2 sebesar 0,408, dan R2 sebesar 0,402. Kemudian pengukuran pada jam ke 48 didapatkan hasil rerata untuk T1 sebesar 0,457, G2 sebesar 0,635 dan R2 sebesar 0,628. Kemudian dari hasil pengukuran terhadap kepadatan sel pada media NFM diketahui bahwa pada jam ke 24, isolat T1 memiliki rerata 1,605, G2 sebesar 1,682 dan R2 sebesar1,679. Kemudian pada jam ke 48 didapat rerata T1 sebesar 1,764, G2 sebesar 1,725 dan R2 sebesar 1,773