23 research outputs found

    Rendemen dan Kandungan Nutrisi Nata Pinnata yang Diolah dari Nira Aren

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur nira dan penambahan pupuk ZA pada nira aren yang diolah untuk menghasilkan nata pinnata. Nata adalah sejenis makanan ringan yang menyerupai jelly yang biasanya diolah dari air kelapa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nira aren yang diolah untuk memproduksi nata pinnata menghasilkan rendemen antara 23,83% sampai 82,42% atau rata-rata-rata 55,64%. Umur nira dan penggunaan bahan suplemen pupuk ZA berpengaruh nyata terhadap rendemen produksi nata pinnata, semakin panjang umur nira semakin rendah produksi nata, sementara semakin tinggi dosis penggunaan pupuk ZA semakin tinggi rendemen nata. Rendemen produksi nata pinnata yang tinggi (94,22 %) diperoleh dari pengolahan yang menggunakan nira aren umur 6 jam dengan penambahan suplemen pupuk ZA sebanyak 2,5 gram per liter nira. Kandungan nutrisi nata pinnata yang diolah dari nira aren (kadar air, protein, vitamin, serat kasar, lemak, abu, kalsium dan posfor ) berbeda dengan kandungan nutrisi nata de coco yang diolah dari air kelapa , nira kelapa maupun kolang-kaling

    Produksi Nata Fruticans Dari Nira Nipah

    Full text link
    Nipah (Nypa fruticans Wurmb.) menghasilkan nira yang dapat diperoleh melalui penyadapan tandan buah. Dalam keadaan segar nira nipah memiliki rasa manis karena mengandung gula yang cukup tinggi. Cairan ini merupakan media yang subur bagi pertumbuhan mikroorganisme, sehingga nira nipah berpotensi digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan produk melalui proses fermentasi seperti nata. Nata merupakan jenis pangan yang dikelompokkan sebagai makanan penyegar atau pencuci mulut. Percobaan produksi nata fruticans dilakukan melalui proses fermentasi nira nipah yang masih segar dengan perlakuan penambahan gula 0, 50, 75 dan 100 g per liter nira nipah. Produksi nata fruticans dari nira nipah segar yang ditambahkan gula pada berbagai kadar diperoleh rendemen antara 76,52%-90,97% atau rata-rata 86,05%. Penambahan gula pada nira nipah segar berpengaruh tidak nyata terhadap rendemen produksi nata fruticans. Penggunaan nira nipah segar dengantanpa penambahan gula menghasilkan nata fruticans dengan rendemen rata-rata 83,74%

    Struktur Anatomi, Sifat Fisik dan Mekanik Kayu Palado (Aglaia SP.)

    Full text link
    Penelitian ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi struktur anatomi, sifat fisik dan sifat mekanik kayu palado (Aglaia sp.) yang diambil dari hutan produksi alam di Kalukku Kabupaten Mamuju, Propinsi Sulawesi Selatan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa palado memiliki kayu gubal berwarna putih sampai krem dan teras berwarna coklat muda sampai coklat kelabu; serat lurus, tekstur agak halus, pori sedikit (3 per.mm²) berbentuk lonjong dan tersebar tata baur; perforasi tipe sederhana; jari-jari luar biasa pendek, sempit dan jarang (tinggi 327 mm; lebar 25,52 mm dan frekuensi 5 per mm², parenkim tersebar atau baur. Panjang serat 1.132 mm dan diameter serat 25,61 mm; diameter lumen 17,39 mm; dan tebal dinding 1,64 mm. Kadar air kering udara 15,85%; berat jenis kering udara 0,48 dan berat jenis kering tanur (kerapatan) 0,53; penyusutan kering udara ke kering tanur 2,71% (radial) dan 4,67% (tangensial); keteguhan lentur pada batas patah 612,72 kg/cm2 dan keteguhan tekan sejajar serat 402,28 kg/cm2

    Struktur Anatomi, Sifat Fisis Dan Mekanis Kaylj Kumea Batu

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan untuk mengamati suuktur/karakteristik anatomi, clansifat fisis mekanis kayu kurang dikenal jenis kumea batu (ManilkaramerrillianaH.J.L.). Sampel kayu dari jenis ini diambil dari hutan alam produksi di Kecamatan Lampia Kabupaten Luwu Timur, Propinsi Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kumea batu memiliki kayu gubal berwarna coklat muda kemerahan dan teras berwarna coklat kemerahan. Lingkar tumbuh samar-samar dan terkadang jelas serta menampakkan corak yang indah berupa garis-garis sejajar pada potongan radial, serat lurus, tekstur halus dan permukaan kayu mengkilap. Panjang serat 677,55 µm, diameter serat 22,15 µm, diameter lumen 1,94 µm, tebal dinding 10,10 µm dan semua nilai turunan serat tergolong dalam kelas IV untuk bahan baku pulp/kertas. Kayu kumea batu sangat berat (berat jenis 1.07) dengan penyusutan sangat tinggi, keteguhan lentur pada batas patah 1,557.68 kg/cm2, keteguhan tekan sejajar serat 491.35 kg/ cm2 dan tergolong kayu kelas kuat II

    Beberapa Sifat Dasar Dan Kegunaan Tiga Jenis Kayu Kurang Dikenal Asal Hutan Alam Sulawesi

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan mempelajari sifat dasar (struktur anatomi, sifat fisis dan mekanis, dan sifatpemesinan) tiga jenis kayu kurang dikenal asal hutan alam di Sulawesi, yaitu sama-sama (Pouteria firmaBaehni), palado (Aglaia sp.)dan kumea batu (Manilkara merrilliana H.J.L). Sifat dasar jenis kayu tersebut dan pemanfaatannya yang telah dilakukan secara lokal oleh masyarakat merupakan petunjuk berguna menetapkan kegunaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sama-sama memiliki kayu teras berwarna coklat tua sampai hitam dengan garis-garis hitam yang tidak beraturan; tekstur agak halus dan permukaan mengkilap; agak berat; penyusutan sedang; kelas kuat IV-III;mutu pemesinan baik;mutu serat baik untuk pulp dan kertas; kemungkinan pemanfaatan antara lain bahan konstruksi ringan untuk Perumahan dan komponen tertentu pada perahu, venir kupas, glulam, pallet, pulp dan kertas. Palado memiliki kayu teras berwarna coklat muda sampai coklat kelabu; serat lurus, tekstur agak halus; ringan; penyusutan sedang; kelas kuat III;mutu pemesinan baik;mutu serat baik untuk pulp dan kertas; kemungkinan pemanfaatan antara lain bahan konstruksi ringan untuk Perumahan dan komponen tertentu pada perahu, mebel murah, moulding, glulam, venir kupas, kerajinan, pulp dan kertas. Kumea batu memiliki kayu teras berwarna coklat kemerahan; lingkar tumbuh samar-samar dan terkadang jelas serta menampakkan corak yang indah berupa garis-garis sejajar pada potongan radial; serat lurus; tekstur halus dan permukaan kayu mengkilap; sangat berat, keras; penyusutan tinggi; kelas kuat II; mutu pemesinan sangat baik; mutu serat rendah untuk pulp dan kertas; kemungkinan kegunaan antara lain bahan bangunan dengan beban berat untuk Perumahan dan perahu; karoseri truk, tiang listrik, mebel, moulding, venir sayatan, gagang peralatan, kerajinan dan arang

    Struktur Dan Komponen Arang Serta Arang Aktif Tempurung Kemiri

    Full text link
    Cara aktivasi arang menentukan kekhususan penggunaan arang aktif yang dihasilkan. Secara umum dikenal dua cara aktivasi arang untuk menghasilkan arang aktif yaitu cara fisika dan kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komponen penyusun arang dan arang aktif tempurung kemiri. Tempurung kemiri dikarbonisasi menggunakan tungku drum untuk menghasilkan arang, selanjutnya arang diaktivasi di dalam retort listrik menggunakan aktivator panas selama 120 menit pada suhu 550C, 650C, dan 750C dan aktivator uap air selama 90 dan 120 menit pada suhu 750C. Sampel uji tempurung kemiri, arang dan arang aktif dikarakterisasi strukturnya yang meliputi gugus fungsi, kristalinitas dan porositas dengan menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR), X-Ray Difractometer (XRD) dan Scanning Electron Microscope (SEM). Selain itu, senyawa kimia masing-masing sampel uji diidentifikasi menggunakan Pyrolisis Gas Chromatograph Mass Spectrometer (Py-GCMS) Hasil mengindikasikan bahwa proses aktivasi menyebabkan terjadinya Perubahan pola gugus fungsi, peningkatan kristalinitas, pembukaan pori dan reduksi senyawa kimia. Semakin tinggi suhu aktivasi diikuti oleh peningkatan kristalinitas, diameter pori dan reduksi senyawa kimia arang aktif. Aktivasi menggunakan uap air menghasilkan arang aktif dengan pori yang relatif lebih bersih

    Fermentasi Nira Lontar Untuk Produk Nata

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengamati rendemen dan kandungan nutrisi nata yang diproduksi melalui proses fermentasi nira lontar, dimana nira tersebut dapat disadap dari bagian tandan bunga pohon lontar (Borassus flabellifer Linn.). Nata adalah sejenis makanan ringan yang menyerupai jeli yang biasanya diproduksi melalui proses fermentasi nira dari pohon tertentu atau bahan cair lainnya yang mengandung gula. Didalam fermentasi ini, starter dengan 3 variasi umur, yaitu umur 4 hari, 6 hari dan 8 hari, yang kemudian dicampur dengan cairan nira lontar dalam 3 perbandingan volume, yaitu 200 ml : 800 ml, 400 ml : 600 ml, and 600 ml : 400 ml.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen nata dari nira lontar berkisar antara 30,27% sampai 43,79% atau rata-rata 34,31%. Baik umur sarter maupun perbandingan volume starter dengan larutan nira berpengaruh nyata terhadap rendemen nata lontar, akan tetapi interaksi kedua faktor tersebut berpengaruh tidak nyata terhadap rendemen nata lontar. Penggunaan campuran starter berumur 8 hari sebanyak 600 ml dengan 400 ml larutan nira lontar menghasilkan rendemen nata tertinggi (rata-rata 43,79%). Komposisi dan kadar nutrisi (protein, vitamin, serat kasar, lemak, calsium dan pospor) pada nata dari nira lontar berbeda dengan nata de coco dari air kelapa dan nata pinnata dari nira aren

    BASIC PROPERTIES AND POTENTIAL USES OF SALING-SALING WOOD

    No full text
    This research was carried out to examine the basic properties (anatomical structure, chemical, physical and mechanical) of saling-saling wood (Artocarpus teysmanii Miq.) taken from natural forest in Luwu Timur District, South Sulawesi Province. The Potential uses of this wood was determined by considering those properties and wood uses currently employed by the local inhabitants. Results revealed that saling-saling had clearly distinct heartwood and sapwood, sapwood yellowish white and heartwood yellowish brown in colour, figure on tangential sections sometimes show discontinuous dark coloured ribbons, fine or uneven texture, straight grain and sometimes rather interlocked, glossy wood surface , rough surface, and moderate in hardness, the fiber is remarkably long with very thin wall thickness, and this fiber quality is classified in class II for manufacturing paper pulp. The chemical content is composed of high cellulose, low pentose, moderate lignin, high extractive, moderate ash and high silicate. Saling-saling is a light wood with a specific gravity of 0.40, very low in shrinkage and classified as a class III wood strength. Potential uses are for light construction material, canoe/boat, cheap furniture, handicraft, veneer for plywood, laminated lumber, boxes, concrete forms, particle board, fiber board and paper pulp
    corecore